Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS INDONESIA

ITC E-CHOUPAL: CORPORATE SOCIAL


RESPONSIBILITY IN RURAL INDIA

ENTERPRISE BUSINESS SYSTEM

ANDREAS HOTMANRI S. (1306356091)


ANDRIO MAULIATE S. (1306419520)
ARIADI HERUTOMO (1306356122)
AULIA ICHWAN (1306356173)
BANOWATI (1306419571)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
JAKARTA
2014

Sejarah ITC dan International Business Division


ITC merupakan perusahaan yang berdiri pada Agustus 1910 dengan nama
Imperial Tobacco Company of India Limited. Dan di tahun 1970 berganti nama
dengan Indisa Tobacco Company Limited. ITC merupakan perusahaan yang
bergerak di banyak bidang industri diantaranya FMCG, Personal Care, Rokok,
Hotel, Information Technology, apparel dan beberapa lainnya. ITC masuk ke
dalam dengan predikat Worlds Most Reputable Companies oleh majalah
Forbes dan Top 10 valuable (company) brands in India oleh Brand Finance.

Gambar 1. ITC business Diversifikasi Portfolio

Salah satu usaha bisnis dari ITC adalah International Business Division (IBD)
yang dibentuk tahun 1990. Divisi ini bertujuan untuk meningkatkan komoniti
produk agribisnis dari ICT seperti beras, gandum dan produk olahan nya, kedelai
dan kopi. IBD memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perusahaan secara
keseluruhan yaitu sebesar 60%. Dan untuk pasar domestic di India, ITC
mempunya produk tepung yang merupakan olahan dari gandum yang mencapai
50% market share di India dengan nama produk Aashirvaad.

Setelah beroperasi selama 16 tahun, di tahun 2006 IBD berhasil memberikan


kontribusi sebanyak US$600 juta terhadap ITC secara keselurahan dan

UNIVERSITAS INDONESIA

menjadikan IBD sebagai divisi yang membawa misi perusahaan ITC sebagai
Citizen First.

Kelahiran dari e-Choupal


ITC sebagai bagian dari perusahaan yang menjalankan supply chain di bidang
agraria, harus mematuhi peraturan yang diberikan oleh Agriculture Produce
Marketing Committee (APMC) yang menjadikan proses nya menjadi lebih lambat
dan tidak efisien. Namun, karena ITC berada dalam persaingan pasar global,
organisasi ITC harus agile dan juga kompetitive.

Berdasarkan aturan dari APMC yang dibuat tahun 1960s, perusahaan yang
bergerak di bidang agribisnis hanya dapat membeli produk agriculture melalui
market yang telah ditentukan yang disebut dengan mandis dan melalui agen yang
sudah diregistrasi. Yang menjadi permasalahan adalah karena mandis berada jauh
dari village, petani menjadi kewalahan dalam melakukan transportasi barang nya
dan berakibat harga yang diterima oleh petani menjadi tidak sesuai. Proses
pergerakan produk hasil pertanian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Proses tradisional supply chain

Menghadapi masalah tersebut top management dari ITC menyadari bahwa kunci
untuk dapat bersaing dengan kompetisi internasional adalah dengan cara
meningkatkan kompetensi dalam keseluruhan value chain. Untuk meningkatkan
value chain dan proses dari supply chain ITC, Sivakumar, CEO ITC, dan tim dari

UNIVERSITAS INDONESIA

IBD membuat suatu sistem digital yang disebut e-Choupel. Sistem e-Choupel ini
membantu menghilangkan intermediasi dan berbagai biaya lainnya. Dengan
adalah sistem ini petani dapat langsung menjual hasil produksinya melalui
sanchalak, yang merupakan penghubung ITC di desa, mendapatkan rate dari hasil
produksinya dan lagsung menadapatkan harga yang sesuai.

Dengan adopsi teknologi dalam industri agrobisnis ini, ITC mendapatkan


beberapa penghargaan dan saat ini e-Choupel sudah tersebar di lebih 38,000 desa
dengan jumlah petani yang menggunakan e-Choupel ini hampir sebanyak 3.5 juta
petani.

Dampak Sosial
Selain memiliki dampak ekonomi bagi ITC, penerapan e-Choupal juga memiliki
dampak sosial bagi masyarakat khususya petani di India. Untuk pertama kalinya
petani memiliki alternatif lain dalam menjual hasil taninya. Lebih lanjut, dengan
berdagang via e-Choupal menjamin petani dihargai sesuai dengan kualitas
produknya. E-Choupal telah merubah bentuk perdagangan dari cara sebelumnya
yakni transaksi secara fisik. Berbagai keuntungan sosial tersebut adalah:
1. E-Choupal telah merubah petani yang sebelumnya menjadi pihak yang
paling tidak diuntungkan (petani sering kali tidak memiliki kekuatan dan
dipermalukan dalam traksaksi) menjadi sosok wirausahawan yang berdaya
dan pencaya diri. Metode ini memungkinkan petani untuk mendapatkan
informasi dan mengambil keputusan yang terbaik bagi penjualan mereka.
Informasi dan pengetahuan mengenai harga dari berbagai produk
disediakan oleh e-Choupal, sehingga mereka dapat sudah memilki
informasi harga sebelum melakukan trasaksi sehingga meningkatkan
fleksibilitas waktu dan penjualan.
2. E-Choupal telah merevolusi proses lelang dan prosedur pembayaran.
Sebelumnya proses inspeksi produk hanya berlangsung kurang dari 1
menit membuat petani menerasa proses pelelangan sangat mengerikan dan
merendahkan martabat mereka. Selain itu proses inspeksi juga tidak
menggunakan metode pengukuran yang jelas dan baku dalam menentukan

UNIVERSITAS INDONESIA

mutu produk dan proses penentuan harga menjadi tidak pernah


memuaskan. Hal ini membuat petani-petani yang menggunakan bibit
unggul dan metode tani yang lebih baik tidak dihargai sepadan dengan
usaha lebih mereka dan menurunkan produktivitas mereka. Melalui eChoupal semua proses lelang mengalami perubahan yang memberikan
keadilan bagi petani.
3. Permasalahan dalam transaksi sebelumnya adalah petani mengalami
kesulitan dan menerima uang hasil penjualan. Banyak pedagang yang
mengekploitasi petani dengan memberikan harga yang tidak adil,
mencurangi timbangan dan juga menunda pembayaran. Akan tetapi
dengan tidak adanya alternatif lain, membuat petani tidak ada pilihan lain.
Keadaan sulit ini adalah kondisi krisis yang selalu dialami oleh petanipetani di India. Dengan adanya e-Choupal, ITC secara halus membawa
perubahan yang lebih transparan dan altenatif pilihan bagi petani.
Delivery framework dari E-Choupal tersusun atas beberapa cara yakni:

The Website (echoupal.com)


Website yang dikembangkan oleh anak perusahaan ITC (ITC Infotech
Limited) menggunakan berbagai macam bahasa hindi dan menyajikan
nilai lebih bagi petani berupa berbagai informasi dan pengatahuan
mengenai terkait pertanian (cont: pupuk, bibit dan pestisida), waktu yang
tepat untung menggunakannya (cont: informasi cuaca dan angin) serta
bagaimana cara yang tepat untuk menggunakannya (cont: teknik-teknik
pertanian). Website ini juga memberikan infomasi secara cepat (real-time)
dan tepat. Selain itu melalui website, petani juga diinformasikan terkait
dengan perkembangan harga terbaru dari berbagai produk tani.

The Sanchalak
Sanchalak adalah manajer kios, biasanya petani pilihan yang membantu
petani menggunakan teknologi komputer. Peran Sanchalak sangat penting
karena mayoritas petani di India adalah buta huruf sehingga dengan
adalanya peran Sanchalak makan mereka menjadi terbantukan. Sanchalak
akan mendampingi petani dengan menilai kualitas dari produk dan
memberikan perkiraan harga yang sesuai. para Sanchalak sudah dilatih

UNIVERSITAS INDONESIA

secara khusus oleh ITC sehingga dapay menggunakan berbagai metode


untuk mengevalusi sampel produk dan cara perkiraan harga yang sesuai.
Hal ini membuat petani memiliki nilai lebih dan kuasa tambahan untuk
mengambil keputusan apakah akan menjual produk tani mereka kepada
ITC atau alternatif moda pasar lain atau bahkan menunggu hingga
penawaran harga lebih baik.

The IBD Processing Center (Choupal Saagars)


Inti dari model E-Choupal adalah Choupal Saagars yang diperkenalkan
sebagai laternatif dari mandi. Ditempat ini petani diuntungkan dengan
berbagai fasilitas seperti timbangan elektronik yang menjamin ketepatan
pengukuran, pembayaran secara penuh dan fasilitas pelayanan pelanggan
yang memanjakan petani. Petani menerima pembayaran secara penuh dan
pada saat itu. Umumnya uang diterima petani kurang dari 2 jam sejak
transaksi sehingga memastikan petani menghemat waktu. Jika petani
menggunakan mandi, mereka harus berjalan sepanjang malam. Selain itu
di Choupal Saagar juga dijual berbagai peralatan dan produk pertanian
seperti pupuk, bibit dan pestisida.

Corporate Social Behaviour at ITC


Meskipun sektor agrikultur berkontribusi hampir sebesar 20% terhadap GDP
India, para petani belum merasakan manfaat dalam hal pembangunan ekonomi, air
minum bersih, pelatihan kerja dan jaminan kesehatan.Ketidakefisienan sistem
pada peraturan pemerintah dan sikap apatis telah lama merintangi perekonomian
para petani. Kebanyakan perusahaan mengasosiasikan masyarakat agraris yang
berupaya menyeimbangkan komitmen sosial perusahaannya dan tujuan finansial
para pemegang sahamnya. Dengan adanya e-Choupal, ITC menemukan sebuah
model yang memperlihatkan konvergensi berkelanjutan antara kemungkinan
kebutuhan-kebutuhan yang berbeda pada perusahaan.

UNIVERSITAS INDONESIA

Inisiatif CSR ITC memiliki beberapa tujuan, sejalan dengan Millennium


Development Goals UNESCO. Dengan adanya sanchalak memungkinkan ITC
untuk melakukan pemantauan.

Pendidikan Dasar melalui e-Choupal

Mayarakat pedesaan India tidak mendapatkan pendidikan dan kesempatan yang


layak sehingga mereka tidak menyadari kesempatan selain sektor agrikultur.
Walaupun pemerintah telah menaruh perhatian terhadap buta huruf dan
mencanangkan program Sarv Shikhsha Abhiyan, tetap saja masih ada sekitar 13,4
juta anak yang tidak sekolah. Oleh karena itu, pendidikan harus lebih mudah
dijangkau dan dibuat menarik bagi mereka. Untuk mendukung program
pemerintah ini, ITC memperluas framework e-Choupal untuk menyediakan
konten digital dan sesi pelatihan virtual untuk anak-anak agar dapat meningkatkan
prestasi mereka dan mengurangi tingkat putus sekolah. Materi digital yang
ditawarkan juga digunakan oleh berbagai LSM untuk menyusun berbagai program
termasuk pelatihan kejuruan dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya. ITC juga
mendirikan Supplementary Learning Centers (SLC) yang menyidiakan sarana
pendukung bagi pelajar seperti baju seragam dan buku.

Pemberdayaan Wanita

Di banyak bagian pedesaan India, wanita hidup di bawah bayang-bayang


suaminya. Oleh karena itu, ITC menjalin kerja sama dengan para wanita di desa
melalui penyediaan informasi dan hubungan dengan pasar melalui jaringan eChoupal. ITC bekerja sama dengan beberapa LSM untuk menghubungkan
layanan selain yang terkait pertanian dari desa ke pasar global. Dengan melakukan
ini, ITC telah membantu para wanita untuk memiliki kemampuan ekonomi.

ITC juga mendukung pengembangan peternakan dan program kredit mikro.


Wanita terlibat pada aktivitas peternakan sehingga diharapkan kegiatan ini
memberi manfaat bagi mereka. Dengan melakukan pendekatan konvergen dalam

UNIVERSITAS INDONESIA

bekerja sama dengan masyarakat, ITC tidak hanya melakukan perbaikan pada
masyarakat, tetapi juga mendapat beberapa keuntungan seperti brand equity,
loyalitas dari para pekerja, reputasi dan kepercayaan.

Layanan Kesehatan melalui e-Choupal

Di India, biaya layanan kesehatan sulit dijangkau oleh masyarakat kurang mampu
walaupun teknologi kesehatan terus berkembang. Akibatnya, berbagai penyakit
menular seperti HIV/AIDS, TBC dan tipus merajalela di pedesaan India.
Walaupun pemerintah berusaha menangani hal ini, belum membuahkan hasil.

Menyadari hal tersebut, ITC mengembangkan framework e-Choupal untuk


memberikan layanan kesehatan yang berkualitas. Salah satu caranya dengan
menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan kesehatan untuk menggunakan
infrastruktur e-Choupal guna menciptakan platform layanan kesehatan yang dapat
mempermudah dalam memberi bantuan kesehatan. ITC membentuk model
Choupal Health Care dalam tiga tingkat/ tier, yaitu:
1. Tier Satu: The Choupal
Banyak penyakit dan kematian yang dapat dihindari dengan informasi dan
perawatan dini, sehingga sangat penting untuk meningkatkan kesadaran
terhadap berbagai risiko kesehatan dan memberikan detail pencegahan.
Tingkatan ini terdiri dari paramedis terlatih, petugas kesehatan desa dan
sanchalak yang bertanggung jawab untuk:

Memberi layanan kesehatan dasar

Mengeluarkan obat dan perangkat kesehatan tanpa resep di bawah


pengawasan dokter Choupal Saagar

Menciptakan kesadaran masyarakat desa dan pencegahan penyakit

Mengomunikasikan kebutuhan masyarakat desa kepada dokter


Choupal Saagar

Berinteraksi melalui telemedicine dengan dokter Choupal


Saagar

Melakukan uji patologi sederhana

UNIVERSITAS INDONESIA

Bekerja di bawah pengawasan dokter Choupal Saagar

2. Tier Dua: The Choupal Saagar


Memberi pengobatan bagi masyarakat desa. Setiap Choupal Saagar
memiliki:

Klinik yang dikelola oleh seorang dokter dengan bantuan seorang


teknisi

Laboratorium

Farmasi

Pusat telemedicine agar dapat terhubung dengan rumah sakit


yang bekerja sama

3. Tier Tiga: The Network Hospital


Pasien dengan kasus yang kompleks akan dirujuk ke rumah sakit dalam
jaringan Choupal. Bertanggung jawab untuk menyediakan:

Konsultasi dari spesialis secara online

Memberikan perhatian pengobatan spesialis dan level tinggi

Informasi kesehatan yang dibutuhkan oleh dokter Choupal Saagar

Impact
Dengan membangun platform distribusi yang efisien dan efektif, ITC telah
membuka jalan bagi pasar elusif, yang memiliki populasi hampir 700 juta.
Melalui platform distribusi ini, choupal memberikan fasilitas pada perusahaan lain
untuk memasarkan produk mereka sendiri via jaringan Choupal.

1. Melakukan Penjualan melalui Choupal Saagar


Melalui Saagar, Choupal ingin menyediakan seluruh jaringan distribusi ke
pedesaan. Dengan sebutan rual hypermarket, Choupal berusaha menjadi
hubs bagi pedesaan yang masih dapat dijangkau dengan menggunakan tractor.
Hal ini memungkinkan bagi para warga desa untuk berbelanja di Sagaar,
bukan hanya meletakan hasil panennya saja. Jaringan ini membuat Sagaar

UNIVERSITAS INDONESIA

menjadi perusahaan yang besar, dengan 110 perusahaan produk yang bekerja
sama untuk meletakan hasil produknya

Selain itu, Sagaar juga menyediakan bahan bakar gas yang bisa dibeli warga
desa utnuk keperluan memasak.

2. Produk Finansial
ITC mulai menawarkan kartu kredit kepada warga
a. Kisan Kartu Kredit
Merupakan kartu kredit yang dipromosikan oleh pemerintah India, dan
diberikan kepada bank untuk menyediakan pinjaman dengan bunga murah
kepada para petani. Choupal juga menyediakan jaringan e-Choupal, hal ini
memungkinkan petani untuk lebih efisien dalam bertransaksi
b. Pinjaman Pihak Ketiga
Melalui pihak ketiga ini, petana memiliki potensi untuk mengajukan
pinjaman dengan bunga yang lebih rendah. Sehingga petani dapat mulai
untuk mencicil traktor. Proses pelaksanaan kreditnya pun dapat dilakukan
melalui Sagaar, one stop service. Hal ini jelas sangat membantu para
petani.
c. Asuransi
Petani berusaha untuk selalu meningkatkan kapasitas produksi untuk
meningkatakan pendapatan mereka.Namun untuk meningkatkan kapasitas
produksi ini, mereka pun membutuhkan investasi yang lebih besar lagi.
Lalu, masalahnya adalah bagaimana jika sudah melakukan investasi besar,
namun terjadi gagal panen? Siapa yang akan menjamin? 70% penyebab
gagal panen adalah tidak turunnya hujan. Disinilah diperlukan asuransi
yang menjamin dan memproteksi petanis aat terjadi gagal panen.

3. ITC Infotech
Merupaka perintis jasa konsultasi bagi para petani, sehingga proses bercocok
tananm menjadi semakin efektif dan efisien.

UNIVERSITAS INDONESIA

Daftar Pustaka
Farhoomand, Ali, ITC E-Choupal: Corporate Social Responsibility In Rural
India, Asian Case Research University, 2008.

UNIVERSITAS INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai