Anda di halaman 1dari 22

MASA PEMULIHAN, KESADARAN DAN PENGEMBALIAN INGATAN SETELAH MENJALANI

ANESTESI DENGAN MENGGUNAKAN XENON ATAUPUN ISOFLURAN


ABSTRACT
LATAR BELAKANG
Keadaan pasien segera setelah dilakukan anestesi merupakan perhatian penting sehingga
penelitian secara klinis harus konduktif dilakukan untuk membandingkan antara anestesi
xenon ataupun isofluran. Untuk menilai pemulihan koknitif awal dengan apllikasi SST
(sindrom tes pendek) menurut Eirzegkeit.
METODE
Pasien ASA I dan II yang menjalani operasi dengan bedah besar atau kecil yang dilakukan
secara acak untuk menerima anestesi umum dengan Xenon maupaun isofluran. Titik akhir
primer adalah SST yang meliputi memori yang mengvalidasi gangguan kesadaran dan
memori. Tes ini digunakan pada hari sebelum intervensi pos,satu dan tiga jam ekstubasi.
Titik akhir sekunder adalah indeks pemulihan (RI) diukur setelah akhir menghirup Xenon
atau Isoflurane. Selain nilai Aldrete dievaluasi sampai 180 menit. Pada hari pertama pasca
operasi pasien dinilai kualitas anestesi menggunakan sistem skor 1-6.
HASIL
Secara demograpi kelompok adalah sama. Jumlah nilai SST(sindrom tes pendek) yang
dihasilkan satu jam setelah ekstubasi dan secara statistik menunjukkan signifikan untuk
ekstubasi xenon tiga jam setelah ekstubasi dengan (p<0,01). RI (indeks pemulihan ) juga
menunjukkan secara signifikan setelah lima menit ekstubasi xenon dengan (p<0,01). Pada
skor aldrete didapatkan secara signifikan selama 45 menit jauh lebih baik. Skor penilaian
menunjukkan hasil yang sangat memuaskan setelah xenon anestesi dengan (p<0,001).
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemulihan anestesi pasca operasi didapatkan hasil
yang signifikan dengan anestesi xenon dibandingkan dengan isofluran. Hasil RI(indeks
pemulihan) untuk xenon adalah sama dengan hasil sebelum dipublikasikan.

LATAR BELAKANG
Dalam beberapa tahun terakhir beberapa uji klinis telah dipublikasikan yang menjadi
karakteristik dari anestesi serta potensi lain dari sifat yang dimiliki xenon. Menyusul
diperbolehkannya xenon pada 12 negara eropa pada tahun 2007 setelah jerman pertama
kali pada tahun 2005, kemudian terjadi peningkatan minat setelah pemahaman ilmiah akan
keunggulan xenon yang mendasari pemasaran xenon sebagai obat anestesi yang bisa
digunkan di masa mendatang.
Pada tahun 1951 cullen melakukan inhalasi anestesi dengan xenon pada pasien tua
dimana menunjukkan hasil keunggulan dalam pemulihan kesadaran maupun memori.
Sebelumnya didapatkan kekurangan pada pemulihan kesadaran maupun memori pasca
operasi dengan menggunakan

standart inhalasi anestesi dibandingkan dengan xenon.

Untuk menunjukkan kelebihan dari anestesi xenon pada pemulihan fungsi kognitif pasca
operasi dimana digunakan untuk menilai pemulihan kesadaran maupun memori
memerlukan metode yang sesuai. SST merupakan standart penilaian yang bisa diandalkan
selama lebih dari 15 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan anestesi
inhalasi baik menggunakan xenon maupun isofluran sampai dengan waktu ekstubasi dan
kemudian untuk mengevaluasi pemulihan kesadaran maupun memori dengan mengunakan
SST tersebut.
METODE
Menggunakan metode prospektif, dimana percobaan klinisnya dilakukan secara acak.
Protokol penelitian ini telah disetujui oleh komite medik Universitas Witten/Herdecke. Dan
sebelum masuk inklusi pasien harus memberikan persetujuan tertulis.
HIPOTESIS
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keberhasilan dari kelompok anestesi
sehubungan dengan pemulihan awal fungsi kognitif pasca operasi, pada hari operasi (dinilai
sebagai kesadaran dan memori, ini adalah kriteria utama) dan munculnya profil (dinilai
sebagai indeks pemulihan, ini sebagai kriteria sekunder). Hipotesis primer terutama bahwa
pasien secara signifikan mempunyai status yang lebih tinggi baik kesadaran maupun
memori, 1 dan 3 jam setelah anestesi inhalasi dengan xenon dibandingkan dengan anestesi

isofluran, serta pasien mencapai tingkat pre-operasi fungsi kognitif dalam waktu 3 jam
setelah ekstubasi. Hipotesis yang kedua adalah waktu untuk bangun dari anestesi
diperkirakan jauh lebih pendek pada xenon daripada isofluran.

UJI INSTRUMEN SINDOM TEST PENDEK (SST) dan INDEKS PEMULIHAN (RI)
SST terdiri dari 9 subjek: 1. Objek penamaan, 2. Mengartikan objek, 3 dan 4. Mengurutkan
angka, 5. Menghitung mundur, 6.menghitung angka, 7. Gangguan tes, 8. Mereproduksi
objek, 9. Mengenali objek. Setiap subtest bisa memakan waktu 60 detik. Subjek 2,8, &9
mengevaluasi memori dan subjek 1,2,3,4,5,6,& 7 mengevaluasi perhatian. Waktu yang
dibutuhkan untuk menjalankan tes dan jumlah kesalahan yang dibuat dalam subjek
didokomentasikan pada lembar interpretasi, poin dialokasikan disesuaikan dengan usia dan
jenis kelamin. Dalam kasus yang homogen distribusi jumlah titik dalam dua subjek, yaitu
memori(subjek 2,8,9) dan perhatian (subjek 1,3,4,5,6,7) nilai jumlah dapat digunakan untuk
menjelaskan hasilnya, jika distribusi tidak homogen maka jumlah skor subjek untuk memori
dan perhatian harus digunakan. Untuk melakukan tes homogen atau non homogen hasil
distribusi pada gafis. Sistem uji cocok untuk pengulangan dan diadakan di rumah sakit dalam
2 versi yang berbeda untuk menghindari pengulangan. Dalam rangka penelitian ini hasil
baseline diambil pra bedah (pada hari sebelum operasi) dan pasca operasi di ekstubasi
setelah 60 dan 180 menit. Peneliti menilai SST pra dan pasca operasi yang merupakan
seorang asisten medis untuk mengmbil keputusan inhalasi anestesi yang akan digunakan.
Sementara pemulihan kognitif awal pasca operasi dievaluasi dengan cara SST di profil
pemulihan anestesi terhadap waktu sampai ekstubasi dan fungsi umum dievaluasi
pemulihan dengan indeks validasi. Indeks pemulihan (RI) didefinisikan sebagai
keseimbangan perbandingan antara skor aldrete yang diukur 5 menit pasca ekstubasi.
Pengukuran dimulai pada akhir anestesi dan penarikan dari anestesi. Para dokter di
departemen bertanggung jawab untuk menilai dari membuka mata, waktu ekstubasi dan
keseluruhan lainnya intra-operasi data.

PASIEN
Pasien ASA I dan II dengan umur lebih dari 18 tahun yang menjalani 4 jenis tipe operasi yang
berbeda secara elektif. Jenis tipe operasinya adalah bedah viseral, strumectomi, augmentasi
atau penggangkatan mamae, sedot lemak pada pasien obesitas dan artroskopi lutut. Pasien
secara acak dimasukkan kedalam variabel,

ukuran variasi variabel adalah menangkap

frekuensi yang berbeda dari operasi dan juga pengaruh durasi dan invasi dari operasi.
Sebanyak 61 pasien yang memenuhi standart inklusi dan eksklusi secara acak untuk
menerima anestesi xenon (n:31) atau isofluran(n:30). Analisis hasil dihitung untuk 30 pasien
di masing-masing kelompok untuk menunjukkan perbedaan satu SD dengan probabilitas
96% dan perbedaan 0,75 SD dengan probabilitas 82% (Alpha:0,05).
ANESTESI
Premedikasi tidak diberikan sebelum induksi. Semua pasien dipantau dengan lead EKG, di
ulang pengukuran tekanan darah yang menunjukkan tidak invasif dan saturasi oksigen.
Kedua kelompok induksi tercapai dengan injeksi intravena propofol 1-2 mg/kgbb, fentanil
0,003 mg/kgbb, rokuronium bromida mg/kgbb, untuk memfasilitasi intubasi. Pasien dalam
kelompok sedot lema yang telah tumescence ditambahkan dengan adrenalin konsentrasi
0,66 mg/ 1000ml dan 1-2 liter tergantung pada bidang bedah. Dalam ruang induksi dan juga
untuk pertama kalinya dalam mengoperasikan ruangan pemeliharaan anestesi dicapai
dengan terus menererus diinfus propofol dan jika perlu dengan diulang dengan
penambahan fentanil (0,0015 mg/kgbb). Rocuronium bromida tidak diulang selama operasi.
Diruang operasi ventilator physioflek (sistem tertutup) dengan menggunakan xenon
(perusahaan jerman). Semua pasien dikendalikan volumenya (7ml/kgbb) dan siklus waktu
ventilasi dengan mengatur identik ventilasi pada sistem tertutup sampai ekstubasi tanpa
bernafas spontan. Konsentrasi target akhir tidal CO2 telah disesuaikan menjadi 35 mmhg.
Setelah mencapai target konsentrasi oksigen 98%-100% oksigen konsentrasi diturunkan
menjadi 30% pada kedua kelompok untuk memulai

administrasi baik xenon maupun

isoflurandi N2O (konsentrasi akhir tidal 63-65%). Biasanya ahli bedah menyiapkan preparat
dan disinfeksi yang berarti bahwa semua pasien dalam keadaan stabil anestesi siap dan
dimulai untuk insisi bedah.

Dalam kasus yang sama selama anestesi tekanan darah turun di bawah 100mmhg selama
lebih dari 5 menit pasien menerima Akrinor (campuran cafedrin dan Theoadrenalin) sesuai
permintaan. Pada kelompok xenon, tombol xenon merah dan diulang penekanan tombol
untuk mencapai target konsentrasi akhir, kemudian dipasang sekitar 635 dalam kurun waktu
beberapa

menit, infus propofol kemudian berhenti. Jika xenon konsentrasinya turun

dibawah 58% selama operasi kemudian tombol diisi berulang kali digunakan untuk
meningkatkan konsentrasi xenon dalam campuran gas sampai xenon sampai xenon
konsentrasi 60% atau lebih dicapai lagi . Pada prosedur kelompok isofluran adalah sama.,
konsentrasi oksigen yang dimasukkan 98-100% diturunkan menjadi 30% dan N2O juga
menunjukkan memerah untuk menurunkan MAC. Bersamaan isofluran diberikan kepada
setiap pasien dengan konsentrasi akhir, naik turun 0,6% volume. Infus propofol juga
berhenti pada titik ini. Jika terjadi tanda-tanda bahwa pasien terlalu ringan untuk dianestesi
meskipun cukup inspirasi konsentrasi xenon atau isofluran, fentanil diberikan dengan
penambahan sebesar 0,003 mg/kgbb untuk memperdalam anestesi. Tingkatan anestesi
direkam dengan sistem pemantauan indeks bispektrum (BIS, perangkat lunak 2,21; aspek
corporation). BIS indeks secara luas digunakan untuk memonitor kedalaman anestesi. Nilai
BIS 40 + 10 diterima sebagai kelompok cukup baik. Aplikasi tambahan kenaikan fentanil
hanya berorientasi dengan tanda-tanda klinis dari anestesi terlalu terang dan independent
dari nomer indeks yang ditunjukkan oleh BIS monitor. Seperti yang diharapkan durasi
anestesi pada penelitian ini berbeda dengan bedah. Namun intervensi sejumlah kasus
seimbang jenis intervensi oleh randomisasi dalam blok membantu mengurangi pengaruh
ini.
Pada akhir operasi dengan semua intervensi bedah selesai inhalasi isofluran ditetapkan ke
volume nol dan bersamaan sistem pernafasan memerah dengan oksigen untuk mengganti
kedua inhalasi anestesi. Dalam xenon pada kelompok sistem pernafasan juga memerah
dengan oksigen untuk menghilangkan xenon pada titik yang sama. Waktu dimana ini terjadi
diambil kedua kelompok untuk menjadi akhir anestesi. Pasien diminta setiap menit untuk
membuka mata mereka dan mengikuti perintah. Ekstubasi dilakukan pada saat membuka
mata asalkan pasien bernafas spontan dan pasien dinyatakan stabil. Membuka mata pada
saat ekstubasi kemudian dicatat. Lima menit setelah ekstubasi skor adrete dievaluasi untuk
pertam kalinya. Evaluasi lebih lanjut skor aldrete dilakukan pada 15, 30, 45, 60, 90, 120 dan

180 menit setelah ekstubasi untuk mengukur kinerja umum. Pada hari pertama pasca
operasi semua pasien dikunjungi oleh orang yang mengukur SST dan diminta menilai
kualitas anestesi dengan menggunakan penilaian yang sederhana yaitu sistem nilai numerik
antara 1-6 dengan 1 untuk sangat buruk dan 6 untuk sangat baik. Disimpan parameter
tambahan untuk tekanan darah, detak jantung, saturasi oksigen dan data laboratorium yang
diperlukan. Beberapa kali anestesi baik inhalasi anestesi xenon atau isofluran, mulai waktu
insisi dijahit dan waktu penghentian anestesi sistem pernafasan telah didokumentasikan.
Efek samping yang palin umum dari anestesi dalam kamar pemulihan didokumentasikan dan
ditambahkan metoclopramide, dimenhidrinat dan dolasetron jika perlu. Di ruang pemulihan
pasien menerima piritramide dan metamizole untuk menghilangkan rasa sakit.
ANALISIS STATISTIK
Analisis statistik dilakukan dengan stat sigma paket (systat software, Inc versi 3,5) setelah
data dimasukkan dan verifikasi daripadanya. Sigma plot (versi 9,0) digunakan untuk
presentasi grafis. Data kuantitatif yang dirangkum oleh deskriptif statistik, nomer yang valid,
rata rata aritmatika, median, standar deviasi, standart error, dll. Selain itu, data berskala
nominal dan ordinal disajikan sebagai frekuensi dan persentase yang sesuai. Dua cara
analisis varian digunakan dalam kasus distribusi normal. Dalam hal distribusi normal tes non
parametrik yang tepat digunakan. Mengambil skala memperhitungkan tingkat perbedaan
antar kelompok yang mungkin adalah dievaluasi dengan wilcoxon-Mann-Whitney-U-Test, uji
Wilcoxon-Prat dan uji Mantel Haenszel. Nilai p<0,05 (alpha :5%: cara menolak hipotesis
tidak ada perbedaan) dianggap sebagai statistik signifikan. Titik akhir primer (SST : 3 jam
setelah intervensi) diinterpretasikan sebagai konfirmasi. Hasil uji jumlah SST yang harus
dibuktikan untuk homogenitas. Dalam hal non homogen distribusi antara subjek untuk
memori dan kesadaran diringkas sub tes tersebut dibandingkan antara masing-masing
kelompok.
HASIL
Hasil dari data demografis pasien dijelaskan dalam tabel 1, seperti terlihat pada tabel ini
kedua kelompok adalah sebanding. Karena pasien yang mempunyai nomer rendah dalam
sebuah subkelompok konsolidasi data dibagi menjadi indikasi klinis ditandai untuk
perhitungan statistik. Kondisi anestesi ini adalah lancar pada kedua kelompok. Pada

parameter peredaran darah dan nilai BIS hanya dievaluasi selama operasi dan
mencerminkan waktu insuflasi xenon. Data sirkulasi menunjukkan keuntungan dari xenon
anestesi dengan detak jantung yang lebih rendah dan lebih tinggi mean arterial pressure
(MAP). Pada sistolik dan diastolik tekanan juga lebih tinggi pada kelompok xenon. Nilai BIS
selalu dalam tingkat yang diinginkan dan hampir sama pada kedua kelompok kecuali bahwa
setelah dimulainya xenon insuflasi tingkat BIS sedikit lebih rendah pada kelompok xenon
selama sepuluh menit saja, tidak mungkin bahwa perbedaan ini telah mempengaruhi waktu
bangun. Pada data peredaran darah dan tingkat BIS diinterpretasikan sebagai kedalaman
anestesi yang stabil dan pasien tidak dilaporkan kesadaran pada kunjungan satu hari pasca
dioperasi. Mengenai konsumsi obat selama operasi, tambahan obat diruang pemulihan dan
untuk menghilangkan rasa sakit kita lihat tabel 2. PONV terjadi pada 13 pasien dalam
kelompok xenon dan 8 pasien dalam kelompok isofluran. Satu pasien pada kelompok
isofluran menerima Akrinor karena tekanan darah rendah.
INDEKS PEMULIHAN
Sesuai dengan temuan sebelumnya, hasil indeks pemulihan pasca operasi menunjukkan
superositas yang baik pada xenon dibandingkan dengan isofluran. (xenon:RI 1,0 SD, 0,6:
IK95: 0,8-1,2; Isofluran: RI 0,3 0,1 SD; Iik95;0,2-0,4) yang dikonfirmasi secara statistik
signifikan dan secara klinis dengan relevan perbedaan (p<0,01). Hasil ini divisualisasikan
pada gambar 1 dan semua data yang digunakan untuk menghitung RI dalam tabel 3.
SINDROM

TES

PENDEK

Metode SST dengan skor 0-2 jumlah poin adalah perwakilan untuk orang sehat tanpa
gangguan kognitif fungsi; hasil uji 3-4 poin menunjukkan dugaan disfungsi kognitif; 5-8
menunjukkan titik terang kognitif disfungsi dan 9-13 poin menunjukkan awal dari sindrom
psiko-organik. Hasil pra-operasi pengukuran SST adalah normal dan sebanding pada kedua
kelompok dengan rata-rata 1,5 poin (CI: 0,8-2,2 poin) pada kelompok Xenon dan 1,7 poin
(CI: 1,0-2,4poin) pada kelompok isoflurane. Pasca-bedah, yang hasil SST yang menyarankan
keunggulan Xenon diperbandingan dengan isoflurane dengan hasil 1 jam menunjukkan
keuntungan yang nyata dari Xenon, ini, bagaimanapun, tidak bisa diverifikasi dari sudut
pandang statistik (Xenon SST setelah 1 jam: 6.8 poin; IK95: 5,2-8,4 poin; Isoflurane SST
setelah 1 jam: 8.3 poin IK95: 7,0-9,6 poin). Hasil ini dan kondisi klinis pada 1 jam sarankan

disfungsi kognitif ringan. Setelah 3 jam hasil SST itu terus menerus lebih baik di kedua
kelompok dan perwakilan untuk orang-orang sehat tanpa gangguan kognitif fungsi pada
kelompok xenon dan kecurigaan disfungsi kognitif setelah isoflurane. Perbedaan itu statistik
signifikan dalam mendukung Xenon (Xenon SST setelah 3 jam: 2,1 poin; IK95: 1,4-2,8 poin;
isoflurane SST setelah 3 jam: 3,8 poin; IK95: 2,8-4,8 poin) (P <0,001).

Diferensiasi ke dalam dua subyek dari SST (Memori dan kesadaran) menunjukkan
penurunan yang diharapkan pada kedua kelompok antara situasi pra-operasi dan kontrol
pasca ekstubasi satu jam. Tiga jam setelah hasil ekstubasi menunjukan trend yang jelas ke
tingkat pre-operatif pada kedua kelompok yang mendukung Xenon. Baik perbedaan jumlah
titik didengan subyek memori maupun di subyek dari perhatian bisa mencapai signifikansi
statistik dalam kelompok manapun ( =0,05). Pada rentang waktu jam 1 dan 3, 7 pasien
mengungkapkan berat atau sangat berat gangguan memori di isoflurane kelompok,
dibandingkan dengan hanya 2 pasien dalam Xenon kelompok (tidak signifikan). Pada waktu
yang sama pengujian gangguan perhatian menunjukkan tidak ada perbedaan dalam jumlah
pasien dengan mengalami kerusakan ringan dan berarti (11 pasien setelah Xenon dan 13
pasien setelah isoflurane). Hasil ini diringkas dalam Tabel 4.

Aldrete skor
Pasca-operasi skor Aldrete menunjukkan signifikan keuntungan pada kelompok Xenon
selama 45 menit dan hasil positif selama 60 menit (Gambar 2). Dibandingkan dengan
Isoflurane kelompok dalam kelompok Xenon maksimum itu dicapai sebelumnya. Hanya
pasien dengan liposuction sayatan panjang untuk menjahit waktu menunjukkan perbedaan.
Sistem skor sederhana untuk menilai kualitas anestesi pasien pasca-operatively dalam
kelompok Xenon secara signifikan lebih baik; yakni, tanda 5 = sangat baik. Tanda terkait
pada kelompok isoflurane adalah 4 (P <0,0005).
DISKUSI
Perawatan di rumah sakit di sisi tempat tidur yang difasilitasi pada pasien yang memiliki
tingkat tinggi dari kedua kerjasama. Hasil uji klinis ini pertama difokuskan pada
perbandingan kedua kelompok pasien dengan SST ini. Kedua, RI kecerdasan menggunakan
waktu membuka mata, ekstubasi waktu dan skor Aldrete dihitung. Kedua kriteria tersebut
dianggap sebagai alat yang berharga untuk membuat penilaian pemulihan dari anestesi
selama jam pertama. Sementara RI memberikan informasi tentang waktu bangun langsung
setelah akhir anestesi, SST yang menghasilkan sangat penting informasi tentang parameter
kognitif fungsi. SST ini diukur pada 1 dan 3 jam setelah ekstubasi untuk mengevaluasi
ekstubasi setelah awal fase pada pasien sehat tanpa resiko apapun untuk mengembangkan
kognitif disfungsi setelah anestesi dan pembedahan. Dengan instrumen ini deskripsi Cullen
dan relasi antara kecepatan pemulihan setelah akhir anestesi (RI) dan kinerja kognitif (SST)
yang pertama 3 jam di sana telah terbukti.

Dalam sebuah artikel Guinta menggambarkan anestesi dan farmakologi sifat dari reseptor
NMDA antagonis Xenon dan N2O. Xenon memiliki darah-gas koefisien 0,14 dan isoflurane
distribusi yang lebih tinggi darah-gas koefisien 1,41 distribusi. Xenon memiliki migas
koefisien 1,9 dan isoflurane distribusi jauh lebih tinggi distribusi bahan bakar minyak gas
koefisien 98. The migas koefisien distribusi (atau kelarutan lemak) menentukan efektivitas
gas narkotika dan pengaruh kinetika distribusi dalam tubuh. Distribusi migas
koefisien Xenon dikaitkan dengan lebih baik kelarutan dalam minyak dibandingkan dengan
darah dengan faktor 14 dan untuk isoflurane dengan faktor 86. Semakin kecil faktor semakin
cepat adalah bangun waktu dari anestesi. Menurut data ini dan perbedaan yang diharapkan
di bangun sampai waktu dan pemulihan perhatian dan memori ukuran sampel dihitung
cukup untuk menunjukkan perbedaan dalam SST, ketika Xenon dibandingkan dengan
isoflurane. Isoflurane adalah obat bius inhalasi luas digunakan dan ideal untuk benar-benar
sistem tertutup karena akumulasi senyawa yang berbahaya adalah diketahui. Konsentrasi
alveolar minimal (MAC) dari Xenon pertama kali dideskripsikan menjadi 0,71 (= 71%) [16].
Baru-baru ini investigasi yang dilakukan mengoreksi MAC-nilai 63% [17]. Setelah anestesi
inhalasi SPC di Eropa dengan Xenon harus dikombinasikan dengan sebuah opioid.
Konsentrasi target Xenon sekitar 63% (MAC 1.0) dan kombinasi dengan Fentanil telah sesuai
dengan rekomendasi-rekomendasi. Isoflurane anestesi yang dikombinasikan dengan
antagonis reseptor NMDA Gas N2O sebagai penjaga pintu untuk meniru reseptor NMDA

antagonis Xenon dan untuk menurunkan MAC dan juga dilengkapi dengan penambahan
sebesar Fentanil. Kedalaman anestesi diukur dengan cara BIS. BIS monitor empiris divalidasi
untuk obat bius bekerja pada reseptor GABA dan belum divalidasi untuk antagonis reseptor
NMDA seperti Xenon selama periode penelitian. Dengan demikian, kedalaman anestesi
dikuasai pada kedua kelompok hanya dengan tanda-tanda klinis. Menurut Goto ,
pemantauan BIS juga tidak digunakan untuk periode bangun karena pada pasien terbangun
dari Xenon anestesi waktu untuk bereaksi terhadap perintah lisan tidak dapat diprediksi
dengan tingkat BIS. Berpengaruh terhadap pemulihan dengan yang invasiveness, frekuensi
dan durasi intervensi dikeluarkan oleh randomisasi blok. The "Indeks pemulihan" dianggap
divalidasi dengan data dari literatur [19,20] yang ekspresif ini indeks diverifikasi dalam dua
percobaan besar klinis acak. Perbedaan RI 0,17 diklasifikasikan sebagai klinis relevan. Dalam
pemeriksaan yang disajikan di sini perbedaan adalah 0,7 dan karena itu, bahkan lebih jelas
iucapkan sebagai ditampilkan dalam suatu susunan Xenon dan Sufentanil yang 0,3 [21].
Semua parameter individu ditunjukkan pada Tabel 3 sebagai serta indeks itu sendiri secara
signifikan yang superior untuk Xenon dibandingkan dengan isoflurane pembanding.

Sistem SST adalah primer dikembangkan untuk uji memori dan perhatian pada pasien usia
lanjut untuk mendeteksi demensia [22], kemudian pada sistem uji juga digunakan untuk
menggambarkan kondisi pemulihan setelah anestesi [23,24]. gunakan itu SST sebagai sistem
uji terbaik sesuai dengan hati-hati dipilih antara sistem pengujian lainnya dalam penelitian
ini untuk menyelidiki pemulihan kognitif awal, terutama memori dan perhatian setelah
anestesi umum pada hari operasi [11,25,26]. Pra-operatively nilai rata-rata nilai jumlah SST
itu normal dan dalam yang sama berkisar pada kedua kelompok. Satu ekstubasi posting jam,
pasien menunjukkan gangguan fungsi kognitif ringan seperti yang ditunjukkan oleh jumlah
skor tapi ada tren di mendukung Xenon. Tidak ada perbedaan antara kelompok yang
diamati dalam skor-sub untuk perhatian. Dalam nilai sub- untuk memori dalam kelompok
isoflurane 7 pasien memiliki berat atau sangat berat gangguan memori dan hanya dua
pasien dalam kelompok Xenon. Setelah 3 jam jumlah SST skor secara signifikan lebih baik
pada kelompok Xenon dan kurang lebih sama dibandingkan dengan pra-operasi
situasi. Pada titik yang sama dalam waktu jumlah SST skor kelompok isoflurane, masih
dalam kisaran dengan tuduhan gangguan fungsi kognitif. Ini adalah yang pertama
dikendalikan uji klinik acak menunjukkan yang signifikan keuntungan dari anestesi Xenon
pada profil pemulihan fungsi mental dengan alat uji yang sesuai. Mengenai kehidupan
sehari-hari klinis, pemulihan yang cepat setelah anestesi Xenon mencerminkan respon yang
baik dan normal pasien dan pemulihan yang baik setara memori ke tingkat pra-operasi
sudah tiga jam setelah ekstubasi.

Berbeda uji klinis yang menyelidiki pasien bagaimana pulih dan bangun dari anestesi Xenon
terutama pertama 3 jam ekstubasi posting tidak tersedia. Dalam sebuah studi oleh Coburn
et al [27] pemulihan pasca-operasi kognitif Fungsi diselidiki pada pasien lanjut usia 65-75
tahun tanpa atau dengan risiko rendah untuk mengembangkan psiko-kognitif pascaoperatively dibius dengan disfungsi baik Xenon atau Desflurane. Sebagai sebuah entitas tes,
tes untuk kinerja perhatian dengan subset kewaspadaan, membagi perhatian dan memori
kerja digunakan (TAPtest). Pengujian dilakukan pra-bedah dan 6-12 jam serta 66-72 jam
setelah dioperasi. Pengujian dilakukan pada tingkat kesulitan tertinggi. Sama sekali poin
dalam waktu hasil uji-TAP tidak menunjukkan perubahan signifikan secara statistik antara
kelompok, baik pra-bedah atau pasca-dioperasi. Baru-baru ini, yang kejadian disfungsi psikokognitif setelah Xenon atau Anestesi propofol juga diselidiki pada lansia pasien (65-83
tahun) Hocker et al. [28]. Dalam karyanya penelitian baterai uji yang digunakan adalah
berdasarkan neurofisiologis pengujian yang dilakukan dalam "Studi Internasional PostOperative Disfungsi Kognitif (POCD) 1 dan 2 " [29,30]. Tes tersebut direalisasikan sebagai
baseline 1 hari sebelum dan kemudian 1 hari, 6 hari dan 30 hari setelah operasi. Insiden
POCD setelah anestesi Xenon atau Propofol hanya sedikit berkurang pada kelompok Xenon
sebagai trend pada semua hari pasca dioperasi. Penyelidikan Kejadian POCD setelah
anestesi Xenon atau isoflurane pada pasien berisiko bukan tujuan penelitian kami. Dalam
Penelitian ini pasien muda dan sehat diselidiki untuk membuktikan pemulihan memori dan
perhatian jam-jam pertama setelah ekstubasi. Tidak ada investigasi yang tersedia sebagai
yang salah satu tes berikut lebih baik untuk menutupi awal pasca operasi pemulihan dan
yang titik waktu yang terbaik untuk menguji: The TAP-test, SST, atau f. e. Mini Mental-test
[31]. Dalam penyelidikan ini SST itu digunakan sesuai dengan Erzigkeit untuk menentukan
hasil dari variabel "efisiensi produktif kognitif". Yang lebih intensif dan uji lagi seperti tes
TAP sebagian menunjukkan sejauh mana kelelahan mental dari waktu ke waktu. Pada awal
pasca operasi fase mental kelelahan setelah intervensi luas mungkin karena alasan somatik.
Dengan standarisasi dan mengukur waktu untuk menjalankan latihan dan mendaftarkan
nomor kesalahan dengan mengingat simbol dalam penulis ' SST pendapat ini sangat tepat
untuk mengevaluasi pasca-operasi awal proses yang produktif kognitif efisiensi. Hasil bagi
individu intelijen

pasien yang tergabung dalam pengujian sistem. Hal ini keuntungan bila dibandingkan
dengan uji-TAP. Interpretasi prosedur memungkinkan untuk pernyataan tentang tingkat
keparahan gangguan pasca-operatively diukur memori atau perhatian [32,33]. Perbedaan
darah-gas koefisien partisi dari anestesi hirup diselidiki oleh Coburn jauh lebih kecil sebagai
dibandingkan dengan penelitian ini. Oleh karena itu, diharapkan perbedaan dalam
kecepatan pemulihan setelah akhir anestesi dengan baik Xenon atau Desflurane harus lebih
kecil di ruang kerjanya. Evaluasi uji pertama pasca-operatively menunjukkan hasil yang sama
di tingkat dasar dan sudah lengkap pemulihan pada kedua kelompok setelah 6-12 jam.
Dalam pengaturan dari Coburn rentang waktu antara ekstubasi dan pengukuran pertama
pemulihan kognitif terlalu lama untuk mengharapkan bedanya. Menurut pendapat penulis
yang pertama waktu pengujian hanyalah terlambat untuk membedakan kelompok. Hal ini
tampaknya menjadi lebih penting daripada sistem uji yang digunakan.

Nilai Aldrete menunjukkan keuntungan dari Xenon atas 45 menit ekstubasi posting. Dalam
banyak kasus saat ini adalah sesuai dengan waktu istirahat di ruang pemulihan dan mungkin
menjadi keuntungan lebih lanjut dari anestesi Xenon. Ini tidak diamati dan diukur panjang
dan invasif operasi seperti sedot lemak volume tinggi. Ada beberapa fakta yang membatasi
penelitian ini. Tergantung pada jenis operasi dan program pasca-operasi awal pengobatan
kondisi yang optimal bahwa pasien harus yang tidak didefinisikan. Masih belum jelas apakah
keadaan yang lebih tinggi perhatian dan lebih baik memori dari pasien sudah beberapa jam
ekstubasi posting adalah keuntungan nyata bagi stasioner pasien dan memiliki pengaruh
pada perlakuan dan biaya. Waktu istirahat di ruang pemulihan, hanya bergantung pada
kondisi medis pasien tidak diukur dan upaya untuk perawatan staf dalam pemulihan unit
dan selanjutnya di bangsal itu tidak diselidiki.

KESIMPULAN
Secara ringkas telah ditunjukkan bahwa waktu bangun setelah anestesi dengan Xenon lebih
cepat dibandingkan dengan isoflurane pada N2O. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud mempelajari perbedaan antara Xenon dan isoflurane kelompok
dalam indeks pemulihan, skor jumlah SST, sub-skor untuk memori dan kesadaran, dan nilai
Aldrete secara klinis relevan untuk pengobatan langsung setelah ekstubasi tersebut, waktu
beristirahat di ruang pemulihan dan di bangsal langsung setelahnya. Sebuah memori yang
lebih baik dan keadaan kesadaran yang lebih tinggi dapat membantu untuk memfasilitasi
awal perawatan pasca-operasi dan meningkatkan kerja sama dan kepatuhan pasien pada
hari operasi. Suatu relasi antara kecepatan pemulihan (RI) dan pasca operasi awal kognitif
berfungsi sebagai peningkatan SST ditunjukkan setelah anestesi Xenon. Melanjutkan studi
harus menjelaskan bahwa kombinasi anestesi Xenon dengan obat lain yang bekerja pendek
mungkin memiliki keuntungan pada hasil pasca-bedah umum tidak hanya pada pasien sehat
tetapi terutama pada pasien usia lanjut berada pada risiko mengembangkan disfungsi
kognitif setelah anestesi dan operasi.

References
1. Derwall M, Coburn M, Rex S, Hein M, Rossaint R, Fries M: Xenon: recent developments
and future perspectives. Minerva Anestesiol 2009, 75:37-45.
2. Dingley J, Ivanova-Stoilova TM, Grundler S, Wall T: Xenon: recent developments.
Anaesthesia 1999, 54:335-346.
3. Sanders RD, Ma D, Maze M: Xenon: elemental anaesthesia in clinical practice. Br Med Bull
2004, 71:115-135.
4. Sanders RD, Maze M: Xenon: from stranger to guardian. Curr Opin Anaesthesiol 2005,
18:405-411.
5. Cullen SC, Gross EG: The anesthetic properties of xenon in animals and human beings,
with additional observations on krypton. Science 1951, 113:580-582.
6. Ihl R, Grass-Kapanke B, Janner M, Weyer G: Neuropsychometric tests in cross sectional
and longitudinal studies - a regression analysis of A. Pharmacopsychiatry 1999, 32:248-254.
7. Koch HJ, Gurtler K, Szecsey A: Correlation of MMSE, SKT and clock test scores in patients
with mild and moderate dementia. Nagoya J Med Sci 2005, 67:93-99.
8. Koch HJ, Gurtler K, Szecsey A: Correlation of Mini-Mental-State- Examination (MMSE),
Syndrom-Kurztest (SKT) and Clock test (CT) scores in patients with cognitive impairment
assessed by means of multiple regression and response surface analysis. Arch Gerontol
Geriatr 2005, 40:7-14.
9. Lehfeld H, Rudinger G, Rietz C, Heinrich C, Wied V, Fornazzari L, et al.: Evidence of the
cross-cultural stability of the factor structure of the SKT short test for assessing deficits of
memory and attention. Int Psychogeriatr 1997, 9:139-153.
10. Lehfeld H, Erzigkeit H: The SKT--a short cognitive performance test for assessing deficits
of memory and attention. Int Psychogeriatr 1997, 9(Suppl 1):115-121.
11. Engelhardt W, Dierks T, Pause M, Sold M, Hartung E, Silber R: P300- mapping--a
neurophysiological tool to quantify cerebral dysfunction after coronary artery bypass
grafting. Eur J Cardiothorac Surg 1995, 9:12-17.

12. Rossaint R, Reyle-Hahn M, Schulte Am Esch J, Scholz J, Scherpereel P, Vallet B, et al.:


Multicenter randomized comparison of the efficacy and safety of xenon and isoflurane in
patients undergoing elective surgery. Anesthesiology 2003, 98:6-13.
13. Aldrete JA: The post-anesthesia recovery score revisited. J Clin Anesth 1995, 7:89-91.
14. Schmidt GN, Muller J, Bischoff P: [Measurement of the depth of anaesthesia].
Anaesthesist 2008, 57:9-6.
15. Guinta F, Natale G, Del TM, Del Tacca M: Xenon: a review of its anaesthetic and
pharmacological properties. Applied Cardiopulmonary Pathophyiology 1996, 00:1-9.
16. Cullen SC, GROSS EG: The anesthetic properties of xenon in animals and human beings,
with additional observations on krypton. Science 1951, 113:580-582.
17. Nakata Y, Goto T, Ishiguro Y, Terui K, Kawakami H, Santo M, et al.: Minimum alveolar
concentration (MAC) of xenon with sevoflurane in humans. Anesthesiology 2001, 94:611
614.
18. Goto T, Nakata Y, Saito H, Ishiguro Y, Niimi Y, Suwa K, et al.: Bispectral analysis of the
electroencephalogram does not predict responsiveness to verbal command in patients
emerging from xenon anaesthesia. Br J Anaesth 2000, 85:359-363.
19. Dupont J, Tavernier B, Ghosez Y, Durinck L, Thevenot A, Moktadir-Chalons
N, et al.: Recovery after anaesthesia for pulmonary surgery: desflurane, sevoflurane and
isoflurane. Br J Anaesth 1999, 82:355-359. Received: 24 October 2009 Accepted: 7 May
2010 Published: 7 May 2010
21. Rossaint R, Reyle-Hahn M, Schulte Am Esch J, Scholz J, Scherpereel P, Vallet B, et al.:
Multicenter randomized comparison of the efficacy and safety of xenon and isoflurane in
patients undergoing elective surgery. Anesthesiology 2003, 98:6-13.
22. Weyer G, Erzigkeit H, Kanowski S, Ihl R, Hadler D: Alzheimer's Disease Assessment Scale:
reliability and validity in a multicenter clinical trial. Int Psychogeriatr 1997, 9:123-138.

23. Hartung HJ, Osswald PM, Puhl R, Jacoby R: [Modification of postoperative somnolence
following halothane anesthesia by physostigmine]. Anasth Intensivther Notfallmed 1986,
21:82-84.
24. Sold M, Muller H, Och KH, Weis KH, Lehrl S: [Recovery from anesthesia with enflurane
and neuroleptanesthesia. Quantitative assessment with the aid of psychopathometric tests].
Anaesthesist 1982, 31:421-426.
25. Chen X, Zhao M, White PF, Li S, Tang J, Wender RH, et al.: The recovery of cognitive
function after general anesthesia in elderly patients: acomparison of desflurane and
sevoflurane. Anesth Analg 2001, 93:1489-94. table
26. Dressler I, Fritzsche T, Cortina K, Pragst F, Spies C, Rundshagen I: Psychomotor
dysfunction after remifentanil/propofol anaesthesia. Eur J Anaesthesiol 2007, 24:347-354.
27. Coburn M, Baumert JH, Roertgen D, Thiel V, Fries M, Hein M, et al.: Emergence and early
cognitive function in the elderly after xenon or desflurane anaesthesia: a double-blinded
randomized controlled trial. Br J Anaesth 2007, 98:756-762.
28. Hocker J, Stapelfeldt C, Leiendecker J, Meybohm P, Hanss R, Scholz J, et al.:
Postoperative neurocognitive dysfunction in elderly patients after xenon versus propofol
anesthesia for major noncardiac surgery: a double-blinded randomized controlled pilot
study. Anesthesiology 2009, 110:1068-1076.
29. Johnson T, Monk T, Rasmussen LS, Abildstrom H, Houx P, Korttila K, et al.: Postoperative
cognitive dysfunction in middle-aged patients. Anesthesiology 2002, 96:1351-1357.
30. Moller JT, Cluitmans P, Rasmussen LS, Houx P, Rasmussen H, Canet J, et al.: Long-term
postoperative cognitive dysfunction in the elderly ISPOCD1 study. ISPOCD investigators.
International Study of Post-Operative Cognitive Dysfunction. Lancet 1998, 351:857-861.
31. Dressler I, Fritzsche T, Cortina K, Pragst F, Spies C, Rundshagen I: Psychomotor
dysfunction after remifentanil/propofol anaesthesia. Eur J Anaesthesiol 2007, 24:347-354.
32. Stump DA: Selection and clinical significance of neuropsychologic tests. Ann Thorac Surg
1995, 59:1340-1344.

33. Stuss DT, Meiran N, Guzman DA, Lafleche G, Willmer J: Do long tests yield

Anda mungkin juga menyukai