Bab 14
Bab 14
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Riset menunjukkan bahwa komunikasi yang buruk merupakan sumber konflik
interpersonal yang paling sering disebutkan. Karena individu menghabiskan 70
persen dari waktu aktifnya untuk berkomunikasi seperti menulis, membaca,
berbicara, mendengarkan. Tampaknya wajar untuk menyimpulkan bahwa salah satu
kekuatan yang paling menghambat keberhasilan kinerja kelompok adalah kurangnya
komunikasi yang efektif. Tidak ada kelompok yang dapat tetap ada tanpa komunikasi.
Hanya lewat komunikasi, yang merupakan transfer makna dari satu orang ke orang
lain, informasi dan gagasan dapat diantarkan.
Intisari dari proses akuntansi adalah komunikasi informasi dengan implikasi
keuangan atau manajemen. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang akuntan yang
efektif, seseorang harus menjadi komunikator yang efektif. Informasi bisnis harus
disajikan oleh para akuntan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Informasi tersebut
harus dinyatakan dengan jelas, ringkas, dan akurat.
2. Pengertian Dan Fungsi Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Para ahli, menurut Gibson et al. (1995), mengatakan bahwa komunikasi
berasal dari kata latin communis yang berarti sama. Hal ini berarti adanya
suatu pencarian kesamaan makna atas hal-hal yang dikomunikasikan antara pihak
pengirim dengan pihak penerima. Dalam pengertian yang lebih luas, komunikasi
adalah proses mempertukarkan informasi antara dua atau lebih sistem yang ada
dalam suatu lingkungan umum. Sistem ini dapat berupa individu, organisasi
sosial, hewan, atau mesin. Informasi pada umumnya didefinisikan sebagai materi
atau energy berpola, yang mengurangi ketidakpastian dalam perilaku masa depan
dari sistem-sistem yang saling berinteraksi. Ketika sistem tersebut meliputi orangorang, maka ada arti terkait dengan informasi tersebut. Dalam hal akuntansi,
1
emosional,
dan
informasi.
Komunikasi
bertindak
untuk
mempunyai hierarki wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi
oleh karyawan.
Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan
kepada para karyawan apa yang seharusnya dilakukan. Seberapa baik mereka
bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja dibawah
standar. Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka merupakan sumber
pertama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi didalam kelompok
tersebut merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota
menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka. Oleh karena itu, komunikasi
menunjukkan ungkapan emosional dari perasaan dan merupakan pemenuhan
terhadap kebutuhan sosial.
Fungsi terakhir yang dilakukan oleh komunikasi berhubungan dengan
perannya dalam mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan
informasi yang diperlukan oleh individu dan kelompok untuk mengambil
keputusan dengan meneruskan data yang dapat digunakan untuk mengenali dan
menilai alternatif-alternatif pilihan.
BAB II
PERMASALAHAN
1. Masalah-Masalah Terbaru Dalam Komunikasi
Pada bagian masalah-masalah terbaru dalam komunikasi ini akan diuraikan
empat masalah komunikasi yang terjadi dewasa ini : Mengapa pria dan wanita sering
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi satu sama lain? Bagaimana individuindividu dapat memperbaiki komunikasi lintas budaya mereka? Terakhir, bagaimana
elektronik mengubah cara orang berkomunikasi satu sama lain dalam organisasi?
A. Penghalang Komunikasi antara Pria dan Wanita
Riset yang pernah dilakukan oleh Deborah Tannen memberikan beberapa
wawasan penting mengenai perbedaan antara pria dan wanita dalam gaya
berbicara mereka. Khususnya, ia mampu menjelaskan mengapa gender sering kali
menjadi penghalang dari komunikasi lisan.
Hakikat dari riset tannen adalah bahwa pria menggunakan pembicaraan
untuk menekankan status, sementara wanita menggunakannya untuk menciptakan
hubungan. Tannen
ketidaktergantungan.
Keeratan
menekankan
pada
kedekatan
dan
dalam bahasa hubungan dan keeratan; sementara pria berbicara dan mendengar
dalam bahasa status dan ketidaktergantungan. Dengan demikian, bagi banyak
pria, pembicaraan terutama merupakan suatu cara untuk
melestarikan
adalah bahwa ketika pria mendengar suatu masalah, maka hasrat mereka akan
ketidaktergantungan dan kendali sering kali dipertegas dengan jalan mengemukan
pemecahan. Akan tetapi, banyak wanita merasa bahwa pembeberan suatu masalah
merupakan cara meningkatkan kedekatan. Wanita mengungkapkan masalah untuk
memperoleh dukungan dan hubungan, bukan untuk memperoleh nasihat dari pria.
Pemahaman timbal balik bersifat simetris. Akan tetapi, pemberian nasihat itu
bersifat tidak simetris karena pemberian nasihat ditempatkan lebih tinggi sebagai
orang yang lebih mengetahui, lebih rasional, dan lebih terkendali. Hal ini
menyebabkan terjadinya jarak antara pria dan wanita dalam upaya mereka untuk
berkomunikasi.
B. Komunikasi yang Benar secara Politis
Dalam angkatan kerja yang makin beragam, orang harus menyadari bagaimana
kata-kata dapat melukai hati orang lain. Tetapi, ada sisi buruk dari ketepatan
politis. Ketepatan ini menyusutkan perbendaharaan kata dan menyulitkan orangorang dalam berkomunikasi.
Kata merupakan alat utama untuk berkomunikasi. Bila seseorang
menyingkirkan kata-kata dari perbendaharaannya karena kata-kata itu tidak tepat
secara politis. Maka orang tersebut mengurangi pilihannya untuk mengantarkan
pesan dalam ragam yang paling jelas dan akurat. Pada umumnya, semakin besar
perbendaharaan kata yang digunakan oleh pengirim dan penerima, maka semakin
besar
kesempatan
untuk
menyampaikan
pesan
secara
akurat.
Dengan
Pengenalan
mesin
fotokopi
pada
akhir
dasawarsa
1960-an
BAB III
PEMBAHASAN
1. Model-model Komunikasi
A. Model Lasswell
Salah satu model paling awal dari komunikasi yang dikembangkan oleh
Harold Lasswell meliputi :
Siapa.
Mengatakan apa.
Dengan Cara Apa.
Kepada Siapa.
Dengan Dampak Apa.
Model tersebut sederhana, tetapi kurang memiliki sejumlah elemen
yang diperlukan uantuk memahami proses komunikasi. Dalam konteks
akuntansi, akuntan (siapa) menyajikan informasi keuangan (mengatakan apa),
pada umumnya dalam bentuk laporang tertulis (dengan cara apa), kepada
pihak pengguna internal dan eksternal (kepada siapa), dengan tujuan untuk
menyediakan data yang andal, relevan, dan tepat waktu untuk mengambil
keputusan bisnis yang berdasarkan informasi (dengan dampak apa).
B. Model Shannon-Weaver
Claude Shannon dan Warren Weaver (1949) mengembangkan model
matematis dari komunikasi yang model tersebut dikembangkan untuk
menjelaskan komunikasi melalui alat perantara, seperti telepon atau
korespodensi tertulis. Model ini merupakan suatu kemajuan dibandingkan
dengan model Lasswell karena model tersebut membedakan antara sumber
informasi, pengirim informasi, penerima informasi, dan tujuan. Dalam
konteks akuntansi, sumber dapat berupa tenaga pembukuan atau klerek;
pengirim informasi, kontroler; penerima informasi, orang yang memperoleh
dokumen tersebut, akuntan; dan tujuan, pengguna akhir, yaitu klien.
7
bahwa
elemen-elemen
pesan-
isi,
struktur,
kode,dan
untuk
berfokus
pada
objek
komunikasi
dengan
untuk
berfokus
pada
pesan
itu
sendiri
dengan
10
7. Suatu keyakinan dalam hubungan sebab akibat mekanistis satu arah dan
bukannya hubungan sebab akibat dua arah yang merupakan karakteristik
dari sistem informasi manusia yang pada dasarnya bersifat sibernetik.
Sebagai alternatif dari model-model yang bias tersebut, Rogers dan
Kincaid mengajukan Model Pemusatan Komunikasi. Mereka menekankan
pada kesatuan informasi dan tindakan. Semua informasi merupakan
konsekuensi dari tindakan; melalui pemrosesan informasi, tindakan mungkin
menghasilkan informasi tambahan. Model tersebut tidak mempunyai awal dan
akhir. Hanya hubungan yang saling mendefinisikan diantara para partisipan
yang memberikan makna kepada keseluruhan. Ketika informasi dibagi oleh
dua atau lebih partisipan, pemrosesan informasi dapat mengarah pada saling
memahami, saling menyetujui, dan tindakan kolektif, seperti pemecahan
masalah bisnis.
Salah satu konsekuensi dari model ini adalah bahwa komunikasi selalu
mengimplikasikan suatu hubungan- suatu proses saling membagi informasi
diantara dua atau lebih orang. Akibatnyam analisis komunikasi harus
mempertimbangkan perbedaan dan persamaan partisipan dan untuk tujuan,
perubahan dalam hubungan antara akuntan dan pengguna informasi- baik satu
sama lain maupun perubahan dalam individu lain dengan mana mereka
berinteraksi mengenai topik-topik keuangan.
F. Satu Model Komunikasi
Sebelum komunikasi terjadi, perlu adanya pengungkapan atas suatu
maksud sebagai pesan yang akan disampaikan. Maksud itu bergerak antara
suatu sumber (pengirim) dengan penerima. Pesan itu dikodekan (diubah
kedalam bentuk simbolis) dan diteruskan oleh suatu medium (saluran) kepada
penerima yang menguraikan kode pesan yang dimulai oleh pengirim.
Hasilnya adalah suatu transfer makna dari satu orang ke orang lain.
11
seseorang
dalam
mentransfer
pesan
sebagaimana
12
13
14
mengharapkan
seorang
pelamar
wanita
untuk
lebih
mementingkan
keluarganya daripada kariernya kemungkinan besar akan melihat hal itu pada
para pelamar wanita, tidak peduli apakah pelamar itu merasa demikian atau
tidak.
Defensif ketika orang yang merasa terancam cenderung bereaksi
dengan cara mengurangi kemampuan mereka untuk mencapai pemahaman
timbal balik. Artinya, mereka menjadi defensif, yaitu terlibat dalam perilaku,
seperti menyerang orang lain secara verbal, memberikan ungkapan-ungkapan
yang sarkastis, bersikap terlalu mengadili, dan menanyakan motif-motif orang
lain. Dengan demikian, bila individu menafsirkan pesan orang lain sebagai
sesuatu yang mengancam, mereka sering kali menanggapinya dengan cara
yang mengganggu komunikasi yang efektif.
Bahasa adalah kata-kata yang memiliki arti berbeda bagi orang yang
berbeda. Makna kata-kata tidaklah dalam kata-kata itu sendiri; maknanya ada
pada diri penerima. Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya merupakan
tiga dari variable yang jelas memengaruhi bahasa yang digunakan oleh
seseorang dan definisi yang diberikannya kepada kata-kata tersebut. Dalam
suatu organisasi, biasanya karyawan berasal dari latar belakang yang beragam.
Oleh karena itu, mereka mempunyai pola bicara yang berbeda. Disamping itu,
pengelompokan karyawan ke dalam departemen-departemen menciptakan
spesialis-spesialis yang mengembangkan jargon atau bahasa teknis mereka
sendiri. Dalam organisasi besar, anggota-anggotanya sering kali tersebar luas
secara geografis, mereka bahkan beroperasi di negara-negara yang berlainan,
dan individu ditiap tempat akan menggunakan istilah dan ungkapan yang unik
di kawasannya.
3. Variable-variabel yang Berpengaruh pada Komunikasi Akuntansi
A. Sumber
Ada dua aspek sumber yang dapat memengaruhi proses komunikasi. Dua aspek
tersebut adalah kredibilitas sumber dan kesamaan antara penerima dan sumber.
15
1. Kredibilitas Sumber
Secara umum diakui bahwa semakin kredibel sumber dari suatu pesan,
semakin besar efektivitasnya. Efektivitas biasanya dipahami sebagai
perubahan sikap kea rah yang disarankan oleh sumber. Akan tetapi,
kredibilitas
sumber
merupakan
suatu
karakteristik
dari
sumber
sebagaimana dipandang oleh penerima. Hal ini adalah bagian dari citra
sumber dan dapat bervariasi diantara situasi komunikasi yang berbeda.
Biasanya, hal ini dibentuk sebelum sumber dan penerima memasuki
kejadian komunikasi.
Kredibilitas
sumber
merupakan
suatu
bangunan
yang
16
mungkin saja hanya mengetahui sedikit atau tidak sama sekali mengenai
masalah tersebut sebelum mereka mulai membacanya. Lebih lanjut lagi,
sementara ideal untuk membuat akuntan serupa mungkin dengan
pengguna dari suatu dokumen, kesamaan mungkin saja adalah mustahil.
Perbedaan yang signifikan pada umumnya ada, paling tidak dalam hal
pengetahuan akuntan yang ekstensif mengenai apa yang sedang
dikomunikasikan sementara pengguna tidak memiliknya.
B. Pesan
Barlo
mengidentifikasikan
lima
elemen
pesan
yang
sebaiknya
17
18
letakkan materi yang sulit setelah materi yang mudah atau letakkan berita
keuangan yang positif sebelum yang negatif. Mungkin adalah ide yang bagus
untuk memulai suatu laporan atau presentasi dengan sedikit humor. Di pihak lain,
terdapat sedikit riset empiris yang mengaitkan humor dengan eefektivitas.
Walaupun humor meningkatkan perhatian terhadap situasi komunikasi, dapat saja
humor tersebut menghambat pemahaman.
5. Perlakuan Pesan
Informasi akuntansi sebaiknya berulang. Pengulangan meningkatkan pemahaman
atas materi. Retensi meningkat dengan adanya pengulangan atas fakta dan ide
penting. Ringkasan yang menunjukkan, menyoroti, atau mengorientasikan
pembaca terhadap fakta penting juga meningkatkan pemahaman dan retensi
pembaca. Pengulangan lintas saluran juga meningkatkan retensi. Retensi pembaca
semakin meningkat ketika fakta-fakta dalam penyajian verbal disoroti dengan
penarik perhatian, seperti garis bawah, huruf besar, bagan, dan warna.
Terdapat cukup banyak riset mengenai bagaimana menyajikan materi secara
efektif. G. R. Klare (1977) menguraikan bagaimana cara untuk membuat materi
ini lebih mudah dibaca mudah dimengerti. Kemudahan membaca materi
merupakan fungsi dari karakteristik kata-kata dan kalimat, tetapi Klare lebih
lanjut menetapkan aturan untuk menghasilkan dokumen yang mudah dibaca,
yaitu:
1. Kata-kata yang sering muncul dan akrab meningkatkan kemudahan membaca
suatu materi.
2. Kata-kata lebih pendek membuat membaca menjadi lebih cepat dan mudah.
3. Kata-kata yang mempunyai nilai asosiatif (secara psikologis) yang berkaitan
dengan kata-kata lain yang muncul di bagian selanjutnhya dari teks sebaiknya
digunakan.
4. Kata-kata yang konkret, dan bukannya kata-kata yang abstrak, membuat
dokumen menjadi lebih mudah dibaca.
19
empiris
dibutuhkan
untuk
menentukan
faktor-faktor
yang
20
faktor lainnya mungkin tidak konklusif, sehingga usulan apa pun sebaiknya
dipandang secara skeptis.
6. Saluran
Jalur komunikasi merupakan alat untuk menyebarkan informasi. Schramm (1973)
mengelompokkan atau membedakan saluran berdasarkan enam dimensi:
1. Pancaindra yand dipengaruhi; komunikasi tatap muka membuatnya mungkin
untuk menggunakan seluruh pancaindra, sementara media yang berbeda
menggunakan subkelompok dari pancaindra ini dalam kombinasi untuk
menghasilkan dampak diferensial terhadap penerima.
2. Peluang untuk umpan balik; peluang pertukaran informasi dua arah maksimal
dalam komunikasi tatap muka. Pada umumnya, umpan balik dibutuhkan
untuk memastikan komunikasi yang efektif dan untuk memahami informasi
yang disampaikan. Dengan demikian, dalam penyajian laporan keuangan
harus terkandung di dalamnya metode umpan balik.
3. Besarnya kendali penerima; terdapat sejumlah besar kendali dalam interaksi
interpersonal. Ketika menggunakan media cetak, penerima dapat membaca
dengan kecepatan mereka sendiri dan membaca kembali bagian-bagian yang
penting atau terperinci. Penerima memiliki sedikit kendali terhadap media
siaran, kecuali mereka merekam program tersebut, semakin besar kendali
pengguna, semakin besar pembelajaran.
4. Jenis pengodean pesan; interaksi tatap muka memungkinkan penggunaan
petunjuk-petunjuk non verbal. Hal ini tidak terlalu berlaku untuk media video,
film, dan terutama media cetak. Akan tetapi, media cetak lebih baik dalam
menyampaikan ide-ide abstrak seperti kebijakan manajemen. Media
audiovisual adalah media yang lebih kuat untuk menyajikan informasi
konkret.
5. Kekuatan multiplikatif; system komunikasi massa dapat dengan efesien dan
cepat mencapai banyak penerima yang tersebar. Saluran-saluran interpersonal
21
dapat mencapai peneriima ini hanya dengan usaha yang besar dan periode
waktu yang relatip lama.
6. Pelestarian pesan; keunggulan dari media massa adalah catatan permanen
yang tidak ada dalam interaksi tatap muka. Secara tradisional, keunggulan ini
hanya terbatas pada media cetak. Tetapi, dengan pita dan pirinngan audio dan
video serta system manajemen informasi yang berbasis komputer, kapasitas
ini telah diperluas ke media elektronik.
Pemahaman materi tertentu dapat diperbaiki dengan penggunaan jaringan
selain media cetak. Lebih lanjut lagi, cara untuk meningkatkan pemahaman
adalah melalui penyajian materi secara serempak menggunakan saluran yang
berbeda. Hal ini disebabkan adanya kebutuhan penerima untuk menggunakan
lebih dari satu pancaindra pada waktu yang bersamaan.
Secara ringkas, akuntansi membangun mekanisme untuk umpan balik ke
dalam proses dan menggunakan saluran yang lebih sesuai untuk menyampaikan
pesan dan dampak yang diinginkan kepada penerima melalui laporan secara
teknis. Dengan pesan, saluran yang optimal bergantung pada situasi komunikasi
yang unik di mana laporan disajikan.
7. Penerima
Ketika
menganalisis
suatu
situasi
komunikasi,
seseorang
perlu
22
23
B. Umpan Balik
Umpan balik merupakan pesan yang dikirim oleh penerima kepada sumber
dalam menanggapi pesan awal. Umpan balik memungkinkan terjadinya
pertukaran ide. Dengan demikian, tujuan komunikasi adalah pemahaman dan
bukannya arus penyebaran informasi satu arah dari sumber kepada penerima.
Umpan balik memastikan komunikasi yang efektif- yaitu, pemahaman ide di
antara individu dalam jaringan sosial atau organisasi formal.
Barnett (1979) menyarankan bahwa pendekatan sibernetik digunakan
untuk komunikasi teknis. Hal itu membangun banyak mekanisme umpan balik
kedalam proses komunikasi dan mengubah peran pengguna dari pembaca
pasif menjadi individu yang terlibat secara aktif dalam penyusunan dokumen
yang akan memenuhi kebutuhan mereka. Umpan balik dari pengguna pada
tahap perencanaan akan membantu menentukan fungsi, isi, dan perlakuan dari
laporan tertentu. Ketika menyebarkan laporan tersebut, penerima sebaiknya
dimintai umpan balik. Umpan balik terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut
ini dapat digunakan untuk memodifikasi draf dokumen untuk meningkatkan
efektivitasnya:
1. Seberapa efektif laporan tersebut memenuhi kebutuhan pengguna? Apakah
laporan dimengerti?
2. Apakah laporan tersebut memenuhi harapan penggung?
3. Seberapa sering laporan itu digunakan dan untuk tujuan apa laporan itu
dibutuhkan?
4. Apakah pemakai melengkapi laporan tersebut dengan mencari sumbersumber lain?
5. Sumber-sumber lain manakah- dokumen dan orang- yang dicari oleh
pengguna untuk memperoleh informasi yang sama?
6. Informasi tambahan manakah yang sebaiknya juga dikandung oleh
laporan tersebut?
24
antara
signifikan, maka modifikasi sebaiknya dibuat untuk mengoreksi masalahmasalah ini. Proses ini dapat dimurnikan dan diulang dengan berjalannya
waktu sampai laporan tersebut memenuhi kebutuhan pengguna. Dengan cara
ini, focus komunikasi bergeser dari arus satu arah yang berkosentrasi pada
penghasilan pesan ke pertukaran ide antara akuntan dan pengguna laporan.
Dengan perubahan fokus ini akan terjadi perubahan dalam dokumen tersebut.
25
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Diantara fungsi-fungsi akuntan, seperti pengumpulan, pengorganisasian, analisis,
dan pengomunikasian data, keberadaan komunikasi merupakan hal yang paling
penting untuk memunculkan tanggung jawab akuntansi. Hal ini berarti bahwa
tahapan komunikasi yang diawali oleh komunikasi hingga umpan balik bagi
komunikator menjadi serangkaian tahapan yang perlu dijadikan focus. Hal ini
disebabkan karena pemahaman yang terkait dengan perilaku yang tepat
merupakan hasil dari proses komunikasi. Selain dari tahapan komunikasi,
berbagai jenis variabel komunikasi juga menjadi hal yang penting bagi saluran,
penerima, umpan balik, dan lingkungan. Masing-masing variabel membawa
pengaruhnya kedalam setiap tahapan komunikasi.
26