Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Riset menunjukkan bahwa komunikasi yang buruk merupakan sumber konflik
interpersonal yang paling sering disebutkan. Karena individu menghabiskan 70
persen dari waktu aktifnya untuk berkomunikasi seperti menulis, membaca,
berbicara, mendengarkan. Tampaknya wajar untuk menyimpulkan bahwa salah satu
kekuatan yang paling menghambat keberhasilan kinerja kelompok adalah kurangnya
komunikasi yang efektif. Tidak ada kelompok yang dapat tetap ada tanpa komunikasi.
Hanya lewat komunikasi, yang merupakan transfer makna dari satu orang ke orang
lain, informasi dan gagasan dapat diantarkan.
Intisari dari proses akuntansi adalah komunikasi informasi dengan implikasi
keuangan atau manajemen. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang akuntan yang
efektif, seseorang harus menjadi komunikator yang efektif. Informasi bisnis harus
disajikan oleh para akuntan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Informasi tersebut
harus dinyatakan dengan jelas, ringkas, dan akurat.
2. Pengertian Dan Fungsi Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Para ahli, menurut Gibson et al. (1995), mengatakan bahwa komunikasi
berasal dari kata latin communis yang berarti sama. Hal ini berarti adanya
suatu pencarian kesamaan makna atas hal-hal yang dikomunikasikan antara pihak
pengirim dengan pihak penerima. Dalam pengertian yang lebih luas, komunikasi
adalah proses mempertukarkan informasi antara dua atau lebih sistem yang ada
dalam suatu lingkungan umum. Sistem ini dapat berupa individu, organisasi
sosial, hewan, atau mesin. Informasi pada umumnya didefinisikan sebagai materi
atau energy berpola, yang mengurangi ketidakpastian dalam perilaku masa depan
dari sistem-sistem yang saling berinteraksi. Ketika sistem tersebut meliputi orangorang, maka ada arti terkait dengan informasi tersebut. Dalam hal akuntansi,
1

individu-individu yang terkait dalam bisnis pada umumnya mempertukarkan


informasi keuangan, yang ketika diterjemahkan, memungkinkan prediksi yang
wajar mengenai operasi masa depan dari suatu organisasi dan membantu dalam
pengambilan keputusan serta pengendalian harian.
2. Fungsi Komunikasi
Komunikasi sebagaimana dijelaskan oleh Robins, memiliki empat fungsi
utama dalam suatu kelompok atau organisasi, yaitu pengendalian, motivasi,
pengungkapan
mengendalikan

emosional,

dan

informasi.

Komunikasi

bertindak

untuk

perilaku anggota dengan beberapa cara. Setiap organisasi

mempunyai hierarki wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi
oleh karyawan.
Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan
kepada para karyawan apa yang seharusnya dilakukan. Seberapa baik mereka
bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja dibawah
standar. Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka merupakan sumber
pertama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi didalam kelompok
tersebut merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota
menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka. Oleh karena itu, komunikasi
menunjukkan ungkapan emosional dari perasaan dan merupakan pemenuhan
terhadap kebutuhan sosial.
Fungsi terakhir yang dilakukan oleh komunikasi berhubungan dengan
perannya dalam mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan
informasi yang diperlukan oleh individu dan kelompok untuk mengambil
keputusan dengan meneruskan data yang dapat digunakan untuk mengenali dan
menilai alternatif-alternatif pilihan.

BAB II
PERMASALAHAN
1. Masalah-Masalah Terbaru Dalam Komunikasi
Pada bagian masalah-masalah terbaru dalam komunikasi ini akan diuraikan
empat masalah komunikasi yang terjadi dewasa ini : Mengapa pria dan wanita sering
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi satu sama lain? Bagaimana individuindividu dapat memperbaiki komunikasi lintas budaya mereka? Terakhir, bagaimana
elektronik mengubah cara orang berkomunikasi satu sama lain dalam organisasi?
A. Penghalang Komunikasi antara Pria dan Wanita
Riset yang pernah dilakukan oleh Deborah Tannen memberikan beberapa
wawasan penting mengenai perbedaan antara pria dan wanita dalam gaya
berbicara mereka. Khususnya, ia mampu menjelaskan mengapa gender sering kali
menjadi penghalang dari komunikasi lisan.
Hakikat dari riset tannen adalah bahwa pria menggunakan pembicaraan
untuk menekankan status, sementara wanita menggunakannya untuk menciptakan
hubungan. Tannen

menyatakan bahwa komunikasi merupakan tindakan

penyeimbangan yang bersinambungan yang mengubah konflik antara keeratan


dan

ketidaktergantungan.

Keeratan

menekankan

pada

kedekatan

dan

kebersamaan. Sementara, ketidaktergantungan menekankan pada keterpisahan


dan perbedaan. Tetapi inilah masalahnya : wanita

berbicara dan mendengar

dalam bahasa hubungan dan keeratan; sementara pria berbicara dan mendengar
dalam bahasa status dan ketidaktergantungan. Dengan demikian, bagi banyak
pria, pembicaraan terutama merupakan suatu cara untuk

melestarikan

ketidaktergantungan dan mempertahankan status dalam suatu hierarki sosial. Bagi


banyak wanita, pembicaraan merupakan perundingan untuk menghasilkan
kedekatan, dimana orang mencoba mencari dan memberikan informasi serta
saling mendukung.
Sering pria mengeluh bahwa wanita terus-menerus membicarakan masalah
pribadinya. Wanita mengkritik pria karena tidak mendengarkan. Apa yang terjadi
3

adalah bahwa ketika pria mendengar suatu masalah, maka hasrat mereka akan
ketidaktergantungan dan kendali sering kali dipertegas dengan jalan mengemukan
pemecahan. Akan tetapi, banyak wanita merasa bahwa pembeberan suatu masalah
merupakan cara meningkatkan kedekatan. Wanita mengungkapkan masalah untuk
memperoleh dukungan dan hubungan, bukan untuk memperoleh nasihat dari pria.
Pemahaman timbal balik bersifat simetris. Akan tetapi, pemberian nasihat itu
bersifat tidak simetris karena pemberian nasihat ditempatkan lebih tinggi sebagai
orang yang lebih mengetahui, lebih rasional, dan lebih terkendali. Hal ini
menyebabkan terjadinya jarak antara pria dan wanita dalam upaya mereka untuk
berkomunikasi.
B. Komunikasi yang Benar secara Politis
Dalam angkatan kerja yang makin beragam, orang harus menyadari bagaimana
kata-kata dapat melukai hati orang lain. Tetapi, ada sisi buruk dari ketepatan
politis. Ketepatan ini menyusutkan perbendaharaan kata dan menyulitkan orangorang dalam berkomunikasi.
Kata merupakan alat utama untuk berkomunikasi. Bila seseorang
menyingkirkan kata-kata dari perbendaharaannya karena kata-kata itu tidak tepat
secara politis. Maka orang tersebut mengurangi pilihannya untuk mengantarkan
pesan dalam ragam yang paling jelas dan akurat. Pada umumnya, semakin besar
perbendaharaan kata yang digunakan oleh pengirim dan penerima, maka semakin
besar

kesempatan

untuk

menyampaikan

pesan

secara

akurat.

Dengan

menghilangkan kata-kata tertentu dari perbendaharaan seseorang, orang itu akan


lebih sulit untuk berkomunikasi secara akurat. Bila seseorang kemudian
menggantikan kata-kata ini dengan istilah baru yang maknanya kurang dipahami,
maka orang tersebut telah memperkecil kemungkinan bahwa pesannya akan
diterima sesuai dengan yang ia maksud. Orang harus peka terhadap pemilihan
kata yang mungkin melukai hati orang lain. Akan tetapi, orang juga harus berhatihati untuk tidak mensterilkan bahasa yant justru merintangi kejelasan komunikasi.
Tidak ada pemecahan yang sederhana terhadap dilemma ini. Yang penting, orang
tersebut menyadari bahaya dan perlunya menemukan keseimbangan yang tepat.

C. Komunikasi Lintas Budaya


Komunikasi yang efektif sulit dilakukan pada kondisi terbaik. Faktor-faktor lintas
budaya jelas menciptakan potensi masalah komunikasi yang meningkat. Seorang
penulis telah mengidentifikasi empat masalah spesifik yang dikaitkan dengan
kesulitan bahasa dalam komunikasi lintas budaya :
Pertama, penghalang yang disebabkan oleh semantika. Makna kata dapat
berbeda untuk orang yang berbeda. Hal ini terutama benar untuk orang-orang
yang berasal dari budaya nasional yang berlainan.
Kedua, penghalang yang disebabkan oleh konotasi kata. Kata menyiratkan
hal-hal yang berlainan dalam bahasa yang berlainan.
Ketiga, penghalang yang disebabkan oleh perbedaan nada. Dalam
beberapa budaya bahasa tertentu bersifat formal, sementara dalam bahasa lain
bersifat informal. Dalam beberapa budaya, perubahan nada bergantung pada
konteksnya. Terdapat perbedaan antara nada berbicara dirumah, dalam pergaulan
sosial, dan tempat kerja. Menggunakan gaya informal dan pribadi dalam suatu
situasi dimana gaya yang lebih formal adalah gaya yang lebih sesuai dapat
memalukan dan menggagalkan maksud yang ingin dicapai.
Keempat, penghalang yang disebabkan oleh perbedaan persepsi. Orang
yang berbicara dalam bahasa yang berlainan sebenarnya memandang dunia secara
berbeda. Orang Eskimo mempersepsikan salju secara berbeda karena mereka
mempunyai banyak kata untuk itu. Orang Indonesia mempersepsikan kata tidak
secara berbeda dengan orang Amerika.
D. Komunikasi elektronik
Selama sepuluh atau lima belas tahun terakhir ini, hanyalah ada sedikit sekali
terobosan teknologi yang benar-benar memengaruhi komunikasi organisasional.
Pada awal abad ke 20, secara dramatis mengurangi komunikasi tatap muka secara
pribadi.

Pengenalan

mesin

fotokopi

pada

akhir

dasawarsa

1960-an

mengisyaratkan kematian kertas karbon dan membuat penyalin dokumen menjadi


lebih cepat dan lebih mudah. Akan tetapi, sejak awal tahun 1980-an, manusia
telah dibanjiri dengan teknologi elektronik baru yang sebagian besar membentuk
ulang cara orang berkomunikasi dalam organisasi. Teknologi tersebut mencakup

penyeranta (pager), mesin faks, konferensi video, rapat elektronik, surat


elektronik (e-mail), telepon, telepon genggam, dan pesan suara.
Komunikasi elektronik tidak lagi membuat anda perlu berada ditempat
kerja atau meja. Pager, telepon seluler, dan komunikator pribadi memungkinkan
untuk dihubungi bila sedang rapat, beristirahat makan siang, mengunjungi kantor
pelanggan di lain kota, dan seterusnya.
Tapal batas organisasional menjadi kurang relevan akibat adanya
komunikasi elektronik yang memungkinkan karyawan untuk mengambil jalan
pintas terhadap tingkatan vertical di dalam organisasi itu, bekerja lembur dirumah
atau disuatu tempat yang bukan merupakan fasilitas yang dioperasikan oleh
organisasi, dan berkomunikasi dengan orang lain dalam organisasi lain.
Walaupun telepon telah memungkinkan orang untuk meneruskan pesan
secara verbal secara sekejap, akhir-akhir ini saja telepon baru menyediakan
fasilitas pengiriman pesan tertulis. Dalam pertengahan dasawarsa 1960-an,
organisasi hampir seluruhnya bergantung pada memo untuk menyampaikan pesan
internal dikantor dan layanan telegram serta kantor pos untuk pesan-pesan
eksternal. Kemudian, muncul layanan pengiriman ekspres semalam dan mesin
faks. Dewasa ini, ketika hampir semua organisasi yang memberikan akses internet
kepada karyawannya. Dengan demikian, semua komunikasi tertulis dapat
diteruskan dengan kecepatan telepon.

BAB III
PEMBAHASAN
1. Model-model Komunikasi
A. Model Lasswell
Salah satu model paling awal dari komunikasi yang dikembangkan oleh
Harold Lasswell meliputi :
Siapa.
Mengatakan apa.
Dengan Cara Apa.
Kepada Siapa.
Dengan Dampak Apa.
Model tersebut sederhana, tetapi kurang memiliki sejumlah elemen
yang diperlukan uantuk memahami proses komunikasi. Dalam konteks
akuntansi, akuntan (siapa) menyajikan informasi keuangan (mengatakan apa),
pada umumnya dalam bentuk laporang tertulis (dengan cara apa), kepada
pihak pengguna internal dan eksternal (kepada siapa), dengan tujuan untuk
menyediakan data yang andal, relevan, dan tepat waktu untuk mengambil
keputusan bisnis yang berdasarkan informasi (dengan dampak apa).
B. Model Shannon-Weaver
Claude Shannon dan Warren Weaver (1949) mengembangkan model
matematis dari komunikasi yang model tersebut dikembangkan untuk
menjelaskan komunikasi melalui alat perantara, seperti telepon atau
korespodensi tertulis. Model ini merupakan suatu kemajuan dibandingkan
dengan model Lasswell karena model tersebut membedakan antara sumber
informasi, pengirim informasi, penerima informasi, dan tujuan. Dalam
konteks akuntansi, sumber dapat berupa tenaga pembukuan atau klerek;
pengirim informasi, kontroler; penerima informasi, orang yang memperoleh
dokumen tersebut, akuntan; dan tujuan, pengguna akhir, yaitu klien.
7

Shannon dan Weaver juga menambahkan gangguan kedalam proses


komunikasi. Gangguan (noise) adalah stimulus yang memberikan kontribusi
terhadap distorsi dari proses transfer informasi. Hal ini tersebut dapat
mengarah pada hancurnya komunikasi. Arus statis dalam sambungan telepon
adalah kegaduhan. Bayangkan masalah yang dapat ditimbulkan akibat salah
mendengar nama klien akibat arus statis tersebut. Model Shannon dan Weaver
ini tidak memiliki gagasan mengenai umpan balik-pertukaran informasi dan
bukannya transfer informasi satu arah-dan konteks atau lingkungan di mana
proses tersebut terjadi.
C. Model SMCR Berlo
Model komunikasi sumber, pesan, saluran, dan penerima (source, message,
channel, receiver- SMCR) yang diajukan oleh David Berlo yang mempunyai
beberapa kesalahan yang sama seperti model-model sebelumnya. Model ini
menyarankan arus informasi satu arah dari suatu sumber kepada penerima
tanpa umpan balik dan model ini juga tidak memasukkan konsep gangguan.
Akan tetapi, Berlo menspesifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kebenaran komunikasi dan pada tahap mana dalam proses tersebut faktorfaktor tersebut beroperasi. Misalnya saja, ketika mempertimbangkan pesan, ia
menyarankan

bahwa

elemen-elemen

pesan-

isi,

struktur,

kode,dan

perlakuannya- akan memengaruhi pemahamannya oleh penerima. Lebih lanjut


lagi, sementara tidak secara eksplisit memasukkan konteks proses tersebut
terjadi, model tersebut mengindikasikan bahwa sistem sosial dan budaya dari
sumber dan penerima, seta sistem kode dimana pesan tersebut disusun,
memengaruhi kebenaran dari proses komunikasi. Gagasan-gagasan ini
terutama penting untuk perusahaan-perusahaan multinasional yang harus
mempertimbangkan budaya dan sistem sosial dari klien dan pelanggan.
D. Model Westley-MacLean
Bruce Westley dan Malcolm MacLean (1957) mengembangkan satu model
untuk riset komunikasi. Model tersebut memiliki sejumlah implikasi penting.

Model tersebut menjelaskan cara-cara individu dan organisasi memutuskan


pesan apa yang akan dikomunikasikan dan bagaimana pesan tersebut
dimodifikasi atau dihapus dalam proses tersebut.
E. Model Pemusatan Komunikasi
Rogers dan Kincaid (1981) telah mengkritik model-model terdahulu karena
model-model tersebut mengarah pada tujuh bias dalam komunikasi. Ketujuh
bias tersebut meliputi :
1. Suatu pandangan bahwa komunikasi adalah tindakan satu arah yang linier
dan bukannya proses dua arah yang memiliki siklus dimana informasi
dipertukarkan sejalan dengan berlalunya waktu.
2. Sumber bias yang diakibatkan oleh penekanan pada ketergantungan dan
bukannya pada hubungan dari mereka yang melakukan komunikasi dan
saling ketergantungannya yang mendasar. Dalam model tradisional,
penerima biasannya bergantung pada informasi yang ditransfer dari
sumber. Tidak ada kebutuhan untuk berinteraksi.
3. Kecenderungan

untuk

berfokus

pada

objek

komunikasi

dengan

mengorbankan konteks objek tersebut berada. Dalam hal akuntansi, focus


tersebut pada laporan itu sendiri dan bukan pada interaksi yang
menghasilkannya.
4. Kecenderungan

untuk

berfokus

pada

pesan

itu

sendiri

dengan

mengorbankan aspek waktu dari pesan itu.


5. Kecenderungan untuk menganggap bahwa fungsi utama dari komunikasi
adalah persuasi dan bukannya pemahaman, konsesus, dan tindakan
kolektif yang menguntungkan. Dalam konteks bisnis, focus tersebut ada
pada penerapan kebijakan dan bukan pada pengambilan keputusan secara
partisipasif.
6. Kecenderungan untuk berkosentrasi pada dampak-dampak psikologis dari
komunikasi terhadap individu-individu yang terpisah dan bukan pada
dampak sosial dan hubungan antar individu dalam suatu komunitas.

10

7. Suatu keyakinan dalam hubungan sebab akibat mekanistis satu arah dan
bukannya hubungan sebab akibat dua arah yang merupakan karakteristik
dari sistem informasi manusia yang pada dasarnya bersifat sibernetik.
Sebagai alternatif dari model-model yang bias tersebut, Rogers dan
Kincaid mengajukan Model Pemusatan Komunikasi. Mereka menekankan
pada kesatuan informasi dan tindakan. Semua informasi merupakan
konsekuensi dari tindakan; melalui pemrosesan informasi, tindakan mungkin
menghasilkan informasi tambahan. Model tersebut tidak mempunyai awal dan
akhir. Hanya hubungan yang saling mendefinisikan diantara para partisipan
yang memberikan makna kepada keseluruhan. Ketika informasi dibagi oleh
dua atau lebih partisipan, pemrosesan informasi dapat mengarah pada saling
memahami, saling menyetujui, dan tindakan kolektif, seperti pemecahan
masalah bisnis.
Salah satu konsekuensi dari model ini adalah bahwa komunikasi selalu
mengimplikasikan suatu hubungan- suatu proses saling membagi informasi
diantara dua atau lebih orang. Akibatnyam analisis komunikasi harus
mempertimbangkan perbedaan dan persamaan partisipan dan untuk tujuan,
perubahan dalam hubungan antara akuntan dan pengguna informasi- baik satu
sama lain maupun perubahan dalam individu lain dengan mana mereka
berinteraksi mengenai topik-topik keuangan.
F. Satu Model Komunikasi
Sebelum komunikasi terjadi, perlu adanya pengungkapan atas suatu
maksud sebagai pesan yang akan disampaikan. Maksud itu bergerak antara
suatu sumber (pengirim) dengan penerima. Pesan itu dikodekan (diubah
kedalam bentuk simbolis) dan diteruskan oleh suatu medium (saluran) kepada
penerima yang menguraikan kode pesan yang dimulai oleh pengirim.
Hasilnya adalah suatu transfer makna dari satu orang ke orang lain.

11

Sumber mengawali suatu pesan dengan pengodean suatu pikiran.


Empat kondisi yang memengaruhi pengodean pesan : keterampilan, sikap,
pengetahuan, dan sistem sosial-sosial budaya.
Jika penulis buku pelajaran tidak memiliki keterampilan untuk menulis
sebagaimana yang dipersyaratkan, maka pesan mereka tidak akan sampai
kepada mahasiswa dalam bentuk yang diinginkan.
Pesan merupakan suatu produk fisik yang sebenarnya dari pengodean
sumber. Bila seseorang berbicara, pembicaraan itu adalah pesan. Bila
seseorang menulis, maka tulisan itu adalah pesan. Bila seseorang melukis,
lukisan itu adalah pesan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pesan
seseorang dipengaruhi oleh kode atau kelompok symbol yang digunakan
untuk mentransfer makna, isi dari pesan itu sendiri, serta keputusan yang
diambil dalam memilih dan menata kode da nisi.
Saluran adalah medium lewat mana pesan itu berjalan. Medium dipilih
oleh sumber yang harus menentukan mana saluran yang formal dan mana
yang informasi. Saluran formal ditetapkan oleh organisasi. Saluran itulah yang
meneruskan pesan mengikuti jaringan wewenang didalam organisasi. Bentuk
pesan lain, seperti pesan pribadi atau sosial, mengikuti saluran informal dalam
itu.
Penguraian adalah proses penerimaan pesan oleh pihak yang menjadi
sasaran dari pesan tersebut. Akan tetapi, sebelum pesan dapat diterima,
symbol-simbol yang digunakan harus diterjemahkan ke dalam suatu bentuk
yang dapat dipahami oleh penerima.
Umpan balik jika penerima menguraikan pesan yang dikodekan oleh
sumber dan mengembalikan pesan itu ke dalam sistem, maka akan diperoleh
umpan balik. Umpan balik merupakan pengecekan mengenai seberapa
berhasilnya

seseorang

dalam

mentransfer

pesan

sebagaimana

dimaksudkannya. Umpan balik menentukan apakah pesan itu telah dipahami


atau tidak.

12

2. Hal-hal Mendasar Dalalm Komunikasi


A. Arah Komunikasi
Komunikasi dapat mengalir secara vertical atau lateral. Dimensi vertical dapat
dibagi lebih lanjut menjadi komunikasi ke atas dan kebawah.
1. Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas

merupakan komunikasi yang mengalir kesuatu

tingkatan yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi. Komunikasi


ini digunakan untuk memberikan umpan balik, menginformasikan
kemajuan tujuan, dan meneruskan masalah-masalah yang ada kepada
atasan. Komunikasi ke atas menyebabkan para manajer menyadari
perasaan para karyawan terhadap pekerjaannya, rekan sekerjanya, dan
organisasi secara umum. Manajer juga mengandalkan komunikasi ke atas
untuk mendapatkan gagasan mengenai bagaimana segala sesuatu dapat
diperbaiki.
2. Komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah merupakan komunikasi yang mengalir dari satu
tingkat dalam suatu kelompok atau organisasi ke tingkat yang lebih
rendah. Bila anda membayangkan para manajer yang berkomunikasi
dengan bawahannya, maka itu adalah pola komunikasi kebawah. Pola itu
digunakan oleh pemimpin kelompok dan manajer untuk menetapkan
tujuan, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan
prosedur kepada bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan
perhatian, dan melakukan kontak lisan atau tatap muka.
Komunikasi lateral adalah komunikasi yang terjadi diantara anggota
kelompok kerja pada tingkatan yang sama, diantara kelompok kerja pada
tingkatan yang sama, diantara manajer pada tingkatan yang sama, diantara
manajer pada tingkatan yang sama, atau diantara setiap karyawan yang
setara secara horizontal.

13

B. Jaringan Formal dan Informal


Jaringan komunikasi menetapkan saluran-saluran tempat informasi mengalir.
Saluran ini merupakan salah satu dari dua jenis saluran- formal atau informal.
Jaringan formal pada umumnya vertical, mengikuti tingkatan wewenang, dan
terbatas pada komunikasi yang bertalian dengan tugas. Sebaliknya, jaringan
informal, seperti selentingan, biasanya bebas untuk bergerak ke segala arah,
melompati tingkatan wewenang dan kemungkinan besar memenuhi kebutuhan
sosial dari anggota kelompok karena mempermudah penyelesaian tugas.
C. Komunikasi Non-verbal
Studi akademis tentang gerakan tubuh disebut dengan kinetika. Studi ini
merujuk pada sikap tubuh, konfigurasi wajah, dan gerakan tubuh lainnya.
Akan tetapi, studi ini merupakan bidang yang relatif baru dan lebih
dipengaruhi oleh dugaan dan popularisasi dan bukannya dukungan penemuan
riset. Dengan demikian, walaupun diakui bahwa gerakan tubuh merupakan
salah satu segmen penting dari studi atas komunikasi dan perilaku, seseorang
tetap harus berhati-hati dalam pengambilan keputusan.
D. Penghalang Komunikasi yang Efektif
Terdapat beberapa penghalang utama terhadap komunikasi efektif yang perlu
disadari, yaitu penyaringan, persepsi selektif, defensif, dan bahasa.
Penyaringan mengacu pada pengirim yang memanipulasi informasi
sedemikian rupa, sehingga tampak lebih menguntungkan dimata penerima.
Penentu utama dari penyaringan adalah banyaknya tingkatan dalam suatu
struktur organisasi. Semakin banyak tingkatan vertical dalam hierarki
organisasi, semakin banyak kesempatan untuk penyaringan.
Persepsi selektif muncul karena penerima dalam proses komunikasi
tersebut melihat dan mendengar secara selektif berdasarkan kebutuhan,
motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik pribadinya. Penerima
juga memproyeksikan minat dan harapan mereka ke dalam komunikasi ketika
mereka menguraikan komunikasi tersebut. Pewancara calon karyawan yang

14

mengharapkan

seorang

pelamar

wanita

untuk

lebih

mementingkan

keluarganya daripada kariernya kemungkinan besar akan melihat hal itu pada
para pelamar wanita, tidak peduli apakah pelamar itu merasa demikian atau
tidak.
Defensif ketika orang yang merasa terancam cenderung bereaksi
dengan cara mengurangi kemampuan mereka untuk mencapai pemahaman
timbal balik. Artinya, mereka menjadi defensif, yaitu terlibat dalam perilaku,
seperti menyerang orang lain secara verbal, memberikan ungkapan-ungkapan
yang sarkastis, bersikap terlalu mengadili, dan menanyakan motif-motif orang
lain. Dengan demikian, bila individu menafsirkan pesan orang lain sebagai
sesuatu yang mengancam, mereka sering kali menanggapinya dengan cara
yang mengganggu komunikasi yang efektif.
Bahasa adalah kata-kata yang memiliki arti berbeda bagi orang yang
berbeda. Makna kata-kata tidaklah dalam kata-kata itu sendiri; maknanya ada
pada diri penerima. Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya merupakan
tiga dari variable yang jelas memengaruhi bahasa yang digunakan oleh
seseorang dan definisi yang diberikannya kepada kata-kata tersebut. Dalam
suatu organisasi, biasanya karyawan berasal dari latar belakang yang beragam.
Oleh karena itu, mereka mempunyai pola bicara yang berbeda. Disamping itu,
pengelompokan karyawan ke dalam departemen-departemen menciptakan
spesialis-spesialis yang mengembangkan jargon atau bahasa teknis mereka
sendiri. Dalam organisasi besar, anggota-anggotanya sering kali tersebar luas
secara geografis, mereka bahkan beroperasi di negara-negara yang berlainan,
dan individu ditiap tempat akan menggunakan istilah dan ungkapan yang unik
di kawasannya.
3. Variable-variabel yang Berpengaruh pada Komunikasi Akuntansi
A. Sumber
Ada dua aspek sumber yang dapat memengaruhi proses komunikasi. Dua aspek
tersebut adalah kredibilitas sumber dan kesamaan antara penerima dan sumber.

15

1. Kredibilitas Sumber
Secara umum diakui bahwa semakin kredibel sumber dari suatu pesan,
semakin besar efektivitasnya. Efektivitas biasanya dipahami sebagai
perubahan sikap kea rah yang disarankan oleh sumber. Akan tetapi,
kredibilitas

sumber

merupakan

suatu

karakteristik

dari

sumber

sebagaimana dipandang oleh penerima. Hal ini adalah bagian dari citra
sumber dan dapat bervariasi diantara situasi komunikasi yang berbeda.
Biasanya, hal ini dibentuk sebelum sumber dan penerima memasuki
kejadian komunikasi.
Kredibilitas

sumber

merupakan

suatu

bangunan

yang

multidimensional. Riset-riset empiris mengindikasikan bahwa kredibilitas


sumber terdiri atas tiga faktor. Ketiga faktor tersebut adalah :
1) Kewenangan- seberapa andal, terinformasi, memenuhi kualifikasi
(melalui gelar atau profesi), cerdas, atau ahli sumber itu dipandang.
2) Kejujuran- seberapa aman, jujur, ramah, menyenangkan, dan
menariknya sumber itu dipandang.
3) Kedinamisan- seberapa agresif, kuat, berani, dan energiknya sumber
itu dipandang.
2. Kesamaan antara Penerima dan Sumber
Komunikasi yang efektif akan lebih mudah terjadi ketika sumber dan
penerima adalah serupa. Tingkat kesamaan atau perbedaan tersebut
ditentukan oleh dua faktor, yaitu : kesamaan demografi (misalnya usia,
pendidikan, jenis kelamin, Negara, dan lain-lain) serta kesamaan kognitif
(misalnya kesamaan dalam sikap, nilai, budaya, keyakinan, dan lain-lain).
Komunikasi yang efektif dihasilkan dari kesamaan antara sumber dan
penerima. Akan tetapi, yang sebaliknya dapat juga benar. Pada awalnya,
sumber dan penerima mungkin memiliki sedikit kesamaan. Dengan
berinteraksi, sumber dan penerima menyatu kerangka kognitif bersama
atas saling memahami. Misalnya saja, penerima laporan keuangan

16

mungkin saja hanya mengetahui sedikit atau tidak sama sekali mengenai
masalah tersebut sebelum mereka mulai membacanya. Lebih lanjut lagi,
sementara ideal untuk membuat akuntan serupa mungkin dengan
pengguna dari suatu dokumen, kesamaan mungkin saja adalah mustahil.
Perbedaan yang signifikan pada umumnya ada, paling tidak dalam hal
pengetahuan akuntan yang ekstensif mengenai apa yang sedang
dikomunikasikan sementara pengguna tidak memiliknya.
B. Pesan
Barlo

mengidentifikasikan

lima

elemen

pesan

yang

sebaiknya

dipertimbangkan ketika menganalisis komunikasi, yaitu: 1) isi, 2) organisasi


atau struktur, 3) kode, 4) perlakuan, dan 5) elemen-elemen pesan.
Diasumsikan bahwa isi adalah informasi atau materi keuangan yang berkaitan
dengan kebijakan manajemen dan bahwa sistem kode adalah bahasa dari
sumber dan penerima. Elemen-elemen dari pesan adalah kata-kata, kalimat,
paragraph, angka, statistik, tabel, dan grafiknya. Hal-hal tersebut tentu saja
bervariasi dengan saluran yang berbeda.
4. Organisasi Pesan
Cara terbaik untuk mengorganisasikan suatu pesan bergantung pada budaya
tempat informasi tersebut digunakan. Di masyarakat Barat, pola pemikiran
bersifat linier atau berurutan. Pemrosesan linier merupakan karakteristik dari
semua pemrosesan bahasa (membaca dan mendengarkan) dan juga banyak
aktivitas pemecahan masalah dan berpikir. Karena bahasa Inggris menjadi bahasa
utama dari bisnis internasional, dapat di asumsikan bahwa laporan-laporan bisnis
akan diorganisasi secara linier dengan pendahuluan, bagian tengah, dan bagian
akhir.
Cara optimal untuk menyusun suatu pesan juga bergantung pada latar
belakang pendengar. Faktor, seperti sikap sebelumnya, pendidikan, komitmen,
keterampilan, harapan, perhatian, dan tingkat ketertarikan mereka terhadap materi

17

tersebut seluruhnya membantu menentukan cara terbaik untuk mengorganisasi


suatu pesan.
Riset terhadap dampak dari urutan juga memiliki implikasi terhadap
komunikasi keuangan. Asumsi teoretis yang mendasari riset ini adalah bahwa
efektivitas pesan bergantung pada penempatan argumentasi atau materi dalam
suatu penyajian. Terdapat tiga strategi urutan pesan yang telah diinvestigasi, yaitu:
1) klimaks, informasi yang paling penting disajikan terlebih dahulu, 2)
antiklimaks, informasi terpenting ditempatkan ditengah.
Para peneliti menyimpulkan bahwa urutan penyajian memengaruhi
faktor-faktor, seperti perhatian, minat, pemahaman, dan ingatan. Urutan yang
paling efektif dalam menghasilkan perubahan sikap adalah: 1) pendahuluan, 2)
transisi, 3) kesimpulan. Skema yang menggunakan urutan deduktif secara logis
lebih efektif dalam memastikan retensi dibandingkan dengan urutan di mana
kalimat inti ditempatkan di bagian tengah, tetapi tidak ada perbedaaan dalam
minat pembaca. Pada umumnya riset mengenai pembelajaran dan proses ingatan
mengindikasikan bahwa pemahaman dan retensi bertanggung pada organisasi.
Yaitu materi yang terstruktur dengan baik selalu dipahami dan di ingat dengan
lebih baik dibandingkan dengan materi yang tidak terstruktur.
Riset mengindikasikan bahwa terdapat kesepakatan yang semakin besar
mengenai seluruh topic jika topic-topik yang diinginkan disajikan terlebih dahulu.
Penjelasan tersebut bergantung pada teori pembelajaran stimulus respons.
Kandungan awal dari pesan memberikan penghargaan dan membiasakan
seseorang untuk memberikan perhatian pada materi tersebut. Ketika informasi
negatif disajikan terlebih dahulu, informasi tersebut cenderung menghukum
penerima untuk memberikan perhatian sejak awal. Hal ini dapat menyebabkan
penerima untuk berhenti memerhatikan materi selanjutnya. Komunikator
sebaiknya menetukan sikap penerima dan menyajikan materi yang disetujui atau
disenangi oleh penerima sebelum meyajikan informasi yang dianggap ofensif.
Informasi bisnis yang positif sebaiknya mendahului yang negatif. Misalnya saja,

18

letakkan materi yang sulit setelah materi yang mudah atau letakkan berita
keuangan yang positif sebelum yang negatif. Mungkin adalah ide yang bagus
untuk memulai suatu laporan atau presentasi dengan sedikit humor. Di pihak lain,
terdapat sedikit riset empiris yang mengaitkan humor dengan eefektivitas.
Walaupun humor meningkatkan perhatian terhadap situasi komunikasi, dapat saja
humor tersebut menghambat pemahaman.
5. Perlakuan Pesan
Informasi akuntansi sebaiknya berulang. Pengulangan meningkatkan pemahaman
atas materi. Retensi meningkat dengan adanya pengulangan atas fakta dan ide
penting. Ringkasan yang menunjukkan, menyoroti, atau mengorientasikan
pembaca terhadap fakta penting juga meningkatkan pemahaman dan retensi
pembaca. Pengulangan lintas saluran juga meningkatkan retensi. Retensi pembaca
semakin meningkat ketika fakta-fakta dalam penyajian verbal disoroti dengan
penarik perhatian, seperti garis bawah, huruf besar, bagan, dan warna.
Terdapat cukup banyak riset mengenai bagaimana menyajikan materi secara
efektif. G. R. Klare (1977) menguraikan bagaimana cara untuk membuat materi
ini lebih mudah dibaca mudah dimengerti. Kemudahan membaca materi
merupakan fungsi dari karakteristik kata-kata dan kalimat, tetapi Klare lebih
lanjut menetapkan aturan untuk menghasilkan dokumen yang mudah dibaca,
yaitu:
1. Kata-kata yang sering muncul dan akrab meningkatkan kemudahan membaca
suatu materi.
2. Kata-kata lebih pendek membuat membaca menjadi lebih cepat dan mudah.
3. Kata-kata yang mempunyai nilai asosiatif (secara psikologis) yang berkaitan
dengan kata-kata lain yang muncul di bagian selanjutnhya dari teks sebaiknya
digunakan.
4. Kata-kata yang konkret, dan bukannya kata-kata yang abstrak, membuat
dokumen menjadi lebih mudah dibaca.

19

5. Kata-kata kerja aktif, dan bukannya bentuk nominalis, meningkatkan


kemudahan membaca.
6. Penggunaan kata ganti dan anafora (kata-kata atau ungkapan yang mengacu
kembali pada kata atay bagian teks sebelumnya) harus dibatasi.
7. Kalimat harus singkat. Jika penulis akan menggunakan kata penghubung, ia
sebaiknya menggunakan kata dan dibandingkan dengan tetapi atau kata
karena.
8. Anak kalimat sebaiknya singkat dan struktur kalimat sederhana.
9. Kalimat aktif lebih menarik dibandingkan dengan bentuk kalimat pasif.
Anderson (1971) menyarankan bahwa faktor-faktor, seperti rantai ide,
struktur, dan konsep dalam teks tersebut sebaiknya digunakan untuk menentukan
seberapa sulit untuk memahami materi itu. Riset masa depan berdasarkan pada
pengukuran

empiris

dibutuhkan

untuk

menentukan

faktor-faktor

yang

memprediksikan pemahaman terhadap materi-materi teknis seperti laporan


keuangan. Parameter-paramater berikut ini sebaiknya diinvestigasikan secara
khusus untuk materi-materi keuangan:
1. Kompleksitas struktur dan materi.
2. Keabstrakan.
3. Konsep baru.
4. Kebutuhan akan pengetahuan yang melatarbelakangi.
5. Beban kerja selama membaca.
6. Penggunaan waktu.
7. Sensitivitas terhadap gangguan dari luar.
8. Isi ingatan jangka panjang.
Sejumlah materi mengenai variabel-variabel pesan dan dampaknya
terhadap efektivitas komunikasi telah disajikan. Kesimpulannya sering kali
berlawanan karena komunikasi adalah proses kompleks yang melibatkan interaksi
dari semua komponen yang dijelaskan dalam model-model tersebut. Ketika riset
dilakukan mengenai satu komponen tunggal mana pun, seperti pesan, faktor-

20

faktor lainnya mungkin tidak konklusif, sehingga usulan apa pun sebaiknya
dipandang secara skeptis.
6. Saluran
Jalur komunikasi merupakan alat untuk menyebarkan informasi. Schramm (1973)
mengelompokkan atau membedakan saluran berdasarkan enam dimensi:
1. Pancaindra yand dipengaruhi; komunikasi tatap muka membuatnya mungkin
untuk menggunakan seluruh pancaindra, sementara media yang berbeda
menggunakan subkelompok dari pancaindra ini dalam kombinasi untuk
menghasilkan dampak diferensial terhadap penerima.
2. Peluang untuk umpan balik; peluang pertukaran informasi dua arah maksimal
dalam komunikasi tatap muka. Pada umumnya, umpan balik dibutuhkan
untuk memastikan komunikasi yang efektif dan untuk memahami informasi
yang disampaikan. Dengan demikian, dalam penyajian laporan keuangan
harus terkandung di dalamnya metode umpan balik.
3. Besarnya kendali penerima; terdapat sejumlah besar kendali dalam interaksi
interpersonal. Ketika menggunakan media cetak, penerima dapat membaca
dengan kecepatan mereka sendiri dan membaca kembali bagian-bagian yang
penting atau terperinci. Penerima memiliki sedikit kendali terhadap media
siaran, kecuali mereka merekam program tersebut, semakin besar kendali
pengguna, semakin besar pembelajaran.
4. Jenis pengodean pesan; interaksi tatap muka memungkinkan penggunaan
petunjuk-petunjuk non verbal. Hal ini tidak terlalu berlaku untuk media video,
film, dan terutama media cetak. Akan tetapi, media cetak lebih baik dalam
menyampaikan ide-ide abstrak seperti kebijakan manajemen. Media
audiovisual adalah media yang lebih kuat untuk menyajikan informasi
konkret.
5. Kekuatan multiplikatif; system komunikasi massa dapat dengan efesien dan
cepat mencapai banyak penerima yang tersebar. Saluran-saluran interpersonal

21

dapat mencapai peneriima ini hanya dengan usaha yang besar dan periode
waktu yang relatip lama.
6. Pelestarian pesan; keunggulan dari media massa adalah catatan permanen
yang tidak ada dalam interaksi tatap muka. Secara tradisional, keunggulan ini
hanya terbatas pada media cetak. Tetapi, dengan pita dan pirinngan audio dan
video serta system manajemen informasi yang berbasis komputer, kapasitas
ini telah diperluas ke media elektronik.
Pemahaman materi tertentu dapat diperbaiki dengan penggunaan jaringan
selain media cetak. Lebih lanjut lagi, cara untuk meningkatkan pemahaman
adalah melalui penyajian materi secara serempak menggunakan saluran yang
berbeda. Hal ini disebabkan adanya kebutuhan penerima untuk menggunakan
lebih dari satu pancaindra pada waktu yang bersamaan.
Secara ringkas, akuntansi membangun mekanisme untuk umpan balik ke
dalam proses dan menggunakan saluran yang lebih sesuai untuk menyampaikan
pesan dan dampak yang diinginkan kepada penerima melalui laporan secara
teknis. Dengan pesan, saluran yang optimal bergantung pada situasi komunikasi
yang unik di mana laporan disajikan.
7. Penerima
Ketika

menganalisis

suatu

situasi

komunikasi,

seseorang

perlu

mempertimbangkan faktor-faktor mengenai penerima, seperti latar belakang


demografis dan budaya, sikap sebelumnya, pengetahuan, pola perilaku, dan
system atau lingkungan sosial dimana mereka akan menggunakan informasi
tersebut. Pada umumnya, semakin serupa penerima dan sumber mengenai faktorfaktor ini, maka semakin mudah dan semakin efektif komunikasi tersebut.
8. Analisis Penerima
Pengetahuan mengenai penerima dapat digunakan untuk mendesain pesan yang
lebih efektif dan menyampaikannya melalui saluran yang paling sesuai.
Komunikasi yang efektif dihasilkan ketika informasi didesain secara spesifik
untuk penerima. Akuntan sebaiknya menyelidiki penerima yang dimaksudkan,

22

penerima actual, dan penerima yang potensial sebelum menghasilkan dokumen.


Para akuntan keprilakuan sebaiknya juga menyelidiki pola pencarian informasi
oleh klien mereka dan pengguna lainnya dari laporan bisnis. Riset tersebut
menyimpulkan bahwa orang hanya memberikan sedikit usaha untuk pencarian
informasi dan akan menggunakan sumber yang paling dapat diakses. Informasi
dicari karena secara sosial informasi merupakan suatu keuntungan dan dapat
dibahas dalam jaringan interpersonal pengguna.
A. Analisis Jaringan
Pada dasarnya, penjelasan struktur komunikasi dari suatu organisasi
dihasilkan dengan menggunakan dengan memeriksa arus informasi antarkomponen dari system tersebut. Komponen-komponen itu dapat berupa
individu, kelompok tugas kecil, atau organisasi formal secara keseluruhan.
Struktur jaringan yang optimal bervariasi dengan fungsi yang dilakukan oleh
kelompok-kelompok yang terlibat dengan manifestasi tugas produktif akan
dilaksanakan fungsi mereka paling baik ketika mereka sangat terintegrasi.
Mereka yang berkepentingan dengan inovasi memerlukan sejumlah besar
perluasan batasan dan demikian mereka dapat melakukan fungsinya dengan
paling baik ketika terhubung secara longgar.
Peran dari komunikator berbeda ketika materi dikembangkan untuk konsumsi
pihak internal dibandingkan jika materi tersebut akan disebarkan kepada
lingkungan. Bidang terakhir berkaitan dengan penggunaan teknologi
komunikasi baru, seperti jaringan komputer, kabel interaktif dua arah, system
pengiriman lewat satelit, dan teks video. Sejumlah perusahaan pialang saham
saat ini memiliki system pendukung pengambilan keputusan (decision support
system) berbasis komputer untuk membantu para pialang menyimpan dan
mengakses catatan klien, menganalisis portofolionya, dan memperoleh berita
tentang harga dan keuangan terkini.

23

B. Umpan Balik
Umpan balik merupakan pesan yang dikirim oleh penerima kepada sumber
dalam menanggapi pesan awal. Umpan balik memungkinkan terjadinya
pertukaran ide. Dengan demikian, tujuan komunikasi adalah pemahaman dan
bukannya arus penyebaran informasi satu arah dari sumber kepada penerima.
Umpan balik memastikan komunikasi yang efektif- yaitu, pemahaman ide di
antara individu dalam jaringan sosial atau organisasi formal.
Barnett (1979) menyarankan bahwa pendekatan sibernetik digunakan
untuk komunikasi teknis. Hal itu membangun banyak mekanisme umpan balik
kedalam proses komunikasi dan mengubah peran pengguna dari pembaca
pasif menjadi individu yang terlibat secara aktif dalam penyusunan dokumen
yang akan memenuhi kebutuhan mereka. Umpan balik dari pengguna pada
tahap perencanaan akan membantu menentukan fungsi, isi, dan perlakuan dari
laporan tertentu. Ketika menyebarkan laporan tersebut, penerima sebaiknya
dimintai umpan balik. Umpan balik terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut
ini dapat digunakan untuk memodifikasi draf dokumen untuk meningkatkan
efektivitasnya:
1. Seberapa efektif laporan tersebut memenuhi kebutuhan pengguna? Apakah
laporan dimengerti?
2. Apakah laporan tersebut memenuhi harapan penggung?
3. Seberapa sering laporan itu digunakan dan untuk tujuan apa laporan itu
dibutuhkan?
4. Apakah pemakai melengkapi laporan tersebut dengan mencari sumbersumber lain?
5. Sumber-sumber lain manakah- dokumen dan orang- yang dicari oleh
pengguna untuk memperoleh informasi yang sama?
6. Informasi tambahan manakah yang sebaiknya juga dikandung oleh
laporan tersebut?

24

7. Umpan balik seperti apa dapat ditawarkan pengguna laporan terhadap


bagian tertentu dari laporan tersebut?
8. Umpan balik seperti apa yang belum diantisipasi yang dapat diberikan
oleh pengguna dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan terbuka?
9. Apakah karakteristik-karakteristik demografi dan sosial dari pengguna
actual? Siapakah yang menggunakan laporan tersebut?
Jika penyimpangan

antara

tujuan laporan dan penggunaannya

signifikan, maka modifikasi sebaiknya dibuat untuk mengoreksi masalahmasalah ini. Proses ini dapat dimurnikan dan diulang dengan berjalannya
waktu sampai laporan tersebut memenuhi kebutuhan pengguna. Dengan cara
ini, focus komunikasi bergeser dari arus satu arah yang berkosentrasi pada
penghasilan pesan ke pertukaran ide antara akuntan dan pengguna laporan.
Dengan perubahan fokus ini akan terjadi perubahan dalam dokumen tersebut.

25

BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Diantara fungsi-fungsi akuntan, seperti pengumpulan, pengorganisasian, analisis,
dan pengomunikasian data, keberadaan komunikasi merupakan hal yang paling
penting untuk memunculkan tanggung jawab akuntansi. Hal ini berarti bahwa
tahapan komunikasi yang diawali oleh komunikasi hingga umpan balik bagi
komunikator menjadi serangkaian tahapan yang perlu dijadikan focus. Hal ini
disebabkan karena pemahaman yang terkait dengan perilaku yang tepat
merupakan hasil dari proses komunikasi. Selain dari tahapan komunikasi,
berbagai jenis variabel komunikasi juga menjadi hal yang penting bagi saluran,
penerima, umpan balik, dan lingkungan. Masing-masing variabel membawa
pengaruhnya kedalam setiap tahapan komunikasi.

26

Anda mungkin juga menyukai