Kehidupan ini memberikan kepada kita pilihan. Pilihlah menikmati hidup sebagaimana
adanya. Hargai dan syukurilah sinar matahari dan hujan. Hiruplah semerbak bau harum
bunga-bungaan, balaslah senyuman, bermainlah dengan anak-anak Anda. Pendekatan pada
kehidupan seperti ini tidak mahal dan melindungi Anda dari stres. Tahukan Anda, saat
mengalamai stres ada dua macam hormon yang sangat berbahaya yang dikeluarkan secara
berlebihan yaitu hormon adrenalin dan hormon kortisol. Kedua macam hormon ini dilepas
oleh Hypothalamus, organ kecil yang berada di pusat otak.
Yang terjadi saat stres
Stres berkepanjangan
Sebenarnya hormon-hormon dalam tubuh bekerja dengan sangat seimbang. Jumlah yang
tepat dari setiap hormon akan menghasilkan hal yang positif. Jika stres itu hanya sebentar,
sedikit aliran adrenalin itu baik dan tak membahayakan. Tetapi jika stres jangka panjang dan
menetap dapat menyebabkan masalah.
Misalnya, jika seseorang hidup bertahun-tahun dalam kemarahan yang tak terselesaikan
terhadap pasangannya, aliran adrenalin dapat menjadi berlebihan. Atau jika seseorang yang
bekerja selama bertahun-tahun di bawah seorang bos atau sistem yang membuat dia merasa
tak berdaya dan dilecehkan, orang tersebut dapat mengalami kemarahan berkepanjangan atau
perasaan berada dalam bahaya. Stres emosional jangka panjang ini menyebabkan aliran
hormon adrenalin dan kortisol secara terus-menerus masuk ke dalam darah, dan aliran
tersebut memiliki dampak merusak bagi tubuh.
Apakah kadar adrenalin yang tinggi berbahaya?
Kadar adrenalin yang tinggi dan berkepanjangan dapat meningkatkan detak jantung
dan tekanan darah sehingga detak jantung menjadi lebih cepat dan tekanan darah
tinggi. Hal ini tidak baik.
Kadar adrenalin yang tinggi dan berkepanjangan dapat juga menyebabkan darah
membeku lebih cepat (yang menyebabkan terjadinya plak), tiroid menjadi terlalu
dirangsang, dan tubuh menghasilkan lebih banyak kolesterol. Semua pengaruh ini,
jika berkepanjangan, secara potensial mematikan.
Ketika tubuh melepas adrenalin ke dalam sistem, tubuh juga melepas hormon yang
disebut kortisol. Kadar kortisol yang tinggi dan berkepanjangan dapat menyebabkan
kadar gula darah dan insulin meningkat dan tetap bertahan pada tingkat tinggi.
Kadar trigliserida meningkat dalam aliran darah dan dapat tetap bertahan pada tingkat
tinggi. Kadar kolesterol juga dapat meningkat dan tetap pada tingkat tinggi.
Terlalu banyak kortisol dapat meningkatkan berat badan dan menghasilkan
kegemukan yang menetap, khususnya bagian tengah tubuh.
Terlalu banyak kortisol dalam tubuh dapat mengurangi kalsium, magnesium dan
potasium dalam tulang. Itu dapat menyebabkan kerapuhan tulang (osteoporosis).
Sebagai tambahan terlalu banyak kortisol dapat menyebabkan tubuh menahan sodium
(garam) yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Peningkatan kadar kortisol secara kronis akan menyebabkan gangguan fungsi
kekebalan tubuh, dan tanggapan kekebalan tubuh yang salah telah dikaitkan dengan
berbagai macam penyakit.
tres jangka panjang menyebabkan aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terusmenerus masuk ke dalam darah, dan aliran ini memiliki dampak merusak bagi tubuh.
Kehidupan ini memberikan kepada kita pilihan. Pilihlah menikmati hidup sebagaimana
adanya. Hargai dan syukurilah sinar matahari dan hujan. Hiruplah semerbak bau harum
bunga-bungaan, balaslah senyuman, bermainlah dengan anak-anak Anda. Pendekatan pada
kehidupan seperti ini tidak mahal dan melindungi Anda dari stres. Tahukan Anda, saat
mengalamai stres ada dua macam hormon yang sangat berbahaya yang dikeluarkan secara
berlebihan yaitu hormon adrenalin dan hormon kortisol. Kedua macam hormon ini dilepas
oleh Hypothalamus, organ kecil yang berada di pusat otak.
Yang terjadi saat stres
Stres berkepanjangan
Sebenarnya hormon-hormon dalam tubuh bekerja dengan sangat seimbang. Jumlah yang
tepat dari setiap hormon akan menghasilkan hal yang positif. Jika stres itu hanya sebentar,
sedikit aliran adrenalin itu baik dan tak membahayakan. Tetapi jika stres jangka panjang dan
menetap dapat menyebabkan masalah.
Misalnya, jika seseorang hidup bertahun-tahun dalam kemarahan yang tak terselesaikan
terhadap pasangannya, aliran adrenalin dapat menjadi berlebihan. Atau jika seseorang yang
bekerja selama bertahun-tahun di bawah seorang bos atau sistem yang membuat dia merasa
tak berdaya dan dilecehkan, orang tersebut dapat mengalami kemarahan berkepanjangan atau
perasaan berada dalam bahaya. Stres emosional jangka panjang ini menyebabkan aliran
hormon adrenalin dan kortisol secara terus-menerus masuk ke dalam darah, dan aliran
tersebut memiliki dampak merusak bagi tubuh.
Apakah kadar adrenalin yang tinggi berbahaya?
Kadar adrenalin yang tinggi dan berkepanjangan dapat meningkatkan detak jantung
dan tekanan darah sehingga detak jantung menjadi lebih cepat dan tekanan darah
tinggi. Hal ini tidak baik.
Kadar adrenalin yang tinggi dan berkepanjangan dapat juga menyebabkan darah
membeku lebih cepat (yang menyebabkan terjadinya plak), tiroid menjadi terlalu
dirangsang, dan tubuh menghasilkan lebih banyak kolesterol. Semua pengaruh ini,
jika berkepanjangan, secara potensial mematikan.
Ketika tubuh melepas adrenalin ke dalam sistem, tubuh juga melepas hormon yang
disebut kortisol. Kadar kortisol yang tinggi dan berkepanjangan dapat menyebabkan
kadar gula darah dan insulin meningkat dan tetap bertahan pada tingkat tinggi.
Kadar trigliserida meningkat dalam aliran darah dan dapat tetap bertahan pada tingkat
tinggi. Kadar kolesterol juga dapat meningkat dan tetap pada tingkat tinggi.
Terlalu banyak kortisol dapat meningkatkan berat badan dan menghasilkan
kegemukan yang menetap, khususnya bagian tengah tubuh.
Terlalu banyak kortisol dalam tubuh dapat mengurangi kalsium, magnesium dan
potasium dalam tulang. Itu dapat menyebabkan kerapuhan tulang (osteoporosis).
Sebagai tambahan terlalu banyak kortisol dapat menyebabkan tubuh menahan sodium
(garam) yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Peningkatan kadar kortisol secara kronis akan menyebabkan gangguan fungsi
kekebalan tubuh, dan tanggapan kekebalan tubuh yang salah telah dikaitkan dengan
berbagai macam penyakit.
Cari Dokter
Cari Obat
Cari RS / Apotik
Tanya Dokter
Medis A-Z
Health Talks
Rubrik Spesialis
Gaya Hidup
Health Tools
Slide
Video
Login
Health Topics
Kortisol dalam jumlah cukup ternyata memiliki efek yang baik pada tubuh seper
Professor
Robert M. Sapolsk, MD.
Kortisol
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Kortisol
Data klinis
Kat. kehamilan
Status hukum
Rute
C
Rx Only (U.S.) (excluding 1-2%
strength topical)
Oral tablets, intravenously, topical
Pengenal
Nomor CAS
50-23-7
Kode ATC
PubChem
CID 5754
ChemSpider
UNII
KEGG
ChEMBL
5551
WI4X0X7BPJ
D00088
CHEMBL389621
Data kimia
Formula
Massa mol.
C21H30O5
362.460
SMILES
InChI
InChI=1S/C21H30O5/c1-19-7-5-13(23)9-12(19)3-4-1415-6-8-21(26,17(25)11-22)20(15,2)1016(24)18(14)19/h9,14-16,18,22,24,26H,3-8,10-11H2,12H3/t14-,15-,16-,18+,19-,20-,21-/m0/s1
Key:JYGXADMDTFJGBT-VWUMJDOOSA-N
Kortisol (bahasa Inggris: cortisol, hydrocortisone, 11beta,17alpha,21-trihydroxy-4pregnene-3,20-dione) adalah hormon steroid dari golongan glukokortikoid yang umumnya
diproduksi oleh sel di dalam zona fasikulata pada kelenjar adrenal[1] sebagai respon terhadap
stimulasi hormon ACTH yang disekresi oleh kelenjar hipofisis, juga merupakan hasil reaksi
organik hidrogenasi pada gugus 11-keto[2] molekul hormon kortison yang dikatalis oleh
enzim 11-hidroksisteroid dehidrogenase tipe 1 yang umumnya disekresi oleh jaringan
adiposa. kelebihan hormon ini dalam darah menyebabkan sindrom cushing [3] Selain itu,
hormon kortisol juga diproduksi oleh hati.[4]
penghubung antara pembuluh nadi dan pembuluh darah kapiler terhadap pengaruh hormon
jenis katekolamin dan angiotensin II.
Sedangkan pada sistem saraf pusat, kortisol dapat mengubah eksitasi neuron dan
menginduksi apoptosis khususnya pada sel jaringan hipokampus. Hal ini dapat
mempengaruhi perilaku dan aspek psikologis individunya, depresi merupakan hal yang sering
dijumpai pada terapi hormon glukokortikoid. Dan penderita depresi tanpa terapi hormon
glukokortikoid, juga sering menunjukkan peningkatan dan perubahan pola waktu sekresi
kortisol yang diikutian dengan perubahan jam biologis.
Pada sistem renal, kortisol meningkatan laju filtrasi glomerular dengan meningkatkan aliran
darah glomerular, dan ekskresi asam fosfat dengan menurunkan reabsoprsinya pada tubula
proksimal. Konsentrasi hormon kortisol biasanya sekitar 100 kali lebih tinggi daripada
hormon aldosteron, namun kortisol jarang berinteraksi dengan pencerap aldosteron, oleh
karena kortisol dengan cepat akan bereaksi dengan enzim 11-beta hidroksisteroid
dehidrogenase tipe 2 menjadi bentuk non aktif yaitu hormon kortison di dalam tubula
proksimal.[7] Karena kortisol memiliki daya cerap yang sama kuat dengan hormon aldosteron,
saat rasio kortisol jauh melebihi kadar 11-HSD, hormon ini menghalangi aldosteron yang
akan bereaksi dengan pencerapnya hingga menimbulkan efek diuretik. Hal ini dapat menjadi
faktor pemicu simtoma tekanan darah tinggi yang dijumpai pada penderita sindrom Cushing.
Pada sistem fetus, kortisol berperan demi matangnya sistem saraf pusat, retina, kulit, saluran
pencernaan dan paru, khususnya sangat penting dalam proses sintesis surfaktan alveolar yang
berlangsung sepanjang minggu-minggu terakhir masa kandungan janin. Bayi dengan
kelahiran prematur terkadang mendapatkan terapi glukokortikoid sebagai stimulasi agar
terjadi sintesis surfaktan pada organ paru.
Jakarta, Ketika mengalami stres, tubuh menghasilkan hormon yang disebut kortisol.
Hormon ini diproduksi oleh kelenjar adrenal. Fungsinya membantu mengatur tekanan darah
dan sistem kekebalan tubuh selama datangnya krisis, baik krisis fisik ataupun emosional.
Kortisol baik untuk membentuk cadangan energi dan meningkatkan kemampuan tubuh
melawan infeksi.
Masalahnya, stres yang tak kenal lelah juga dapat membuat tubuh waspada dan membuat
manfaatnya berubah merugikan. Kadar kortisol yang tinggi dapat menyebabkan gangguan
tidur, menekan sistem kekebalan, menyebabkan kenaikan gula darah, dan kenaikan berat
badan.
"Ketika terjadi lonjakan kortisol, hormon ini memberitahu tubuh untuk makan banyak kalori,
taktik bertahan hidup yang membutuhkan energi besar untuk melarikan diri predator. Namun
taktik ini tidak efektif jika mencemaskan banyaknya tagihan yang harus dibayar," kata Shawn
Talbott, PhD, ahli biokimia gizi sekaligus penulis buku 'The Cortisol Connection'.
Untungnya, tubuh telah berevolusi untuk menangkal lonjakan ini, yaitu dengan melakukan
relaksasi. Seperti dilansir prevention.com, Selasa (28/2/2012), berikut adalah delapan cara
yang mengejutkan untuk memangkas kadar kortisol hampir separuh.
1. Meditasi = Mengurangi Kortisol 20 persen
Dalam sebuah peneltiian di Thailand, orang yang berlatih meditasi secara signifikan
mengalami penurunan kortisol dan tekanan darah dalam waktu 6 minggu. Demikian pula
orang yang bermeditasi setiap hari selama 4 bulan mengalami penurunan kortisol rata-rata
sebesar 20 persen, menurut sebuah penelitian di Maharishi University.
2. Mendengarkan Musik = Mengurangi Kortisol 66 persen
Musik dapat memiliki efek menenangkan otak, terutama saat sedang menghadapi pemicu
stres. Ketika seorang dokter di Osaka Medical Center, Jepang, memainkan lagu untuk
sekelompok pasien yang menjalani kolonoskopi, tingkat kortisol pasien naik lebih sedikit
dibandingkan pasien lain yang menjalani prosedur sama di ruangan yang tenang.
Mencegah lonjakan kortisol dalam situasi pemicu stres lainnya dapat dilakukan dengan
mengalunkan musik instrumental. Dan jika ingin lebih cepat tertidur, dengarkanlah musik
yang menenangkan, jangan menonton TV.
tidak mengunyah permen. Diduga, mengunyah permen karet meningkatkan aliran darah dan
aktivitas saraf pada salah satu bagian otak.