Perkenalkan saya yolandita yang akan memaparkan materi mengenai manejemen dan
pencegahan hipertensi pada pagi hari ini. Saya yakin simbah-simbah disini sudah banyak yang
tahu nggih apa itu hipertensi, nah maka dari itu nanti saya akan memaparkan secara singkat saja
kurang lebih 15 menit pokok-pokok penting tentang hipertensi, agar simbah tidak bosan dan
tidak terlalu siang nanti selesainya.
Baik langsung saja ke materi hipertensi nggih, Jadi seseorang bisa dikatakan memiliki
hipertensi itu apabila tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau
lebih. Yang dinamakan tekanan sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung berkontraksi,
sedangkan tekanan darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengendor
Kembali/relaksasi. Hipertensi sering disebut “the silent killer” karena sering tanpa keluhan,
sehingga penderita tidak tahu kalau dirinya mengidap hipertensi, tetapi kemudian mendapatkan
dirinya sudah terdapat penyakit penyulit atau komplikasi dari hipertensi.
Lalu selanjutkan ada factor penyebab/resiko dari hipertensi, disini saya bagi menjadi 3
nggih mbah, pertama ada factor demografi, kedua factor perilaku, dan ketiga asupan makanan.
Faktor demografi sendiri terdiri dari 1. Usia. semakin bertambah usia seseorang maka
tekanan darah semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung mempunyai tekanan darah
lebih tinggi dibandingkan diusia muda. Tekanan darah akan naik dengan bertambahnya umur
terutama setelah umur 40 tahun. Hal ini disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh
darah besar, sehingga lumen menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih
kaku, sebagai akibat dari peningkatan tekanan darah sistolik. 2. Jenis kelamin. wanita yang
memasuki masa menopause maka resiko hipertensi meningkat, karena kadar estrogen yang
dimilikinya berkurang. Nah Estrogen sendiri mampu meningkatkan produksi antioksidan,
sehingga mampu mengurangi stres dan mencegah peradangan dalam tubuh. Oleh karena itu,
kadar estrogen yang lebih rendah setelah menopause dapat menurunkan fungsi tersebut dan
meningkatkan risiko hipertensi. 3. Keturunan. Menurut Jurnal bila kedua orang tuanya menderita
hipertensi maka sekitar 45% akan diturunkan kepada anak-anaknya dan bila salah satu orang
tuanya menderita hipertensi maka sekitar 30% akan turun kepada anak-anaknya.
Faktor Perilaku; 1. Obesitas. Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya
melakukan aktivitas fisik, hal tersebut dapat menimbulkan penumpukan kalori. Obesitas akan
menambah kerja jantung, keadaan ini meningkatkan resiko terjadinya tekanan darah tinggi dan
kolesterol 2. Stres. Stress dapat memicu terjadinya tekanan darah meningkat hal ini karena stress
dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memicu jantung
berdenyut lebih cepat sehingga menyebabkan tekanan darah naik. 3. Merokok. Hal ini
dikarenakan di dalam kandungan nikotik yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah
dan meningkatkan tekanan darah.
Tanda gejala HT: Sakit kepala Salah satu ciri dari penyakit hipertensi yaitu sakit kepala.
Hal ini karena aliran darah yang dihasilkan oleh jantung ke seluruh tubuh semakin meningkat
sehingga membuat sakit pada daerah kepala. Sesak nafas Pada penderita hipertensi sesak nafas
bisa terjadi, hal ini karena pendarahan tidak lancar sehingga membuat penderita hipertensi
merasa sesak. Mimisan Hal ini diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah yang sudah lama
berkontraksi terus menerus sehingga menyebabkan terjadinya perdarahan. Gelisah terjadi karena
berbagai hal yaitu diantaranya karena faktor emosi yang berlebihan. Nah Ketika emosi tidak
stabil maka denyut jantung akan cenderung naik, hal tersebut membuat jantung berdebar-debar