Anda di halaman 1dari 18

BIOMEDIK

MEKANISME STRESS
Kelompok 2:
Astriya 155050088
Pengertian Stress

 Kata stres bermula dari kata latin“Stringere”yang


berarti ketegangan dan tekanan.
 Stress merupakan suatu respon fisiologis, psikologis
dan perilaku dari makhluk hidup yang mencoba untuk
mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal
(psikologis) dan eksternal (lingkungan).
PERUBAHAN HORMON PADA STRES

1.Berbagai stressor dapat menimbulkan berbagai respon spesifik yang khas untuk stressor tersebut,
namun selain respon spesifik, semua stressor juga menimbulkan respon umum yang berefek sama apa
pun jenis stressor nya.
2.Respon umum / general adaptation syndrome dikendalikan oleh hipotalamus.
3.Perubahan-perubahan hormon yang terjadi dalam keadaan stres adalah :
-.Peningkatan epinephrine
-.Peningkatan ACTH dan Kortisol.
-.Peningkatan glucagon dan penurunan insulin.
-.Peningkatan aldosterone
-.PeningkatanADA/Vasopresin
-.Peningkatan kadar Oksitosin
-. Peningkatan kadar Growth Hormon

4.Ternyata sebagian besar stresor dalam kehidupan kita sehari-hari adalah stres psikologis,meskipun
stresor tersebut memicu respon yang sama.
5.Jika tubuh bertemu dengan stressor, tubuh akan mengaktifkan respon saraf dan hormon untuk
melaksanakan tindakan-tindakan pertahanan untuk mengatasi keadaan darurat,
Saat Anda merasa stres, semua sistem dalam tubuh Anda akan
meresponnya dengan cara yang berbeda-beda. Stres kronis dapat
berdampak pada kesehatan Anda secara keseluruhan.
Pada sistem saraf pusat dan endokrin
Sistem saraf pusat adalah yang paling bertanggung jawab dalam merespon stres, mulai dari
pertama kali stres muncul sampai stres menghilang. Sistem saraf pusat menghasilkan respon “fight-
or-flight” saat tubuh mengalami stres. Juga, memberikan perintah dari hipotalamus ke kelenjar
adrenal untuk melepaskan hormon adrenalin dan kortisol.
Saat kortisol dan adrenalin dilepaskan, hati menghasilkan lebih banyak gula dalam darah untuk
memberi energi pada tubuh Anda. Jika tubuh Anda tidak menggunakan semua energi tambahan ini,
maka tubuh akan menyerap gula darah kembali. Namun, bagi orang yang rentan terhadap diabetes
tipe 2 (seperti orang obesitas), gula darah ini tidak bisa diserap semua sehingga mengakibatkan
kadar gula darah meningkat.
Pelepasan hormon adrenalin dan kortisol menyebabkan peningkatan detak jantung, pernapasan
lebih cepat, pelebaran pembuluh darah di lengan dan kaki, dan kadar glukosa darah meningkat.
Saat stres mulai menghilang, sistem saraf pusat juga yang pertama kali memerintahkan tubuh untuk
kembali ke normal.
Pada sistem pernapasan
Stres membuat pernapasan Anda lebih cepat sebagai upaya untuk mengalirkan oksigen ke seluruh
tubuh. Hal ini mungkin tidak masalah bagi banyak orang, tetapi bisa menyebabkan masalah pada
orang dengan asma atau emfisema. Napas cepat atau hiperventilasi juga dapat menyebabkan
serangan panik.
Pada sistem kardiovaskular
Saat Anda mengalami stres akut (stres dalam waktu singkat, seperti karena terjebak macet di
jalan), detak jantung akan meningkat, serta pembuluh darah yang menuju ke otot besar dan jantung
akan melebar. Hal ini menyebabkan peningkatan volume darah yang dipompa ke seluruh tubuh dan
meningkatkan tekanan darah. Pada saat stres, darah perlu dialirkan dengan cepat ke seluruh tubuh
(terutama otak dan hati) untuk membantu menyediakan energi bagi tubuh.
Juga, saat Anda mengalami stres kronis (stres dalam jangka waktu lama), detak jantung Anda akan
meningkat secara konsisten. Tekanan darah dan kadar hormon stres juga akan meningkat secara
berkelanjutan. Sehingga, stres kronis dapat meningkatkan risiko Anda terkena hipertensi, serangan
jantung, atau stroke.
Pada sistem pencernaan
Saat stres, peningkatan detak jantung dan pernapasan dapat mengganggu sistem pencernaan Anda.
Anda mungkin akan makan lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya. Risiko Anda
mengalami heartburn, refluks asam, mual, muntah, atau sakit perut juga meningkat. Stres juga
dapat memengaruhi pergerakan makanan dalam usus Anda, sehingga Anda bisa
mengalami diare atau sembelit.
Pada sistem otot rangka
Otot-otot Anda akan menegang saat stres dan kemudian akan kembali normal lagi saat Anda sudah
tenang. Namun, jika Anda mengalami stres yang berkelanjutan, maka otot Anda tidak mempunyai
waktu untuk rileks. Sehingga, otot-otot yang tegang ini akan mengakibatkan Anda mengalami sakit
kepala, nyeri punggung, serta nyeri di seluruh tubuh.
Pada sistem reproduksi
Stres juga berpengaruh pada gairah seksual Anda. Mungkin gairah seksual Anda akan menurun saat
Anda sedang mengalami stres kronis. Namun, pria lebih banyak menghasilkan hormon testosteron
selama stres, yang dapat meningkatkan gairah seksual dalam jangka pendek. Jika stres berlangsung
dalam waktu lama, kadar hormon testosteron pria akan mulai menurun. Hal ini dapat mengganggu
produksi sperma, yang akan menyebabkan disfungsi ereksi atau impotensi.
Sedangkan, pada wanita, stres dapat memengaruhi siklus menstruasi. Saat stres, Anda mungkin
mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, tidak mengalami menstruasi sama sekali, atau
mengalami menstruasi yang lebih berat.
Pada sistem imun
Saat Anda stres, tubuh merangsang sistem kekebalan tubuh untuk bekerja. Jika stres yang Anda
rasakan bersifat sementara, ini akan membantu tubuh Anda dalam mencegah infeksi dan
penyembuhan luka. Namun, jika stres terjadi dalam waktu lama, maka tubuh akan melepaskan
hormon kortisol yang akan menghambat pelepasan histamin dan respon peradangan untuk melawan
zat asing. Sehingga, orang yang mengalami stres kronis akan lebih rentan untuk terkena penyakit,
seperti influenza, flu biasa, atau penyakit infeksi lainnya. Stres kronis juga membuat Anda lebih
lama untuk sembuh dari sakit atau cedera.
Penggolongan Stress
1.Distress (stres negatif)
Distress merupakan stres yang merusak atau bersifat tidak
menyenangkan. Stres dirasakan sebagai suatu keadaan
dimana individu mengalami rasa cemas, ketakutan,
khawatir, atau gelisah. Sehingga individu mengalami
keadaan psikologis yang negatif, menyakitkan, dan timbul
keinginan untuk menghindarinya.

 2.Eustress (stress positif)


 Eustress bersifat menyenangkan dan merupakan


 pengalaman yang memuaskan. Harrison (dalam Rice, 1992)
 mengemukakan frase joy of stress untuk mengungkapkan
 hal hal yang bersifat positif yang timbul dari adanya stres.
 Eustress dapat meningkatkan kesiagaan mental,
 kewaspadaan, kognisi, dan perfomansi individu. Eustress
 juga dapat meningkatkan motivasi individu untuk
 menciptakan sesuatu, misalnya karya seni.
1. Stress Fisik : Merupakan stres yang disebabkan oleh oleh proses tumbuh kembang seperti pada masa pubertas,
keadaan fisik, seperti suhu yang terlalu tinggi atau rendah, pernikahan, dan pertambahan usia.
suara bising, sinar matahari yang terlalu menyengat dll.
6. Stress Psikologis : Merupakan stress yang disebabkan oleh
2. Stress Kimiawi : Merupakan stress yang disebabkan oleh gangguan situasi psikologis atau ketidakmampuan kondisi
pengaruh senyawa kimia yang terdapat pada obat – obatan, zat psikologis untuk menyesuaikan diri, misalnya dalam hubungan
beracun asam, basa, faktor hormon atau gas, dll. interpersonal, sosial budaya, atau keagamaan

3. Stress Mikrobiologis : Merupakan stress yang disebabkan


oleh kuman, seperti virus, bakteri, atau parasit.

4. Stress Fisiologis : Merupakan stress yang disebabkan oleh


gangguan fungsi organ tubuh, antara lain gangguan struktur
tubuh, fungsi jaringan, organ, dll.

5. Stress Tumbuh Kembang : Merupakan stress yang disebabkan


EFEK STRES YANG TERJADI PADA TUBUH MANUSIA
1. Perubahan warna rambut kusam, ubanan, kerontokan
2. Wajah tegang, dahi berkerut, mimik nampak serius, tidak santai, bicara berat, sulit tersenyum/tertawa dan kulit muka
kedutan (ticfacialis)
3. Nafas terasa berat dan sesak, timbul asma
4. Jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar atau menyempit (constriksi) sehingga mukanya nampak merah atau
pucat. Pembuluh darah tepi (perifer) terutama ujung-ujung jari juga menyempit sehingga terasa dingin dan kesemutan.
5. Lambung mual, kembung, pedih, mules, sembelit atau diare.
6. Sering berkemih.
7. Otot sakit seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang pada tulang terasa linu atau kaku bila digerakkan.
8. Kadar gula meningkat, pada wanita mens tidak teratur dan sakit (dysmenorhea)
9. Libido menurun atau bisa juga meningkat.
10. Gangguan makan bisa nafsu makan meningkat atau tidak ada nafsu makan.
11. Tidak bisa tidur
12. Sakit mental-histeris
THANK YOU FOR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai