KONSEP DASAR
`
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Berikut akan dikemukakan definisi keluarga menurut beberapa ahli
(Sudiharto, 2007):
a. Bailon dan Maglaya (1978) mendefinisikan sebagai berikut :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya
b. Menurut Departemen Kesehatan (1988) mendefinisikan sebagai berikut :
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap
dalam keadaan saling bergantungan.
c. Menurut Friedman (1998) mendefinisikan sebagai berikut :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan
tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan
emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari
keluarga
hubungan
perkawinan
merupakan
salah
satu
tugas
b. Peran informal
1) Pengharmonis : Menengahi perbedaan yang terdapat diantara para
anggota, menghibur dan menyatukan kembali pendapat.
2) Inisiater kontributor : Mengemukakan dan mengajukan ide ide
baru atau cara cara mengingat masalah masalah atau tujuan
tujuan kelompok.
3) Pendamai ( Compromiser) : Merupakan salah satu bagian dari konflik
dan ketidaksepakatan, pendamai menyatakan kesalahan posisi dan
mengakui kesalahannya atau menawarkan penyelesaian setengah
jalan
4) Perawat keluarga : Orang yang terpanggil untuk merawat dan
mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya.
5) Koordinator keluarga : Mengorganisasi dan merencanakan kegiatan
kegiatan keluarga yang berfungsi mengangkat keterikatan atau
keakraban.
kebahagiaan keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak lahir keberhasilan perkembangan individu dan
keluarga di capai melalui interaksi atau hubungan antar anggota.
Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma, budaya dan perilaku
melalui hubungan interaksi dalam keluarga.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi meneruskan keturunan dan menambahkan sumber
daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan seluruh keluarga seperti
kebutuhan makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal, dll.
e. Fungsi keperawatan kesehatan
Kesanggupan keluarga untuk melakukan pemeliharaan kesehatan dilihat
dari 5 tugas kesehatan keluarga yaitu :
1) Keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
masalah kesehatan.
3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan
4) Memodifikasi
lingkungan,
menciptakan
dan
mempertahankan
10
B. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Stroke, atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi
otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak
(Smeltzer, 2001).
Stroke hemoragic adalah defisit neurologis yang disebabkan karena
perdarahan intra cerebral akibat dari ruptur pembuluh darah serebral /
perdarahan jaringan otak. Kejadian saat melakukan defisit / saat aktif juga
terjadi saat istirahat (Black, 1997).
Gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan oleh karena gangguan
peredaran darah otak, dimana secara mendadak (beberapa detik) atau
secara cepat (beberapa jam) timbul gejala dan tanda yang sesuai dengan
daerah fokal diotak yang terganggu (Djunaedi W, 1992).
11
12
pada
beberapa
dorongan
emosi
dasar
seseorang.
yaitu sirkulus
13
14
3. Etiologi
a. Perdarahan intra serebral
Perdarahan intra serebral paling banyak disebabkan hipertensi,
penyakit
darah
seperti
hemophilia,
leukemia,
trombositopeni,
15
12) Ras
13) Riwayat keturunan keluarga
4. Patofisiologi
Jenis stroke ada 2 macam yaitu :
Iskhemic stroke, yaitu merupakan jenis stroke yang lebih banyak
terjadi. Iskhemik stroke terjadi jika aliran darah ke otak terhambat atau
tersumbat. Arterosklerosis yaitu keadaan dimana terjadi pengkakuan dan
penyempitan pembuluh darah, merupakan salah satu penyebab iskhemik
stroke. Penyempitan pembuluh darah menuju sel- sel otak menyebabkan
aliran darah dan pasokan nutrisi ke otak akan berkurang. Selain itu,
endapan zat- zat lemak tersebut dapat lepas dalam bentuk gumpalangumpalan kecil yang suatu saat dapat menyumbat aliran darah ke otak,
sehingga sel- sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi.
Yang kedua Hemoragik stroke, yaitu stroke yang disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga terjadi perdarahan diotak.
Umumnya terjadi karena tekanan darah yang terlalu tinggi, hampir 70%
kasus hemoragik stroke terjadi pada penderita hipertensi (tekanan darah
tinggi). Hipertensi menyebabkan tekanan yang lebih besar pada pembuluh
darah, sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan pembuluh
darah rentan pecah. Namun demikian, stroke hemoragik juga dapat terjadi
pada bukan penderita hipertensi. Pada kasus seperti biasanya pembuluh
darah pecah karena lonjakan tekanan pembuluh darah yang terjadi secara
16
tiba- tiba karena suatu sebab tertentu, misalnya Karena factor makanan dan
factor emosional, pecahnya pembuluh darah menyebabkan pasokan nutrisi
dan oksigen berkurang dan akhirnya sel sel disekitarnya mati.
Otak sangat tergantung kepada oksigen dan otak tidak mempunyai
cadangan oksigen. Trombus, emboli dan perdarahan akan menyebabkan
aroksia atau hipoksia di otak sehingga metabolisme otak terganggu,
kematian sel dan kerusakan permanen dapat terjadi.
Tiap kondisi yang menyebabkan perubahan perfusi otak akan
menimbulkan hipoksia dan menyebabkan iskemi otak. Iskemi yang
singkat ( kurang dari 10 15 menit) menyebabkan defisit sementara, dan
iskemi yang lama akan menyebabkan sel mati permanen dan menjadi
infals otak yang disertai oedema otak. Sedangkan apabila trombos emboli
dan perdarahan terjadi di otak dan pecah maka akan terjadi stroke
hemoragik ( C.Long, 1995).
5. Manifestasi Klinik
a. Kehilangan kesadaran
b. Kejang kejang
c. Gambaran respinatori
d. Kekakuan leher
e. Foto phobia
f. Shock
Komplikasi stroke hemoragik
17
Hipertensi
Diabetes militus
6. Penatalaksanaan
Uji Laboratorium dan Diagnostik
a. Fungsi lumbal.
Tekanan yang meningkat dan di sertai dengan bercak darah pada cairan
lumbal menunjukkan adanya haemoragia pada sub arachnoid atau
perdarahan pada intrakranial. Peningkatan jumlah protein menunjukan
adanya proses inflamasi.
b. Angiografi serebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara apesifik seperti
perdarahan arteriovena atau adanya ruptur.
c. CT Scan
Memperlihatkan secara spesifik letak oedema, posisi henatoma, adanya
jaringan otak yang infark atau iskemia serta posisinya secara pasti.
d. MRI (magnetic Imaging Resonance)
Dengan menggunakan gelombang magnetic untuk menentukan posisi
serta besar/ luas terjadinya perdarahan otak.
e. USG Dopler.
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (Masalah sistem
karotis).
18
f. EEG
Melihat masalah yang timbul dampak dari jaringan yang infark
sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
g. Terapi konsevatif
Memperbaiki keadaan umum, pemberian vasodilator, anti agregasi
trombosit
h. Terapi pembedahan
Endarterektomi membentuk kembali pembuluh darah.
7. Komplikasi
a. Hidrosepalus
b. Disritmia
c. Afasia
d. Hemiparese/ paraparese
8. Pengkajian Fokus
a. Pengkajian Primer
1) Airway
a) Reflek menelan menurun
b) Adanya sumbatan / obstruksi oleh lendir
c) Lidah jatuh
d) Ngorok
19
2) Breathing
a) Penggunaan otot bantu pernafasan
b) Frekuensi pernafasan meningkat
c) Batuk produktif
d) Bunyi nafas ronkhi
3) Circulation
a) Peningkatan frekuensi nadi
b) Hipertensi
c) Ekstremitas dingin
d) Cyanosis
e) CRT > 3 detik
f) Turgor jelek
4) Dissability
a) Reaksi pupil (ukuran, reaksi terhadap cahaya, kesamaan respon)
b) Tingkat kesadaran (Kewaspadaan : respon terhadap panggilan,
iritabilitas, letargi dan rasa mengantuk, orientasi terhadap diri
sendiri dan orang lain)
c) Wajah asimetris
d) Afasia
e) Disarthria
f) Reflak patologis positif
20
b. Pengkajian Sekunder
2) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
(1) Kesadaran : umumnya mengelami penurunan kesadaran
(2) Suara bicara : kadang mengalami gangguan yaitu sukar
dimengerti, kadang tidak bisa bicara
(3) Tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, denyut nadi
bervariasi
b) Pemeriksaan integumen
(1) Kulit : jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat
dan jika kekurangan cairan maka turgor kulit kan jelek. Di
samping itu perlu juga dikaji tanda-tanda dekubitus
terutama pada daerah yang menonjol karena klien CVA
Bleeding harus bed rest 2-3 minggu
(2) Kuku : perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis
(3) Rambut : umumnya tidak ada kelainan
c) Pemeriksaan kepala dan leher
(1) Kepala : bentuk normocephalik
(2) Muka : umumnya tidak simetris yaitu mencong ke salah
satu sisi
(3) Leher : kaku kuduk jarang terjadi (Satyanegara, 1998)
21
d) Pemeriksaan dada
Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar
ronchi, wheezing ataupun suara nafas tambahan, pernafasan
tidak teratur akibat penurunan refleks batuk dan menelan.
e) Pemeriksaan abdomen
Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang
lama, dan kadang terdapat kembung.
f) Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
Kadang terdapat incontinensia atau retensio urine
g) Pemeriksaan ekstremitas
Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
h) Pemeriksaan neurologi
(1) Pemeriksaan nervus cranialis
Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII dan XII
central.
(2) Pemeriksaan motorik
Hampir selalu terjadi kelumpuhan/kelemahan pada salah
satu sisi tubuh.
(3) Pemeriksaan sensorik
Dapat terjadi hemihipestesi.
(4) Pemeriksaan refleks
Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan
menghilang. Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan
22
9. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan mobilitas fisik kerusakan berhubungan dengan keterlibatan
neuromuskuler kelemahan.
b. Gangguan
komunikasi
kerusakan
verbal
berhubungan
dengan
perubahan
nutrisi
berhubungan
dengan
kerusakan
berhubungan
kerusakan
neuromuskuler.
mobilitas
fisik
dengan
23
Intervensi :
c) Kaji tingkat kemampuan pasien dalam melakukan aktifitas.
Rasional : Mengidentifikasi kekuatan / kelemahan.
d) Atur posisi pasien senyaman mungkin (setiap 2 jam).
Rasional : Menurunkan resiko terjadinya trauma jaringan.
e) Letakkan pada posisi telungkup satu kaki.
Rasional : Membantu mempertahankan ekstensi panggul.
f) Latih pasien untuk melakukan gerakan aktif / pasif.
Rasional : Meningkatkan sirkulasi.
g) Kolaborasi dengan ahli fisiologis untuk pergerakan.
Rasional : Untuk menemukan kebutuhan yang menjaga dalam
keseimbangan dan kekuatan.
2) Gangguan komunikasi kerusakan verbal berhubungan dengan
kerusakan sirkulasi serebral, kerusakan neuromuskuler, kelemahan
umum, kehilangan tonus otot oral.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam
gangguan komunikasi pasien dapat teratasi.
Kriteria hasil :
a) Pasien dapat mengekspresikan perasaannya.
b) Pasien dapat mengidentifikasi pemahaman tentang masalah
komunikasi yang dapat menggunakan sumber sumber yang
tepat.
24
Intervensi :
a) Kaji tingkat keterampilan bicara pasien.
b) Anjurkan pasien mengucapkan suara sederhana.
Rasional : Mengidentifikasi adanya disartria sesuai komponen
motorik dari bicara.
c) Libatkan keluarga untuk komunikasi verbal.
Rasional : Mengurangi isolasi social.
d) Kolaborasi dan konsultasi psikologis.
Rasional : Mengkaji kemampuan bicara dan sensori, motorik dan
kognitif.
3) Resiko
perubahan
nutrisi
berhubungan
dengan
kerusakan
neuromuskuler.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 7x24 jam nutrisi
pasien adekuat sesuai dengan kebutuhan.
Kriteria hasil : Pasien makan habis 1 porsi.
Intervensi :
a) Kaji ketidakmampuan menelan.
Rasional : Intervensi nutrisi / pilihan rute makan ditentukan oleh
faktor faktor ini.
b) Letakkan kepala lebih tinggi pada waktu makan, setelah makan.
Rasional : Membantu mencegah aspirasi dan meningkatkan
kemampuan untuk menelan.
25
26
C. Konsep Remaja
1. Pengertian
Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa,
dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri ciri seks
sekunder, tercapai fasilitas dan terjadi perubahan perubahan
psikologik dan kognitif. (http://keperawatankomunitas.blogspot.
com/2009/02/remaja-dan-permasalahannnya.html/23/08/09)
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari kanakkanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah
12 s/d 24 th Namun jika pada usia remaja sudah menikah maka ia
sudah tergolong dalam kelompok dewasa. Sebaliknya jika usia
remaja sudah dilewati tapi masih tergantung pada orang tua maka
ia
masih
digolongkan
dalam
kelompok
remaja.
(http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_
dosen/1a%20MAKALAH%20AULIA-1.pdf/23/08/09)
27
diri
untuk
perkawinan
dan
kehidupan
berkeluarga.
h. Mengembangkan dan membentuk konsep konsep moral.
3.
keinginannya.
Pola
asuh
demokratik
yang
28
29
30
31
Penanganan
atas
permasalahan
remaja
sangat
d.
orang
tua
mengetahui
kapasitas
anak
dan
32
33