Kincir Angin Sumbu Horisontal
Kincir Angin Sumbu Horisontal
BERSUDU BANYAK
Rancang Bangun Mesin
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1
Program Studi Teknik Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Diajukan oleh:
Markus Nanda Andika
( 055214001 )
Y. Teguh Triharyanto
( 055214017 )
Kepada
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan
anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Rancang Bangun Mesin
dengan judul KINCIR ANGIN SUMBU HORISONTAL BERSUDU BANYAK.
Rancang Bangun Mesin merupakan salah satu mata kuliah prasyarat untuk
mengambil mata kuliah TA yang wajib ditempuh oleh setiap Mahasiswa Jurusan
Teknik Mesin, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma. Rancang
Bangun Mesin ini dapat dikatakan sebagai pelatihan dalam perancangan dan
pembuatan, serta persiapan sebelum mengerjakan tugas pada masa akhir perkuliahan,
yaitu Tugas Akhir
Dalam Rancang Bangun Mesin ini membahas mengenai perancangan dan
pembuatan kincir angin poros horisontal bersudu banyak dan mencari efisiensi
sudunya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Romo Ir. Greg. Heliarko, S.J., S.S., B.S.T., M.A., M.S.C. selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Budi Sugiharto, S.T., M.T., selaku ketua Program Studi Teknik Mesin
3. Bapak Ir. Rines, M.T., selaku dosen pembimbing Rancang Bangun Mesin
4. Seluruh staf pengajar Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma
yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada kami, sehingga
sangat berguna dalam penyelesaian Rancang Bangun Mesin ini.
5. Bapak Purwanto, atas kerjasamanya dalam pembuatan kincir angin ini.
6. Bapak Bakir, yang selalu setia membukakan pintu Lab. saat dibutuhkan.
7. Kedua orang tua , kakak / adik penulis, yang telah banyak memberikan dorongan
dan dukungan, baik secara material maupun spiritual.
8. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Mesin, angkatan 2005 khususnya, yang telah
memberikan masukan-masukan dan dorongan dalam penyelesaian Rancang
Bangun Mesin serta laporan ini.
9. Serta semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang telah ikut
membantu dalam menyelesaikan Rancang Bangun Mesin serta laporan ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu
diperbaiki dalam Rancang Bangun Mesin serta laporan ini, untuk itu penulis
mengharapkan masukan dan kritik, serta saran dari berbagai pihak untuk
menyempurnakannya. Semoga Rancang Bangun Mesin serta laporan ini dapat
bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN....................................................................................v
KATA PENGANTAR.............................................................................................. vi
DAFTAR ISI........................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. x
DAFTAR TABEL..................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
= m x a
, (Pounds, Newtons)
Energi = kerja (W) = gaya (F) x jarak (d), (kilowatt hours, Joules)
(1.1)
(1.2)
(1.3)
(1.4)
(1.5)
(1.6)
DD
= . . A .V3
= . . A .V3
= (0,5) . (1,0) . (0,125) . (5)3
= 7,85 Watt
Satuan energi
Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis
dari angin menjadi energi putar pada kincir, selanjutnya putaran kincir
digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan
listrik.
Sebenarnya prosesnya tidak mudah, karena terdapat berbagai macam subsistem yang dapat meningkatkan safety dan efisiensi dari turbin angin,
yaitu :
1. Gearbox
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi
putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.
2. Generator
Ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem turbin
angin. Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik.
Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori medan
elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah satu cara kerja
generator) poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik
Koefisien daya adalah prosentase daya yang terdapat pada angin yang
dirubah ke dalam bentuk energi mekanik
P = Cp . . . A . V3
(1.7)
terdapat
0. 60
0. 50
0. 40
Cp
0. 30
B e tz - W ith o ut W ak e R o ta tio n
W ith W ak e R o ta tio n
0. 20
0. 10
0. 00
0
4
5
6
7
T ip S p ee d R a tio
10
Gambar 1.4. Grafik hubungan koefisien daya dan tip speed ratio
untukberbagai model kincirmaksimal yang dapat dihasilkan
R
V
(1. 8)
dimana,
= kecepatan rotasi dalam radians /sec
R = jari jari Rotor
V = kecepatan aliran angin
Persegi
taper linier
panjang
terbalik
taper linier
VR
Gambar 1.6. Penamaan bagian sudu
Keterangan :
= sudut kontak = sudut antara garis tengah cord line dan
arah dari angin, VR .
VR = kecepatan angin yang terdeteksi oleh sudu vektor
jumlah dari V (aliran angin) dan R (kecepatan ujung
ujung sudu).
= low
= high stall
Dalam membuat sudu yang baik ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, diantaranya :
a. Berbentuk kurva gradual - Gradual curves
b. Sudut ekor yang tajam - Sharp trailing edge
c. Sudut depan yang bundar - Round leading edge
d. Perbandingan ketebalan dengan chord - Low thickness to
chord ratio
e. Permukaan yang halus - Smooth surfaces
generator.
e. Faktor kapasitas = energi sesungguhnya / energi maksimal
f. Kecepatan angin masuk dimana energi mulai dihasilkan.
g. Kecepatan angin terakhir dimana produksi energi berakhir.
0.4
Cp
0.3
0.2
0.1
0.0
0
6
8
T ip Speed Ratio
10
12
Gambar 1.9. Kurva hubungan koefisien daya dengan tip speed ratio
Keterangan gambar :
1. Sudu
Sudu berfungsi sebagai penangkap energi potensial yang terdapat pada
angin
2. Jari-jari sudu
Jari
jari
sudu
berfungsi
sebagai
rangka
penguat
sudu
serta
4. Bearing (pertama).
Bearing atau bantalan berfungsi sebagai penumpu poros supaya dapat
berputar dengan baik.
5. Chasing (penutup)
Chasing atau penutup berfungsi sebagai pelindung dan juga sebagai
penambah nilai estetika dari turbin angin
6. Poros
Poros berfungsi sebagai penyalur daya dari putaran sudu ke roda penggerak
dan diteruskan ke generator.
7. Bearing (kedua)
Bearing atau bantalan berfungsi sebagai penumpu poros supaya dapat
berputar dengan baik.
8. Roda penggerak
Roda penggerak berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros ke
generator.
9. Dudukan generator
Dudukan generator berfungsi sebagai pemegang generator.
10. Ekor
Ekor berfungsi penyesuai arah kedudukan sudu terhadap arah datangnya
sumber angin.
11. Kerangka atas
Kerangka atas berfungsi sebagai tempat kedudukan keseluruhan mekanisme
berada dan berfungsi menurut kedudukannya.
12. Generator
Generator berfungsi sebagai pembangkit energi listrik.
13. Bearing (ketiga)
Bearing ketiga berfungsi tumpuan
BAB II
PERANCANGAN KINCIR
= Mika
Diameter sudu
=1m
= 0,23 m (atas),
0,13 m (bawah)
0,23 + 0,13
x 0,4
2
= 0,072 m2
putaran.
Penerusan daya dilakukan melalui roda gigi, kopling, puli sabuk, sprocket
rantai.
b. As atau gandar bentuknya seperti poros tetapi biasanya tidak berputar, tidak
memindahkan torsi, dan digunakan untuk
Standar dan
Lambang
macam
Perlakuan
panas
Kekuatan
tarik
(kg/mm2)
Keterangan
Baja karbon
S30C
Penormalan
48
kontruksi mesin
S35C
Penormalan
52
(JIS G 4501
S40C
Penormalan
55
S45C
Penormalan
58
S50C
Penormalan
62
S55C
Penormalan
66
S35C-D
53
Ditarik dingin,
difinis dingin
S45C-D
60
digerinda, dibubut,
S55C-D
72
atau gabungan
antara hal-hal
tersebut
( )
1 m 2
x (7 m/s)3 x 1,2
4
= 0,161553 kW
2. Putaran poros (n1) = 361 rpm
3. Faktor koreksi (fc) = 1,2
4. Daya rencana (Pd) = fc x P
= 1,2 x 0,161553 kW
= 0,1938 kW
5. Momen rencana (T) = 9,74 x 105 x Pd
n1
= 522,88 kg.mm
6. Gaya-gaya akibat roda gigi
Ft
Fr
361 rpm
102 Pd
;
v
v=
d1 n1
;
60 1000
102 0,1938 kW
= 10,74 kg
97,4 361
60 1000
C
Ft = 10,74 kg
RA
RB
AB = 0,17 m, BC = 0,06 m
MA = 0
Ft x (AB + BC) = RB x AB
10,74 kg x (0,17 m + 0,06 m) = RB x 0,17 m
RB = 14,53 kg
Fy = 0
RA = RB Ft
= 14,53 kg 10,74 kg
= 3,79 kg
MB1
+
A
B
C
Penggambaran dari sisi kanan
b. Akibat Fr (vertikal)
C
Fr = 3,91 kg
RA
RB
AB = 0,17 m, BC = 0,06 m
MA = 0
Fr x (AB + BC) = RB x AB
3,91 kg x (0,17 m+0,06 m) = RB x 0,17 m
RB = 5,29 kg
Fy = 0
RA = RB Fr
= 5,29 kg 3,91 kg
= 1,38 kg
MB2
+
A
M B1 + M B2 =
M resultan =
M/EIBC
M/EIAB
+
A
B
C
4
4
d AB
0.019
=
= 6 x 10-9 m4
IAB =
64
64
4
IBC =
d BC
0.01125 4
= 7,863 x 10-10 m4
=
64
64
b. Batang AB
M/EIAB
yA= 0
M/EIAB =
yB = 0
0,6444
= 0,005545
1.937 1010 60 10 10
MA = 0
yA + ( x AB x M/EIAB) x 2/3 x AB + B x AB yB = 0
B =
M AB
EI 3
= - 0,005545 x 0,17/3
= - 3,142 x 10-4 rad
c. Batang BC
M/EIBC
C
yB=0
M/EIBC
yC
0.6444
= 0,0423
1.937 1010 7.864 10 10
MC = 0
yB + B x BC = ( x BC x M/EIBC x 2/3 x BC) + yC
Akibat Fr
a. Diagram M/EI
M/EIBC
M/EIAB
+
A
IAB =
d AB
0.019 4
=
= 6 x 10-9 m4
64
64
IBC =
d BC
0.01125 4
=
= 7,863 x 10-10 m4
64
64
b. Batang AB
M/EIAB
yA= 0
M/EIAB
yB = 0
0.2346
= 0,0020186
1.937 1010 60 10 10
MA = 0
yA + ( x AB x M/EIAB) x 2/3 x AB + B x AB yB = 0
B =
M AB
EI 3
= - 0,0020186 x 0,17/3
= - 1,144 x 10-4 rad
c. Batang BC
M/EIBC
C
yB=0
M/EIBC
yC
0,2346
= 0,0154
1,937 1010 7,864 10 10
MC = 0
yB+ B x BC = ( x BC x M/EIBC x 2/3 x BC)+yC
- 6,864 x 10-6 = 18,48 x 10-6 + yC
y C1 + y C2 =
= 7,41 x 10-5 m ()
(- 6,9612x 10 -5 ) 2 + (2,5344 10 5 ) 2
BAB III
d. 600
b. 300
e. 750
c. 450
f. 850
Dari pengujian kincir angin tersebut didapatkan beberapa data yang diperlukan untuk
membandingkan pada sudut sudu yang akan memberikan hasil yang paling maksimal
pada beberapa posisi kincir ditandai dengan semakin cepatnya putaran poros dan
lampu menyala terang hingga maksimal.
dengan :
n1 = putaran roda penggerak (rpm)
n2 = putaran kepala dinamo (rpm)
v = tegangan (volt)
I = arus (ampere)
n1
(rpm)
78,9
73,7
75,3
74,9
73,6
75,4
74,8
77,5
76,5
79,4
n2
(rpm)
290,4
258,3
275
267,5
257,9
276,8
263,2
288,1
277,9
292,6
v
(volt)
1,376
1,210
1,325
1,3
1,086
1,337
1,215
1,375
1,369
1,396
I
(ampere)
1,87
1,25
1,5
1,49
1,2
1,5
1,3
1,75
1,6
1,92
P
(watt)
2,57312
1,5125
1,9875
1,937
1,3032
2,0055
1,5795
2,40625
2,1904
2,68032
nilai rata-rata
76,000
274,770
1,299
1,538
1,997708
n1
(rpm)
130,1
138,6
134,5
134,2
136,3
137
137,1
137,5
138,5
135,9
135,97
n2
(rpm)
535,4
580,8
547,3
538,1
552,2
554,1
565,8
572,9
579,2
548,5
557,43
v
(volt)
2,349
2,546
2,39
2,38
2,48
2,482
2,497
2,503
2,542
2,471
2,464
I
(ampere)
0,67
0,98
0,74
0,62
0,82
0,94
0,94
0,95
0,96
0,75
0,837
P
(watt)
1,57383
2,49508
1,7686
1,4756
2,0336
2,33308
2,34718
2,37785
2,44032
1,85325
2,062368
n1
(rpm)
208,6
214,1
211
212,8
217,2
215,1
214,9
211,4
214,1
227,6
n2
(rpm)
817,1
855,4
820,8
843,8
886,5
885,3
884
831,7
854,9
891,6
v
(volt)
3,38
3,506
3,42
3,450
4,06
3,59
3,54
3,43
3,48
4,23
I
(ampere)
0,61
0,68
0,64
0,65
0,72
0,71
0,69
0,64
0,67
0,72
P
(watt)
2,0618
2,38408
2,1888
2,2425
2,9232
2,5489
2,4426
2,1952
2,3316
3,0456
nilai rata-rata
214,680
857,110
3,609
0,673
2,428588
n1
(rpm)
271,1
279,6
271,4
271,1
271,6
274,4
275
271,5
276,8
290,2
nilai rata-rata
275,27
n2
(rpm)
1100,2
1205
1113
1110
1122
1148
1158
1120
1160
1233
v
(volt)
4,98
5,28
4,93
4,91
5,03
5,12
5,17
4,95
5,17
5,39
I
(ampere)
0,49
0,53
0,49
0,49
0,51
0,52
0,52
0,51
0,52
0,54
1146,920
5,093
0,512
P
(watt)
2,4402
2,7984
2,4157
2,4059
2,5653
2,6624
2,6884
2,5245
2,6884
2,9106
2,607616
n1
n2
(rpm)
(rpm)
(volt)
(ampere)
(watt)
232,8
232
233
232,9
234,1
233,2
234,3
234,2
231,9
235,8
1012
1011
1014
1014
1018
1016
1020
1019
1010
1026
4,45
4,42
4,47
4,45
4,48
4,470
4,530
4,48
4,42
4,56
0,52
0,49
0,58
0,56
0,59
0,58
0,59
0,59
0,46
0,59
2,314
2,1658
2,5926
2,492
2,6432
2,5926
2,6727
2,6432
2,0332
2,6904
233,420
1016,0
4,473
0,555
2,482515
n1
(rpm)
84,4
83,2
85,3
87,3
85,8
84,9
87,7
83,1
87,2
85,4
n2
(rpm)
338,8
315,8
316,3
314,7
338,8
282,9
328,9
317,9
320,2
329,1
85,430
320,34
v
(volt)
1,378
1,422
1,421
1,415
1,362
1,426
1,425
1,345
1,389
1,399
I
(ampere)
1,4
1,42
1,46
1,43
1,42
1,38
1,45
1,39
1,49
1,49
P
(watt)
1,9292
2,01924
2,07466
2,02345
1,93404
1,96788
2,06625
1,86955
2,06961
2,08451
1,398
1,433
2,003621
n1
(rpm)
n2
(rpm)
v
(volt)
I
(ampere)
P
(watt)
15
76
274,77
1,29
1,538
1,997708
30
135,97
557,43
2,464
0,837
2,062368
45
214,68
857,11
3,609
0,673
2,428588
60
275,27
1146,92
5,093
0,512
2,607616
75
233,42
1016
4,473
0,555
2,482515
85
85,43
320,34
1,398
1,433
2,003621
Gambar 3.1. Grafik hubungan antara sudut sudu dengan tegangan yang
dihasilkan
Gambar 3.2. Grafik hubungan antara sudut sudu dengan arus yang
dihasilkan
Gambar 3.3. Grafik hubungan antara sudut sudu dengan daya yang
dihasilkan
No. percobaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
n1
(rpm)
65,3
63,4
65,8
64,5
63,3
65,2
63,6
65,7
64,8
66,6
n2
(rpm)
285,2
278
287,6
279,6
268,4
284,3
278,9
286,5
280,9
297,3
v
(volt)
0,884
0,846
0,896
0,861
0,845
0,876
0,86
0,89
0,875
0,897
I
(ampere)
2,15
2,08
2,7
2,12
2,01
2,15
2,11
2,2
2,15
2,89
P
(watt)
1,9006
1,75968
2,4192
1,82532
1,69845
1,8834
1,8146
1,958
1,88125
2,59233
nilai rata-rata
64,820
282,670
0,873
2,256
1,969488
No. percobaan
n1
(rpm)
n2
(rpm)
v
(volt)
I
(ampere)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
112,3
123,4
118,5
120,4
119,5
118,8
119,8
117,2
122,9
119,7
484,9
498,8
485,1
489,8
485,5
485,4
489,7
485
498,4
489,2
1,322
1,99
1,389
1,282
1,182
1,135
1,282
1,335
1,99
1,198
1,38
1,52
1,39
1,45
1,41
1,4
1,45
1,39
1,52
1,42
1,82436
3,0248
1,93071
1,8589
1,66662
1,589
1,8589
1,85565
3,0248
1,70116
1,411
1,433
2,021247
nilai rata-rata
119,250 489,180
P
(watt)
No. percobaan
n1
(rpm)
n2
(rpm)
v
(volt)
I
(ampere)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
160,4
162,1
164,9
162,3
169,9
163,7
164,8
163,3
166,6
162,2
658,2
660,2
675,8
660,9
683,9
668,6
675,1
667,8
679,4
660,5
2,8
2,82
3,183
2,916
3,246
3,071
3,100
3,056
3,234
2,9
0,6
0,63
0,87
0,66
0,91
0,83
0,86
0,73
0,9
0,64
1,68
1,7,766
2,76921
1,92456
2,95386
2,54893
2,666
2,23088
2,9106
1,856
3,033
0,763
2,313874
nilai rata-rata
164,020 669,040
P
(watt)
No. percobaan
n1
(rpm)
n2
(rpm)
v
(volt)
I
(ampere)
P
(watt)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
272,3
263,9
262,4
269,2
278,5
270,7
264,5
275,2
269,5
284,4
1173
1125
1050
1128
1189
1157
1126
1178
1155
1238
5,22
4,83
4,83
4,88
5,260
5,18
4,87
5,23
4,95
5,480
0,52
0,48
0,45
0,49
0,54
0,51
0,49
0,53
0,51
0,55
2,7144
2,3184
2,1735
2,3912
2,404
2,6418
2,3863
2,7719
2,5245
3,014
nilai rata-rata
271,060
1151,9
5,073
0,507
2,572011
n1
(rpm)
n2
(rpm)
v
(volt)
I
(ampere)
P
(watt)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
317,5
347,7
346,2
353,4
351,6
361
354,8
358,7
359,1
341,8
1060
1159
1152
1192
1171
1347
1245
1289
1290
1149
6,33
6,520
6,51
6,56
6,54
6,78
6,59
6,65
6,760
6,49
0,32
0,36
0,35
0,42
0,42
0,49
0,44
0,44
0,45
0,34
2,0256
2,3472
2,2785
2,7552
2,7468
3,3222
2,8996
2,926
3,042
2,2066
6,573
0,403
2,648919
nilai rata-rata
349,180 1,205,400
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
n1
(rpm)
215,1
214,5
207,7
200
202,9
198,8
201,2
204,1
203,1
190,3
n2
(rpm)
921,1
928,2
911,8
845,5
895,2
902,8
901,7
865,8
944,6
861,1
v
(volt)
4,06
3,676
3,598
3,859
3,563
3,824
3,830
3,803
3,896
2,503
I
(ampere)
0,71
0,58
0,56
0,66
0,49
0,61
0,64
0,59
0,7
0,43
P
(watt)
28,826
213,208
201,488
254,694
174,587
233,264
24,512
224,377
27,272
107,629
nilai rata-rata
203,77
897,780
3,661
0,597
2,185736
No. percobaan
n1
n2
(derajat)
(rpm)
(rpm)
(volt)
(ampere)
(watt)
15
64,82
282,67
0,876
2,256
1,969488
30
119,25
489,18
1,411
1,433
2,021547
45
164,02
669,04
3,033
0,763
2,313874
60
271,06
1151,9
5,073
0,507
2,572011
75
349,18
1205,4
6,573
0,403
2,648919
85
203,77
897,78
3,661
0,597
2,185736
Gambar 3.4. Grafik hubungan antara sudut sudu dengan tegangan yang
dihasilkan
Gambar 3.5. Grafik hubungan antara sudut sudu dengan arus yang
dihasilkan.
Gambar 3.6. Grafik hubungan antara sudut sudu dengan arus yang
dihasilkan.
Dari tabel sebelumnya dapat dilihat besarnya daya yang dihasilkan dari
angin tergantung dari berbagai variasi kecepatan angin dan sudut sudu. Bila
kecepatan angin yang digunakan dalam perhitungan adalah v = 7 m/s, maka
didapatkan daya angin :
Daya angin (power)
daya
= x x A x V3
= x1.2 kg/mm3 x (3,14 x 0,25 m2 ) x (7 m/s)3
= 161,553 watt
= 0,161553 kW
Hasil perhitungan daya angin pada kecepatan angin 7 m/s adalah daya
pada angin yang tersedia dan merupakan daya potensial. Daya pada angin ini
bukanlah daya yang dibangkitkan oleh kincir angin horizontal bersudu
banyak. Untuk mendapatkan daya pada kincir angin yang sesungguhnya
maka harus dikalikan terlebih dahulu dengan efesiensi daya (coefficient of
power) atau dengan bilangan betz limits.
Daya Kincir
Daya kincir adalah daya yang dapat dibangkitkan oleh kincir, ditandai
dengan menyalanya lampu pengujian dan terukur multimeter akibat adanya
daya listrik untuk mendapatkan harga tegangan dan arus listrik.
a. Sudut 150
Cp =
Daya kincir
Daya angin
1,997708 watt
161,553 watt
= 0, 012
b. Sudut 300
Daya kincir
Cp =
Daya angin
2,062368 watt
161,553 watt
= 0, 012
c. Sudut 450
Cp =
Daya kincir
Daya angin
2,428588 watt
161,553 watt
= 0, 015
d. Sudut 600
Cp =
Daya kincir
Daya angin
2,607616 watt
161,553 watt
= 0, 016
e. Sudut 750
Cp =
Daya kincir
Daya angin
2,482515 watt
161,553 watt
= 0, 015
f. Sudut 850
Daya kincir
Cp =
Daya angin
2,003621 watt
161,553 watt
= 0, 012
Pada kincir dengan empat sudu
a. Sudut 150
Daya kincir
Cp =
Daya angin
1,969488 watt
161,553 watt
= 0, 012
b. Sudut 300
Cp =
Daya kincir
Daya angin
2,021547 watt
161,553 watt
= 0, 012
c. Sudut 450
Cp =
Daya kincir
Daya angin
2,313874 watt
161,553 watt
= 0, 014
d. Sudut 600
Cp =
Daya kincir
Daya angin
2,572011 watt
161,553 watt
= 0, 015
e. Sudut 750
Cp =
Daya kincir
Daya angin
2,648919 watt
161,553 watt
= 0, 016
f. Sudut 850
Cp =
Daya kincir
Daya angin
2,185736 watt
161,553 watt
= 0, 013
Cp
0, 012
0, 012
0, 015
0, 016
0, 015
0, 012
Cp
(derajat)
15
0, 012
30
0,012
45
0, 014
60
0, 015
75
0, 016
85
0, 013
BAB IV
PEMELIHARAAN KINCIR
Kegiatan pemeliharaan dan servis instalasi kincir angin sangat penting dan
mutlak dilakukan. Kegiatan pemeliharaan secara periodik dapat dibagi sebagai
berikut:
Pemberian minyak pelumas antara dua permukaan bantalan dan poros yang
bersinggungan, dengan tekanan sehingga saling bergerak atau bergesekan
satu terhadap dengan yang lain disebut pelumasan.
Tujuan pelumasan adalah:
a. Mengurangi keausan dengan menurunkan gesekan.
b. Mendinginkan permukaan dengan mengurangi panas yang
diakibatkan oleh gesekan.
c. Membersihkan permukaan dengan mencuci butiran logam yang
dihasilkan keausan.
d. Merapatkan ruangan yang kosong.
e. Bahan pelumas harus mencegah karat, mencuci kotoran dan
serpihan keausan sehingga melindungi permukaan bahan juga
menghindarkan dari penegangan lebih.
BAB V
KESIMPULAN DAN PENUTUP
5.1 Kesimpulan
= 0,23 meter
b. Panjang poros
= 0,33 meter
c. Diameter poros
= 0,19 meter
d. Diameter puli
= 0,2 meter
Kerangka
Tinggi kerangka = 1,5 meter
Ekor
5.1.1. Kincir
Kincir merupakan sebagai penerus putaran dari aliran air yang mengalir,
sehingga kincir dapat berputar. Kincir tersebut mengubah tenaga potensial
untuk menghasilkan putaran, putaran tersebut diteruskan untuk memutarkan
generator. Putaran pada kincir juga tergantung dari kecepatan air mengalir,
semakin cepat aliran air maka semakin cepat pula putaran yang dihasilkan
kincir tersebut. Maka dari itu bantalan putar pada kincir perlu mendapatkan
perawatan ekstra untuk menjaga agar putaran pada kincir dapat terjaga
dengan baik dari aus dan korosi.
5.1.2. Poros
Pada saat kincir berputar ada suatu poros untuk menahan agar kincir dapat
berputar dengan stabil. Dari situ pula poros berperan untuk menahan dari
beban puntir dan lentur, sehingga kelelahan tumbukan tegangan diameter
poros di perkecil. Untuk mendapatkan suatu poros yang dapat menghindari
kejadian tersebut dilakukan suatu perhitungan untuk memilih diameter
poros yang cocok untuk menahan dari beban puntir dan lengkung tersebut.
5.1.3 Bantalan
Dari situ pula dapat dilakukan untuk memilih berbagai macam bantalan
untuk menahan beban yang diterima dari suatu poros. Ada berbagai macam
bantalan, untuk memilih bantalan tersebut dapat ditentukan melalui
diameter poros yang digunakan. Dalam perawatan bantalan juga harus
mendapatkan perawatan, bahwa bantalan tersebut juga dapat yang
mengakibatkan suatu kincir berputar dengan kecepatan tinggi. Maka
bantalan tersebut harus mendapatkan pelumasan yang cukup untuk
menghindari dari temperatur yang tinggi akibat gesekan pada bantalan yang
berputar dengan kecepatan tinggi.
5.1.4. Roda penggerak
Dalam hal ini roda penggerak berperan sebagai penerus putaran dari kincir
ke generator.
5.1.5 Generator
Generator merupakan komponen listrik yang mengubah gerakan atau energi
menjadi listrik.
5.2. Penutup
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmatNya sehingga Rancang Bangun Mesin dapat diselesaikan. Baik dalam
perancangan maupun dalam pembuatan alat.
Penulis menyadari bahwa masih benyak kekurangan dalam perancangan
dan pembuatan alat, pleh karena itu kritik dan saran dari Pembaca sangat
Penulis harapkan untuk kemajuan. Penulis juga mohon maaf apabila dalam
Daftar Pustaka