PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kematian mendadak yang tidak diharapkan dan tidak dapat dijelaskan
ditemukan pada sebagian besar kasus pada praktek kedokteran forensik.1
Kematian mendadak yang tidak dijelaskan sering tercatat sebagai kematian karena
sebab yang alami. Para ahli percaya bahwa kebanyakan dari kematian ini
dikarenakan Sudden Death Syndrome (sindroma kematian mendadak) atau
Sudden Cardiac Death (kematian jantung mendadak). 1
Penyebab kematian mendadak dapat diklasifikasikan menurut sistem tubuh,
yaitu sistem Susunan Saraf Pusat, sistem kardiovaskuler, dan sistem pernafasan. 4
Pada tahun-tahun terakhir ini, penyebab kematian tersering pada kasus
kematian mendadak adalah penyakit kardiovaskular. Penyebab penyakit jantung
itu sendiri bermacam-macam, mulai dari penyakit jantung koroner, kardiomiopati,
penyakit katup jantung hingga akibat kelainan genetik seperti pada sindrom
marfan.
Sebuah studi post mortem pada salah satu Rumah Sakit di Dublin,
mengungkapkan
proses
terjadinya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kematian alamiah di sini berarti kematian hanya disebabkan oleh penyakit dan
trauma atau racun tidak memainkan dalam menyebabkan kematian. 11
Deskripsi sudden atau unexpected tidak selalu akurat, unexplained
biasanya menjadi alasan dilakukan investigasi medico-legal. Otopsi dapat
dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian, meskipun setelah otopsi
dilakukan, penyebab kematian tetap tidak diketahui. 9
Pada kematian mendadak, penyebab kematian hampir selalu ditemukan
pada sistem kardiovaskuler, meskipun lesi tidak terdapat di jantung atau
pembuluh darah utama. Cerebral hemmorraghe yang masif, perdarahan
subarachnoid, rupture kehamilan ektopik, hemoptisis, hematemesis dan emboli
pulmonal, sebagai contoh, bersama dengan penyakit jantung dan aneurisma aorta
Pembesaran Kardiomiopati
ventrikel, terutama pada adanya beban stress seperti olahraga atau emosi.
2. Komplikasi dari ateroma dapat memperburuk stenosis koroner dan kematian
otot jantung yang mengikutinya. Plak ateroma ulseratif dapat pecah atau
hancur, mengisi sebagian atau seluruh pembuluh darah dengan kolesterol,
lemak dan debris fibrosa. Pecahan ini akan terbawa ke arah distal pembuluh
darah dan pada percabangan pembuluh darah menyumbat pembuluh darah dan
menyebabkan multipel mini-infark. Bagian endotel dari plak yang hancur
dapat bertindak seperti katup dan menutup total pembuluh darah. Komplikasi
lain adalah perdarahan sub-intima yang terjadi pada plak, membesarkannya
secara tiba-tiba dan menutup lumen pembuluh darah.
3. Trombosis koroner
4. Miokard infark, terjadi ketika stenosis berat terjadi atau terjadi oklusi total
dari pembuluh darah, bila pembuluh darah kolateral di tempat bersangkutan
tidak cukup memberi darah pada daerah yang bersangkutan. Infark umumnya
baru terjadi bila lumen tertutup lebih dari atau sama dengan 70%.
5. Lesi pada sistem konduksi jantung. Efek dari infark yang besar adalah
mengurangi fungsi jantung karena kegagalan pompa dan otot yang mati tidak
dapat berkontraksi atau menyebabkan aritmia dan fibrilasi ventrikel. Infark
yang dapat dilihat dengan mata secara makroskopik tidak terjadi saat
kematian mendadak, karena perlu beberapa jam agar oklusi jantung menjadi
jelas. Tapi efek fatal dari infark dapat terjadi pada setiap saat setelah otot
menjadi iskemik.
6. Infark miokard yang ruptur dapat menyebabkan kematian mendadak karena
hemoperkardium dan tamponade jantung. Keadaan ini umumnya terjadi pada
wanita tua, yang mempunyai miokardium yang rapuh, namun tidak menutup
kemungkinan terjadi pada semua orang. Keadaan ini cenderung terjadi dua
atau tiga hari setelah onset infark dan bagian otot yang infark menjadi lunak.
Ruptur terkadang terjadi pada septum interventrikuler, menyebabkan leftright shunt pada jantung.
Infark
laminar,
lebih
banyak
ditemukan
pada
daerah
Gambaran infark miokard yang berbeda pada tiap fase dapat terlihat secara
mikroskopis. Gambaran infark tersebut antara lain: 9
jantung,
merupakan
penyebab
umum
timbulnya
terjadi
bersama
dengan
infark
transmural.
10
11
8,9
Asthma
Bronchopulmonary dysplasia
Cystic fibrosis
Tension pneumothorax
Emboli pulmonal
Asthma
Asma merupakan bentuk serangan sesak nafas karena rangsangan terkecil
material alergi tertentu pada saluran nafas. Diantaranya serbuk sari, debu, uap
kimia, kotoran hewan, aspirin dan agen infeksius berupa virus dan aspergillus sp.5
Mekanisme sudden death pada serangan asma akut kurang begitu
dimengerti. Diantaranya termasuk aritmia jantung, hipokalemia, dan asfiksia.
Sulit memperoleh data yang adequat karena cepatnya episode terminal dan
12
kejadian diluar RS. Proses serangan asma dari gejala sampe gagal nafas hanya
berselang 1-2jam sajasudden asphixic asma.Bronkodilator menjadi impliikasi
penyebab dari sudden death. Kemungkinan vasovagal karena hipotensi dengan
bradikardi atau aritmia jantung. Kemungkinan lain bronkodilator hanya
meringankan gejala sementara yang membuat pasien menunda ke RS sehingga
terlambat dalam pengobatan. 5
Studi klinik dari 10 orang pengidap asma yang gagal nafas sebelum atau
sesaat setelah masuk RS tidak menunjukkan gangguan ritme jantung secara
signifikan, disimpulkan bahwa asfiksia sebagai faktor pencetus daripada aritmia,
penyempitan saluran nafas yng massive merupakan petunjuk pasti dari collapsnya
paru berdasar dari observasi pasien asma di RS yang memburuk dan menghendaki
menghentikan bantuan nafas. Pneumotorak juga berhubungan dengan fatal emboli
udara pada atatus asmatikus. 5
Kemungkinan terganggunya keseimbangan elektrolit jadi pertimbingan.
Pada kasus tertentu hipokalemi karena aksi 2 agonis berpotensial menyebabkan
hipoksia, asidosis, dan pengruh 2 agonis sendiri di otot jantung menjadi lemah. 5
Tiga komponen penting yang berperan penting dalam serangan asma adlah
bronkospasme, penyumbatan saluran dafas oleh lendir lengket, dan edema
mukosa, semua itu memberi kontribusi dalam memperburuk hipoksia yang
mengakibatkan berhentinya pernafasan. 5
Saat otopsi nampak mediator radang (histamin, prostaglandin, platelet
activating faktor, leukositosit, eosinofil). X-ray atau di rongga dada nampak under
a water seal. Pada paru terdapat tanda mengmbang berlebihan. Nampak
penyumbatan sekret lengket yang tebal di bronkus.(kadang jg muncul
pd
13
bahkan kadang tidak terdiagnosa sebagai sebab kematian. Pada hampir setiap
kasus, sumber emboli berasal dari vena tungkai. 5
14
terjadi
pergeseran
mediastinum. Pada autopsi temuan awal yang paling jelas mungkin ptosis organ
perut dan penonjolan diafragma ke kavum peritoneal dengan paru yang kolap. 5
Emboli Pulmonal
Sepersepuluh persen otopsi pada sudden death karena penyakit pada organ
ini. Kematian tak terduga bisa karena asfixia hasil dari emboli paru yang masiv
yang disebabkan oleh trombus yang besar dari iliaka atau vena femoralis akibat
trauma atau operasi yang kemuadian menuju ke paru karena stasis aliran darah. 5
Pada saat terjadi trauma, terutama yang memerlukan imobilisasi, trombosis
vena terbentuk. Sebagian besar terjadi tanpa gejala dan tidak menimbulkan
15
masalah, tapi sebagian lagi emboli ini terlepas dan menutup pembuluh darah
pulmonal dengan ukurannya yang beraneka ragam. 10
Sekitar 80% dari kematian akibat emboli pulmoner memiliki predisposisi
penyebab seperti patah tulang, trauma jaringan, operasi, imobilisasi, dan lain-lain.
Ini membuat hubungan antara kematian dan kejadian yang terkait dengan trauma
menjadi lebih sulit. Dalam penerapan hukum sukar untuk dibuktikan hingga
meyakinkan hakim bahwa trauma yang dibuat tersangka yang menyebabkan
kematian. 10
Secara forensik, merupakan hal yang amat penting bagi dokter untuk dapat
membuktikan adanya trombosis setelah tejadinya kekerasan. Jika korban
mengalami embolisme yang fatal seminggu setelah kekerasan, namun secara
histologi trombosis tampak berumur beberapa minggu, maka jelas kekerasan
bukan merupakan penyebabnya. 5
LESI PADA OTAK DAN LESI INTRAKRANIAL
Pada penelitian disebutkan lesi intrakranial sebagai penyebab kematian
mendadak pada orang dewasa secara urut paling banyak disebabkan oleh: 3
epilepsi
perdarahan intraserebral
hematom subdural
hematom ekstradural
meningitis bakteri
tumor otak
Epilepsi
Teori mekanisme terjadinya kematian mendadak yang tidak diharapkan
pada epilepsi difokuskan pada hipoventilasi dan adanya perubahan jantung yang
16
17
mengindikasikan adanya gagal jantung kanan dan keadaan ini tampak pada
sebagian besar kasus. Semua temuan ini lebih sering ditemukan pada penderita
dengan kematian mendadak yang tidak diharapkan pada epilepsi dibandingkan
pada penderita lain dengan epilepsi.3
Perdarahan Sub Arakhnoid Spontan (Non Trauma)
Perdarahan sub arakhnoid spontan merupakan keadaan yang sangat
berpotensi mengancam jiwa. Penyebab dari perdarahan sub arakhnoid spontan ini
sangat perlu diketahui karena akan menentukan penatalaksanaan selanjutnya.
Perdarahan subarakhnoid dapat menyebabkan kematian yang sangat cepat
walaupun mekanismenya masih belum jelas. Banyak kasus yang menunjukkan
ketika orang yang sehat terlihat kolaps dan kemudian meninggal.9
Menurut Milenkovic, Babic, dan Raadenkovic, penyebab terbanyak dari
perdarahan sub arakhnoid spontan adalah aneurisma (75%), kemudian malformasi
arteri-vena (5%), dan perdarahan sub arakhnoid yang tidak diketahui sebabnya (427%).9 Aneurisma serebral merupakan dilatasi fokal patologis dari pembuluh
darah otak yang berpotensi untuk ruptur. Aneurisma sakular, atau aneurisma
berry, atau aneurisma kongenital merupakan 90% dari seluruh kasus serebral
aneurisma dan terletak pada cabang utama dari arteri besar.3
Aneurisma berry merupakan kombinasi antara hipertensi dan lemahnya
dinding pembuluh darah. Bagian yang lemah atau tipis pada pembuluh darah otak
sangat rapuh terhadap peningkatan tekanan hidrostatik yang disebabkan hipertensi
dan akan melebar. Beberapa bagian pembuluh darah otak yang lemah terutama
daerah sirkulus Willis, dimana pembuluh darah kecil menghubungkan pembuluh
darah otak yang utama. Daerah ini sangat suseptibel untuk terjadi aneurisma
berry. Aneurisma berry dapat terbentuk batik pada sirkulasi anterior maupun
sirkulasi posterior otak. 3
Pada otopsi, diagnosis perdarahan subarakhnoid terbukti sendiri (self
evident). Biasanya perdarahan berasal dari sirkulus Willis, perdarahan yang paling
18
tebal akan melewati dasar otak, terutama sisterna basalis. Darah biasanya akan
menyebar secara lateral dan dapat menutupi seluruh permukaan hemisfer serebral,
otak bagian belakang, dan ke bawah menuju canalis spinalis. Perdarahan akan
berwarna merah terang pada perdarahan segar; apabila bertahan beberapa minggu
akan
berwarna
kecoklatan
karena
hemoglobin
mengalami
perubahan.
Hemosiderin dapat dideteksi dengan pengecatan Perl setelah sekitar tiga hari.
Penentuan sumber perdarahan terkadang sulit. 8
Aneurisma tampak pada 85% kasus perdarahan sub arakhnoid spontan
namun sisanya tidak menunjukkan adanya aneurisma. Hal ini mungkin karena
destruksi aneurisma kecil ketika ruptur. Pencarian akan adanya aneurisma kecil
pada otopsi mungkin sulit karena adanya lapisan tebal dari bekuan darah yang
terjebak antara selaput otak dan pembuluh darah.8
Diseksi tumpul sebaiknya dilakukan, dengan menggunakan gagang scalpel
atau forsep. Darah sebaiknya dicuci menggunakan air yang mengalir. Di,9 Injeksi air
pada salah satu ujung arteri vertebralis yang sudah dipotong, setelah mengikat
atau menjepit secara hati-hati pembuluh darah lainnya dan ujung arteri karotis,
dapat dilakukan untuk melihat dari mana air tersebut bocor atau keluar.
Kebocoran tersebut mungkin multipel karena adanya robekan tambahan ketika
pengeluaran otak pada saat otopsi.
Aneurisma paling baik dicari pada sediaan otak segar, karena adanya fiksasi
formalin dapat menyebabkan bekuan darah menjadi lebih keras sehingga dapat
menyebabkan robekan pada pembuluh darah atau aneurisma ketika mengeluarkan
bekuan darah tersebut. Aneurisma biasanya ditemukan pada bifurkasi arteri
serebral media dan arteri komunikans posterior, di arteri serebral media pada
fisura Sylvian, di arteri komunikans anterior, atau dimana arteri komunikans
posterior bergabung dengan pembuluh darah serebral posterior. Aneurisma
kadang terdapat pada bagian kortikal arteri dan mungkin merupakan bagian yang
terbenam dalam permukaan serebral, sehingga sulit untuk dicari. Apabila
pembengkakan (dimana dapat terjadi kolaps seluruhnya pada otopsi, terutama
19
yang
hemisfer
yang
membengkak
mengandung
darah.
Perdarahan
subarakhnoid dapat atau tidak muncul pada dasar otak. Pada irisan, jaringan otak
yang berdekatan dengan perdarahan akan membengkak dan edematous. Tidak ada
20
influinzae
(5-10%).
Kebanyakan
kasus
meningitis
akan
21
meningitis
purulenta,
meningococcemia
(septikemia),
atau
keduanya.
22
oleh neoplasma intrakranial primer dengan insiden 0,17%. Pada penelitian lain
dari 17.404 otopsi yang dilakukan di Brooklyn Office, ditemukan insiden
sebanyak 0,16% dari kematian mendadak yang tidak diharapkan dikarenakan
adanya neoplasma intrakranial primer.8
Dari 19 kematian dikarenakan neoplasma intrakranial yang dilaporkan oleh
Di Maio dkk, sembilan (47,4%) merupakan kategori astrositoma-glioblastoma.
Sisanya termasuk empat kasus dari oligodendroglioma dan masing-masing satu
kasus dari meduloblastoma, mikroglioma, teratoma, kista koloid, dan pituitary
chromophobadenoma. Enam kasus kematian terjadi sesudah adanya kehilangan
kesadaran atau individu tersebut ditemukan meninggal, dimana lima di antaranya
tidak menunjukkan gejala-gejala sebelumnya. 13 individu memiliki gejala
peningkatan tekanan intrakranial, epilepsi, dan manifestasi psikiatri. 8
Perbandingan durasi dan tipe gejala yang ditunjukkan penderita ini dengan
populasi penderita di rumah sakit yang kematiannya disebabkan oleh neoplasma
intrakranial primer yang sudah terdiagnosis sebelumnya membuktikan bahwa
adanya gejala akut dalam durasi yang lebih singkat pada kasus-kasus kematian
mendadak yang tidak diharapkan. Gejala-gejala juga cenderung
tidak
terlokalisasi dan tidak ada perubahan atau perkembangan gejala pada penderita
yang epilepsi merupakan manifestasi primer dari penyakit dasarnya. Selain itu
juga terdapat insiden yang rendah akan defisit neurologis fokal sebagai gejala
yang muncul.8
Menurut penelitian Black dan Graham yang dilakukan pada bagian forensik
dari tahun 1995-1998 tumor otak primer merupakan penyebab yang jarang
menyebabkan kematian mendadak pada lesi intrakranial. Menurut literatur, tumor
otak primer yang utama ditemukan adalah glioblastoma multiform dan jenis
tumor
lainnya
yang
pernah
dilaporkan
adalah
oligodendrogliona,
23
dan melanoma. Kista koloid pada ventrikel ketiga juga dihubungkan dengan
terjadinya deteriorasi neurologis akut dan dapat menjadi penyebab kematian
mendadak pada orang dewasa. Lesi yang kecil dapat tidak ditemukan pada otopsi.
Kista yang lebih besar dapat menyumbat foramen Monro dengan dinding yang
berselaput tipis dan di dalamnya terdapat bahan seperti hialin yang homogen dan
tidak tembus cahaya (soft opaque). 3
Sel-sel otak dapat dirusak oleh sel tumor dengan beberapa cara antara lain :
secara langsung menyebabkan kompresi akibat pertumbuhan sel tumor, secara
tidak langsung akibat pengaruh reaksi inflamasi pada atau daerah sekitar massa
tumor, adanya edema otak, atau peningkatan tekanan intrakranial (akibat edema
otak atau hambatan sirkulasi cairan serebrospinal). 3
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Berhadapan dengan kasus kematian mendadak, autopsi harus dilakukan
dengan amat teliti, pemeriksaan histopatologik merupakan suatu keharusan.
Sampel diambil dari semua organ yang dianggap terlibat dengan perjalanan
penyakit hingga menyebabkan kematian, juga kelainan pada organ yang tampak
secara makroskopik, walau mungkin kelainan tersebut tidak berhubungan
langsung dengan penyebab kematian. 10
Sebaiknya setiap jenis organ dimasukkan pada wadahnya sendiri,
menghindari bias pembacaan mikroskopik. Eksisi sampel organ haruslah
mencakup daerah yang normal dan daerah yang kita curigai secara mikroskopik
terjadi proses patologik. Informasi mengenai temuan-temuan pada autopsi perlu
disertakan dalam permintaan pemeriksaan histopatologi, sehingga dokter ahli
patologi dapat melakukan tugasnya dengan maksimal. 10
Pada autopsi kasus yang diduga kematian mendadak, hampir selalu
pemeriksaan toksikologi harus dilakukan. Tanpa pemeriksaan toksikologi,
penegakan sebab mati menjadi kurang tajam. Pengambilan sampel untuk
24
Darah
Urin
Faeces
Hati dapat diperiksa secara utuh untuk analisa toksikologi, bila hanya
25
sebagian hati yang diambil sebagai sampel (100 gr) maka berat total hati harus
dicantumkan dalam lembar permintaan pemeriksaan.
Pada penyalahgunaan bahan pelarut seperti pada penghirup lem, bahan
kimia peracun umumnya dapat ditemukan dalam darah.
Laboratorium dapat membantu bila kita dapat memberikan sampel paru
secara utuh agar gas yang terperangkap dalam paru dapat dianalisa. Pada
keadaan ini paru dimasukkan ke wadah kedap udara seperti kantung nilon atau
kantung polyvinyl klorida.
BAB III
26
LAPORAN KASUS
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAWA TENGAH
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
PRO JUSTICIA
VISUM et REPERTUM
NOMOR : R/ /VI/2010/DOKPOL
Atas permintaan tertulis dari Kepolisian Resor Semarang Barat melalui suratnya
tanggal 22 Mei 2010, No. B/57/V/2010/Reskrim yang ditanda tangani oleh
Muliyawatysyam, Nrp 74080093 pangkat Ajun Komisaris Polisi dan diterima tanggal
23 Mei 2010 jam 01.30 maka dengan ini dr. Ratna Relawati, Sp.F, sebagai dokter
yang bekerja pada Rumah Sakit Bhayangkara menerangkan bahwa pada tanggal 23
Mei 2010 jam 00.30 WIB telah memeriksa jenazah, yang berdasarkan surat
permintaan tersebut di atas bernama TN. SUPRIYANTO BIN JIMAN umur lebih
dari empat puluh tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan sebelum meninggal tukang
parkir, alamat Jalan Kumudasmoro Utara VII RT03/RW07 Bongsari Semarang Barat,
ditemukan di rumah korban dan meninggal dunia diduga akibat dibunuh.
HASIL PEMERIKSAAN
Dari pemeriksaan luar dan dalam atas tubuh jenazah tersebut di atas di temukan
fakta fakta sebagai berikut :
A. FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN IDENTITAS JENAZAH
1. Identitas umum jenazah
a. Jenis kelamin
: laki-laki-------------------------------------------------------
27
b. Umur
e. Ciri rambut
f. Keadaan gizi
Kesan
gizi
: tidak ada------------------------------------------------------
b. Jaringan parut
: -----------------------------------------------------------------
Terdapat dua buah jaringan parut di kaki kanan bawah bagian depan-
sama
yaitu
satu
kali
satu
dengan
sentimeter.
----------------------------- Terdapat sebuah jaringan parut di kaki kiri bagian samping tiga
belas sentimeter dari mata kaki ukuran satu kali satu koma lima
sentimeter. -------------------------------------------------------------------- Terdapat lima buah jaringan parut di lutut kaki kanan
dengan
: tidak ada------------------------------------------------------
d. Pakaian
ada merk, dan tidak ada ukurannya. Celana dalam berwarna abu-abu,
polos, merk Johns, tidak ada ukurannya---------------------------------------
28
e. Perhiasan
: tidak ada------------------------------------------------------
Lebam mayat
punggung, pinggang
kanan dan kiri, bokong kanan dan kiri, warna merah
keungunan tidak hilang dengan penekanan-----------------2.
Kaku mayat
----------------------3.
Pembusukan
tidak
ada
---------------------------------------------------------C. FAKTA
DARI
PEMERIKSAAN
TUBUH
BAGIAN
LUAR
a. Daerah berambut
b. Wajah
2. LEHER
3. BAHU
a. Bahu kanan
b. Bahu kiri
:
: tidak ada tanda-tanda kekerasan ----------------:
tidak
ada
tanda-tanda
kekerasan
----------------4. DADA
5. PUNGGUNG
29
6. PERUT
7. BOKONG
a. Bokong kanan
b. Bokong kiri
8. DUBUR
a. Lingkaran dubur
b. Liang dubur
9. ANGGOTA GERAK
a. Anggota gerak atas
b. Anggota gerak bawah : tidak ada tanda-tanda kekerasan ----------------BAGIAN BAGIAN TUBUH TERTENTU
1. MATA
a. Alis mata
b. Bulu mata
c. Kelopak mata
: tidak
ada bintik
perdarahan, tidak
ada
: jernih -------------------------------------------------
g. Pupil mata
h. Pelangi mata
i. Lain lain
2. HIDUNG
a. Bentuk hidung
tidak
ada
30
c. Lubang hidung
3. TELINGA
a. Bentuk telinga
tidak
ada
kelainan----------------------------------b. Permukaan daun telinga: tidak ada tanda-tanda kekerasan ----------------c. Lubang telinga
4. MULUT
a. Bibir atas
: Kebiruan --------------------------------------------
b. Bibir bawah
d. Lidah
e. Gigi geligi
: --------------------------------------------------------
Gigi rahang atas dan bawah : gigi geraham tiga sudah tumbuh --------
5. ALAT KELAMIN
Alat Kelamin Laki Laki
-
Pelir
tidak
ada
kelainan-----------------------------------
Lain lain
TULANG TULANG
1. Tulang tengkorak
2. Tulang belakang
3. Tulang-tulang dada
4. Tulang-tulang punggung
5. Tulang-tulang panggul
31
:
-
Ditemukan
resapan
darah
berwarna
kali
tiga
sentimeter.-------------------------------------------------------------------------
keras
otak-----------------------------------------------
otak
-----------------------------------------------------------
32
3. Rongga dada
:
-
selaput
paru
dengan
dinding
rongga
dada,
tidak
Kandung
sentimeter
jantung
terletak
diantara
sembilan
kedua
paru,
mililiter
33
---------------------------------------------------------------
Jantung :
ukuran:
panjang
dua
puluh
lima
permukaan
ditemukan
licin,
bercak-bercak
perabaan
kecil
kenyal,
berwarna
buih
halus.
----------------------------------------------------------
34
permukaan
ditemukan
licin,
bercak-bercak
perabaan
kecil
kenyal,
berwarna
:
-
Tebal lemak
sentimeter,
tinggi
delapan
puluh
gram.
Permukaan
rata,
35
tidak
ada
kelainan
---------------------------------------------------
Ditemukan
cekungan
pada
kanan tidak
tampak
kelainan.
-------------
sentimeter,
sentimeter,
lebar
dan
sentimeter,
berat
gram.
tampak
kelainan.
: kandung
kuning
jernih
berjumlah sepuluh mililiter. ------------------------------E. FAKTA DARI PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Jaringan / SEL
patologi
anatomi.
36
-------------------2. Darah
: diambil
untuk
dilakukan
pemeriksaan
untuk dilakukan
pemeriksaan
: dilakukan
: tidak ada------------------------------------------------------
2. Mani
: tidak ada------------------------------------------------------
3. Darah
: tidak ada------------------------------------------------------
4. Jaringan / SEL
: tidak ada------------------------------------------------------
5. Lain lain
: tidak ada------------------------------------------------------
Selain fakta fakta di atas maka guna menambah fakta fakta yang barangkali
dapat bermanfaat bagi penyelesaian perkara, saya telah mengambil sampel dari tubuh
jenazah berupa :
1. Lambung dan isinya diambil untuk dilakukan pemeriksaan toksikologi.
---------2. Kandung
empedu
dan
isinya
diambil
untuk
pemeriksaan
untuk
dilakukan
pemeriksaan
toksikologi---------------------------------------
KESIMPULAN
37
Dari fakta fakta yang kami temukan dari pemeriksaan atas jenazah tersebut
maka disimpulkan bahwa telah di periksa jenazah laki-laki, umur kurang lebih empat
puluh tahun , panjang badan seratus enam puluh sentimeter, kulit berwarna sawo
matang. Dari pemeriksaan ditemukan luka akibat kekerasan benda tumpul berupa
luka memar di leher dan kepala yang tidak dapat menyebabkan kematian. Sebab
kematian belum dapat ditentukan tanpa mempertimbangkan pemeriksaan toksikologi
dan pemeriksaan patologi anatomi. ------------------------------------------------------------
PENUTUP
Demikianlah keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan
mengingat sumpah pada waktu menerima jabatan sebagai dokter------------------------Semarang, Juni 2010
38
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil pemeriksaan ditemukan :
A. Fakta yang berkaitan dengan waktu terjadinya kematian
Lebam mayat
Kaku Mayat
39
Lebih kurang 6 jam sesudah mati, kaku mayat akan mulai terlihat dan
lebih kurang 6 jam kemudian seluruh tubuh akan menjadi kaku. Kekakuan
tersebut akan berlangsung selama 36 sampai 48 jam. Sesudah itu, tubuh mayat
akan mengalami relaksasi kembali sebagai akibat dari proses degenerasi dan
pembusukan. Relaksasi yang terjadi sesudah mayat mengalami kaku mayat
disebut relaksasi sekunder.6
Leher
Terdapat luka memar berwarna
coklat tua di
Lingkaran penuaan
Terdapat lingkaran penuaan disekitar pelangi mata.
Adanya lingkaran penuaan disekitar mata membuktikan bahwa jenazah
berumur lebih dari empat puluh tahun.
Lubang hidung
Keluar cairan berwarna merah.
Adanya cairan yang keluar dari hidung yang berwarna merah terang yang
jika kepala jenazah dimiringkan cairan tetap keluar maka hal ini
mengindikasikan adanya trauma pada basis cranii.
40
Rongga kepala
-
Resapan
darah
merupakan
jaringan
tanpa
disertai
yang
disebabkan
oleh
besar.
Membuktikan
adanya
Terdapat
perdarahan
dibawah
selaput
Rongga dada
-
Terdapat
resapan
berwarna
merah
41
plak
ateroma
pada
lumen
darah
yang
Sebagai
adekuat
akibatnya
ke
akan
Paru kanan dan kiri ditemukan bercakbercak kecil berwarna kehitaman. Adanya
bercak berwarna kehitaman karena adanya
timbunan debu pada jaringan paru.
putih
BAB V
KESIMPULAN
42
berwarna
kebiruan
menandakan
korban
Pada
kasus
ini
ditemukan
adanya
coronary
artery
insufficiency
mendadak
korban
adalah
kematian
43
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim.
Sudden
Death.
http://ningrumwahyuni.wordpress.com/2009/08/04
44
11. Gonzales TA, Vance M, Helpern M, Umberger CJ. Legal Medicine. Pathology
and toxicology. 2nd edition. New York : Appleton century croft. 1954
45