Pemboran
Pemboran
SISTEM SIRKULASI
4 .1 . P E N D AH U LU AN
Tujuan utama dari sistem sirkulasi pada suatu operasi pemboran adalah
untuk mensirkulasikan fluida pemboran (lumpur bor) ke seluruh sistem
pemboran, sehingga lumpur bor mampu mengoptimalkan fungsinya.
Sistem sirkulasi pada dasarnya terdiri dari empat komponen, yaitu :
1. Fluida pemboran (lumpur bor),
2. Tempat persiapkan,
3. Peralatan sirkulasi, dan
4. Conditioning area.
4 . 2 . L U M P U R P E M B O R A N ( DRILLING FLUID, MUD)
Fluida pemboran merupakan suatu campuran cairan dari beberapa
komponen yang dapat terdiri dari : air (tawar atau asin), minyak, tanah liat (clay),
bahan-bahan kimia, gas, udara, busa maupun detergent. Di lapangan fluida
dikenal sebagai "lumpur" (mud).
Lumpur pemboran merupakan faktor yang penting serta sangat
menentukan dalam mendukung kesuksesan suatu operasi pemboran.
Kecepatan pemboran, efisiensi, keselamatan dan biaya pemboran sangat
tergantung pada kinerja lumpur pemboran.
Fungsi lumpur dalam suatu operasi pemboran antara lain adalah sebagai berikut
:
Media logging.
4.2.1. Komposisi Lumpur Pemboran.
Komposisi lumpur pemboran ditentukan oleh kondisi lubang bor dan jenis
formasi yang ditembus oleh mata bor.
Ada dua hal penting dalam penentuan komposisi lumpur pemboran, yaitu :
Semakin ringan dan encer suatu lumpur pemboran, semakin besar laju
penembusannya.
Semakin berat dan kental suatu lumpur pemboran, semakin mudah untuk
mengontrol kondisi dibawah permukaan separti masuknnya fluida formasi
Sistem Sirkulasi
4- 1
S
I
S
T
E
M
bertekanan tinggi (dikenal sebagai "kick"). Bila keadaan ini tidak dapat diatasi
maka akan menyebabkan semburan liar (blowout).
4.2.2. Jenis Lumpur Pemboran
Penentuan lumpur pemboran yang digunakan dalam suatu operasi
pemboran didasarkan pada kondisi bawah permukaan dari formasi yang sedang
ditembus.
Fluida pemboran yang umum digunakan dalam suatu operasi pemboran dapat
digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Water - based mud
2. Oil - based mud
3. Air or Gas - based mud
a. Water-Base Mud
Pada lumpur pemboran jenis water-base mud, zat komponen yang paling
banyak digunakan adalah water base mud (kurang lebih 80%). Komposisi
lumpur ini terdiri dari air tawar atau air asin, clay dan chemical additives.
Komposisi ini ditentukan oleh kondisi lubang bor.
Pedoman operasional dalam pembuatan water base mud secara umum
adalah sebagai berikut :
Surface drilling operasional, digunakan lumpur biasa (natural mud)
dengan sedikit additive paling banyak digunakan.
Hard subsurface drilling operations, bila menembus formasi keras
(porositas rendah) digunakan lumpur encer.
Soft subsurface drilling operations, bila menembus formasi bertekanan
tinggi (porositas tinggi), digunakan lumpur berat.
Water based mud merupakan jenis lumpur yang paling umum digunakan
karena murah, mudah penggunaanya dan membentuk "filter cake" (kerak
lumpur) yang berguna untuk lubang bor dari bahaya gugurnya dinding lubang
bor.
b. Oil - Based Mud
Digunakan pada pemboran dalam, hot holes, formasi
shale, dan
sebagainya. Lumpur ini lebih mahal, tetapi akan mengurangi terjadinya proses
pengaratan (korosi) yang dapat mengakibatkan kerusakan fatal pada
rangkaian pipa bor.
c. Air or Gas - Based Mud
Keuntungan dari lumpur jenis ini terutama adalah dapat menghasilkan laju
pemboran yang lebih besar. Karena digunakan kompressor, kebutuhan
peralatan dan ruang lebih sedikit.
4 . 3 . T E M P AT P E R S I A P AN ( PREPARATION AREA)
Ditempatkan pada tempat dimulai sisten sirkulasi. Tempat persiapan lumpur
pemboran terdiri dari peralatan-peralatan yang diatur untuk memberikan fasilitas
persiapan atau "treatment" lumpur bor.
Sistem Sirkulasi
4- 2
S
I
K
U
L
A
S
I
4 . 4 . P E R A L AT AN S I R K U L A S I (CIRCULATING EQUIPMENT)
Peralatan sirkulasi merupakan komponen utama dalam sistem sirkulasi.
Peralatan ini mengalirkan lumpur pemboran dari peralatan sirkulasi, turun
kerangkaian pipa bor dan naik ke anullus serbuk bor kepermukaan menuju
conditioning area sebelum kembali ke mud pits untuk sirkulasi kembali.
Peralatan sirkulasi terdiri dari beberapa komponen alat, yaitu :
1. Mud pit
2. Mud pump
3. Pump discange and return lines
4. Stand pipe
5. Rotary house
4 . 5 . C O N D I T I O N I N G AR E A
Ditempatkan dekat rig. Area ini terdiri dari peralatan-peralatan khusus yang
digunakan untuk "Clean up" (pembersihan) lumpur bor setelah keluar dari lubang
bor. Fungsi utama peralatan-peralatan ini adalah untuk membersihkan lumpur
bor dari serbuk bor (cutting) dan gas-gas yang terikut.
Metode pokok yang digunakan untuk memisahkan cutting dan gas ada dua
macam, yaitu :
1. Menggunakan prinsip gravitasi, dimana lumpur dialirkan melalui shale shaker
dan setting tanks, dan
2. Secara mekanik, dimana peralatan-peralatan khusus yang dipasang pada
mud pits dapat memisahkan lumpur dan gas.
Peralatan yang digunakan pada conditioning area terdiri dari :
Setting tank , merupakan bak terbuat dari baja digunakan untuk
menampung lumpur bor selama conditioning.
Sistem Sirkulasi
4- 3
S
I
S
T
E
M
S
I
K
U
L
A
S
I
S
I
S
T
E
M
4 .6 . P E M B AH AS AN
Mengingat pentingnya sistem sirkulasi dalam suatu operasi pemboran,
maka harus dioptimalkan fungsi kerjanya. Salah satu faktor yang sangat
berpengaruh dalam sistem sirkulasi adalah Pompa Lumpur (slush pump).
Pemilihan pompa lumpur untuk keperluan operasi pemboran harus tepat dan
seekonomis mungkin.
Secara umum, karakteristik dari pompa lumpur adalah sebagai berikut :
1. Tenaga mekanik
2. Panjang serta banyaknya langkah per menit
3. Diameter minimum / maksimum silinder
4. Kopel maksimum pada gear box
5. Debit
6. Tekanan maksimum, serta
7. Tenaga hidrolik
a. Tenaga dan Kecepatan pompa
Pabrik pembuat pompa biasanya mencantumkan besarnya tenaga maksimum
yang diperbolehkan untuk pompa pada kecepatan yang maksimum.
Contoh :
Pompa SN Marep DM 7118
dengan tenaga mekanik 400 pk pada 60 rpm.
Tinjauan :
Tenaga mekanik tersebut adalah hasil dari pada kopel dan kecepatan sudut
yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pm C x ........................................................................ (4-1)
Pm x 60
2N
.......................................................................... (4-2)
4- 4
S
I
K
U
L
A
S
I
1 Pm x 60
x
5
2N
1
S
I
S
T
E
M
400 x 60 x 75
= 5 x 2 x x 60
= 955 kgm
d2
Q 0,0515 N L D2
2
....................................................... (4-3)
dimana,
Q = debit teoritis, lt/min
N = jumlah langkah per menit
L = panjang langkah, inch
D = diameter silinder, inch
d = diameter batang piston, inch
c. Tekanan Kerja Maksimum
Tenaga pompa maksimum
persamaan sebagai berikut :
Pmax
F
S
dapat
ditentukan
dengan
menggunakan
........................................................................ (4-4)
dimana,
Pmax = tekanan kerja pompa maksimum, kg/cm 2.
F
= gaya maksimum pada batang piston, kg.
S
= penampang, cm3.
catata n:
Harga S dapat dihitung dengan persamaan :
d
S 5,06 D 2
2
.......................................................... (4-5)
dimana,
D = diameter silinder, inch
d = diameter batang piston, inch
d. Tenaga Hidrolik dan Rendement
Tenaga hidrolik dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Ph
P . Qra
450
................................................................. (4-6)
dimana,
Ph = tenaga hidrolik, pk.
Sistem Sirkulasi
4- 5
S
I
K
U
L
A
S
I
P
= tekanan, kg/cm2.
Qr = debit sebenarnya
Hubungan antara tenaga hidrolik dengan rendement volumetric secara
matematik adalah sebagai berikut :
P . Qt
Ph v .
450
S
I
S
T
E
M
............................................................ (4-7)
dimana,
= rendement volumetrik
Qt = debit teoritis
Apabila = 1, maka Persamaan (4-7), menjadi
P . Qt
450
.............................................................. (4-8)
Ph v . Phmax
............................................................. (4-9)
Phmax
atau
........................................................... (4-10)
dimana,
m = rendement mekanik pompa,
Pm = tenaga mekanik yang masuk pompa
atau dapat ditulis
Ph v . m . Pm
........................................................ (4-11)
................................................. (4-12)
Untuk pompa piston kerja ganda ada dua kemungkinan yang sering
dilakukan, yaitu :
1. Dengan silinder besar, debit besar, dan tekanan rendah, serta
2. Dengan silinder kecill, debit kecil, dan tekanan tinggi
Sistem Sirkulasi
4- 6
S
I
K
U
L
A
S
I
S
I
S
T
E
M
5 .4 . K E S IM P U L AN
Dari uraian dan pembahasan diatas dapat di ambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Fluida pemboran sangat memegang peranan dalam operasi pemboran.
Karena itu kesalahan dalam menggunakan
komposisi lumpur dapat
menimbulkan kerugian yang besar karena dapat menyebabkan terjadinya
semburan liar.
2. Fluida pemboran yang dipakai dalam operasi pemboran tergantung dari jenis
formasi yang ditembus dan kondisi lubang bor.
3. Salah satu faktor memperngaruhi sistem sirkulasi adalah Pompa Lumpur
(slush pump), sehingga pemilihan pompa lumpur untuk keperluan operasi
pemboran harus tepat dan seekonomis mungkin.
4. Secara umum, karakteristik dari pompa lumpur adalah sebagai berikut :
Tenaga mekanik
Panjang serta banyaknya langkah per menit
Diameter minimum / maksimum silinder
Kopel maksimum pada gear box
Debit
Tekanan maksimum, serta
Tenaga hidrolik
5. Untuk mengoptimalkan kinerja pompa lumpur, dapat dilakukan penyusunan
lumpur secar seri maupun paralel, dengan keterangan sebagai berikut :
Susunan Seri
Dua pompa yang digunakan akan bekerja dan menghasilkan debit aliran
secara bersamaan, sehingga debit aliran yang dihasilkan besar (penting),
akan tetapi tekanannya rendah.
Susunan Paralel
Pompa pertama akan menghasilkan debit aliran, dimana saluran
tekanannya berfungsi sebagai saluran isap pompa yang kedua, sehingga
debit aliran yang dihasilkan kecil, akan tetapi tekanannya tinggi (penting).
Sistem Sirkulasi
4- 7
S
I
K
U
L
A
S
I
S
I
S
T
E
M
M e n g a n g k a t c u ttin g k e
p e rm u k a a n
M e la p is i d in d in g s u m u r M e n e m b u s f lu id a fo r m a s i
dengan M ud C ake
d a la m lu b a n g b o r
M e m b e r s ih k a n lu b a n g b o r d e n g a n
t e n a g a h id r o lik p a d a b it
M e n d in g in k a n b it d a n
r a n g k a ia n p ip a b o r
Gambar 4.1
Beberapa Fungsi Lumpur Pemboran
Sistem Sirkulasi
4- 8
S
I
K
U
L
A
S
I
O p e n V a lv e
S
I
S
T
E
M
C l o s e V a lv e
O pen
V a lv e
C lo s e
V a lv e
R
O pen
V a lv e
H u b u n g a n P a r a le l
C lo s e
V a lv e
H u b u n g a n S e ri
Gambar 4.2
Skema Aliran Pompa Lumpur
D esander
S haker
Ta n k
D egasser
D e s ilt e r
M ix in g H o p p e r
S lu s h P u m p
S u c tio n T a n k
Gambar 4.3
Skema Recondition Area
Sistem Sirkulasi
4- 9
S
I
K
U
L
A
S
I
S
I
S
T
E
M
o v e r flo w p ip e
u p p e r h o u s in g
fe e d
f e e d s e c t io n
lin e r
b o tto m s e c tio n
lin e r
v a lv e h o ld e r
v a lv e
c l a m p r in g
Gambar 4.4
Penampang Desander
(SWACO; underflow 6 inch dorrclone)
Gambar 4.5
Desilter
Sistem Sirkulasi
4 - 10
S
I
K
U
L
A
S
I
S
I
S
T
E
M
15
G o o s e -n e c k
I n t . L in e - p ip e
T h re a d
E x t. L in e - p ip e
T h re a d
R o ta ry
D r illin g H o s e
A P I S ta n d a rd
R o ta r y C o n n e c t io n
LH
S w iv e l S t e m
S w iv e l S u b
Gambar 4.6
Swivel
Sistem Sirkulasi
4 - 11
S
I
K
U
L
A
S
I