Refrat Anestesi Propofol
Refrat Anestesi Propofol
PENDAHULUAN
Untuk melakukan anastesi yang aman salah satu persyaratannya adalah mengetahui
khasiat, efek samping, dan cara kerja obat anestesi. Obat anestesi dibagi dalam dua
kelompok besar yaitu :
1. obat anestesi umum
2. obat anestesi regional
obat anestesi umum adalah obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi umum
dari pelbagai pusat di SSP yang bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan
kesadaran ditiadakan sehingga agak mirip keadaan pingsan.
obat anestesi umum masih dibagi lagi menurut cara pemberiannya yaitu:
1. obat anestesi inhalasi
2. obat anestesi parenteral
obat anestesi parenteral setelah penyuntikan, kadar obat anesthesia dalam darah
meningkat, lalu diikuti kenaikan kadar dalam jaringan otak sehingga pasien menjadi tidak
sadar. Untuk mempertahankan tahapan anesthesia, kadar dalam darah harus
dipertahankan dengan penyuntikan berkala atau memberikan tetesan secara kontinyu
sebab obat tersebut mengalami metabolisme di hati dan dikeluarkan lewat ginjal. Jika
pemberian obat anesthesia dihentikan, kadar dalam darah menurun, terjadi difusi balik
dari jaringan otak ke dalam darah dan pasien sadar kembali. Makin lama anesthesia
berlangsung, makin lama juga proses sadar kembalinya karena jaringan tubuh selain otak
juga menjadi jenuh dengan obat anesthesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Propofol merupakan obat anestesi intravena yang bekerja cepat dengan karakter
recovery anestesi yang cepat tanpa rasa pusing dan mual-mual. Propofol merupakan
cairan emulsi minyak-air yang berwarna putih yang bersifat isotonik dengan kepekatan
1% (1ml=10 mg) dan mudah larut dalam lemak. Propofol menghambat transmisi neuron
yang dihantarkan oleh GABA. Propofol adalah obat anestesi umum yang bekerja cepat
yang efek kerjanya dicapai dalam waktu 40 detik.
Sifat Fisik dan Kimia Propofol
Propofol sedikit larut dalam air, memiliki pKa 11, serta memiliki koefisien partisi 6761:1
pada pH 6-8,5.Propofol memiliki nama kimia 2,6-diisopropilfenol dengan bobot molekul
178,27 dan struktur kimia sebagai berikut :
Propofol biasa tersedia dalam sediaan emulsi injeksi steril dan bebas pirogen
(DIPRIVAN). Propofol injeksi biasa digunakan secara intravena
Farmakologi
Propofol merupakan obat sedative-hipnotik yang digunakan dalam induksi dan
pemeliharaan anestesi maupun sedasi. Injeksi secara intravena pada dosis terapetik
memberikan efek hipnotik dengan cepat, biasanya dalam waktu 40 detik dari awal
pemberian injeksi. Serupa dengan obat anestesi dengan aksi cepat yang lain, waktu paruh
dalam darah otak 1-3 menit, dihitung untuk induksi cepat pada anestesi.
Farmakokinetik
Propofol dengan cepat diabsorbsi tubuh dan didistribusikan dari darah ke jaringan.
Distribusi propofol melalui 2 fase, dengan fase kedua merupakan fase yang lebih lambat
karena terjadi metabolisme di hati yang signifikan (konjugasi) sebelum diekskresi lewat
urin. Konjugat inaktif dari profopol terbentuk dan berhubungan dengan quinol. Senyawa
yang juga terdeteksi dalam urin antara lain adalah obat utuh, propofol glukoronid, 1glucoronid, 4- glukoronid, dan konjugat 4-sulfat dari 2,6-diisopropil-1,4-quinol. Lebih
kurang 2 % dari dosis yang diberikan diekskresi lewat feses. Propofol dapat menembus
plasenta dan diekskresi melalui susu.
Profil farmakokinetik propofol digambarkan dengan modek kompartemen 3. Setelah
dosis bolus diberikan, terjadi keseimbangan dengan cepat antara plasma dan otak yang
menggambarkan kecepatan onset pada anestesi.Distribusi propofol tidak konstan, tetapi
menurun jika terjadi keseimbangan antara jaringan tubuh dengan plasma dan menjadi
jenuh. Tingkat dimana keseimbangan terjadi merupakan tingkat dan durasi infus.
Pemutusan dosis setelah pemeliharaan anestesi selama lebih kurang 1 jam atau untuk
sedasi pasien ICU selama 1 hari, menyebabkan penurunan cepat konsentrasi propofol
dalam darah. Pemberian infuse jangka panjang (10 hari pada sedasi pasien ICU)
menyebabkan akumulasi signifikan propofol dalam jaringan, maka sedasi propofol
menjadi lambat dan waktu untuk sadar kembali menjadi meningkat.
Dewasa : klirens propofol antara 23-50 mL/kg/ml (1,6-3,4 L/menit pada 70 kg manusia
dewasa). Eliminasi obat utama terjadi melalui konjugasi hepar menjadi metabolit inaktof
yang kemudian diekskresi lewat ginjal. Konjugat glukoronid sebanyak 50 % dari dosis
yang diberikan .
Geriatri : dengan semakin tingginya usia pasien, dosis propofol yang dibutuhkan untuk
mencapai efek anestesi semakin turun. Tidak nampak adanya hubungan usia dengan
diagnostic. Propofol bisa digunakan untuk sedasi MAC bersama anestetik local pada
pasien yang mengalami pembedahan.
Propofol tidak diindikasikan untuk pasien pediatric ICU sedasi, orang yang baru
melahirkan terutama yang melalui operasi cesar, ibu menyusui.
Propofol tidak mempunyai sifat analgesik. Dan pada dosis rendah, propofol memiliki
efek antiemetik.
Propofol tidak disarankan untuk pasien dengan peningkatan tekanan intrakranial. Pada
pasien dengan riwayat epilepsi juga harus diberikan hati-hati.
Efek Samping
Efek samping pada sistem pernapasan antara lain depresi pernapasan, sesak nafas
(apnea), bronkospasme dan laringospasme. Pada sistem kardiovaskuler berupa hipotensi,
aritmia, takikardia, bradikardia, hipertensi. Pada susunan saraf pusat adanya sakit kepala,
pusing, euforia, kebingungan, gerakan klonik mioklonik, opistotonus, kejang, mual,
muntah. Pada daerah penyuntikan dapat terjadi nyeri sehinggan dicampurkan lidokain
pada saat pemberiannya.
Overdosis
Jika terjadi overdosis, pemberian injeksi harus segera dihentikan karena kemungkinan
besar dapat menyebabkan depresi kardiorespiratori. Depresi respiratori harus ditangani
dengan ventilasi menggunakan oksigen. Depresi kardiovaskular mungkin memerlukan
pengubahan posisi pasien dengan menaikkan kaki pasien, meningkatkan laju aliran
infuse, dan pemberian obat antikolinergik.
Kontraindikasi
Propofol dikontraindikasikan bagi pasien dengan hipersensitivitas pada obat atau bahan
penyusun obat. Propofol injeksi juga dikontraindikasikan bagi pasien yang alergi
terhadap telur, produk telur, kedelai atau produk kedelai.
Dosis
Dosis dan laju/kecepatan pemberian harus ditetapkan secara individual dan harus
berdasarkan respon klinis. Persyaratan keselamatan dan dosis untuk induksi anestesi pada
pasien pediatrik hanya ditetapkan untuk anak-anak usia 3 tahun atau lebih. Persyaratan
keselamatan dan dosis pemeliharaan anestesi hanya ditetapan untuk anak-anak usia 2
bulan lebih atau lebih.
INDIKASI
Induksi Anestesi
Umum
Pemeliharaan
Anestesi Umum
Pemeliharaan
Anestesi Umum
Inisiasi
dari
Sedasi:
oleh
infus
pemeliharaan.
digunakan.
Inisiasi dan Pemeliharaan Sedasi ICU, ventilasi mekanik
Pasien dewasa - Karena efek residual dari agen anestesi atau
sedasi sebelumnya, kebanyakan pasien infuse harus diawali 5 g /
kg / menit (0,3 mg / kg / jam) selama sedikitnya 5 menit.
Selanjutnya ditingkatkan menjadi 5-10 mcg / kg / menit (0,3-0,6
mg / kg / jam) selama 5 sampai 10 menit dapat digunakan hingga
efek klinis yang diinginkan tercapai.. Laju pemeliharaan 5-50 mcg
/ kg / menit (0,3-3 mg / kg / jam) atau yang lebih tinggi mungkin
diperlukan.
Daftar Pustaka
Moffat, Anthony C., dkk. 2004. Chlarke`s Analysis of Drugs and Poisons in
Pharmaceuticals, Body Fluids and Post Mortem Material. Edisi ke III. Halaman
1494-1495. USA : The Pharmaceutical Press
Tjay, Tan Hoan. Rahardja, Kirana. 2007. Obat-Obat Penting.Edisi ke VI. Halaman 400
dan 404. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
www1.astrazeneka-us.com/pi/diprivan.pdf
http://www.scribd.com/doc/11534339/Anestesi-Umum
Wirjoatmodjo, Karjadi. 1999/2000. ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI MODUL
DASAR UNTUK PENDIDIKAN S1 KEDOKTERAN. Halaman 158 dan 159. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.