ANALISIS
IV - 1
Potensi wisata yang berada dalam kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk
beserta potensi Sumber Daya Alam lainnya perlu dikelola secara baik dan
terencana. Pengelolaan pemanfaatan potensi wisata ini perlu dilaksanakan dengan
tanpa meninggalkan pertimbangan akan fungsi konservasi kawasan, yang
ditujukan bagi terpeliharanya proses ekologis yang menunjang kelangsungan
kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan
manusia.
Keberadaan kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk saat ini menunjang
dalam peningkatan perekonomian masyarakat.Potensi sumber daya alam dan
ekosistem kawasan yang bernilai ekologis dan estetika cukup tinggi, telah
dijadikan sebagai sumber penghasilan oleh masyarakat di sekitar kawasan.
Tingginya potensi Sumber Daya Alam Cagar Alam Bukit Bungkuk
memerlukan suatu perencanaan pengelolaan yang matang dan terencana. Sehingga
potensi yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkesinambungan.
Perencanaan dalam pengelolaan dapat disusun dalam jangka pendek menengah
dan panjang.
Aspek Pengelolaan dan Kebijaksanaan diarahkan pada kegiatan kegiatan
antara lain mengkaji kegiatan-kegiatan ; pengelolaan sesuai status kawasan cagar
alam yaitu penataan, pemeliharaan, pemanfaatan, pengawasan, pengendalian,
pemulihan, perlindungan, pengembangan, pembinaan habitat dan populasi satwa.
Pengelolaan Kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk yang terkait dengan
kegiatan penataan dapat dilakukan antara lain, Pemantapan kawasan cagar Alam
Bukit Bungkuk meliputi :
Rencana Pengelolaan Kawasan Konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk
IV - 2
IV - 3
Cinta Alam dapat dilakukan pada kawasan Cagar Alam terutama oleh
siswa, mahasiswa atau Kelompok Pecinta Alam.
Pengelolaan Kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk yang terkait dengan
Penegakan aspek hukum yang lebih tegas terhadap pelanggar yang dengan
sengaja melakukan perusakan pada kawasan Cagar alam.
Pengelolaan Kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk yang terkait dengan
IV - 4
IV - 5
Ular sawah (Phyton reticulatus) dapat dikatakan masih banyak terdapat di dalam
kawasan.
Perkiraan jumlah jenis mamalia penting dan dilindungi yang dijumpai di
Sungai Harau kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk terdapat 11 jenis yang terdiri
dari Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatraensis) 2 ekor, Beruang madu
(Helarctos malayanus) 6 ekor, Kancil (Tragulus javanicus) 15 ekor, Bajing
terbang (Petaurus elegans) 8 ekor, Kijang (Muntiacus muntjac) 15 ekor, Kukang
(Nycticebus coucang) 7 ekor, Landak (Hystrix bractyura) 15 ekor, Napuh
(Tragulus napuh) 20 ekor, Rusa (Cervus unicolor) 5 ekor, Tapir (Tapirus indicus)
2 ekor dn Ungko (Hylobates agilis) 4 ekor.
Prakiraan jumlah jenis aves di Sungai Harau terdapat 15 jenis yang terdiri
dari Ayam hutan (Gallus gallus) 2 ekor, Balam (Streptopelia chinensis) 4 ekor,
Beo (Gracula religiosa) 1 ekor, Bubut besar (Centropus sinensis) 2 ekor, Cerutut
(Pycnonotus goiavier) 7 ekor, Elang hitam (Spizaetus bartelsi) 4 ekor, Enggang
(Buceros rhinoceros) 3 ekor, Gagak (Cervus enca) 2 ekor, Murai batu (Cocsicus
malabaricus) 1 ekor, Kutilang (Pycnonotus aurigaster) 4 ekor, Layang-layang
(Hirondo striolata) 11 ekor, Penyesip (Dicaeum chrysorrheum) 2 ekor, Perenjak
daun (Phylloscopus trivirgatus) 4 ekor, Raja udang (Halcyon cipensis) 2 ekor
daan Elang bondol (Heliartus indicus) 2 ekor.
Prakiraan jenis mamalia penting dan dilindungi di Sungai Mahat kawasan
Cagar Alam Bukit Bungkuk berjumlah 11 jenis yang terdiri dari Harimau
Sumatera (Panthera tigris sumatraensis) 1 ekor, Beruang madu (Helarctos
malayanus) 2 ekor, Kancil (Tragulus javanicus) 6 ekor, Bajing terbang (Petaurus
IV - 6
IV - 7
Jenis vegetasi strata pohon yang memiliki nilai frekunsi relatif terbesar
adalah jenis Marpuyan (Rhodamnia sp.), kemudian diikuti oleh jenis Mahang
(Macaranga sp.), Ubar (Eugenia sp), Kempas (Koompassia malaccensis) dan
Keruing (Dypterocarpus borneensis).
Dan jenis vegetasi strata pohon yang memiliki Indeks Nilai Penting
tetinggi adalah jenis Ubar (Eugenia sp), kemudian diikuti oleh jenis Marpuyan
(Rhodamnia sp.), Mahang (Macaranga sp.), Keruing (Dypterocarpus borneensis)
dan Petatal (Strombosia javanica).
Tingkat kerapatan vegetasi strata sapling di kawasan cagar Alam Bukit
Bungkuk yang tertinggi adalah jenis Marpuyan (Rhodamnia sp.), Bintangur
(Calophyllum sp), Pasak bumi (Eurycoma longifolia), Asam kandis (Callophylum
sp.), Gelam (Malaleuca leucodendron), Sungkai (Peronema canescens) dan Ubar
(Eugenia sp).
Jenis vegetasi strata sapling yang memiliki nilai frekuensi relatif tertinggi
adalah jenis Bintangur (Calophyllum sp), Gelam (Malaleuca leucodendron),
Kemenyan (Styrac benzoin), Marpuyan (Rhodamnia sp.), dan Pasak bumi
(Eurycoma longifolia).
Dan jenis vegetasi strata sapling yang memiliki Indeks Nilai Penting
tertinggi di kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk adalah Bintangur (Calophyllum
sp), kemudian diikuti oleh jenis Marpuyan (Rhodamnia sp.), Gelam (Malaleuca
leucodendron), Pasak bumi (Eurycoma longifolia), Asam kandis (Callophylum
sp), dan Ubar (Eugenia sp).
IV - 8
IV - 9
yang berada pada 2 Kecamatan : 1). Kecamatan Bangkinang Barat : Desa Kuok,
Desa Siabu dan Desa Merangin, 2). Kecamatan XIII Koto Kampar : Desa Pulau
Gadang dan Desa Tanjung Alai. Sedangkan desa-desa lainnya yang berada pada 2
Kecamatan tersebut berada jauh dari kawasan dan interaksi dengan kawasan
hampir dikatakan tidak ada
Dibentuknya kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk yang mempunyai
tujuan utama melestarikan sumber daya alam, tentunya akan membatasi
pemanfaatan langsung sumber daya alam yang ada bagi masyarakat di sekitarnya.
Dari sinilah biasanya konflik masyarakat lokal dengan Cagar Alam mulai terjadi.
Beberapa permasalahan sosial ekonomi masyarakat di Cagar Alam Bukit
Bungkuk seperti pematokan batas cagar alam di dalam kebun karet milik
masyarakat, pengambilan/penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan lainnya
yang sudah semakin merambah kedalam kawasan hutan, adanya masyarakat yang
berladang di dalam kawasan, hal seperti itu kalau tidak cepat diatasi akan menjadi
konflik yang besar.
Sebagai gambaran yang akan menimbulakan adanya ancaman bagi
kawasan adalah pada jenis pekerjaan penduduk sebagai petani yang dikhawatirkan
akan membuka lahan di kawasan tersebut. Besarnya rumah tangga petani di
Kecamatan Bangkinang Barat + 7.233 dan di Kecamatan XIII Koto Kampar
berjumlah 20.302. Ini merupakan ancaman yang cukup besar. Sedangkan pada
jenis pekerjaan lainnya diperkirakan sama sekali tidak akan memberikan dampak
pada kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk.
IV - 10
IV - 11
IV - 12