Bundel Lab Kimia Organik
Bundel Lab Kimia Organik
MODUL 1
O
L
E
H
NAMA
: RADINAL (0708105010021)
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
JURUSAN
: ILMU KELAUTAN
ASISTEN
(NURLAILA)
(KELOMPOK X)
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan yang berjudul Penetapan Kemurnian dan Identitas
yang bertujuan untuk mengetahui kemurnian dan identitas senyawa organik.
Prinsip percobaan ini berdasarkan titik lebur yang merupakan kesetimbangan fasa
padat dengan fasa cairnya. Titik didih merupakan keseimbangan antara tekanan
uapnya sama dengan tekanan atmosfer, dan destilasi adalah pemisahan campuran
cairan berdasarkan titik didihnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Destilasi adalah cara memperoleh cairan yang dikotori zat terlarut atau
bercampur dengan campuran lain yang titik didihnya berbeda. Sifat fisik kimia
organik pada umumnya adalah titik lebur, titik didih dan kelarutannya. Titik didih
didefinisikan sebagai kesetimbangan antar tekanan uapnya dan tekanan atmosfer.
Kelarutan senyawa organik dalam air ditentukan oleh banyaknya atom C dan
gugus hidroksil yang dimilikinya.
1.2.Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui kemurnian dan identitas suatu senyawa organik.
BAB II
DASAR TEORI
Titik lebur adalah suhu pada saat kristalnya berubah ke fasa cair. Titik
lebur kristal padat sama dengan titik beku dari zat cair. Perbadaannya dengan titik
didih adalah titik didih kebanyakan zat padatnya, tidak berubah adanya tekanan
dari luar (Krosen, 1990).
Titik didih suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu
sama dengan tekanan luar (tekanan yang digunakan pada permukaan cairan).
Apabila tekanan sama dengan tekanan luar, maka gelombang uap dapat terbentuk
dalam cairan dapat mendorong air kepermukaan menuju fase gas. Oleh karena itu,
titik didih suatu cairan tergantung pada tekanan luarnya. Dan sebagaimana telah
kita ketahui bahwa air murni pada tekanan 1 atm mempunyai titik didih 100C,
akan tetapi apabia kita melarutkan suatu zat ke dalam air, maka titik didih larutan
akan semakin tinggi dari 100C (Sukardjo, 1997).
Destilasi adalah operasi pendidihan (air-gas) dan kondensasi yang
berikutnya (gas-cair). Operasi ini sering digunakan di dalam penyaringan
(Pudjaatmaka, 1989).
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
atas bulb thermometer. Dipindahkan api bila perlu dan dicatat kenaikkan suhu
setian 5 menit. Dihentikan percobaan bila suhu telah konstan.
3. Destilasi
Diambil etanol yang telah dicampurkan dengan air. Dimasukkan ke
dalam tabung destilasi dan dimasukkan batu didih ke dalamnya. Di bulb
termometer dan diletakkan di bawah pipa cabang. Digantikan penampang pada
wadah II apabila suhu sudah mencapai 83C. Dihentikan percobaan pada suhu
95C.
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Senyawa Organik
Penetapan Titik Lebur
Urea dengan
kelapa
penangas
4.2. Pembahasan
1. Penetapan Titik Lebur
Pada percobaan ini, Urea senyawa yang akan dilihat titik leburnyadimasukkan ke dalam tabung reaksi. Pada peleburannya menggunakan medium
minyak kelapa, agar mencegah pemanasan secara langsung terhadap tabung reaksi
yang terdapat urea. Diamati urea melebur pertama sekali pada suhu 63C, sampai
pada suhu 93C urea melebur semua. Hal ini membuktikan bahwa titik lebur urea
adalah benar 63C.
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Krosch, dkk., 1990, Chemistry General Organic, Mc Grow Hill, Inc, USA.
Sukardjo, 1997, Kimia Fisika, Rineka Cipta, Jakarta.
Pudjaatmaka, 1989, Kimia untuk Universitas, terjemahan dari General College
Chemistry oleh Keenan dkk, Erlangga, Jakarta.
10
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL 2
O
L
E
H
NAMA
: RADINAL (0708105010021)
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
JURUSAN
: ILMU KELAUTAN
ASISTEN
(NURLAILA)
(KELOMPOK X)
11
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan yang berjudul Kemurnian Senyawa Organik, yang
bertujuan untuk memurnikan senyawa organik. Pada percobaan ini mempunyai
prinsip dengan ekstraksi dan sublimasi. Ekstraksi merupakan proses pemisahan
suatu zat yang larut dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur, akan terlarut
sesuai dengan koefisien distribusinya. Proses lain adalah Sublimasi yang
merupakan proses pemisahan zat berdasarkan tingginya tekanan uap masingmasing zat di bawah temperatur titik leburnya, dan dapat juga disebut proses
perubahan wujud zat dari fasa padat menjadi fasa gas dan kembali lagi menjadi
fasa padat pada suhu kamar.
12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Di dalam perkembangan ilmu pengetahuan, banyak sekali ilmu-ilmu yang
sangat erat hubungannya dengan manusia dan lingkungannya, seperti: ilmu
tentang senyawa-senyawa organik. Senyawa organik itu sendiri merupakan
senyawa/bahan kimia yang terdapat di alam yang biasanya senyawa tersebut
mengandung C, H, O, N.
Pada dasarnya pengetahuan tentang senyawa-senyawa organik sangat
diperlukan untuk diketahui dan dipelajari karena pengetahuan tentang senyawa
organik sangat erat hubungan dengan manusia. Begitu pula halnya dengan
lingkungan sekitarnya. Selain itu, senyawa organik juga diperlukan oleh manusia
terutama untuk hidup sehat, seperti: karbohidrat, protein, dll.
1.2.Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah Untuk memurnikan senyawa
organik.
13
BAB II
DASAR TEORI
14
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
15
16
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Reaksi Kimia
Ekstraksi
warna
dengan
Pengamatan
perbandingan
Resorsinol + FeCl3
Resorsinol + FeCl3 + Eter
Sublimasi
2 gr Naftalena + Crocoal
4.2. Pembahasan
1. Ekstraksi dengan perbandingan warna
Pada percobaan ini, digunakan resorsinol sebagai sampel. Resorsinol
merupakan suatu larutan polar yang mempunyai nama lain yaitu Benzenadiol.
Penggunaan FeCl3 dilakukan untuk memurnikan zat dengan cara ekstraksi, setelah
larutan resorsinol ditambahkan dengan FeCl3 terjadilah perubahan warna orange
menjadi warna ungu. Lalu, dimasukan eter yang berfungsi sebagai pelarut untuk
menarik pengotor yang ada di dalam larutan resorsinol murni pada lapisan bawah,
dan lapisan atas berupa campuran dari eter dan FeCl3. Hal ini disebabkan karena
massa jenis FeCl3 dan eter lebih kecil dibandingkan dengan larutan resorsinol, dan
17
eter itu sendiri bersifat non-polar. Hal ini bisa juga dikarenakan perbedaan
densitas dan kepolaran suatu larutan. Dari larutan yang telah membentuk dua
lapisan tersebut kita harus membandingkan warnanya kalau resorsinol murni
warnanya keruh.
2. Sublimasi
Pada percobaan ini, digunakan naftalena dengan rumus
yang
18
BAB V
KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL 3
O
L
E
H
NAMA
: RADINAL (0708105010021)
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
JURUSAN
: ILMU KELAUTAN
ASISTEN
(SYARIFAH YANTI)
(KELOMPOK X)
21
ABSTRAK
22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Fenol merupakan senyawa yang dianggap berasal dari Benzen dengan
suatu gugus OH yang terikat pada cincin aromatik. Rumus kimianya adalah
C6H5OH. Fenol bersifat stabil dan ramah terhadap lingkungan, bersifat asam,
mampu bereaksi dengan NaOH (basa), membentuk Na.Fenolat (garam), tidak
bereaksi dengan asam (RCOOH), tetapi bereaksi dengan alkil halida (RCOX)
untuk membentuk ester.
Pengetahuan tentang fenol sangat diperlukan dalam kehidupan manusia
terutama dibidang kesehatan. Misalnya, fenol dapat digunakan sebagai antiseptik
karena dapat membunuh bakteri. Fenol juga digunakan sebagai pembuatan aspirin
dan pembasmi rumput liar.
Fenol memiliki OH terkait pada rantai benzennya. Saat ikatan hidrogenoksigen pada fenol terputus, akan didapatkan ion fenoksida C6H5O-. Pada ion
fenoksida, atom oksigen tunggal masih merupakan yang paling elektronegatif dan
sistem yang terdelokalisasi terpusat pada daerah oksigen tersebut. Delokalisasi ini
membuat ion fenoksida lebih stabil dari sebelumnya sehingga fenol menjadi asam.
1.2.Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah Untuk menentukan sifat-sifat dari
Fenol.
23
BAB II
DASAR TEORI
Fenol atau asam karbonat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna
yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya
memiliki gugus hidroksil (OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Fenil
merupakan komponen utama pada anti septic dagang, Triklorofenol atau dikenal
dengan TCP. Fenol juga merupakan bagian dari komposisi beberapa anestika otal,
misalnya semprotan kloroseptik. Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan
(bagian dari pembuatan produksi Aspirin dan pembasmi rumput) (Johannes,
2006).
Fenol adalah suatu senyawa yang dianggap berasal dari benzena dengan
mengganti satu atau lebih dalam H dengan gugus OH. Fenol bersifat asam lemah
dalam air karena mengalami ionisasi. Fenol dapat digunakan sebagai anti septik,
pembuatan asam pikrat, asam salisilat, dll (Margen, 1982).
Keunggulan dari golongan fenol adalah sifatnya stabil, persisten, dan
ramah terhadap beberapa jenis material, sedangkan kerugiannya antara lain susah
terbiodegradasi, bersifat racun (David, 1989).
24
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
25
4. Brominasi Fenol
Diambil 5 tetes larutan fenol dan dimasukkan ke tabung reaksi.
Ditambahkan tetes demi tetes air brom sampai terbentuk endapan. Diamati
hasilnya.
5. Nitrasi
Diambil 20 ml larutan fenol dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
Ditambahkan 5 ml larutan NaOH. Ditambahkan 0,9 gr Na.Nitrit.
Didinginkan larutan hingga 5-7C pada penangas es. Ditambahkan tetes
demi tetes sambil dikocok 8 ml H2SO4. Dibiarkan campuran dalam
penangas es selama 1 jam sambil sesekali dikocok. Dikumpulkan kristal
dengan menghisapnya. Dicuci dengan air dingin dan dikeringkan.
26
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
2.
3.
4.
Reaksi Kimia
Keasaman Fenol
Fenol dites dengan ketas lakmus
Hasil Reaksi
Lakmus berwarna merah(asam)
Uji FeCl3
1 ml fenol + 10 ml air + 1 ml Larutan berwarna ungu
FeCl3
Larutan berwarna ungu pekat
1 ml resorsinol + 10 ml air + 1 ml
FeCl3
Uji Oksidasi
5 ml KMnO4 + 2 ml fenol dipanaskan Larutan berwarna kuning teh
dan terbentuk endapan
Uji brominasi
Terbentuk
larutan
kuning
5 tetes fenol + air brom
keemasan
4.2. Pembahasan
1. Uji Keasaman Fenol
Pada percobaan keasaman fenol, ketika kertas lakmus dicelupkan ke dalam
larutan fenol, kertas lakmus tersebut tetap berwarna merah. Yang membuktikan
bahwa fenol memiliki sifat asam.
2. Uji FeCl3
Pada percobaan ini, ketika 1 ml FeCl3 ditambahkan 10 ml air dan 1 ml
fenol, larutan yang semula bening berubah menjadi berwarna ungu. Hal ini
disebabkan karena larutan FeCl3 bereaksi dengan fenol yang bersifat asam, ketika
dicampurkan dengan air yang bersifat polar, sehingga terjadilah perubahan warna.
Hal yang sama juga terjadi ketika 1 ml FeCl3 ditambahkan dengan 1 ml air dan 1
27
ml resorsinol. Hanya saja warna ungunya lebih pekat. Penyebabnya adalah adanya
perubahan ketika reaksi berlangsung. Selain itu, fenol hanya memiliki satu gugus
OH, sedangkan resorsinol mempunyai 2 gugus OH, sehingga warna resorsinol
jauh lebih pekat daripada fenol.
3. Uji Oksidasi
Pada percobaan ini, ketika KMnO4 dicampurkan dengan fenol,
terbentuklah endapan hitam dengan larutannya berwarna kuning teh. Hal ini
disebabkan karena pada saat larutan tersebut dipanaskan ada energi yang bekerja
ketika reaksi sedang berlangsung. Sebagaimana yang kita ketahui, oksidasi
merupakan dilepaskannya elektron oleh suatu atom, sehingga pada saat suhu
dinaikkan, larutan teroksidasi membentuk larutan keruh.
4. Uji Brominasi Fenol
Pada percobaan ini, ketika larutan fenol diteteskan air brom, terbentuknya
endapan kuning keemasan.
28
BAB V
KESIMPULAN
29
DAFTAR PUSTAKA
30
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL 4
O
L
E
H
NAMA
: RADINAL (0708105010021)
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
JURUSAN
: ILMU KELAUTAN
DARUSSALAM, 2 MEI
2008
ASISTEN
PRAKTIKAN
(MAHMUDI)
(KELOMPOK X)
31
ABSTRAK
32
BAB I
PENDAHULUAN
33
BAB II
DASAR TEORI
Vitamin C merupakan senywa yang sangat larut dalam air, mempunyai
sifat asam dan sifat pereduksi yang sangat kuat. Sifat-sifat tersebut terutama
disebabkan adanya struktur enadiol yang berkonjugasi dengan gugus karbonil
dalam cincin laktan. Bentuk vitamin C yang ada di alam adalah Asam Askorbat
(Besari, 1992).
Asam Askorbat bersifat sangat sensitif terhadap pengaruh luar yang
menyebabkan kerusakan seperti: suhu, konsentrasi gula, dan garam pH, oksigen
dan enzim katalisator logam, konsentrasi awal baik dalam larutan maupun system
model ratio antara asam askorbat dan dehidro asam askorbat (Achmadi, 1993).
Vitamin C, vitamin E dan beta karoten merupakan anti oksidan sekunder
yang berfungsi menangkap radikal bebas serta mencegah terjadinya reaksi
berantai sehingga tidak terjadinya kerusakan yang lebih besar (Robert, 1995).
34
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
dititrasi
Iodium
Pepaya: 15ml
dititrasi
Iodium
4.2. Pembahasan
Pada percobaan ini, penentuan kadar vitamin C dalam mangga dan pepaya
digunakan metode titrasi yaitu cara penetapan kadar suatu larutan menggunakan
larutan standar yang sudan diketahui konsentrasinya. Percobaan ini lebih
menekankan terhadap perubahan warna yang terjadi pada suatu sampel, dengan
menggunakan larutan Iodium dan Amilum sebagai indikator dilakukan penentuan
titik ekivalennya yaitu suatu titik dimana terjadi perubahan warna untuk pertama
kali. Titik akhir titrasi yaitu suatu titik dimana zat terlarut sama dengan zat
pelarut. Titrasi pada penentuan kadar vitamin C dalam sampel yang digunakan,
menggunakan larutan iodium 0,01N. Pada penentuan kadar vitamin C dalam
36
mangga, titik akhir titrasinya adalah 0,8ml iodium, sedangkan dalam pepaya
adalah 2,2ml iodium.
Asam askorbat mempunyai struktur yang mirip dengan monosakarida.
Rumus bangun asam askorbat adalah sbb:
O
CH2OH
OH
OH
OH
C
C
O
H
CH2OH
OH
OH
37
OH
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah sbb:
1. Mangga merupakan sumber vitamin C. Kadar asam askorbat yang terdapat
dalam mangga jauh lebih banyak dibandingkan dengan pepaya.
2. Penentuan kadar vitamin C dalam kedua sampel tersebut menggunakan metode
titrasi yaitu cara penetapan kadar suatu larutan dengan meggunakan larutan
standar yang sudah diketahui konsntrasinya.
3. Vitamin C memiliki sifat yang mudah larut dalam air.
38
DAFTAR PUSTAKA
39
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL 5
O
L
E
H
NAMA
: RADINAL (0708105010021)
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
JURUSAN
: ILMU KELAUTAN
DARUSSALAM, 9 MEI
2008
ASISTEN
PRAKTIKAN
(NURHEMALINDA)
(KELOMPOK X)
40
ABSTRAK
Telah dilakukan sebuah percobaan dengan judul Isolasi Kafein dari Teh yang
bertujuan untuk mendapatkan kafein dalam teh. Prinsip dari percobaan ini adalah
kafein merupakan turunan dari purin disebut juga 1,3,7 tri-metilxantin. Rumus
molekul C8H18N4O2.. Jumlah kandungan kafein dalam teh berbeda-beda tergantung
jenis teh, kondisi iklim dan topografi tumbuhan.
41
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 1I
DASAR TEORI
Sekitar 450 senyawa organik dan lebih dari satu senyawa anorganik bisa
ditemukan dalam daun teh. Dalam secangkir teh terkandung energi sekitar 4 kkal,
di samping flour, mangan, vitamin B kompleks, asam nikotinat, dan asam
pantotenat. Kafein merupakan senyawa kimia yang mempunyai pengaruh besar
atas sifat-sifat dan keharuma dari the.Teh juga mengandung senyawa utama yang
disebut polyphenol.Di dalam teh juga terkandung kafein. Pada teh hijau juga
ditemukan adanya catechin, r-amino butyric acid, flavonoid, polisakarida, dan
fluoride (Olson, 1987).
Kafein teh merupakan turunan dari purin tri metilxantin,yang berat
molekulnya 194,19 dengan C= 49,48 OC, N= 28,8 OC, H=5,19 OC. denganrumus
melekulnya C8H18N4O2., jumlah kafeein dalam the berbeda-beda tergantung jenis
tehnya.penggunaan kafein yang berlebihan dapat mengakibatkan pengaruh
negative bagi kesehatan (Fessenden, 1999).
Produksi teh dapat diperoleh dengan berbagai cara diantaranya, dengan
peragian, didalam tersebut biasanya mengandung zat kaffein 1,5%, selain cafein
juga mengandung theophiline yang lenih sedikit dibandingkan dengan kaffein
yang hasil stenin berwarna gelap yang berkesar hingga 20 OC (Sukardjo, 1997).
43
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas piala
1000ml, pemanas corong pisah, penyaring buchner, alat sublimasi.
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah teh, kloroform, natrium
sulfat anhidrat, larutan Pb.asetat 10%.
3.2 Cara Kerja
Disediakan gelas piala 1000 ml yang telah diisi dengan 500 ml aquadest
dan didihkan dengan menggunakan kasa asbes.kemudian ditambahkan 50 sampai
60 gram daun teh,dibiarkan mendidih selama 15 menit kemudian disaring panaspanas.filtrat yang didapat ditambahkan100 ml larutan Pb.asetat 10% sambil
diaduk. Kemudian disaring dengan penyaring buchner.
Filtrat diuapkan hingga volume menjadi 100 ml. Setelah dingin
ditambahkan 25 ml kloroform.filtrat terdiri dua lapisan,dipisahkan larutan
bawah(lapisan kloroform) dengan corong pisah. Lapisan atas (air) diekstrak
dengan 15 ml kloroform. Dikumpulkan nlarutan kloroform, dikeringkan dengan
natrium sulfat anhidrat. Didiamkan setengah sampai satu jam, kloroform diuapkan
dan ditimbang berat hasil kasar.
44
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Campuran
500 gram air( dididihkan)
Hasil Pengamatan
+
50 gram teh (dididihkan selama 15 Terdapat lautan teh dan ampas-ampas
menit)
teh.
Disaring panas-panas
4.2 Pembahasan
Isolasi kafein atu pemisahan yang dilakukan untuk mendapatkan kadar
kafein dari the. Pad percobaan ini menggunakan 60 gram teh cap bendera
kedalam 500 ml aquades kemudian dididihkan dengan menggunakan kasa asbes
selama 15 menit dalam gelas kimia100 ml. Kemudian disaring untuk mendapat
filtrate, disini terdapat dua hasil yaitu filtrate yang berupa air teh dan ampasampas teh. filtrat yang didapat ditambah dengan 100 ml Pb.asetat 10%, Pb.asetat
disi berfungsi untuk mengikat kotoran dalam filtrat teh. Setelah ditambah
45
Pb.asetat Menghasilkan larutan yang berwrna coklat susu. setelah disaring warna
larutan menjadi kuning kecoklatan.
Filtrat yang didapat diuapkan hingga 100 ml kemudian ditambah
kloroform, menghasilkan filtrat yang terdiri dri dua lapisan, dipisahkan larutan
bawah(lapisan kloroform) dengan corong pisah. Lapisan atas (air) diekstrak
dengan 15 ml kloroform. Setelah kedua lapisan tersebut dipisahkan dikumoulkan
larutan kloroform kemudian dikeringkan dengan menggunakan natrium sulfat
anhidrat didiamkan setengah sampai satu jam dan terakhir ditimbang berat hasil
yang diperoleh.
46
BAB V
KESIMPULAN
merupakan
turunan
dari
purin
disebut
juga
1,3,7
tri-
47
DAFTAR PUSTAKA
Olson, Robert E., 1987, Energi dan Zat-Zat Gizi, Gramedia, Jakarta.
Pudjaatmaka, 1999, Kimia Organik, Terjemahan dari Organic Chemistry oleh
Fessenden, R.J. dan J.S. Fessenden, Erlangga, Jakarta.
Sukardjo, 1997, Kimia Fisika, Rineka Cipta, Jakarta.
48
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL 6
O
L
E
H
NAMA
: RADINAL (0708105010021)
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
JURUSAN
: ILMU KELAUTAN
ASISTEN
(FAHMI)
(KELOMPOK X)
ABSTRAK
49
Telah dilakukan percobaan yang berjudul Gugus Karbonil Aldehid dan Keton
yang bertujuan untuk menentukan sifat-sifat gugus karbonil aldehid dan keton.
Prinsip percobaan ini adalah dengan mereaksikan kedua gugus karbonil tersebut
dengan pereaksi tollens dan pereaksi fehling, serta membedakan reaksi kedua
gugus karbonil tersebut terhadap kedua pereaksi tersebut.
BAB I
50
PENDAHULUAN
BAB II
51
DASAR TEORI
Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil. Jika kedua gugus yang
menempel pada gugus karbonil adalah gugus karbon, maka senyawa itu
dinamakan keton. Jika salah satu dari kedua gugus tersebut adalah hydrogen,
senyawa tersebut termasuk golongan aldehid (Petrucci, 1987).
Aldehid yang paling sederhana, formal dehid (H2C=O) mempunyai
kecenderungan untuk berpolimerasi, yaitu setiap molekul bergabung satu sama
lain untuk membentuk senyawa dengan massa molar tinggi. Reaksi ini
melepaskan banyak kalor dan sering kali meledak, sehingga formal dehid
biasanya dibuat dan disimpan dalam larutan air (untuk mengurangi konsentrasi)
(Raymond, 2002).
Aldehid dan keton lazim terdapat pada system makhluk hidup. Gula ribosa
dan hormon behina progesterone merupakan dua contoh aldehid dan keton berbau
harum, misalnya trans sinaldehid adalah komponen utama minyak kayu manis
yang menimbulkan bau sintan dan tumbuhan permen (Pudjaatmaka, 1992).
BAB III
52
METODELOGI PERCOBAAN
53
dengan
BAB IV
54
2 ml formaldehid + 1 ml tollens
2 ml asetaldehid + 1 ml tollens
dipanaskan
dipanaskan
2 ml formaldehid + 1 ml fehling
2 ml asetaldehid + 1 ml fehling
dipanaskan
dipanaskan
2.2. Pembahasan
Pada percobaan ini, formaldehid yang dicampurkan dengan tollens akan
membentuk cermin perak, begitu juga dengan asetaldehid membentuk cermin
perak. Berbeda dengan keton, bila direaksikan dengan tollens, keton tidak akan
bereaksi dengannya. Tetapi sebaliknya, bila aldehid direaksikan dengan fehling
yang berwara biru, larutannya tetap biru, yang membuktikan bahwa tidak adanya
reaksi antara aldehid dan fehling. Dan bila keton direaksikan dengan fehling, akan
terbentuk larutan merah bata. Penjelasan di atas menunjukan bahwa aldehid akan
bereaksi dengan tollens dan tidak dengan fehling. Sebaliknya keton akan bereaksi
dengan fehling dan tidak dengan tollens.
55
BAB V
KESIMPULAN
1. Aldehid akan bereaksi dengan tollens dan tidak bereaksi dengan fehling.
2. Keton akan bereaksi dengan fehling dan tidak bereaksi dengan tollens.
3. Aldehid atau alkanal merupakan turunan dari alkanal yang satu atom H
diganti oleh gugus COH
4. Aldehid mempunyai sifat mampu meruduksi, diantaranya :
Pereaksi Tollens
Pereaksi Sciff fuchsin
Pereaksi Fehling
56
DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, 1987, Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta.
Pudjaatmaka, 1999, Kimia Organik, Terjemahan dari Organic Chemistry oleh
Fessenden, R.J. dan J.S. Fessenden, Erlangga, Jakarta.
Raymond, 2002, Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta.
LEMBAR PENGESAHAN
57
MODUL 7
O
L
E
H
NAMA
: RADINAL (0708105010021)
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
JURUSAN
: ILMU KELAUTAN
ASISTEN
(NURHEMALINDA)
(KELOMPOK X)
ABSTRAK
58
BAB I
PENDAHULUAN
59
RCOOR +H2O
BAB II
DASAR TEORI
60
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
61
dengan satu ml air. Bila tidaka ada lagi ester yang terdesilasi, ditambahkan pada
destilasi Na2CO3 sedikit dan tes dengan kertas lakmus.
Dikocok campuran baik-baik sampai larutan bereaksi netral. Dituangkan
melalui corong larutan tersebut kedalam corong pisah, Dipisahkan bagian
bawahnya dan ditambahkan 15 ml air es kedalam corong pisah, dikocok baik-baik
dan dipisahkan lagi bagian bawahnya. Diulangi lagi sisanya dengan CaCl2,
dituangkan melalui bagian atas corong sisa larutan (lapisan atas).
ditambahkan 3 gram CaCl2 An Hidrat, dibiarkan selama 6 jam, didestilasi
cairan dengan menggunakan labu destilasi kecil. Dicatat suhu pada saat tetesan
62
destilasi pertama dan pada akhir destilasi (sisa 3 ml pada labu destilasi).
Ditimbang berat ester destilasi yang diperoleh dan dihitung persentasenya.
63
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Hasil Pengamatan
No.
1.
Reaksi
30 ml etanol + 30 ml asam asetat Warna
Pengamatan
berubah sedikit
coklat
batu didih
Refluk campuran selama 30 menit
3.
memperhatikan
4.
pertama
Pada destilat + Na2CO3
bawah.
Warna tampak bening.
5.
4.2. Pembahasan
Pada percobaan ini, ester diperoleh dengan mereaksikan etanol dengan
asam asetat sebagai pereaksi dan asam sulfat sebagai katalis. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:
O
CH3-C-OH + CH3-CH2-OH
CH3-C-OCH2-CH3 + H2O
Pada saat etanol dicampurkan dengan asam asetat dan H2SO4 terbentuk
refluk agar menjadi larutan yang homogen. Ketika direfluk, pada campuran
larutan tersebut ditambahkan batu didih yang berfungsi untuk meratakan dan
menyerap kalor serta menghindari terjadinya letupan karena batu didih terdapat
banyak pori-pori yang berfungsi untuk menyerap kalor.
64
Pada larutan tersebut terdapat H2SO4 yang berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat berlangsungnya reaksi. Selain itu, H2SO4 juga berfungsi untuk
memberikan suasana asam pada larutan karena reaksi esterifikasi dari asam
karboksilat dan alkohol yang berlangsung secara reversible dan berkatalis asam.
Pada proses destilasi terbentuk dua lapisan, lapisan atas adalah ester dan
lapisan bawah adalah air. Karena massa jenis air lebih berat daripada ester,
sehingga air berada di lapisan bawah. Destilasi merupakan pemisahan campuran
larutan berdasrkan perbedaan titik didihnya.
BAB V
KESIMPULAN
65
didihnya.
4. Refluk adalah penghomogenan larutan yang heterogen.
DAFTAR PUSTAKA
66
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL 8
67
O
L
E
H
NAMA
: RADINAL (0708105010021)
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
JURUSAN
: ILMU KELAUTAN
DARUSSALAM, 30 MEI
2008
ASISTEN
PRAKTIKAN
(SYARIFAH YANTI)
(KELOMPOK X)
ABSTRAK
68
Telah dilakukan sebuah percobaan dengan judul Minyak dan Sabun yang
bertujuan untuk menentukan sifat-sifat dari lemak, minyak dan sabun. Adapun
prinsip dari percobaan ini adalah dengan melihat perbedaan-perbedaan reaksi
yang trjadi antara minyak, lemak dan sabun.
BAB I
69
PENDAHULUAN
tentang
gliserol(minyak)
sangat
diperlukan
dalam
70
DASAR TEORI
Suatu molekul sabun mengandung rantai hidro karbon panjang plus satu
ujung ion. Bagian hidrokarbon dan molekul itu bersifat morfolitik,namun sabun
keseluruhan tidaklah benar larutdalam air, sabun mudah tersuspensi karena
membuat segerombolan rantai hidrokarbon dengan ujng menghadap ke air
(Ketaren, 1986).
Minyak merupakan lemak yang berwujud cair yang banyak mengandung
asam lemak tak jenuh, seperti asam oleat (C11H33OH), asam linoleat
(C17H31COOH) dan asam undleat (C17H29COOH). sedangkan sabun merupakan
hidrolisis suatu ester menjadi asam karboksilat. Pembentukan sabun dengan air
dilakukan dalam air pabrik lilin. Sabun (Fessenden, 1999).
BAB III
71
METODELOGI PERCOBAAN
BAB IV
73
Reaksi Kimia
Pengamatan
2.
Safonifikasi
Minyak + NaOH dalam etanol + Berbuih,
setelah
H2SO4
terbentuk 2 lapisan.
3.
4.
5.
didinginkan
Terbentuk 2 lapisan
4.2 Pembahasan
1) Uji gliserida tak jenuh
Pada percobaan ini, ketika larutan minyak dicampurkan dengan Br2
terjadi reaksi adisi yaitu proses penambahan suatu gugus yang menyebabkan
terjasdinya pemutusan dari inkatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Reaksi ini
74
ditandai dengan adanya perubahan warna minyak yang semula bening menjadi
berwarna merah bata setelah ditetesi dengan Br2 secara terus menerus, Br2
merupakan oksidator yang dapat memutuskan ikatan rangkap menjadi ikatan
tunggal, sedangkan minyak merupakan asah lemak tak jenuh yang memilki ikatan
rangkap. Sehingga ketika kedua larutan tersebut dicampurkan terjadilah reaksi
yang berlangsung secara adisi (reaksi pemutusan).
2) Safonifikasi
Pada percobaan ini, ketika minyak dicampurkan dengan NaOH dalam
etanol, terbentuklah 2 lapisan pada larutan tersebut. Lapisan atas adalah sabun dan
lapisan bawah adalah gliserol, hal ini disebabkan oleh adanya reaksi sfonifikasi
yang terjadi pada saat minyak dan NaOH dalam etanol dicampurkan, safonikasi
adalah reaksi pembentukan sabun, 2 lapisan itu terbentuk karena gliserida
dihrolisis dengan suatu basa yaitu NaOH dalam etanol.
3) Uji alkali bebas
Pada percobaan ini, larutan sabun yang di uji kertas lakmus merah
akan berubah menjadi warna biru, sedangkan larutan sabun yng semula bening
akan berubah menjadi warna merah setelah ditetesi larutan fenolptalin. Kedua hal
ini membuktikan bahwa larutan sabun itu bersifat basa karna jika di uji dengan
kertas lakmus akan berwarna biru, sedangkan fenolptalin jika dicampurkan
dengan larutan basa akan berwarna merah muda.
76
BAB V
KESIMPULAN
tunggal).
3. Minyak merupkan lemak tak jenuh yang memilki ikatan rangkap.
4. Reaksi adisi adalah proses penambahan suatu gugus yang menyebabkan
terjadinya pemutusan dari ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal.
5. Reaksi safonifikasi adalah proses dihidrolisasi gliserida dengan suatu basa.
6. Sabun memilki dua sifat yaitu yang bersifat hidrofob yang bersifat non
polar(tidak suka air) dan kutub hidrofilik yang bersifat polar(suka air).
77
DAFTAR PUSTAKA
Ketaren, 1986, Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangau, UI, jakarta.
Pudjaatmaka, 1999, Kimia Organik, Terjemahan dari Organic Chemistry oleh
Fessenden, R.J. dan J.S. Fessenden, Erlangga, Jakarta.
Sukardjo, 1997, Kimia Fisika, Rineka Cipta, Jakarta
78
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL 9
O
L
E
H
NAMA
: RADINAL (0708105010021)
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
JURUSAN
: ILMU KELAUTAN
ASISTEN
(SYARIFAH YANTI)
(KELOMPOK X)
79
ABSTRAK
80
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama metabolit untuk organisme
hidup.
Energi
matahari
diubah
menjadi
energi
kimia
dalam
reaksi
Energimatahari
Cn (H2O)m + n O2.
81
BAB 1I
DASAR TEORI
Karbohidrat dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok yaitu monosakarida,
disakarida, dan polisakarida. Semua monosakarida dan disakarida serta beberapa
polisakarida larut dalam air. Tetapi tidak larut dalam pelarut organic, semua
monosakarida dan banyak disakarida mereduksi bahan pengoksida lemah seperti
Cu2+ dalam regent fehling. (Jamil, 1987 )
Gugus hidroksil dalam karbohidrat serupa dengan gugus alcohol lainnya.
Gugus ini dapat diesterifikasi baik oleh asam anorganik dan dapat digunakan
untuk membuat ester. Karbohidrat dapat juga bertindak sebagi diol dan
membentuk asetat atau kelal siklik dan aldehid keton(Hart,1987 )
Karbohidarat disebut gula pereduksi karena karbohidrat memiliki gugus
fungsi aldehid atau gugus bomia setat yang dapat mengurai menjadi aldehida
Rumus umum karbohidrat adalah C12 (H2O), rumus umum tersebut tidak 100%
benar, karena ada karbohidrat yang tidak sesuai dengan rumus tersebut.
(Fessenden,1999 )
82
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung
reaksi, lampu spritus.
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah larutan glukosa, sukrosa,
fuktosa dan pati, larutan fehling,tollens, HCl pekat dan I-KI, putih telur/albumin,
pb.asetat,HgCl2, asam salisilat, asam pikrat, phenolphtalin, merah congo dan
kertas laut.
3.2. Cara Kerja
1. Uji Fehling,
1ml larutan yang akan diuji ditambahkan dengan 2ml larutan fehling.
Didihkan larutan dan diamati. Bahan yang diuji adalah glukosa, sukrosa, dan
fruktosa.
2. Oksida oleh ion Ag
2ml larutan tollens ditambahkan 1ml larutan glukosa. diPanaskan dan
diamati. diulangi dengan larutan sukrosa dan fruktosa.
3. Membedakan Glukosa dan Fruktosa
dimasukkan 1ml glukosa dalam tabung, didihkan selama 30 detik dan
didinginkan serta diamati. Lakukan pula terhadap fruktosa, dibandingkan
hasilnya.
83
4. Hidrolisa Pati
6ml larutan pati ditambahkan dengan 1ml larutan HCl pekat, dididihkan
selama 1 menit. Netralkan larutan dengan NaOH, larutan dibagi dua :
Tabung I, diteteskan I-KI 1 tetes, diamati
Tabung II, ditambahkan 2ml larutan fehling, dipanaskn sampai
mendidih dan diama
84
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
berwarna kecoklat-coklatan
b) Fruktosa + Fehling
berwarna kecoklat-coklatan
c) Sukrosa + Fehling
kecoklatan
2. Oksidasi oleh Ion Ag
a) 2ml larutan tollens + sokrosa
berwarna kehitaman
berwarna
keabu-
abuan
c) 2ml larutan tollens + fruktosa
berwarna kehitaman
berwarna kekuningan
berwarna kehitaman
4. Hidorolisa Pati
a) pati + HCl pekat
berwarna bening
larutan bening
berwarna bening
85
4.2 Pembahasan
1.Uji Fehling
Pengujian ini berfungsi untuk mengetahui sifat-sifat dari glukosa,sukrosa
dan fruktosa, serta ada tidaknya karbohidrat dalam larutan sample glukosa ketika
dilarutkan dengan larutan fehling dan dipanaskan membentuk warna kecoklatcoklatan itu menandakan adanya glukosa dalam larutan tersebut. demikian juga
dengan fruktosa yang apabila direaksikan dengan larutan fehling akan
menghasilkan warna kecoklat-coklatan dan sukrosa yang ditambah fehling
membentuk dua lapisan yaitu warna larutan berwarna biru dan endapannya
berwarna kecoklatan. hal ini disebabkan karena glukosa dan fruktosa termasuk
golongan karbohidrat monosakarida.
2. Uji Oksidasi oleh Ion Ag
Pada pengujian ini dipakai pelarut tollens,tollens yang direaksikan dengan
sukrosa menghasilkan warna kehitaman dan begitu juga bila direaksikan dengan
fruktosa warna tetap hitam,disebabkan karena glukosa bersifat dapat mereduksi
ion-ion logam yang membuat dapat terdapanya cermin perak pada dinding
tabung.fruktosa mengandung gugus keton yang dapat mereduksi ion logam.tollens
direaksikan dengan glukosa menghasilkan warna keabu-abuan.
3.Membedakan Fruktosa dan Glukosa
Glukosa apabila ditambahkan hcl pekat dan dipanaskan menghasilkan
larutan
kekuning-kuningan.
berfungsi
menghidrolisis
glukosa
menjadi
86
87
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil percobaan adalah
sebagai berikut:
Karbohidrat adalah senyawa polisakarida yang mempunyai gugus
fungsional atau alkanon yang dalam kehidupan sehari-hari berfungsi
sebagai bahan makanan sekaligus sumbr energi bagi manusia dan hewan.
Dalam reaksi uji fehling,larutan akan membentuk endapan jika dalam
reaksi tersebut memiliki gugus fungsi aldehid dan keton yang berfungsi
mereduksi Cu.
Glukosa lebih cepat mendidih dibandingkan fruktosa disebabkan karena
keduanya mempunyai gugus fungsi yang berbeda.
Pada percobaan hidrolisis pati HCL berfungsi untuk menjaga agar PH
seimbang(netral).
88
DAFTAR PUSTAKA
89
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL 10
O
L
E
H
NAMA
: RADINAL (0708105010021)
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
JURUSAN
: ILMU KELAUTAN
ASISTEN
(NINONG SUDALI)
(KELOMPOK X)
90
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan yang berjudul Protein dengan tujuan untuk
mempelajari sifat-sifat protein. Adapun prinsip percobaan ini adalah pada biuret
protein melarutkan Cu(OH)2 membentuk senyawa kompleks yang berwarna,
sedangkan uji xantoprotein didasarkan kepada adanya nitrasi inti benzene di
dalam molekul protein.
91
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.Latar Belakang
Protein termasuk dalam kelompok senyawa terpenting dalam organisasi
hewan, sesuai dengan perannya ini, kata protein berasal dari kata yunani yaitu
proteios, yang artinya pertama, protein termasuk poliamida, dan hidrolisis
protein menghasilkan asam-asam amino.
O
( -NHCHC NHCHC- )
R
H2OH
kalor
H2NCHCO2H
+ H2NCHCO2H
dst
92
BAB II
DASAR TEORI
Protein makanan merupakan sumber dari kedua puluh asam amino yang
terdapat pada jaringan tubuh. Sembilan diantaranya (histidin, isoleusin, leusin,
lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan dan valin) merupakan asam amino
esensial, yaitu asam amino yang harus terdapat dalam makanan manusia karena
kecepatan sintesis rangka karbonnya dalam tubuh tidak secepat penggunaannya
(Olson, 1987).
Putih telur ayam telah sejak lama merupakan objek penelitian dengan
bertujuan bermacam-macam. Hal ini mungkin disebabkan karena terdapatnya
protein dengan sifat biokimia yang berbeda dalam jumlah yang tinggi, dan juga
hasil observasi bahwa salah satu protein tersebut, yaitu avidin, mampu untuk
mengikat (kompleks) vitamin B sehingga menimbulkan defisiensi pada hewan
percobaan. Protein lainnya dari putih telur yang mempunyai aktivitas antimikroba.
Putih telur jarang sekali dikonsumsi sendirian tanpa konsumsi kuning telur atau
makanan lain yang mengandung sejumlah biotin (Muchtadi, 1989).
Kata protein berasal dari bahasa Yunani, Proteis yang artinya Pertama.
Protein termasuk ke dalam senyawa terpenting pada organisme. Protein adalah
poliamida dan hidrolisis protein menghasilkan asam amina (Pudjaatmaka, 1999).
93
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
94
c. Uji Mollish
1 ml larutan albumin ditambahkan 5 tetes larutan naftol dan dikocok
campuran. ditambahkan perlahan lahan melalui dinding tabung 3 ml H2SO4 pekat
sehingga terbentuk 2 lapisan. diAmati lalu kocok lagi dan dicatat perubahan yang
terjadi. diPerhatian warna cincinya.
2. Reaksi Pengenapan Protein
a. Pengendapan oleh asam mineral
3 ml larutan albumin, ditambahkan dengan meneteskan HNO3 pekat,
dikocok dan dicatat hasilnya. diulangi percobaan dengan menggunakan HCl dan
H2SO4 pekat.
b. Pengendapan oleh reaksi alkaloid
2 ml larutan albumin, ditambahkan 6 tetes larutan asam pikrat, dikocok
dan amati apa yang terjadi.
c. Pengendapan oleh garam logam berat
1 ml larutan albumin, ditambahkan 1 tetes larutan Pb asetat, kocok dan
catat hasilnya. diulangi percobaan dengan menggunakan AgNO3 dan Hg Cl2.
hasilnya.
3 ml larutan albumin dan diteteskan asam asetat encer sampai larutan
bereaksi asam. diuji dengan kertas lakmus dan dididihkan dan dicatat
hasilnya.
BAB IV
96
Reaksi kimia
Keterangan
4.2. Pembahasan
1) Reaksi warna protein
** Uji biuret
Pada percobaan ini, ketika albumin ditambahkan dengan naoh dan air serta
cuso4, terbentuk endapan berwarna biru dan larutan yang berwarna ungu. Hal ini
terjadi karena protein mengalami denaturasi. Adanya gumpalan biru itu karena
ikatan peptida yang ada pada protein. Semakin banyak ikaatan peptida yang
terbentuk (bergabungnya asam-asam amino) maka semakin banyak gumpalan
berwarna biru terbentuk.
97
BAB V
KESIMPULAN
98
COOH
H2N -C- H
R
COO+
H3N -C- H
R
2. Pada uji biuret, larutan berwarna ungu dan endapan berwarna biru ketika
sangat tinggi.
5. Albumin dapat bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat asam dan basa.
6. Suatu protein dipengaruhi oleh suhu yang tinggi, konsentrasi, katalisator.
DAFTAR PUSTAKA
99
Muchtadi, Deddy., 1989, Aspek Biokimia dan Gizi dalam Keamanan Pangan,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.s
Olson, Robert E., 1987, Energi dan Zat-Zat Gizi, Gramedia, Jakarta.
Pudjaatmaka, 1999, Kimia Organik, Terjemahan dari Organic Chemistry oleh
Fessenden, R.J. dan J.S. Fessenden, Erlangga, Jakarta.
100