Chapter II 4
Chapter II 4
TRANSFORMATOR
II.1
UMUM
Transformator merupakan suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi
untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian
listrik lainnya,dengan frekuensi yang sama dan perbandingan transformasi tertentu melalui
suatu gandengan magnet dan bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetis,dimana
perbandingan tegangan antara sisi primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan
perbandingan jumlah lilitan dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.
Dalam bidang teknik listrik pemakaian transformator dikelompokkan menjadi:
1. Transformator daya
2. Transformator distribusi
3. Transformator pengukuran; yang terdiri dari transformator arus dan transformator
tegangan.
II.2
induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis
melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di
dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka
mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer
terjadi induksi (self induction) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena
pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama (mutual
e = (-) N
Dimana :
I0
AC
V1
I2
m
N1
N2
V2
I1
I0
Im
Xm
Ic
Rc
V1
V2
I0
E1
V1
Beban
Gambar 2.3 Gambar Vektor Transformator Dalam Keadaan Tanpa Beban
V1
90o
I o, o
Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi 1 (Hukum Faraday):
e1 = -N1
...................................... ( 2.3 )
e1 = -N1
.......................... ( 2.4 )
e1 = - N1
e1, e2
i
0
o
90
Harga efektif :
E1 =
......................................... ( 2.7 )
E1 =
....................................... ( 2.8 )
E1 =
................................ ( 2.9 )
E1 =
................................. (2.10)
E1 = 4,44 N1 f
e2 = - N2
...................................... (2.12)
= a ................................... (2.14)
Dimana :
E1 = ggl induksi di sisi primer (Volt)
E2 = ggl induksi di sisi sekunder (Volt)
N1 = jumlah belitan sisi primer (turn)
N2 = jumlah belitan sisi sekunder (turn)
a = faktor transformasi
I1
AC
2
2
N2
N1
V1
I2
V2 Z L
X1
R1
R2
I1
V1
IC
RC
I0
I2
I'2
XM
X2
IM
ZL
V2
I1 = I0 + I2 (Ampere)................................( 2.15 )
......................... ( 2.16 )
Dimana:
I1
I'2
I0
Im
Ic
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus
pemagnetan IM, maka berlaku hubungan :
N1 IM = N1 I1 N2 I2 ................................ ( 2.17 )
N1 IM = N1 (IM + I2) N2 I2 ........................... ( 2.18 )
N1 I2 = N2 I2 ...................................... ( 2.19 )
........................................ ( 2.21 )
II.3
Rugi Tembaga
Sumber
Rugi Tembaga
Kumparan
primer
Fluks
Bersama
Kumparan
Sekunder
Out
Put
= konstanta
Dirumuskan sebagai :
Pe = ke f2 B2maks (Watt) ............................. ( 2.24 )
Kh
= konstanta
II.4
KONSTRUKSI TRANSFORMATOR
II.4.1 Konstruksi Transformator Tiga Phasa
Untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh arus pusar di dalam inti, rangkaian
magnetik itu biasanya terdiri dari setumpuk laminasi tipis. Untuk konstruksi tipe inti dapat
dilihat pada Gambar 2.9.
R
T
PRIMER
SEKUNDER
Salah satu jenis konstruksi yang biasa dipergunakan yaitu tipe cangkang diperlihatkan pada
Gambar 2.10 :
r
PRIMER
SEKUNDER
A IA
IB
B
ZB
Z
N
IN
ZC
C
Gambar 2.11
IC
Vph....................................................................................(2.29)
Dimana :
VL-L
Vph
IL
Iph
IA
IAB
ICA
IC
IB
IBC
Iph.................................................................................(2.31)
Dimana :
VL-L
Vph
IL
Iph
3. Hubungan Zigzag
.................................(2.33)
................................(2.34)
................................(2.35)
Dimana :
iY
LY
AY
AZZ
Hubungan Y-Y pada transformator tiga phasa dapat dilihat pada Gambar 2.14. Pada hubungan Y-Y,
tegangan masing-masing primer phasa adalah :
................................................................................(2.36)
Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan
belitan transformator maka, perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder pada
transformator hubungan Y-Y adalah :
......................................................................(2.37)
R
N1R
N2r
R
S
V2ph
N1S
V
h
1p
N1R
N1S
N2r
N2s
S
N2s
V1L V1ph
V2ph V2L
V2L
V1L
N1T
N2t
t
T
N1T
N2t
sudut 30 antara tegangan fasa-fasa antara primer dan sekunder yang berarti bahwa trafo Y- tidak
bisa diparalelkan dengan trafo Y-Y atau trafo -. Hubungan transformator Y- dapat dilihat pada
Gambar 2.15. Pada hubungan ini tegangan kawat ke kawat primer sebanding dengan tegangan
), dan tegangan kawat ke kawat sekunder sama dengan tegangan
phasa primer (
phasa (
...............................................................(2.38)
r
R
V1L
N1R
N2r V2ph
V2L
R
V1L
S
N1R
N2s
N2s
N2r
h
N1T
N1S
s
2p
V1
N2t
N1S
ph
V1ph
V2L
r
T
N1T
N2t
............................................................................(2.39)
V1L
V1ph N1R
N2r
V2ph
V2L
s
V2L
r
1p
N1R
S
N1S
N2s
V1L
N1S
N1T
N2s
N2r
V2ph
N2t
T
t
N1T
N2t
...................................................................................(2.40)
Sedangkan arus pada transformator hubungan - adalah :
...............................................................................................(2.41)
Dimana :
IL
IP
= arus phasa
R
V1L
R
V2ph
1p
h
V1L
N1S
N1T
N2r V2ph
V2L
V2L
S
N1S
N2r
N1R
V1ph N1R
N2s
N2t
N2s
T
t
N1T
N2t
II.5
TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
Transformator distribusi merupakan alat yang memegang peran penting dalam sistem
distribusi
yang
umum digunakan
adalah transformator
step-down
20KV/400V. Tegangan fasa ke fasa sistem jaringan tegangan rendah adalah 380V. Karena
terjadi drop tegangan, maka pada rak tegangan rendah dibuat di atas 380V agar tegangan
pada ujung penerima tidak lebih kecil dari 380V.
Pada kumparan primer akan mengalir arus jika kumparan primer dihubungkan ke
sumber tegangan bolak-balik, sehingga pada inti tansformator yang terbuat dari bahan
ferromagnet akan terbentuk sejumlah garis-garis gaya magnet (fluks = ).Karena arus yang
mengalir merupakan arus bolak-balik, maka fluks yang terbentuk pada inti akan mempunyai
arah dan jumlah yang berubah-ubah. Jika arus yang mengalir berbentuk sinusoidal, maka
fluks yang terjadi akan berbentuk sinusoidal pula. Karena fluks tersebut mengalir melalui inti
yang mana pada inti tersebut terdapat belitan primer dan sekunder, maka pada belitan primer
dan sekunder tersebut akan timbul ggl (gaya gerak listrik) induksi, tetapi arah ggl induksi
primer berlawanan dengan arah ggl induksi sekunder. Sedangkan frekuensi masing-masing
tegangan sama dengan frekuensi sumbernya.
JTR
LIGHTNING ARRESTER
CROSS ARM
TRAFO DISTRIBUSI
MERK
KABEL OUTGOING
KABEL INCOMING
L.V.C
S=
Dimana :
S = daya transformator (kVA)
V = teganagan sisi primer transformator ( kV)
I = arus jala-jala (A)
Dengan demikian,untuk menghitung arus beban penuh (full load) dapat menggunakan
rumus:
IFL =
.................................................................................(2.42)
Dimana:
IFL = arus beban penuh (A)
S = daya transformator (kVA)
V = tegangan sisi sekunder transformator (kV)
Sedangkan untuk menghitung arus hubung singkat pada transformator digunakan
rumus:
ISC =
...............................................................................(2.43)
Dimana
ISC = arus hubung singkat (A)
S