Liquor Cerebrospinalis
Liquor Cerebrospinalis
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
REFERAT
NOVEMBER 2012
LIQUOR SEREBROSPINALIS
OLEH:
Sri Pratiwi
110206080
110207098
Febriani Intang
110207108
Muktamirah Sunusi
110208020
PEMBIMBING:
dr. Karman
SUPERVISOR
dr. Muhammad Akbar, Sp.S, Ph.D
LEMBAR PENGESAHAN
Sri Pratiwi
Nurul Aziiza Fadlillah
Febriani Intang
Muktamirah Sunusi
110206080
110207098
110207108
110208020
Supervisor
Pembimbing
dr.Karman
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
I.
PENDAHULUAN............................................................................................1
SIRKULASI
DAN
ABSORPSI
CAIRAN
SEREBROSPINAL (CSS)............................................................................5
D. KOMPOSISI DAN FUNGSI CAIRAN SEREBROSPINAL (CSS)............8
III.
A. WARNA......................................................................................................10
B. TEKANAN.................................................................................................10
C. JUMLAH SEL............................................................................................11
D. GLUKOSA..................................................................................................12
E. PROTEIN....................................................................................................13
F.
ELEKTROLIT............................................................................................13
G. OSMOLARITAS.........................................................................................14
H. PH................................................................................................................14
IV.
LIQUOR CEREBROSPINALIS
I.
PENDAHULUAN
Liquor cerebrospinalis adalah cairan yang terdapat di dalam keempat ventrikel
otak, ruang subarakhnoid, dan kanalis sentralis medula spinalis; dibentuk oleh plexus
khoroideus dan parenkim otak, ini beredar melalui ventrikel ke rongga subarakhnoid
dan diserap ke dalam sistem vena.[1]
Seluruh cavitas cerebral yang meliputi otak dan medula spinalis memliki
kapasitas sekitar 1700 sampai 1600 mL, dimana sekitar 150 mL dari kapasitas
tersebut ditempati oleh liqurcerebrospinal (LCS/Cerebrospinal Fluid/CSF) dan
sisanya ditempati oleh otak dan medula spinalis. LCS terdapat dalam ventrikel dari
otak, di sisterna di luar otak, dan di ruang subarachnoid sekitar otak dan medula
spinalis. Kesemua ruang tersebut terhubung satu sama lain, dan tekanan cairan dijaga
pada tingkat yang konstan.[2]
Rata-rata cairan serebrospinal dibentuk sebanyak 0,35 ml/menit atau 500
ml/hari, sedangkan total volume cairan serebrospinal berkisar 75-150 ml dalam
sewaktu. Ini merupakan suatu kegiatan dinamis, berupa pembentukan, sirkulasi dan
absorpsi. Untuk mempertahankan jumlah cairan serebrospinal tetap dalam sewaktu,
maka cairan serebrospinal diganti 4-5 kali dalam sehari. Perubahan dalam cairan
serebrospinal dapat merupakan proses dasar patologi suatu kelainan klinik.
Pemeriksaan cairan serebrospinal sangat membantu dalam mendiagnosa penyakitpenyakit neurologi. Pemeriksaan cairan serebrospinal adalah suatu tindakan yang
aman, tidak mahal dan cepat untuk menetapkan diagnosa, mengidentifikasi organisme
penyebab serta dapat untuk melakukan test sensitivitas antibiotika.[2,3,4]
II.
Sistem Ventrikel
Sistem ventrikel terdiri dari 2 buah ventrikel lateral, ventrikel III dan ventrikel
IV. Ventrikel lateral terdapat di bagian dalam serebrum, masing-masing ventrikel
terdiri dari 5 bagian yaitu kornu anterior, kornu posterior, kornu inferior, badan dan
atrium.[4]
Ventrikel III adalah suatu rongga sempit di garis tengah yang berbentuk
corong unilokuler, letaknya di tengah kepala, ditengah korpus kalosum dan bagian
korpus unilokuler ventrikel lateral, diatas sela tursica, kelenjar hipofisa dan otak
tengah dan diantara hemisfer serebri, thalamus dan dinding hipothalanus. Disebelah
anteroposterior berhubungan dengan ventrikel IV melalui aquaductus sylvii.[4]
Ventrikel IV merupakan suatu rongga berbentuk kompleks, terletak di sebelah
ventral serebrum dan dorsal dari pons dan medula oblongata [4]
depan lamina terminalis. Pada sudut antara serebelum dan lamina quadrigemina
terdapat sisterna vena magna serebri. Sisterna ini berhubungan dengan sisterna
interpendikularis melalui sisterna ambiens.[4]
Ruang subarakhnoid spinal yang merupakan lanjutan dari sisterna magna dan
sisterna pontis merupakan selubung dari medula spinalis sampai setinggi S2. Ruang
subarakhnoid dibawah L2 dinamakan sakus atau teka lumbalis, tempat dimana cairan
serebrospinal diambil pada waktu punksi lumbal. Durameter terdiri dari lapisan luar
durameter dan lapisan dalam durameter. Lapisan luar dirameter di daerah kepala
menjadi satu dengan periosteum tulang tengkorak dan berhubungan erat dengan
endosteumnya.[4]
tekanan osmotik darah. CSS akan melewati villi masuk ke dalam aliran darah vena
dalam sinus. Villi arakhnoid berfungsi sebagai katup yang dapat dilalui CSS dari satu
arah, dimana semua unsur pokok dari cairan CSS akan tetap berada di dalam CSS,
suatuproses yang dikenal sebagai bulk flow. CSS juga diserap di rongga subrakhnoid
yang mengelilingi batang otak dan medula spinalis oleh pembuluh darah yang
terdapat pada sarung/selaput saraf kranial dan spinal. Vena-vena dan kapiler pada
piameter mampu memindahkan CSS dengan cara difusi melalui dindingnya.
Perluasan rongga subarakhnoid ke dalam jaringan sistem saraf melalui perluasaan
sekeliling pembuluh darah membawa juga selaput piametr disamping selaput
arakhnoid. Sejumlah kecil cairan berdifusi secara bebas antara cairan ekstraseluler
dan CSS dalam rongga perivaskuler dan juga sepanjang permukaan ependim dari
ventrikel sehingga metabolit dapat berpindah dari jaringan otak kedalam rongga
subrakhnoid. Pada kedalaman sistem saraf pusat, lapisan pia dan arakhnoid
bergabung sehingga rongga perivaskuler tidak melanjutkan diri pada tingkatan
kapiler.[2,3,5,6]
ekstraseluler, jadi
mempertahankan lingkungan luar yang konstan terhadap sel-sel dalam sistem saraf.[5]
CSS mengakibatkan otak dikelilingi cairan, mengurangi berat otak dalam
tengkorak dan menyediakan bantalan mekanik, melindungi otak dari keadaan/trauma
yang mengenai tulang tengkorak[5]
CSS mengalirkan bahan-bahan yang tidak diperlukan dari otak, seperti CO2,
laktat, dan ion Hidrogen. Hal ini penting karena otak hanya mempunyai sedikit sistem
limfatik. Dan untuk memindahkan produkseperti darah, bakteri, materi purulen dan
nekrotik lainnya yang akandiirigasi dan dikeluarkan melalui villi arakhnoid.[5]
Bertindak sebagai saluran untuk transport intraserebral. Hormon-hormon dari
lobus posterior hipofise, hipothalamus, melatonin darifineal dapat dikeluarkan ke
CSS dan transportasi ke sisi lain melalui intraserebral.[5]
Mempertahankan tekanan intrakranial. Dengan cara pengurangan CSS dengan
mengalirkannya ke luar rongga tengkorak, baik dengan mempercepat pengalirannya
melalui berbagai foramina, hingga mencapai sinus venosus, atau masuk ke dalam
rongga subarachnoid lumbal yang mempunyai kemampuan mengembang sekitar
30%.[5]
III.
A. Warna
Normal cairan serebrospinal warnamya jernih dan patologis bila berwarna:
kuning, santokhrom, cucian daging, purulenta atau keruh. Warna kuning muncul dari
protein. Peningkatan protein yang penting dan bermakna dalam perubahan warna
adalah bila lebih dari 1 g/L. Cairan serebrospinal berwarna pink berasal dari darah
dengan jumlah sel darah merah lebih dari 500sdm/cm3. Sel darah merah yang utuh
akan memberikan warna merah segar. Eritrosit akan lisis dalam satu jam dan akan
memberikan warna cucian daging di dalam cairan serebrospinal. Cairan serebrospinal
tampak purulenta bila jumlah leukosit lebih dari 1000 sel/ml.[7,8]
B. Tekanan
Tekanan CSS diatur oleh hasil kali dari kecepatan pembentukan cairan dan
tahanan terhadap absorpsi melalui villi arakhnoid.Bila salah satu dari keduanya naik,
maka tekanan naik, bila salah satu dari keduanya turun, maka tekanannya turun.
Tekanan CSS tergantung pada posisi, bila posisi berbaring maka tekanan normal
cairan serebrospinal antara 8-20 cm H2O pada daerah lumbal, siterna magna dan
ventrikel, sedangkan jika penderita duduk tekanan cairan serebrospinal akan
meningkat 10-30 cm H2O. Kalau tidak ada sumbatan pada ruang subarakhnoid, maka
perubahan tekanan hidrostastik akan ditransmisikan melalui ruang serebrospinalis.
Pada pengukuran dengan manometer, normal tekanan akan sedikit naik pada
perubahan nadi dan respirasi, juga akan berubah pada penekanan abdomen dan waktu
batuk. [7,8]
10
C. Jumlah Sel
Jumlah sel leukosit normal tertinggi 4-5 sel/mm3, dan mungkin hanya
terdapat 1 sel polymorphonuklear saja, Sel leukosit junlahnya akanmeningkat pada
proses inflamasi. Perhitungan jumlah sel harus segera mungkin dilakukan, jangan
lebih dari 30 menit setelah dilakukan lumbal punksi. Bila tertunda maka sel akan
mengalami lisis, pengendapan dan terbentuk fibrin. Keadaaan ini akan merubah
jumlah sel secara bermakna. Leukositosis ringan antara 5-20 sel/mm3 adalah
11
abnormal tetapi tidak spesifik. Pada meningitis bakterial akut akan cenderung
memberikan respon perubahan sel yang lebih besar terhadap peradangan dibanding
dengan yang meningitis aseptik. Pada meningitis bakterial biasanya jumlah sel lebih
dari1000 sel/mm3, sedang pada meningitis aseptik jarang jumlah selnya tinggi. Jika
jumlah sel meningkat secara berlebihan (5000-10000 sel /mm3), kemungkinan telah
terjadi rupture dari abses serebri atau perimeningeal perlu dipertimbangkan.
Perbedaan jumlah sel memberikan petunjuk ke arah penyebab peradangan.
Monositosis tampak pada inflamasi kronik oleh L.monocytogenes. Eosinophil relatif
jarang ditemukan dan akan tampak pada infeksi cacing dan penyakit parasit lainnya
termasuk Cysticercosis, juga meningitis tuberculosis, neurosiphilis, lympoma susunan
saraf pusat, reaksi tubuh terhadap benda asing.[7,8]
D. Glukosa
Normal kadar glukosa berkisar 45-80 mg%. Kadar glukosa cairan
serebrospinal sangat bervariasi di dalam susunan saraf pusat, kadarnya makin
menurun dari mulai tempat pembuatannya di ventrikel, sisterna dan ruang
subarakhnoid lumbar.[7,8]
Rasio normal kadar glukosa cairan serebrospinal lumbal dibandingkan kadar
glukosa serum adalah >0,6. Perpindahan glukosa dari darah ke cairan serebrospinal
secara difusi difasilitasi transportasi membran. Bila kadar glukosa cairan
serebrospinalis
rendah,
cairanserebrospinalis,
pada
glukosa
keadaan
serum
hipoglikemia,
tetap
rasio
terpelihara.
kadar
glukosa
Hypoglicorrhacia
12
E. Protein
Kadar protein normal cairan serebrospinal pada ventrikel 5-15 mg%. pada
sisterna 10-25 mg% dan pada daerah lumbal 15-45 ,g%. Kadar gamma globulin
normal 5-15 mg% dari total protein. Kadar protein lebih dari 150 mg% akan
menyebabkan cairan serebrospinal berwarna xantokrom, pada peningkatan kadar
protein yang ekstrim lebih dari1,5 gr% akan menyebabkan pada permukaan tampak
sarang laba-laba(pellicle) atau bekuan yang menunjukkan tingginya kadar fibrinogen.
Kadar protein cairan serebrospinal akan meningkat oleh karena hilangnya sawar
darah otak (blood barin barrier), sawar darah otak hilang biasanya terjadi pada
keadaan peradangan, iskemia baktrial trauma atau neovaskularisasi tumor, reabsorsi
yang lambat dapat terjadi pada situasi yang berhubungan dengan tingginya kadar
protein cairan serebrospinal, misalnya pada meningitis atau perdarahan subarakhnoid.
Peningkatan kadar immunoglobulin cairan serebrospinal ditemukan pada multiple
sklerosis, akut inflamatory polyradikulopati, juga ditemukan pada tumor intra kranial
dan penyakit infeksi susunan saraf pusat lainnya, termasuk ensefalitis, meningitis,
neurosipilis, arakhnoiditis dan SSPE (sub acute sclerosingpanensefalitis).[7,8]
F. Elektrolit
Kadar elektrolit normal pada CSS adalah Na+ 141-150 mEq/L, K+ 2,2-3,3
mEq, Cl-120-130 mEq/L, Mg2+ 2,7 mEq/L. Kadar elektrolit ini dalam cairan
serebrospinal tidak menunjukkan perubahan pada kelainan neurologis, hanya terdpat
penurunan kadar Cl pada meningitis tapi tidak spesifik.[7,8]
13
G. Osmolaritas
Terdapat osmolaritas yang sama antara CSS dan darah (299 mosmol/L). Bila
terdapat perubahan osmolaritas darah akan diikuti perubahan osmolaritas CSS.[7,8]
H. PH
Keseimbangan asam basa harus dipertimbangkan pada metabolik asidosis dan
metabolik alkalosis. PH cairan serebrospinal lebih rendah dari PH darah,
sedangkan PCO2 lebih tinggi pada cairan serebrospinal. Kadar HCO3 adalah sama
(23 mEg/L). PH CSS relatif tidak berubah bila metabolik asidosis terjadi secara
subakut atau kronik, dan akan berubah bila metabolik asidosis atau alkalosis
terjadi secara cepat.[7,8]
Tabel. Hasil temuan CSS pada keadaan sehat dan penyakit[5]
Condition
Color
Normal
Bacterial
meningitis
Viral
encephalitis
Clear
Cloud
y
Clear
Multiple
sclerosis
Clear
GuillainBarr
syndrome
Brain tumor
Pressure
(mmCSF
)
50200
Cells/mm3
Protein
(mg/dl)
03
(neutrophils)
1545
Normal
or
Normal
Normal
Normal or
(lymphocytes
)
Normal or
Normal
Oligoclonal bands,
and myelin basic
proteins
Clear
Normal
Normal
Normal
or
(increase
d gamma
globulins)
Normal
Albuminocytologic
disassociation
Clear
Normal or
Normal
Spinal tumor
Yellow
Normal
Normal or
Normal
Subarachnoi
Blood
(red cells)
Tumor cells in
sediment
Tumor cells in
sediment
Normal or
Glucos
e
(mg/dl)
6080
other
Organism by Gram
stain and culture
Organism by culture
14
d
hemorrhage
IV.
diagnosa
dengan
penyuntikan
udara
pada
15
V.
HIDROCEPHALUS
Hidrocephalus adalah penumpukan cairan serebrospinal secara aktif yang
menyebabkan
dilatasi
system
ventrikel
otak,
yang
disebabkan
oleh
berasal dari bahasa Yunani yaitu hydros yang berarti air dan cephalus yang berarti
kepala.[3,4,9]
Terdapat dua jenis hidrosefalus yaitu hidrosefalus obstruktif atau nonkomunikans yang terjadi bila sirkulasi likuor otak terganggu, yang kebanyakan
disebabkan oleh stenosis akuaduktus sylvii.Atresia foramen Magendi dan Luschka,
malformasi vaskuler atau tumor bawaan yang agak jarang ditemukan sebagai
penyebab hidrosefalus. Hidrosefalus nonkomunikans merupakan masalah bedah
saraf pediatric yang paling sering ditemukan dan biasanya mulai timbul segera
setelah lahir, biasanya disebabkan oleh penyempitan akuaduktus sylvii congenital
sehingga pada waktu pembentukan cairan untuk pleksus koroideus dari kedua
ventrikel lateral dan ventrikel ketiga, maka ketiga ventrikel tersebut sangat membesar
yang menyebabkan penekanan otak terhadap tengkorak sehingga otak menjadi tipis.
Tekanan yang meningkat ini mengakibatkan kepala neonatus membesar.[3,4,9]
Hidrosefalus komunikans yang terjadi karena produksi berlebihan atau
gangguan juga jarang ditemukan. Stenosis aquaductus sylvii pada bayi dan anak yang
berumur kurang dari dua tahun, mungkin disebabkan oleh infeksi intrauterine berupa
meningoensefalitis virus atau bakteri, anoksia dan perdarahan intracranial akibat
cedera perinatal.
Hidrosefalus komunikans dapat disebabkan pleksus koroideus neonatus yang
berkembang berlebihan sehingga lebih banyak cairan yang dibentuk dibandingkan
cairan yang direabsorpsi oleh vili arachnoidalis. Dengan demikian cairan akan
tertimbun di dalam ventrikel maupun diluar otak sehingga kepala membesar sekali
dan otak mengalami kerusakan yang berat akan tetapi hidrosefalus komunikans justru
lebih banyak disebabkan oleh gangguan reabsorpsi CSF, keadaan ini biasanya terjadi
sekunder akibat meningitis atau gangguan iritasi yang mengakibatkan sumbatan
ataupun jaringan parut pada ruang subarachnoid. Bentuk inilah yang paling sering
ditemukan pada orang dewasa karena pengaruh iritas darah dalam ruang
17
VI. PENUTUP
18
Lapisan selaput otak terdiri dari 3 lapisan yaitu dari terluar ke dalam adalah
duramater, atachnoid dan piamater. Duramater terdiri dari lapisan periostal dan
meningeal yang terpisah pada beberapa tempat untuk ruang sinus venosus. Pada
Arachnoidea terdapat villi arachnoidales yang berada pada sinus sagittalis. Diduga
liquor cerebrospinalis yang berada pada rongga subarachnoid akan masuk ke sinus
venosus melalui villi ini.
Liquor cerebrospinalis diproduksi oleh pleksus choroideus 400-500 ml setiap
harinya, adalah cairan jernih, tidak berbau yang berfungsi sebagai pelindung mekanik
otak. Cairan ini akan direabsorbsi (diffusi) ke dalam pembuluh-pembuluh kecil di
piamater atau ventrikel dan sebagian lagi melalui villi arachnoid masuk ke sinus
venosus.
Terdapat sirkulasi cairan serebrospinal yang terus menerus antara produksi
dan reabsorbsi dalam keadaan seimbang. Jika terjadi hambatan sirkulasi LCS maka
akan terjadi dilatasi ventrikel di hulu (hydrocepahalus). Ada dua jenis hydrocephalus
yaitu communicating dannon communicating
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Dorland WAN. Kamus kedokteran dorland. Ed ke-29. Editor: Hartanto H, Setiawan A,
Bani AP, Widjaja AC, Adji AS, Soegiarto B, dkk. Jakarta: ECG; 2002.
2. Guyton AC, Hall JE. Cerebral blood flow, cerebrospinal fluid, and brain metabolism.
Dalam: Textbook of medical physiology. Ed ke-11.: Elsevier; 2006. hlm. 761-768.
3. Ropper AH, Brown RH. Disturbances of cerebrospinal fluid and its circulation,
including hydrocephalus, pseudotumor cerebri, and low-pressure syndromes. Dalam:
Adam's and victor's principles of neurology. Ed ke-8. New York: McGraw-Hill; 2005.
hlm. 529-545.
4. Baehr M, Frotscher M. Coverings of the brain and spinal cord; cerebrospinal fluid and
ventricular system. Dalam: Duus' topical diagnosis in neurology: anatomy, physiology,
signs, symptoms. Ed ke-4. Stuttgart: Thieme; 2005. hlm. 401-415.
5. Editor: Afifi AK, Bergman RA. Cerebrospinal fluid and the barrier system. Dalam:
Functional neuroanatomy: text and atlas. Ed ke-2. New York: McGraw-Hill; 2005.
6. Sherwood L. Susunan saraf pusat. Dalam: Editor: Sansoso BI. Fisiologi manusia dari
sel ke sistem. Ed ke-2. Jakarta: EGC; 2001. hlm. 103-146.
7. Weaver JP. Cerebrospinal fluid aspiration. Dalam: Editor: Irwin RS, Rippe JM, Lisbon
A, Heard SO. Procedures, techniques, and minimally invasive monitoring in intensive
care medicine.: Lippincott Williams & Wilkins; 2008. hlm. 152-9.
8. Mardjono M, Sidartha P. Dasar-dasar pemeriksaan neurologik khusus. Dalam:
Neurologi klinis dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 2008. hlm. 415-422.
9. Briar C. Overview of the nervous system. Dalam: Crash course: nervous system.:
Elsevier; 2004. hlm. 3-17.