Banyak segi positif dari penelitian studi kasus (CSR). Menurut Lincoln dan Guba. bahwa
kesitimewaan studi kasus adalah: (1) studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik,
yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti; (2) studi kasus menyajikan uraian menyeluruh
tentang suatu fenomena yang terjadi sehari-hari; (3) studi kasus merupakan sarana efektif untuk
menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden; (4) studi kasus memberikan uraian tebal
yang diperlukan bagi penilaian atas transferibilitas; (5) studi kasus terbuka bagi penilaian atas
konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut; (6)
pendekatan terpenting dalam studi kasus adalah dengan pendekatan kualitatif. Meskipun peneliti
juga menggunakan data dan analisis statistik, namun data analisis statistik tersebut hanya sebagai
pelengkap (Bogdan, R.C. and Biklen, K., 1982; Mulyana, 2002).
3. Strategi Analisis Data dalam CSR
Proses analisis bukti (data) dalam CSR adalah tahap yang paling sulit dan rumit, diperlukan
kejelian, ketelitihan dan latihan-latihan. Beberapa konsep yang perlu dipahami tentang analisis
bukti (data) dalam CSR antara lain:
1.
1. Sebelum melakukan analisis data dalam penelitian studi kasus (CSR), hal-hal
yang perlu dilakukan oleh guru BP/BK (peneliti) adalah: (1) latihan-latihan
intensif perlu direncanakan dan dilakukan; (2) protokol studi kasus perlu
dikembangkan dan dilakukan penyempurnaan kembali; dan (3) perlu ada
penelitian perintis (pra penelitian atau kajian awal). Apabila desain penelitiannya
multi kasus, maka melakukan protokol studi kasus dan pra penelitian adalah
sebuah keharusan. Unsur atau bagian yang harus ada dalam protokol studi kasus
adalah: (a) tinjauan umum objek penelitian studi kasus, (b) prosedur atau tahapan
kerja di lapangan yang harus dilakukan, (c) pertanyaan-pertanyaan tentang kasus
yang akan diteliti, yang spesifik, pakai tabel-tabel. Pertanyataan bisa dari pihak
yang diwawancarai; dari kasus individual; dari kasus multi; dari kasus luar atau
dari sumber literatur; (4) tuntunan atau pedoman dalam pembuatan laporan studi
kasus.
2. Proses analisis data (bukti) dalam CSR adalah terdiri dari (1) pengumpulan bukti
(data) dari beragam sumber; (2) pengujian bukti; (3) pengkategorian atau
pengelompokan bukti; (4) pentabulasian atau pengkombinasian kembali buktibukti untuk menunjuk pada proposisi atau teori awal saat penelitian; dan (5)
pemberian interpretasi dan penarikan kesimpulan. Kelima proses tersebut dapat
dilakukan baik pada kasus tunggal atau multikasus.
3. Dalam proses analisis bukti (data) CSR disarankan menggunakan perpaduan atau
beberapa teknik analisis, seperti: (a) memasukkan informasi kedalam daftar yang
berbeda; (b) membuat matriks kategori dan menempatkan buktinya kedalam
kategori; (c) mentabulasi frekuensi peristiwa yang berbeda; (d) memeriksa
keberagaman tabulasi dan hubungannya dengan menskor serta menghitung mean-
kajian secara intens berkaitan dengan bidang pekerjaannya. Ada beberapa argumentasi atau
alasan mengapa setiap guru BP/BK harus memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian
studi kasus (CSR), antara lain:
1. Kemampuan guru BP/BK melakukan CSR dapat meningkatkan kualitas akademik dan
non akademik secara terus menerus, serta mempunyai kemampuan mengambil keputusan
sesuai dengan profesinya (profesional judgment)
2. Penelitian studi kasus (CSR), dapat mengembalikan rasa percaya diri (self confidence)
guru BP/BK, sehingga mampu mengemban tugas-tugas profesionalnya. Melalui CSR,
guru BP/BK melatih diri mengamati secara jeli beragam problema peserta didik di
sekolah, apa yang menjadi sebab terjadinya problem, dan bagaimana cara mencari jalan
keluar yang terbaik dalam menyelesaikan problem bagi peserta didik.
3. Penelitian studi kasus (CSR), dapat menumbuhkan semangat membebaskan (liberating)
dan menyetarakan (emancipating) dalam konteks profesi guru BP/BK. Artinya ketika
guru BP/BK mempunyai rasa kepercayaan diri dan harga diri (self esteem) sebagai guru
BP/BK yang profesional, dia akan mandiri, tidak tergantung pada pihak lain, punya
semangat inovatif dalam proses layanan pembimbingan siswa.
4. Penelitian studi kasus (CSR), dapat memberikan masukan (input) bagi guru BP/BK
dalam hal: (a) penyusunan program layanan pembimbingan di kelas (sekolah); (b)
strategi memecahkan beragam problema peserta didik untuk kemudian dicari solusi yang
terbaik dalam mencapai kualitas prestasi belajar siswa; (c) upaya guru BP/BK dalam
melakukan inovasi layanan pembimbingan pesrta didik di sekolah; dan (d) membangun
iklim hubungan yang persuasif, komunikatif antara peserta didik dengan guru BP/BK,
sehingga siswa tidak merasa takut atau enggan bertemu dengan guru BP/BK (Arifin,
2009).
C. Cara Membuat Judul CSR Pendidikan
Ada beberapa pedoman yang perlu diperhatikan dalam membuat judul Penelitian studi kasus
(CSR), yaitu:
1. Berkaitan dengan persoalan proses pembelajaran atau pembimbingan siswa, yang sehariharinya dihadapi oleh peneliti/ guru BP/BK di sekolah.
2. Judul hanya menyangkut satu konsep permasalahan atau problem pembelajaran atau
problem psikologis siswa di sekolah, misalnya tentang: Motivasi belajar rendah; Sulit
konsentrasi belajar; Konflik pribadi/ konflik psikis; Kegagalan bersosialisasi; Perilaku
menyimpang tertentu, dan sejenisnya.
3. Problema tersebut akan diselesaikan melalui cara atau metode atau strategi tertentu.
4. Objek / siswa yang diteliti jelas, boleh satu kelas (klasikal) dan boleh individual atau
beberapa individu..
yang dilakukan oleh guru BP/BK di sekolah adalah dalam bentuk Studi kasus deskriptif, karena
relatif lebih mudah dikerjakan oleh guru.
2. Apa yang harus dijelaskan pada sub bab setting penelitian?
Pada bagian ini peneliti harus menjelaskan secara rinci dan sejelas mungkin tentang Kondisi: (a)
letak sekolah yang menjadi objek penelitian; (b) sarana dan prasarana pembelajaran yang
dimiliki sekolah; (c) jumlah kelas dan siswa secara keseluruhan; (d) jumlah guru pada masingmasing mata pelajaran; dan (e) Apakah tempat tersebut pernah dilakukan CSR pendidikan oleh
peneliti terdahulu dan bila ada fokusnya tentang apa. Tujuan uraian tentang setting penelitian
secara rinci adalah, apabila ada peneliti atau guru. BP/BK dari sekolah lain yang membaca hasil
laporan CSR pendidikan, akan dapat memperoleh informasi yang cukup tentang setting
penelitian anda, atau dapat dijadikan perbandingan apakah ada kemiripan antara sekolah anda
dan sekolah lain.
3. Apa yang harus dijelaskan pada sub bab objek dan instrumen penelitian?
Hal yang perlu dijelaskan pada bagian ini adalah, Karena pendekatan penelitian yang dipilih
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan strategi penelitian case study
research (CSR), maka teknik sampling penelitian adalah menggunakan non probability sampling
(teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur /
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel) (Sugiyono, 2005), sedangkan teknik
pengambilannya menggunakan purposive sampling (teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan atau tujuan tertentu). Jadi, yang menjadi sampel (objek) penelitian adalah
misalnya kelas X-1 dengan jumalh 35 siswa. Menurut para ahli penelitian kualitatif, sering
sampel penelitian dalam CSR disebut objek penelitian, karena sebenarnya dalam CSR kualitatif
tidak mengenal istilah populasi. Oleh karena itu apabila menggunakan istilah sampel maka yang
dimaksud adalah sampel purposive. Jadi, boleh menggunakan istilah sampel atau objek
penelitian, dan tidak pas atau tidak proporsional bila dalam CSR kualitatif menggunakan istilah
populasi. Dalam penelitian kualitatif, khususnya CSR yang menjadi instrumen penelitian
adalah peneliti sendiri (guru BP/BK).
Sebagai instrumen penelitian, maka peneliti (guru BP/BK) betul-betul harus: (a) memahami
model analisis CSR; (b) Menguasai wawasan/ konsep yang diteliti; (c) Kematangan kesiapan
melakukan CSR; dan (d) selalu melakukan evaluasi diri.
4. Apa yang harus dijelaskan pada metode pengumpulan data?.
Dalam hal ini peneliti perlu menjelaskan tentang metode pengumpulan data. Dalam CSR
pendidikan, metode pengumpulan datanya adalah: (a) Metode observasi partisipatif, dalam hal
ini peneliti harus membuat pedoman observasi dengan memerinci aspek-aspek yang akan
diobservasi;(b) Metode wawancara takterstruktur, dalam hal ini peneliti juga menyusun pedoman
wawancara yang akan dilakukan pada siswa; dan (c) Metode tes, dalam hal ini guru BP/BK
melakukan tes bila memang dipandang perlu melakukan tes yang berkaitan dengan masalah yang
ditelitinya. Apabila tidak menggunakan metode tes, guru BP/BK apabila ingin memperoleh data
tentang prestasi siswa dapat mengambil data dokumen (metode dokumen) pada masing-masing
guru mata pelajaran. Metod tes dan dokumen ini sebagi penunjang saja.
Catatan, dalam pengumpulan data pada proses CSR, paling tidak ada lima ketrampilan yang
harus dimiliki peneliti, antara lain: (1) peneliti harus mampu mengajukan pertanyaanpertanyaan yang baik, dan menginterpretasikan jawaban-jawaban informan; (2) peneliti harus
menjadi pendengar yang baik dan tidak terperangkap pada ideologi (paham) atau
prakonsepsinya sendiri; (3) peneliti harus mampu menyesuaian diri dan fleksibel, agar situasi
yang baru dialami dapat dipandang sebagai peluang dan bukan sebagai ancaman; (4) peneliti
harus memiliki daya tangkap yang kuat terhadap isu-isu yang diteliti; dan (5) peneliti harus
tidak bias (penyimpangan) oleh anggapan-anggapan yang sudah ada sebelumnya (termasuk
anggapan dari teori). Oleh karena itu, peneliti harus peka dan responsif terhadap bukti-bukti yang
kontradiktif (Yin, Robert, K. 1981).
5. Apa yang harus dijelaskan pada sub bab analisis data (bukti)?
Dalam bagian ini peneliti menjelaskan proses analisis data yang akan digunakan. Karena CSR
termasuk jenis penelitian kualitatif, maka analisis datanya bersifat interaktif dan analisis datanya
berlangsung secara terus menerus sejak awal penggalian data sampai akhir CSR. Dalam sub bab
ini peneliti perlu menjelaskan jenis atau bentuk analisis data (bukti) CSR yang dipakainya,
namun sebelum memilih salah satu atau dua bentuk analisis CSR yang dipakai dalam
penelitiannya, peneliti sebaiknya menyebutkan macam-macam bentuk analisis CSR (seperti yang
disebut di atas).
Pada bagian analisis data (bukti) ini perlu mengemukakan: (a) fokus/ rumusan masasah
penelitian; (b) langkah-langkah dalam melakukan analisis data; dan (c) menjelaskan cara-cara
dalam melakukan analisis data CSR. Apabila proses analisis data menggunakan bantuan statistik,
maka peneliti perlu menjelaskan jenis analisis statistik yang dipakai. Karena strategi CSR
termasuk salah satu bentuk penelitian kualitatif berparadigma pospositivisme, maka sebaiknya
jenis analisis statistik yang dipakai adalah analisis statistik deskriptif dalam bentuk analisis mean
atau frekuensi dan presentase.
G. Pedoman Penyusunan Bab IV (Hasil Penelitian Dan Pembahasan)
Karena CSR ini merupakan salah satu dari strategi penelitian kualitatif, maka deskripsi hasil
penelitian di bab ini harus lengkap atau rinci. Dalam mendeskripsikan hasil penelitian ini,
peneliti harus memperhatikan jumlah rumusan masalahnya. Apabila jumlah rumusan masalah
pada judul penelitian di atas berjumlah dua, maka deskripsi hasil penelitian sebagai berikut:
1. Deskripsi Data Kondisi Motivasi Belajar Siswa. Dalam hal ini peneliti menjelaskan
kondisi motivasi belajar siswa sebelum diberlakukannya pola belajar dengan
mengefektifkan belajar kelompok (study group). Sumber datanya bisa diambil dari nilai
ulangan harian siswa pada semua mata pelajaran (minta bantuan guru mata pelajaran
dengan merekam di daftar nilai) dan skor nilai angket tentang motivasi belajar siswa.
Hasil nilai ulangan harian (sumber dokumen) dan skor nilai dari angket dicari mean-nya
(rata-rata) kemudian dikategorikan baik, sedang atau kurang.
Notosusanto, N., 2007. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Harian Umum Kompas, 10
Juli 2007.h. 4.
Contoh penulisan daftar pustaka buku teks tidak ada pengarangnya adalah:
Biro Pusat Statistik. 2008. Survey Pertanian Produksi Buah-Buahan di Indonesia. Jakarta h. 3035.
Contoh penulisan daftar pustaka yang diambil dari internet selain jurnal adalah:
Witherspoom, A.M. and R. Pearce. 2000. Nutrient and multispecies criteria standard for the
Chowan River, North Carolina. Report No. 200. http://www.3.ncsu.edu/wrri/reports.200.html.
May, 21.2000.
Apabila tidak tertera tahun maka tanggal pengambilan harus dicantumkan.
Contoh penulisan daftar pustaka dari jurnal adalah:
Effendi, T.N. 1999. Strategi Pengembangan Masyarakat: Alternatif Pemikiran Reformatif. Jurnal
Ilmu Sosial-Ilmu Politik, Vol 3 No. 2: 25-30. Nopember. Fisipol. UGM. Yogyakarta.
2. Lampiran. Lampiran diletakkan setelah daftar pustaka. Dan yang perlu dilampirkan adalah:
Jadwal penelitian; Lembar observasi peneliti pada Siswa; Hasil rekap skor hasil angket; Rekap
skor hasil observasi; dan Riwayat hidup peneliti.
J. Pedoman Dalam Penyusunan Laporan Hasil CSR
Format laporan hasil CSR diharapkan sesuai dengan standart baku format laporan penelitian
ilmiah. Berikut ini dikemukakan contoh format laporan hasil CSR, yang menggunakan model
analisis dominan dalam bentuk analisis deret waktu, yaitu:
-
Lembar persetujuan
Kata Pengantar
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Bab I PENDAHULUAN.
1.
1. Latar belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Definisi Konsep
5. Manfaat Penelitian
6. Keterbatasan Penelitian
Bab II Kajian Pustaka
A.
B
C (dst, sesuai dengan konsep-konsep yang ada pada judul)
Bab III Metode Penelitian
1. Pendekatan/ Strategi Penelitian
2. Setting Penelitian
3. Sampel/ Objek dan Instrumen Penelitian
4. Metode Pengumpulan Data
5. Analisis Data
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Protokol Kasus
2. Deskripsi Data Hasil Penyelesaian Kasus (1) Observasi kasus ke 1; (2) Tabulasi
data dan analisis persentase serta interpretasi data; (3) Observasi kasus ke 2; (4)
Tabulasi data dan analisis persentase serta interpretasi data, dan seterusnya
3. Pembahasan
Bab V Penutup.
A. Kesimpulan
B. Saran-Saran
- DAFTAR PUSTAKA
- LAMPIRAN-LAMPIRAN
III. PENUTUP
Dari uraian singkat tentang pedoman penelitian studi kasus (case study research /CSR) di atas,
ada beberapa hal yang perlu dipahami sebagai kesimpulan makalah singkat ini, yaitu:
1. Paradigma pembelajaran dan pembimbingan dewasa ini adalah menuntut adanya
peningkatan kualitas profesional pendidik di sekolah dengan lebih menekankan
pada aspek keaktifan, kreatifitas siswa dan kemandirian siswa.
2. Salah satu kunci upaya meningkatkan profesional guru BP/BK adalah melatih dan
meningkatkan kemampuan diri dalam mengembangkan kemampuan membuat
karya tulis ilmiah yang berkaitan erat dengan kualitas proses layanan bimbingan
sehari-hari di sekolah. Dan salah satu bentuk karya tulis ilmiah guru BP/BK yang
sangat sentral dalam meningkatkan kualitas layanan pembimbingan peserta didik
adalah melakukan penelitian studi kasus (CSR), baik secara mandiri atau
kelompok.(tim)
3. Penelitian studi kasus (CSR), merupakan salah satu bagian dari strategi penelitian
kualitatif yang berparadigma pospositivisme, oleh karena itu bentuk analisisnya
khas, dan realtif lebih sulit apabila dibandingkan dengan analisis penelitian
tindakan kelas (PTK) atau penelitian kualitatif lainnya. Melakukan analisis
penelitian studi kasus dibutuhkan kejelian, keahlian khusus dalam mencermati
kasus dan memecahkannya.
4. Setiap guru BP/BK harus terus melatih diri untuk melakukan penelitian studi
kasus (CSR), dan apabila telah berhasil membuat CSR harus terus dikembangkan
untuk lebih teliti, lebih bagus dalam proses analisis datanya. Tidak akan diperoleh
kemampuan meneliti secara baik tanpa melatih dan melatih diri untuk melakukan
penelitian demi penelitian berikutnya.
5. Diharapkan setelah mengikuti kegiatan pelatihan atau workshop atau seminar
tentang CSR ini setiap guru BP/BK bisa langsung melakukan kegiatan penelitian
studi kasus di sekolah masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2009. Pengantar Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, FPISH.
IKIP Budi Utomo Malang.
Bakri, M. (ed). 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Tinjauan Teoritis dan Praktis, Lemlit
Iniversitas Islam Malang.
Bogdan, R.C. and Biklen, K., 1982. Qualitative Research for Education: An Introduction to
Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon.Inc.
Creswell.J.W. 2005. Educational Research. Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative
and Qualitative Reserach, Second Edition. Pearson Merrill Prentice Hall. New Jersey.
Miles, M.B and Huberman, A.M. 1992. Qualitative Data Analysis, Rohidi T.R. (penerjemah).
1992. UI Press. Jakarta.
Moleong, L.J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Mulyana, D. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial lainnya, Rosdakarya. Bandung.
Salim, A. 2001. Teori dan paradigma Penelitian Sosial (dari Denzin Guba dan Penerapannya),
PT. Tiara Wacana. Yogyakarta.
Silverman, D. 1993. Interpreting Qualitative Data. Methods for Analysing Talk, text and
Interaction, First publ. SAGE Publications. London.
Yin, Robert, K. 1981. Case Study Research Design and Methods. Penerjemah Mudzakir. 2002.
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Makalah ditulis oleh Bpk. Arifin, Drs., M,Si., Dr (Guru SMA dasn Dosen IKIP Budi Utomo
Malang) dalam Kegiatan Lokakarya Regional Penelitian Studi Kasus dan Aplikasinya dalam
pembimbingan di sekolah sebagai upaya meningkatkan kualis BP/BK Tgl. 18 April 2010 di PSB
MAN 3 Malang.
https://waskitamandiribk.wordpress.com/2010/06/29/pedoman-penelitian-kualitatifstudi-kasus/
23 Januari 2015