TEORI
DAFTAR ISI
I
3
4
4
5
6
7
7
7
8
IV
9
11
11
15
16
16
17
20
24
24
27
29
31
32
32
34
36
36
37
38
38
39
DAFTAR PUSTAKA
hal : 2
kerjanya
adalah
berdasarkan
hokum
Faraday
dimana
konduktor memotong medan magnit dan emf atau induksi akan timbul
beda tegangan dan adanya komutator yang dipasang pada sumbu
generator maka pada terminal generator akan terjadi tegangan
searah.
1.2. Batere atau Accumulator.
Batere atau akumulator adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya
berlangsung proses elektrokimia yang reversibel ( dapat berbalikan )
dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses
elektrokimia reversibel, adalah didalam batere dapat berlangsung
proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik ( proses pengosongan
), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia ( pengisian
kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai,
yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah ( polaritas ) yang
berlawanan didalam sel.
Tiap sel batere ini terdiri dari dua macam elektroda yang berlainan,
yaitu elektroda positif dan elektroda negatif yang dicelupkan dalam
suatu larutan kimia.
1.3. Arus Listrik:
adalah mengalirnya electron secara kontinyu pada konduktor akibat
perbedaan jumlah electron pada beberapa lokasi yang jumlah
elektronnya tidak sama. satuan arus listrik adalah Ampere.
hal : 3
q
i=
t
[ampere]
Q = I t
Q
I=
t
Q
t=
I
1 (satu) Coulomb
Dimana :
Q = Banyaknya muatan listrik dalam satuan coulomb
I = Kuat Arus dalam satuan Amper.
t = waktu dalam satuan detik.
Contoh soal mengenai Kuat arus listrik.
hal : 4
: I = 0,5 amp
t = 2 menit.
Ditanyakan
: Q (muatan listrik).
Penyelesaian
luas
penampang kawat
Rumus-rumus dibawah ini untuk menghitung besarnya rapat arus, kuat
arus dan penampang kawat.
I
S=
q
I = Sq
I
q=
S
Dimana : S = Rapat arus
I = Kuat arus
[ A/mm]
[ Amp]
hal : 5
yang besar sekali sehingga tidak mempunyai daya hantar atau daya
hantarnya kecil yang berarti sangat sulit dialiri arus listrik.
Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya
hantar arus.
1
R=
G
1
G=
R
Dimana : R = Tahanan kawat listrik [ /ohm]
G = Daya hantar arus
[Y/mho]
R =
l
q
l = panjang kawat
[ /ohm]
[meter/m]
panjang tahanan
jenis konduktor
temperatur.
hal : 6
1.7. potensial.
potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus listrik akibat
lokasi yang berbeda potensialnya. dari haltsb diatas kita mengetahui
adanya perbedaan potensial listrik yang sering disebut potential
difference. satuan dari potential difference adalah Volt.
II
Sum
Sumber tegangan
BEBAN
tertutup.
2.1. CARA PEMASANGAN ALAT UKUR.
Pemasangan alat ukur Volt meter
tegangan atau beban, karena tahanan dalam dari Volt meter sangat tinggi.
hal : 7
Sebaliknya pemasangan alat ukur Ampere meter dipasang seri, hal ini
disebabkan tahanan dalam dari Amper meter sangat kecil.
2.2. HUKUM OHM.
Pada suatu rangkaian tertutup :
E
Sumber tegangan
Daya (P) :
V
V
E
R=
I
I=
P = I x V
P = I x I x R
P = I2 x R
hal : 8
Contoh :
Suatu beban yang mempunyai tahanan R =
100 , dihubungkan
R = 100
220 Volt
= 2,2 A
100
Daya (P) :
P = I x V
P = 2,2 x 220
P = 484 Watt
hal : 9
I1
I2
I3
I4
I5
I1
+ ( -I2 ) + ( -I3 ) + I4 +
I1
+ I4
I2
( -I5 )
= 0
+ I3 + I5
hal : 10
III
3.1.
I+
arus berkurang pada
arah positif
Peruba
han
positip
O
t/s
Peruba
han
negatif
arus berkurang
pada arah negatif
hal : 11
I+
arus berkurang pada
arah positif
Peruba
han
positip
O
t/s
6O
12O
Perubahan
negatif
arus berkurang
arah negatif
I-
hal : 12
f =
PN
120
[Hz]
E = 4, 44 K C K D f [Volt ]
dimana : Kc = jarak antar kumparan atau pitch factor.
Kd = faktor distribusi.
= fluks per kutub [weber]
f = frekwensi.
Persamaan tegangan bolak-balik (Alternating voltage equations).
dengan diketahui bahwa perputaran kumparan dengan percepatan
tertentu yaitu radians second atau 2 radians dan grafik tegangan untuk
satu cycle adalah :
= 2f
sesuai standar persamaan dari tegangan bolak-balik adalah :
e = Em sin
e = Em sin
e = Em sin 2ft
e = Em sin t
a.
Nilai sesaat (Instantaneous value).
didifinisikan sebagai harga sesaat ketika berputar dimana nilai pada lokasi
tertentu, untuk membedakan dengan notasi tegangan dan arus nilai
sesaat dinotasikan sebagai e dan i (huruf kecil).
b. Nilai Puncak (peak value).
disebub juga nilai maximum baik Positip (+) maupun negatip (-) baik untuk
tegangan maupun arus dan disebut juga sebagai nilai makismum.
c.
Nilai rata-rata (average value).
Nilai rata-rata yang dihitung secara arithmetical satu cycle. nilai rata-rata
arus dan tegangan bolak-balik yang berbentuk gelombang sinusoidal
adalah :
Eav = 0,637 Em
dan
Iav = 0,637 Im ( 0,637 =2/ ).
Pelatihan Operator Gardu Induk
hal : 13
[joule}
usaha ini dalam bentuk panas. Jika tahanan R dilalui arus bolak-balik
i = Im.sin t
dan didalam waktu t yang sama, arus bolak-balik tersebut melakukan
sejumlah pekerjaan yang sama besarnya dengan
= Im.R.t
[joule].
Harga efektif arus bolak-balik adalah harga tetap dari arus rata yang
didalam waktu yang sama melakukan sejumlah usaha (Im.R.t [joule].)
yang besarnya dengan usaha yang dilakukan oleh arus bolak-balik.
sehingga bentuk persamaan ts diatas berubah menjadi sbb :
berarti ;
A = Im.sint
i = Im.sint
= Im ( - .cos 2t)
= (Im - . Im cos 2t)
Jadi arus i merupakan arus campuran yang terdiri dari dua bagian yaitu :
Bagian arus yang rata dengan harga Im .
bagian yang berubah ubah menurut rumus cosinus (grafik). . Im
cos 2t
dari bagian yang rata adalah sebagai harga puncak yang jika dihitung
merupakan harga efektip dari arus bolak-balik adalah akar dari harga
puncak yaitu :
Ieff = . Im
Ieff = Im .
I eff =
Im
2
Veff =
Vm
2
hal : 14
3.2.
+
I
I
Perubaha
n
positip
t/s
Perubahan
Harga
negatip
sesaa
Gambar : Perioda frekuensi
Amplitudo
1 Perubahan
Waktu ( T )
hal : 15
3.3.
FREKUENSI SISTEM.
Frekuensi system PLN adalah 50 HZ, artinya :
1
f
2
2
=
=
T
= 2 f
= 2 f
3.4.
hal : 16
e
R
E sin t
iR = m
R
E
i R = m sin t
R
sin t = 1
iR =
Em
adalah arus harga puncak, jika :
R
IRm =
I=
Em
R
E
R
hal : 17
dengan demikian gulungan akan dilalui arus listrik bolak-balik (IL), yang perlu kita
pelajari dan selidiki adalah bagaimana perubahan sifat-sifat dari arus IL tersebut.
untuk itu perlu diketahui bahwa didalam gulungan induksi L mengalir arus
bolak-balik yang berbentuk gelombang sinus yang besarnya adalah :
iL = ILM.sin t
atau
iL = ILM.sin 2ft
= L.iL
maka
dimana
= L.ILM.sin t
= m.sin
eL =
jadi :
eL =
d
10 8 Volt
dt
d (L.I LM . sin t )
10 8Volt
dt
eL = L
d (I LM . sin t )
10 8 Volt
dt
hal : 18
I L = I LM .sin(t 90o )
e
iL
ILm
Em
90
diketahui :
ILm dan Em dibagi 2 akan menjadi harga efektif IL dan Em maka :
jXL
-jIL
hal : 19
E
E
IL =
=
L X L
dimana :
IL = harga efektif dari kuat arus yang mengalir pada gulungan induksi.
E = harga efektif dari tegangan sumber yng dihubungkan kepada gulungan
induksi.
L = koefisien induksi diri dari gulungan diukur dalam satuan Henry.
= frekwensi putar generator yang diukur dalam satuan rad/detik.
3.6. Reaktansi Kapasitip. (Tahanan Kapasitip).
Sebuah kondensator yang sering disebut kapasitor C dihubungkan dengan
sumber tegangan arus bolak-balik berbentuk sinus yang ditetapkan dengan
rumus sbb:
e = Em.sin t
XC
C
IC
Jika sebuah capasitor dihubungkan dengan sumber arus searah, maka arus
searah yang dapat mengalir hanya sesaat saja dan waktu yang pendek, yaitu
pada saat capasitor dalam keadaan diisi (charged). Kemudian arus searah
didalam capasitor akan menjadi nol kembali. Hal tersebut membuktikan bahwa
capasitor tidak dapat dilalui arus searah atau dikatakan kapasitor memblokir arus
searah. Menurut teori arus searah yang mengalir jumlah muatannya ditentukan
dengan rumus :
Q = i .t atau i = Q/t.
hal : 20
Pada hakikatnya kapasitor tidak dilalui arus bolak-balik, akan tetapi secara
berganti-ganti diisi dalam arah positip dan negatip. Selama saat yang pendek
(dt), kapasitor ini diisi oleh harga saat dari arus bolak-balik iC. Jumlah listrik yang
diisikan pada kapasitor selama saat dt, adalah :
dQ = iC. Dt
iC= dQ/dt.
Karena Q = c.e, maka rumusnya berubah menjadi :
d (c.e )
ic =
dt
d (c.E m . sin t )
ic =
dt
d (E m . sin t )
ic = C
dt
P
Icm
it
Em
t=t
B
D
C
Q
t =0
hal : 21
selama waktu yang sangat singkat (dt), ujung vektor senantiasa akan
melintasi panjang busur sebesar :
.dt radial
karena radial lingkaran mempunyai harga Em maka :
dt = .dt.. Em
dan tegangan bolak-balik menjadi :
d (Em.sin t).
Dari titik A ditarik garis singgung PQ, yang kemudian buat segitiga ABC
siku dititik B, maka berlaku :
AC = pembesaran dari .dt.. Em
AB = pembesaran dari d (Em.sin t).
BAC =
Jadi :
cos =
AB d (Em . sin t )
=
AC
dt.Em
atau
d ( Em . sin t )
Em .. cos =
dt
diketahui :
d (E m . sin t )
ic = C
dt
maka :
ic = C.Em .. cos
hal : 22
e
iL
ILm
Em
90
jICM
-jXC
pada saat sudut = 0, maka cos =cos 0 = 1, dengan demikian iC ini akan
mencapai harga puncaknya menjadi Im sehingga :
Icm = C. Em cos .
Icm = C. Em .
hal : 23
ic = I cm sin (t + 90)
dari gambar vektor m diatas, dimana iC terlihat sebagai vektor cm yang
mendahului 90 dimuka vektor m . sehingga Icm ini dapat ditulis kan dengan
rumus :
I cm =
E
1
C
E
E
=
1
Xc
C
1
1
=
=
C
2 fC
Ic =
Xc
dimana :
Ic = harga efektif dari kuat arus yang mengalir pada kapasitor.
E = harga efektif dari tegangan sumber yng dihubungkan kepada kapasitor.
C = capasitas capasitor yang diukur dalam satuan Farad.
= frekwensi putar generator yang diukur dalam satuan rad/detik.
3.7. Hubungan Deret dengan Tahanan Ohm.
3.7.1. Hubungan deret gulungan induksi dengan tahanan ohm.
Gambar dibawah ini menunjukan hubungan deret antara gulungan
induksi (reaktansi induktif atau XL ) dengan tahanan Ohm (R), pada
rangkaian disambungkan pada sumber tegangan arus bolak-balik
sebesar E Volt.
Kuat arus (I) yang mengalir kedalam rangkaian ini mempunyai harga
tetap yaitu I. Sedangkan untuk tegangan E akan terbagi dua menjadi
komponen yaitu :
a. komponen EL yang terdapat pada terminal gulungan reaktansi
induktif ( XL ).
b. komponen ER yang terdapat pada termonal resistansi ( R ).
hal : 24
EL
ER
R
jIL
jEL
ER
Maka :
jE L
= jx L
I
dan
ER
=R
I
Karena terhubung deret atau serie maka nilai dari hubungan kedua tahanan
adalah :
hal : 25
Tahanan jumlah ini disebut tahanan bayangan atau impedansi yang notasikan
dengan huruf Z maka :
Zs = R + jxL
dan dari diagram diatas bahwa tegangan E dari generator akan mendahului
terhadap kuat arus ( I ) sebesar sudut maka tahanan impedansi akan
mempunyai argumen sebesar sudut positip. Nilai mutlak impedansi (modulus)
dapat dihitung menurut dalil Phytagoras.
Zs2 = R2 + X L2
Z = R + (L )
2
s
2
L
Z s = R2 + 2 L2
XL
tg =
R
Sesuai dengan hukum OHM maka :
I=
E
R 2 + X l2
hal : 26
ZS
IE
jX
jIR
R
3.7.2.
jIE
ER
-jXC
E = E R + ( jEC )
diketahui :
ER
=R
I
dan
( jE ) = jX
C
jadi :
hal : 27
Z S = R + jX C atau
1
XC =
maka :
C
1
ZS = R
C
Z S = R jX C
-jXC
ZS
Z S2 = R 2 + X C2
Z S = R 2 + X C2
ZS = R2 +
(C )2
Sehingga :
hal : 28
I=
E
ZS
I=
E
R 2 + X C2
atau
I=
E
R2 +
3.7.3.
1
2C 2
hal : 29
jE
jX
j
E
j
X
-jEC
-jXC
diketahui :
jE L
= jX L
I
j X L + ( j X
dan
C
) = j (X
jE C )
= jX
I
) = jX
jX = j L
maka :
E
I =
1
E = IL
hal : 30
3.7.4.
XL = XC
1
L =
C
1
2 =
LC
1
=
LC
1
=
LC
1
f =
2 LC
hal : 31
ZS = R j(X L X C )
1
Z S = R j L
Z S = R 2 + L
Maka :
I=
IV
E
=
ZS
E
1
R 2 + L
P= E x I
hal : 32
dan
i = Im. sint.
maka :
P (W) = e x i
P (W) = Em. sint x Im. sint
P (W) = Em. Im. sin2t
diketahui :
cos 2 = 1 2 sin2
cos 2 1
2
cos 2 1
P(W ) = E m .I M
E I
P(W ) = m. m cos 2t
2
sin 2 =
b
w=e.i
Wm
A
e
Im.Em
i
0
Im
Em
W=E.I
hal : 33
I m Em
2
sama dengan :
I
E
I = m dan E = m
2
2
maka :
P (W ) = E I (Watt )
BC =
A
e
Im.Em
2
C
T
W=E.I
hal : 34
4.2.
w=e.i
e
Im.Em
i
0
Im
C
Em
90
T
Usaha yang dihasilkan sebesar e.i.t joule ini terdiri dari bagian-bagian
yang positif dan bagian-bagian yang negatif. Jika bagian-bagian positif
sama besarnya dengan bagian-bagian negatip maka ini berarti bila kedua
bagian itu dijumlahkan akan menjadi nol. Untuk menjelaskan hal ini maka
dihitung sbb :
hal : 35
P=ixe
= Im.sin t x Em.cos t.
= Im.Em sin t
Dengan demikian rumus diatas menandakam bahwa garis lengkung w (P)
berupa garis sinus dengan harga puncak :
E.I =
I m .E m
2
T
EI
4
EI
T
4
hal : 36
4.3.
A = E x I x t x cos
va
var
E
watt
hal : 37
4.6.
Rugi-rugi listrik.
Semua komponen listrik mengandung material yang mempunyai tahanan
baik material konduktor, isolator maupun semi konduktor. Pada volume
yang kecil hambatannya kecil, jika volumenya besar maka hambatannya
menjadi besar sehingga dapat merugikan, hal ini sering disebut dengan
rugi teknik (losses).
1. Rugi tahanan murni.
2. rugi dielektrik (media isolasi)
kerugian ini selalu berbubungan dengan besarnya arus karena beban, jadi
semakin besar arus kerugian juga meningkat bahkan temperatur yang
mempengaruhi nilai tahanan dan berkaitan langsung dengan kerugian
pula.
Rugi pada pengahantar
IL
Z=R+(XL-XC)
Drop tegangan pada konduktor
E = IL x Z (Volt)
Rugi daya = E x I (watt)
= I2 x Z (watt)
Rugi pada Trafo
IL
Z=R+(XL-XC)
hal : 38
BESARAN LISTRIK
Besaran listrik
Satuan
Alat ukur
Arus
Amper
Ampere meter
Tegangan
Volt
Volt meter
Tahanan
Ohm
Ohm meter
Daya semu
VA
Daya aktif
Watt
Watt meter
Daya reaktif
VAR
VAR meter
Energi aktif
Wh
KWh meter
Energi reaktif
VARh
KVARh meter
Faktor daya
Cos meter
Frekuensi
Hz
Frekuensi meter
hal : 39
5.2.
SATUAN TURUNAN
Satuan
Dasar
10-12
10-9
10-6
10-3
103
106
109
Arus
mA
kA
Tegangan
mVolt
kV
Tahanan
Induktansi
mH
Kapasitansi
Daya semu
VA
kVA
MVA
Daya aktif
Watt
KW
MW
Daya reaktif
VAR
kVAR
MVAR
Energi aktif
Wh
kWh
MWh
VARh
kVARh
MVARh
Energi reaktif
Faktor daya
Frekuensi
nF
Hz
pF
GW
GWh
MHz
hal : 40
DAFTRA PUSTAKA.
1.
( F.Suryatmo)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
hal : 41