Pengertian
Gagal jantung yang lebih umum dikenal gagal jantung kongestif
adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga
jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan/atau kemampuannya hanya ada kalau disertai
peninggian volume diastolik secara abnormal.( Brunner & suddarth, 2001).
Gagal jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF) adalah
kondisi dimana fungsi jantung sebagai pompa untuk mengantarkan darah
yang kaya oksigen ke tubuh tidak cukup untuk memenuhi keperluankeperluan tubuh.(J.Charles Reeves dkk, 2001).
Di dalam jantung
dinding-dinding jantun
normal
jantung membesar
menebal
pada
tekanan
darah
tinggi
dan
hipovolemia,
terjadi
gangguan
vasokonstriksi perifer.
Sindroma curah jantung tinggi
pada kondisi-kondisi yang menyebabkanjantung bekerja lebih keras,
seperti
peningkatan
kebutuhan
metabolik
(hipotiroidisme,
demam,
kehamilan), anemia
5. Disfungsi sistolik dan diastolik
Disfungsi sistolik
kegagalan fungsi pompa dan penurunan ejection frasction sehigga terjadi
pembesaran ruang jantung
Disfungsi diastolik
Peningkatan tahanan pada pengisian jantung dengan peningkata tekanan
pengisian
2.1.3
ETIOLOGI
Aterosklerosis koroner
seperti:
gangguan
aliran
darah
melalui
jantung
(ex:
perikardium,
perikarditaskonstriktif,
stenosis
katup
AV),
Faktor Sisitemik
Faktor Resiko
1.
2.
Disritmia
Aritmia khususnya takikardi mengakibatkan kebutuhan oksigen jaringan jantung meningkat
waktu diastolic memendek akhirnya kardiak output menurun.
3.
Infeksi
Kebutuhan oksigen tubuh meningkat sehingga nadi meningkat dan gagal jantung.
Misalnya : infeksi primonary.
4.
Anemia
Pembawa O2 dalam darah menurun sehingga jantung berkontraksi (kompensasi) untuk
meningkatkan suplai oksigen sehingga terjadi takikardi.
5.
Gangguan tiroid
Hipertiroid mengakibatkan metabolisme meningkat terjadi takikardi.
6.
Pagets disease
8.
Kehamilan
Kehamilan mengakibatkan metabolisme tubuh meningkat melalui peningkatan kerja jantung.
Wanita hamil dengan penyakit rematik katup mudah terkena gagal jantung.
9.
Penyakit Paru
Adanya penyakit paru mengakibatkan perfusi oksigen menurun sehingga terjadi takipnea dan
takikardi.
10. Hipervolemi
Hipervolemi
mengakibatkan
volume
darah/cairan
meningkat sehingga
mengakibatkan
(Joyce. M. Black,1997).
Kondisi Penyebab Gagal Jantung
1.
2.
3.
4.
5.
2.1.4
PATOFISIOLOGI
Jantung normal dapat merespon penigkatan kebutuhan metabolisme
menggunakan mekanisme kompensasi untuk mempertahankan cardiac
output. Ini meliputi: respon sistem saraf simpatik terhadap baroreseptor
atau kemoreseptor, pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk
menyesuaikan terhadap peningkatan volume, vasokonstruksi arteri renal
dan aktivasi sistem renin-angiotensin, dan respon terhadap serum sodium
dan regulasi ADH dari reabsorpsi cairan. Mekanisme gagal jantung meliputi
gangguan kemampuan kontraktilitas jantung sehingga curah jantung lebih
rendah dari curah jantung normal. Konsep curah jantung baik: CO = HR x
SV (CO: Cardiac Output/curah jantun, HR: Heart Rate/frekuensi jantung,
SV: Stroke Volume). Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis
akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah
jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan
perfusi jaringan , maka volume sekuncup jantung yang mempertahankan
curah jantung. Pada gagal jantung dengan masalah utama kerusakan dan
kekakuan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dancurah
jantung
normal
masih
dapat
dipertahankan.
Tiga
faktor
yang
2.
KompensasiGinjal
Penurunan perfusi ginjal penurunan GFR & aktivasi mekanisme reninangiotensin-aldosteron peningkatan SVR & peningkatan absorpsi air dan
sodium
3.
Dilatasi Ventrikel
Peningkatan preload dilatasi ventrikel, dapat menurunkan kontraktilitas
ventrikel
4.
Hipertropi Miokardium
Massa otot jantung meningkat dan mempengaruhi konfigurasi geometrik
jantung.
5.
6.
Respon Neurohormonal
Aktivasi
sistem
renin-angiotensin-aldosteron,
sekresi
ADH,
sekresi
2.1.5
PENATALAKSAAN
Tujuan dasar penatalaksanaan pasien gagal jantung:
Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung
Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraksi jantung dengan bahan-bahan
farmakologis
Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan terapi diuretik
diet dan istirahat
Dengan cara:
Penatalaksanaan: Kolaborasi
Dasar terapi farmakologis gagal jantung adalah glikosida jantung, diuretik
dan vasodilator.
ACE inhibitor
Adalah agent yang menghambat (menyekat) pembentukan angiotensin II,
sehingga menerunkan tekanan darah.
ACE inhibitor juga dapat menurunkan beban awal (preload) dan beban
akhir (afterload), sehingga dapat mengatasi kegagalan fungsi ventrikel atau
gagal jantung kongestif. (captopril, quinapril, ramipril, peridopril), efek
penurunan tekanan darah biasanya timbul satu sampai dua jam setelah
pemberian.
Obat digitalis
meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan memperlambat frekuensi
jantung
efek: peningkatan curah jantung dengan memperkuat tenaga konstraksi
ventrikel, penurunan tekanan vena dan volume darah, menurunkan ukuran
jantung, peningkatan diueresis, memperlambat kecepatan ventrikel pada
keadaandisritmia supraventrikuler
Digitalis dosis lengkap diberikan pada penderita gagal jantung berat.Jika
tidak, diberikan sebagian. Dosis pemeliharaan setiap hari.
Mengatasi keadaan yang reversibel, termasuk tirotoksikosis,
miksidema,
dan aritmia.
Dosis digitalis:
Digoksin oral untuk digitalisasi cepat 0,5-2 mg dalam 4-6 dosis selama 24
jam dan dilanjutkan 2x0,5 mg selama 2-4 hari
2. Kelas 2
3. Kelas 3
4. Kelas 4
2.2
I. IDENTITAS KLIEN
Nama
No. RM
Usia
Jenis kelamin
Alamat
Tgl masuk :
:
:
Pekerjaan
Agama
Pernapasan
Paru diauskultasi dengan interval sesering mungkin untuk menentukan
ada/tidak adanya krekel&wheezing, Catat frekuensi dan dalamnya
pernapasan. Takipnea, nafas dangkal, pernafasan labred; penggunana otot
aksesori pernafasan, nasal flaring. Batuk kering/nyaring/nomproduktif atau
mungkin batuk terus menerus dengan / tanpa pembentukan sputum.
sputum mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih(edema pumonal).
Bunyi nafas mungkin tidak tedengar, dengan krakels basilar dan mengi.
Fungsi mental munglin menurun; letargi; kegelisahan. Warna kulit pucat.
Jantung
Jantung diauskultasi mengenai adanya S1&S4. Jika ada berarti pompa
mulai mengalami kegagalan. Catat frekuensi dan irama jantung. Jika
frekuensinya terlalu cepat menunjukkan ventrikel perlu waktu lebih banyak
untuk pengisian dan stagnasi darah terjadi di atria, akhirnya di paru.
Perifer
Kaji adanya udem di bagian bawah tubuh pasien.Jika pasien duduk
tegak, periksa kaki dan tungkai bawah. Jika pasien berbaring terlentang,
kaji sacrum dan punggungnya.Kaji juga jaridan tangannya. Terjadi edema
periorbital (kelopak mata tertutup karena bengkak). Hati diperiksa untuk
menentukan adanya hepatojugular refluks(HJR).
Haluaran urin
Pasien bisa mengalami oliguria atau anuria. Catat keluar masuk
cairan.Pasian ditimbang setiap hari, saat & menggunakan timbangan yang
sama.
Sirkulasi
Tekanan darah mungkin rendah (gagal pemompaan); normal (GJK
ringan atau kronis; atau tinggi (kelebihan beban caiaran/peningkatan
TVS). Tekanan nadi mungkin sempit, menunjukkan penurunan volume
sekuncup, adanya takikardi, disaritmia, titk denyut maksimal mungkin
menyebar dan berubah posisi secara inferior ke kiri. bunyi jantung S3
adalah diagnostic; S4 dapat terjadi; S1 dan S2 mungkin melemah. Murmur
sistolik dan diastolic dapat menandakan adanya stenosis katup. Nadi
perifer berkurang; perubahan kekuatan denyutan dapat terjadi; nadi sentral
mungkin kuat. Warna kulit pucat. Punggung kuku pucat dengan pengisian
kapiler lambat, pembesaran hepar, dan ada reflek hepetojugularis.
Bunyi nafas krekels, ronki dan terdapat edema.
Integritas ego
Berbagai manifestasi prilaku seperti, ansietas, marah, ketakutan dan
mudah tersinggung.
Eliminasi
pemeriksaan laboratorium
enzim hepar
meningkat dalam gagal/ kongesti hepar
elektrolit
Masalah keperawatan
Penurunan curah
jantung
Diagnosa keperawa
penurunan curah jantun
berhubungan dengan
perubahan kontraktilitas
miokard/perubahan ino
perubahan frekuensi, ir
konduksi listrik, peruba
struktural
Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
ketidakseimbangan ant
suplai oksigen/ kebutuh
kelemahan umum, tirah
baring lama
DO:
Perubahan tekanan darah
(hipertensi /hipotensi
Frekuensi jantung meningkat
(takikardia),disritmia, perubahan
gambar pola EKG
Bunyi jantung ekstra (S3,S4)
Penurunan haluran urine
Nadi perifer tidak teraba, kulit
dingin kusam; diaforesis
Ortopnea, krakles, JVD,
perbesaran hepar,edema
DS:
Klien mengatakan sering
berkeringat
susah bernafas dan sering
kelelahan
pusing, berdebar-debar dan nyeri
dada.
DO:
Klien terlihat pucat
Perubahan tanda-tanda vital,
disritmia, dispnea
DS:
Kelebihan volume
Klien mengeluh sesak nafas ketika cairan
berbaring
DO:
Ortopnea, bunyi jantung S3
Oliguria, edema, DVJ, refleks
hepatojugular+
peningkatan berat badan, udem,
bunyi jantung abnormal, hipertensi,
distres pernapasan
curah
jantung
berhubungan
dengan
perubahan
dapat diterima
(disaritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung (mis.
Parameter hemodinamik dalam batas normal, haluaran urin adekuat)
b. melaporkan penurunana episode dispnea, angina
c. ikut serta dlam aktivitas yang mengurangi bebab kerja jantung.
TINDAKAN
Mandiri:
RASIONAL
Kolaborasi:
Berikan suplemen O2sesuai
indikasi
digoksin
captopril
morfin sulfat
tranquilizer/sedative
antikoagulan
2.
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri:
Cek tanada vital sebelum dan
menggunakan vasodilator,
terhadap aktivitas,
catattakikardi, disaritmia,
menyebabkan peningkatan
segera pada frekuensi jantung
dan kenutuhan oksigen, juga
peningkatan kelelahan dan
kelemahan
nyeri, obat.
Pemenuhan kebutuhan
perawatan diri pasien tanpa
mempengaruhi sters miokard/
kebutuhan oksigen yang
Kolaborasi:
berlebihan.
Implementasikan program
rehabilitasi jantung/ aktivitas
3.
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri:
diuresis terjadi
membantu diuresisi
Hitung keseimbangan
selama 24 jam
perawatan mulut
meningkatkan perasaan
mengontrol dan kerja sama
dalam pembatasan
dapat mengakibatkan
batuk persisten
CVP menunjukan
anoreksia,mual, distensi,
abdomen, konstipasi
jantung.
/intestinal
indikasi
Penurunan motilitas gaster
dapat berefek merugikan pada
Dorong untuk menyatakan
pembatasan
digesti/ mencegah
ketidaknyaman abdomen.
Kolaborasi:
Diuretic
kalium
Tambahan kalium
Mempertahankan caran/
pembatasan natrium sesuai
indikasi
indikasi
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin,
Arif.
2010. Asuhan
Keperawatan
Klien
Dengan
Gangguan
2001. Buku
Ajar
Keperawatan
Medikal
Bedah
Arif.
2000.Kapita
Selekta
Kedokteran.Ed.3. Jakarta:
Media
Aescupulapius
Sylvia
Anderson
Price,
2005. Patofisiologi:Konsep
klinis
proses-proses