Anda di halaman 1dari 45

LATIHAN SOAL STRUKTUR FUNGSI PERKEMBANGAN HEWAN

A. Jaringan
1. Deskripsikan struktur jaringan epitelium berikut ini terkait dengan fungsinya: (a)
squamosa selapis; (b) kuboid selapis; (c) kolumnar selapis (bersilia atau tidak bersilia);
(d) kolumnar pseudostratifikasi (bersilia atau tidak bersilia); (e) skuamosa bertingkat; (f)
kuboid bertingkat; (g) kolumnar bertingkat; (h) transisional.
Simple squamous epithelium (squamosa selapis)
Struktur : Selnya datar Selapis dan terdapat inti yang terletak ditengah sel
Lokasi sel terletak di tepi jantung, pembuluh darah, pembuluh limfatik,
paru-paru, capsule glomerular (Bowman) ginjal, dan permukaan dalam
membran timpani (gendang telinga); bentuk epitel lapisan membran
serosa, seperti peritoneum, perikardium, dan pleura.
Fungsi

: Filtrasi, difusi, osmosis, dan sekresi pada membran serosa

Kuboid selapis
Struktur : Sel berbentuk kubus selapis dengan inti di tengah.
Lokasi: Meliputi permukaan ovarium, tepi permukaan anterior kapsul
lensa mata, membentuk epitel berpigmen pada permukaan posterior mata,
tepi tubulus pada ginjal dan saluran kecil kelenjar-kelenjar, dan
membangun bagian mensekresi beberapa kelenjar seperti kelenjar tiroid
dan saluran dari beberapa kelenjar seperti pankreas.
Fungsi

: Sekresi dan penyerapan.

Kolumnar selapis (bersilia atau tidak bersilia)


Struktur : Lapisan tunggal dari sel mirip tiang bersilia/tidak bersilia dengan inti di
dekat dasar sel; mengandung sel-sel goblet dan sel dengan mikrovili di
beberapa
tempat.
kulumnar tidak bersilia terletak pada tepi saluran pencernaan (dari perut
ke anus), saluran dari beberapa kelenjar, dan kantong empedu.
kolumnar bersilia terletak pada tepi bronkiolus saluran pernapasan, rahim
(tuba) , saluran eferen dari testis, beberapa sinus paranasal, kanal pusat
sumsum
tulang
belakang,
dan
ventrikel
otak.
Fungsi

: Tidak bersilia untuk sekresi dan penyerapan.


Bersilia untuk memindahkan lendir dan zat-zat lain dengan menggunakan
silianya.

Kolumnar pseudostratifikasi (bersilia atau tidak bersilia)


Struktur : inti sel berada pada tingkat yang berbeda; semua sel melekat pada
membran basal, tetapi tidak semua mencapai permukaan apikal.

Lokasi: saluran udara sebagian besar saluran pernapasan atas;


yang tidak berdilia pada saluran yang lebih besar dari beberapa kelenjar,
epididimis, dan bagian dari uretra pria.
Fungsi

: Sekresi dan gerakan lendir

Skuamosa bertingkat
Struktur : Terdiri dari Beberapa lapisan sel; cuboidal bentuknya columnar di lapisan
dalam; Sel-sel skuamosa membentuk lapisan apikal dan
beberapa lapisan dalam; sel-sel dari lapisan basal menggantikan sel-sel
permukaan karena hilang.
Lokasi: berbagai keratin bentuk lapisan permukaan kulit; mukosanya
tidak berkeratin di tepi permukaan basah, seperti lapisan mulut,
kerongkongan, bagian dari laring, bagian dari faring, dan vagina, dan
mencakup lidah.
Fungsi

: Perlindungan

Kuboid bertingkat
Struktur : Dua atau lebih lapisan sel di mana sel-sel di lapisan apikal yang
berbentuk kubus.
Lokasi: Saluran kelenjar keringat dewasa dan kelenjar esofagus dan
bagian dari uretra pria.
Fungsi

: Perlindungan dan sekresi dan penyerapan terbatas.

Kolumnar bertingkat
Struktur : Beberapa lapisan sel berbentuk tidak teratur; hanya lapisan apikal
memiliki sel kolumnar.
Lokasi: di tepi uretra, kelenjar esofagus, daerah kecil di selaput lendir
dubur, dan bagian dari konjungtiva mata.
Fungsi

: Perlindungan dan sekresi.

Transisional
Struktur : Bentuk sel berubah, sel di lapisan apikal berkisar dari skuamosa (saat
diregangkan) terlalu cuboidal (saat santai).
Lokasi: tepi kandung kemih dan bagian dari ureter dan uretra.
Fungsi

: Memungkinkan menggelembung (elastik/transisi bentuk)

2. Apakah perbedaan kelenjar eksokrin dan endokrin? Berikan contohnya.


Kelenjar Eksokrin
Kelenjar Endokrin
Kelenjar yang memiliki saluran pengeluaran untuk Kelenjar yang tidak memiliki
menyalurkan hasil ekskresinya.

saluran pengeluaran.

Zat sekret yang dihasilkan berupa enzim, keringat, dan Zat sekret yang dihasilkan
air ludah.

berupa

hormon

yang

langsung masuk ke pembuluh


darah
Berdasarkan sel penyusunnya dibagi menjadi :
a Kelenjar eksokrin uniseluler, tersusun atas satu sel.

sehingga

disebut

kelenjar buntu.
Tidak
dikelompokkan
berdasar sel penyusunnya.

Contohnya sel goblet, yaitu sel epitelium penghasil


mukus
b

pada

lapisan

usus

halus

dan

saluran

pernapasan.
Kelenjar eksokrin multiseluler, tersusun atas banyak

sel.
Contoh kelenjar eksokrin sebagai berikut.
Contoh kelenjar endokrin
a Kelenjar tubuler sederhana, contohnya pada kelenjar
sebagai berikut.
Lieberkuhn pada dinding halus.
a Kelenjar tiroid.
b Kelenjar tubuler bergelung sederhana, contohnya b Kelenjar paratinoid.
c Kelenjar adrenal.
kelenjar keringat pada kulit.
c Kelenjar tubuler bercabang sederhana, contohnya
d

yaitu kelenjar fundus pada dinding lambung.


Kelenjar alveolar sederhana, contohnya kelenjar

mukus dan kelenjar racun pada kulit katak.


Kelenjar alveolar bercabang sederhana, contohnya

pada kulit.
Kelenjar tubuler

Brunner pada usus dan kelenjar susu.


Kelenjar alveolar majemuk, contohnya pada kelenjar

susu (glandula mamae).


Kelenjar tubule-alveolar

majemuk,

contohnya

majemuk,

kelenjar

contohnya

kelenjar ludah submaksilaris pada bawah rahang atas.

3. Bagaimanakah pengelompokan jaringan ikat? Buatlah daftarnya.


Jaringan ikat yang tersebar luas di dalam tubuh vertebrata adalah jaringan ikat
longgar. Serat-serat yang berkolagen,elastic, dan reticular dalam tipe jaringan ini
mengikat epithelium ke jaringan-jaringan di bawahnya dan menahan organ di

posisinya.
Jaringan ikat berserat memiliki struktur rapat berkat jaringan berkolagen. Serat-serat
itu membentuk serabut parallel, yang memaksimalkan kekuatan nonelastik. Jaringan

ikat berserat ditemukan pada tendon, yang melekatkan otot ke tulang, dan ligament,

yang menghubungkan dua tulang pada persendian.


Kartilago memiliki serat-serat berkolagen yang melimpah yang tertanam di dalam
matriks seperti karet yang terbuat dari kompleks protein-karbohidrat yang disebut
kondroitin sulfat. Sel-sel yang disebut kondrosit menyekresikan kolagen dan
kondroitin sulfat yang menjadikan kartilago sebagai material pendukung yang kuat
namun fleksibel. Kebanyakan embrio vertebrata memiliki rangka berkartilago, namun
sebagian besar kartilago digantikan oleh tulang keras saat embrio dewasa. Kartilago
dipertahankan di beberapa lokasi,misalnya cakram bekerja sebagai bantalan di antara

vertebrata.
Jaringan adipose adalah jaringan ikat longgar terspesialisasi yang menyimpan lemak
di dalam sel sel adipose yang didistribusikan di seluruh matriks jarinngan tersebut.
Jaringan adipose membantali dan menginsulasi tubuh serta menyimpan bahan bakar
sebagai molekul-molekul lemak. Setiap sel adipose mengandung tetes lemak besar
yang mengambang ketika lemak disimpan dan menyusut ketika tubuh menggunakan

lemak tersebut sebagai bahan bakar.


Rangka dari kebanyakan vertebrata terbuat dari tulang. Jaringan ikat yang
terminilisasi.sel-sel pembentuk tulang disebut osteoblas,menumpuk matriks dari
kolagen. Kalsium,magnesium dan ion ion fosfat berkombinasi menjadi mineral yang
keras dan kolagen yang fleksibel menjadi tulang lebih keras daripada kartilago tanpa
menjadi mudah patah.struktur mikroskopik dari tulang mamalia yang keras terdiri dari
unit unit berulang yang disebut osteon. Setiap osteon memiliki lapisan lapisan yang
konsentrik dari matriks terminilisasi,yang tertumpuk di sekeliling kanal pusat dan

mengandung pembuluh darah dan saraf.


Darah yang fungsinya berbeda dari jaringan ikat yang lain,memiliki matriks
ekstraseluler cair yang disebut plasma. Terdiri dari air garam dan protein protein
tersebut plasma mengandung eritrosit,leukosit dan fragmen fragmen sel yang disebut
platelet. Sel sel darah merah mengangkut oksigen,sel darah putih berfungsi dalam
pertahanan,sementara platelet membantu dalam penggumpalan darah.

4. Dalam hal apakah jaringan epitel berbeda dengan jaringan ikat? Jelaskan.
Dalam hal komponen penyusun jaringan. Pada jaringan epitel berasal dari perkembangan
lapisan ektoderma, mesoderma, atau endoderma. Sedangkan pada jaringan ikat berasal
dari sel mesenkim yang merupakan penyusun jaringan mesenkim pada awal kehidupan
embrio.

Kemudian dalam hal fungsi. Jika jaringan epitel fungsinya menutupi permukaan tubuh,
baik permukaan tubuh sebelah luar maupun dalam. Sedangkan untuk jaringan ikat
fungsinya menghubungkan antara jaringan satu dengan yang lain.
5. Deskripsikan struktur jaringna ikat berikut terkait dengan fungsinya: (a) jaringan ikat
areolar; (b) jaringan adiposa; (c) jaringan ikat retikular; (d) jaringan ikat reguler yang
rapat; (e) jaringan ikat iregular yang rapat; (f) jaringan ikat kartilago; (g) jaringan tulang;
(h) jaringan darah; (i) limfa.
a Jaringan Ikat Areolar
Keterangan : Terdiri dari serat ( kolagen , elastis , dan retikuler ) dan beberapa
jenis sel ( fibroblas , makrofag , plasma sel , adiposit , dan sel mast ) tertanam

dalam substansi dasar setengah cair .


Lokasi : lapisan subkutan yang mendalam untuk kulit ; papiler ( dangkal )
wilayah dermis kulit ; lamina propria dari mukosa membran ; dan sekitar

pembuluh darah , saraf , dan organ tubuh .


Fungsi : Kekuatan , elastisitas , dan dukungan

b Jaringan adipose

Keterangan : Terdiri dari adiposit , sel khusus untuk menyimpan trigliserida


( lemak ) sebagai droplet berlokasi besar ; inti dan sitoplasma yang perifer
berada.

Lokasi : lapisan subkutan yang mendalam untuk kulit , di sekitar jantung dan
ginjal , sumsum tulang kuning , dan padding di sekitar sendi dan di belakang bola
mata dalam rongga mata .

Fungsi : Mengurangi kehilangan panas melalui kulit , berfungsi sebagai cadangan


energi , mendukung , dan melindungi . Pada bayi baru lahir , adiposa coklat

jaringan menghasilkan panas yang cukup besar yang membantu mempertahankan


suhu tubuh yang tepat .
c

Jaringan ikat reticular

Keterangan : Sebuah jaringan jalinan serat retikuler dan sel reticular .

Lokasi : Stroma ( kerangka pendukung ) dari hati, limpa , kelenjar getah


bening ; sumsum tulang merah , yang menimbulkan sel-sel darah ;lamina
retikuler dari membran basal ; dan sekitar pembuluh darah dan otot .

Fungsi : Bentuk stroma organ ; mengikat bersama-sama sel-sel jaringan otot


polos ; filter dan menghilangkan sel darah usang di limpa dan mikroba pada
kelenjar getah bening .

d Jaringan ikat regular yang rapat

Keterangan : matriks ekstraselular terlihat putih mengkilap ; sebagian besar


terdiri dari serat kolagen secara teratur diatur dalam bundel ; fibroblas hadir
dalam baris antara bundel .

Lokasi : Bentuk tendon (lampirkan otot ke tulang ) , sebagian besar ligamen


( melampirkan tulang dengan tulang ) , dan aponeurosis ( tendon sheetlike yang
menempel otot otot atau otot ke tulang ) .

Fungsi : Menyediakan keterikatan yang kuat antara berbagai struktur

Jaringan ikat ireguler yang rapat

Keterangan : Terdiri terutama dari serat kolagen secara acak diatur dan beberapa
fibroblas .

Lokasi : fasciae ( jaringan di bawah kulit dan di sekitar otot dan organ lainnya ) ,
retikuler ( lebih ) wilayah dermis kulit , periosteum dari tulang , tulang rawan
perichondrium , kapsul sendi , kapsul membran di sekitar berbagai organ
( ginjal, hati , testis , kelenjar getah bening ) , pericardium jantung , dan katup
jantung .

Fungsi : Menyediakan kekuatan.

Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)

Tulang rawan adalah spesialisasi dari jaringan ikat berserabut tebal dan matriks

yang elastis
Tulang rawan bersifat kuat dan lentur
Penyusun jaringan tulang rawan adalah sel
tulang rawan (kondrosit) yang terletak di

dalam rongga kecil (lakuna)


Lakuna terdapat di dalam matriks yang

mengandung serabut
Tulang rawan tidak mempunyai saraf dan

pembuluh darah
Jaringan tulang
Keterangan : jaringan tulang Compact terdiri
dari osteons ( sistem haversian ) yang
mengandung lamellae , kekosongan , osteosit ,
canaliculi , dan tengah ( haversian ) kanal .
Sebaliknya , jaringan tulang spons terdiri dari
tipis kolom yang disebut trabekula ; spasi
antara trabekula dipenuhi dengan sumsum tulang merah .
Lokasi : Kedua jaringan tulang kompak dan kenyal membuat berbagai bagian
tulang tubuh .
Fungsi : Dukungan , perlindungan , penyimpanan ; rumah jaringan pembentuk
darah ; berfungsi sebagai tuas yang bertindak dengan jaringan otot untuk
mengaktifkan gerakan .

jaringan darah
Keterangan : Terdiri dari plasma dan membentuk elemen darah : sel darah merah
( eritrosit ) , sel darah putih ( leukosit ) , dan trombosit ( trombosit ) .
Lokasi : Dalam pembuluh darah ( arteri , arteriol , kapiler , venula , dan vena ) dan
di dalam bilik jantung .
Fungsi : sel darah merah transportasi oksigen dan beberapa karbon dioksida ; sel
darah putih melakukan fagositosis dan terlibat dalam reaksi alergi dan respons
sistem kekebalan tubuh ; trombosit sangat penting untuk pembekuan darah

Jaringan limpa

Limfa adalah cairan yang dikumpulkan dari jaringan-jaringan dan kembali ke aliran
darah
Sel limfosit merupakan salah satu jenis sel darah putih (leukosit)
berfungsi sebagai penghasil antibodi

6. Apakah perbedaan pertumbuhan kartilago interstitial dan pertumbuhan kartilago


apositional?
1 Pertumbuhan interstitial
Melalui ekspansi dari dalam dengan cara pembelahan kondrosit berulang-ulang.
Tiap kondrosit yang terbentuk berpisah dan membentuk kapsula sendiri. Cara ini
terjadi pada kehidupan embrio saja dan nantinya terhenti dan dilanjutkan dengan

pertumbuhan aposisi.
Pertumbuhan interstitial , tidak begitu penting, hanya terjadi pada :
Awal-awal pertumbuhan, berasal dari mesenchym
Epiphyseal plate dari tulang panjang
Tulang rawan sendi (karena disini tidak ada perichondrium)
Pertumbuhan aposisi
Penambahan luas areal tulang rawan berlangsung di bagian tepi, kondroblast
berkembang dari perikondrium, membelah beberapa kali menjadi kondrosit. Pola
pertumbuhan aposisi ini dapat berlangsung pada satdium embrio maupun dewasa.

7. Definisikan jenis-jenis membran berikut: mukosa, serosa, kutaneus, dan sinovial.


Bedakan membran-membran tersebut. Dimanakan lokasi membran-membran tersebut di
tubuh? Apakah fungsinya?
Membrane mukosa adalah lapisan penghasil mucus yang melapisi berbagai organ
berongga pada bagian interior tubuh. Terdapat pada usus halus dan saluran
pernapasan menuju paru-paru. Membrane ini berfungsi untuk penghalang bagi
mikroba dan pathogen selain itu membrane ini juga berfungsi membantu

mengeluarkan lendir untuk proses pencernaan.


Membrane serosa adalah membrane yang melapisi rongga tubuh tertutup.
Membrane ini melapisi paru-paru (pleura), hati (pericardium) dan sebagai
membrane peritoneal (membungkus visera abdominopelvis). Membrane ini
berfungsi untuk mensekresi cairan serosa yang melumasi permukaan organ-organ
yang terbungkus sehingga organ dapat bergerak bebas dalam rongga toraks dan
rongga abdomen.

Membrane Kutaneus adalah membrane yang melapisi bagian kulit. Membrane ini

melindungi bagian jaringan pada bagian bawah kulit.


Membrane Synovial adalah membrane yang terdapat pada persendian antar tulang.
Membrane ini berfungsi untuk memberi pelumas pada sendi tulang agar dapat
bergerak dan membrane ini juga membunuh mikroba-mikroba pengganggu.

8. Apakah fungsi dendrit, badal sel, dan akson dari sebuah neuron?
Dendrit adalah serabut khusus yang bercabang-cabang dan berfungsi menerima sinyal dan
menyampaikannya ke badan sel. Sedangkan akson adalah serabut panjang yang berfungsi
menghantarkan implus dari badan sel ke neuron lain atau menyampaikan respon ke organ
efektor, selain itu akson diselubungi oleh sel penyokong (sel Schwann). Badan adalah
bagian utama dari sel saraf yang mengandung bagian-bagian yang umumnya dimiliki oleh
sel hewan. Di dalam badan sel terdapat sitoplasma, nukleus (inti sel), dan nukleolus (anak
inti sel). Fungsi badan sel adalah untuk menerima impuls (rangsangan) dari dendrit.
9. Bayangkan jika Anda hidup di masa depan dan Anda dapat mengubah desain struktur
tubuh manusia hingga sesuai dengan lingkungan. Tugas Anda adalah merancang
perubahan pada jaringan manusia sehingga setiap manusia dapat bertahan hidup di
sebuah planet yang dengan gravitasi yang besar, udara dingin, beriklim kering, dan
atmosfir yang tipis. Adaptasi apa yang akan Anda buat terhadap struktur dan/atau
jumlah jaringan pada manusia? Mengapa?
Adaptasi yang dibuat untuk menghadapi gravitasi besar, udara dingin, beriklim kering,
dan atmosfir yang tipis yaitu dengan cara memperbanyak jumlah jaringan pada manusia
yaitu pada jaringan epitelium dan pada jaringan ikat, sebab dilihat dari fungsi jaringan
epitelium dan jaringan ikat adalah Jaringan epitelium merupakan jaringan penutup
permukaan tubuh, baik permukaan tubuh sebelah luar maupun sebelah dalam

Epitelium ini berfungsi sebagai jalan pertukaran zat dari luar ke dalam tubuh

atau sebaliknya
Epitelium selapis pipih terdapat misalnya pada dinding dalam kapiler darah
dan dinding alveolus paru-paru

oleh karena itu jika jumlahnya diperbanyak dapat bertahan hidup pada atmosfir tipis, dan
beriklim kering,selanjutnya untuk menghadapi gravitasi besar dan udara dingin yaitu
dengan memperbanyak jaringan ikat karena,Jaringan ikat merupakan jaringan yang

menghubungkan antara jaringan yang satu dengan jaringan yang lain yang berfungsi
diantaranya :
a
b
c

Membungkus organ-organ.
Mengisi rongga di antara organ.
Menghasilkan kekebalan

10. Perubahan apa yang terjadi pada jaringan epitel dan jaringan ikat akibat penuaan?
Sel epitel dari gingiva akan bertambah tipis, kurang berkeratin dan terdapat kepadatan sel.
Keratinisasi epitel gingiva yang menipis dan berkurang terjadi berkaitan dengan usia.
Keadaan ini berarti permeabilitas terhadap antigen bakteri meningkat, resistensi terhadap
trauma fungsional berkurang, atau keduanya.
pada jaringan ikatnya akan berubah dari tekstur yang halus menjadi lebih padat dan
jaringan bertekstur kasar. Komponen seluler dari jaringan ikat gingiva akan berkurang.
Pada sambungan antara epitel dan jaringan ikat juga berubah sesuai usia dari sambungan
(antarmuka) tipe lingir (ridge) menjadi tipe papila.
B. Sistem Pencernaan
1. Bagian apa sajakah dari sistem pencernaan yang termasuk saluran gastrointestinal dan
manakah yang termasuk organ tambahan?

Saluran gastrointestinal
Saluran pencernaan(gastrointestinal) merupakan saluran yang kontinyu berupa
tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecah
nya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju
pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalam nya adalah : mulut, faring,
esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan akan

dibuang keluar tubuh melalui anus.


Organ pencernaan tambahan (aksesoris)
Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan
dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung
empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan
melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret
yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung
empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.

2. Organ apa sajakah yang termasuk dalam sistem perncernaan yang mengalami kontak
langsung dengan makanan? Apakah fungsi organ-organ tersebut?

Organ-organ Sistem Pencernaan. Tinjauan kepala dan leher dilihat dari lateralis kanan,
sedangkan badan dilihat dari depan. Sistem organ gastrointestinalis ( mulai dari mulut
sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam
aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan
sisa proses tersebut dari tubuh. Organ-organ traktus gastrointestinalis terdiri dari mulut,
tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.
Organ-organ pencernaan asesoris meliputi gigi, lidah, kelenjar saliva, liver, kantong
empedu, dan pankreas (Tortora dan Derrickson, 2006: 897). Organ pencernaan asesoris
selain gigi dan lidah tidak pernah kontak langsung dengan makanan.
Fungsi organ gastrointestinalis
a.

Mulut

Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut
biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan
lengkap yang berakhir di anus.
b.

Tenggorokan (Faring)

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan Skema melintang mulut,
hidung, faring, dan laring. Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu
kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan
terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan,
letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang
c.

Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik.
d.

Lambung

Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu : Kardia, Fundus, Antrum. Makanan masuk ke dalam lambung
dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan
menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke

dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi


secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim.
e.

Usus halus (usus kecil)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zatzat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang
melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang
dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein,
gula dan lemak.
f.

Usus dua belas jari (Duodenum)

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir
di ligamentum Treitz.
g.

Usus Kosong (jejenum)

Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari
usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum).
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili),
yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus
dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat
dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit
sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis. Jejunum
diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti lapar dalam bahasa Inggris modern. Arti
aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti kosong.

h.

Usus Penyerapan (illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum
dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral
atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

Usus Besar (Kolon)


Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
g.

Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, buta) dalam istilah anatomi adalah
suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari
usus besar.
h.

Umbai Cacing (Appendix)

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.
i.

Rektum dan anus

Rektum (Bahasa Latin: regere, meluruskan, mengatur) adalah sebuah ruangan yang
berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Fungsi organ pencernaan asesoris
a
b

Gigi
Gigi adalah organ utama yang berperan dalam pencernaan mekanik dalam rongga mulut.
Lidah
Lidah memiliki struktur yang khas, yaitu papila. Papila-papila ini memiliki ujung-ujung
pengecap yang berhubungan dengan jaringan saraf sensorik. Melalui papila-papila ini,
kita memperoleh informasi mengenai rasa (asin, manis, pahit, dan asam) dan suhu (panas

atau dingin) pada makanan yang kita makan.


Kelenjar saliva
Kelenjar ludah menyekresikan air liur yang mengandung enzim ptialin (amilase). Enzim
tersebut berperan dalam pencernaan enzimatik yang berlangsung di mulut. Amilase
mengubah amilum menjadi glukosa. Selain enzim, ludah juga mengandung zat
antibakteri (lisozim) sehingga makanan yang masuk ke dalam tubuh mengandung lebih
sedikit bakteri yang dapat membahayakan kesehatan kita. Cairan ludah juga membantu

melarutkan makanan dan melumasi rongga mulut.


Liver

Dalam sistem pencernaan, hati berperan untuk menghasilkan empedu yang mengandung
garam empedu yang kemudian ditampung di kantung empedu untuk selanjutnya
dicurahkan ke duodenum. Di duodenum garam empedu tersebut berfungsi untuk
mengemulsikan lemak (mengubah lemak dalam bentuk tetesan-tetesan) sehingga lebih
mudah dicerna. Selain itu, hati juga memiliki peranan dalam metabolisme karbohidrat,
metabolisme protein, metabolisme lemak, memproses obat-obatan dan hormon,
penyimpanan beberapa vitamin (A, B12, D, E, K) dan mineral (Fe dan Cu), serta
menghasilkan bilirubin yang terdiri dari urobilin (memberi warna pada urin) dan
e

sterkobilin (memberi warna pada feses)


Kantong empedu
Kandung empedu memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan cairan empedu dan
memekatkan cairan empedu yang ada didalamnya dengan cara mengabsorpsi air dan

elektrolit. Cairan empedu ini adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati.
Pankreas
Memiliki fungsi mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glucogen, yang
menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati dan
pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana
mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga
merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di
dalam sel-selnya.

3. Jenis makanan apa sajakah yang mengalami pencernaan kimiawi? Dan jenis makanan
apa saja yang tidak mengalami pencernaan kimiawi?
Makanan yang mengalami pencernaan kimiawi:

Karbohidrat : pencernaan kimiawi di mulut dan usus halus. Zat makanan yang
mengalami pencernaan kimiawi di mulut adalah zat tepung (amilum). Enzim yang
bekerja memecah molekul zat tepung disebut enzim amilase. Enzim amilase
mengubah amilum menjadi zat gula yang disebut maltosa. pankreas juga
menghasilkan amilase yang mengubah amilum menjadi zat gula yang disebut

maltosa.
Protein : pencernaan kimia di lambung. Enzim pepsin berasal dari pepsinogen
yang telah diubah oleh asam lambung. Pepsin berfungsi mengubah protein

menjadi pepton.
Lemak : pencernaan kimiawi di usus. lipase yang mengubah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol.

Makanan yang tidak mengalami pencernaan kimiawi :

Air
Vitamin
Mineral

4. Manakah di sepanjang saliran gastrointestinal merupakan jaringan otot yang tersusun


atas otot rangka? Apakah kerja otot tersebut di luar kehendak atau dengan kehendak?
Di sepanjang saluran gastrointestinal merupakan jaringan otot yang tersusun atas otot
rangka adalah pada esofagus.
Kerja otot rangka pada esofagus
Makanan berada di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik.Bagian pangkal
kerongkongan (faring) berotot lurik. Otot lurik pada kerongkongan bekerja secara sadar
menurut kehendak kita dalam proses menelan. Artinya, kita menelan jika makanan telah
dikunyah sesuai kehendak kita. Akan tetapi, sesudah proses menelan hingga sebelum
mengeluarkan feses, kerja otot-otot organ pencernaan selanjutnya tidak menurut
kehendak kita (tidak disadari).
Proses

menelan

dimulai

secara

sadar

dan

berlanjut

secara

otomatis.

Epiglotis akan tertutup agar makanan tidak masuk ke dalam pipa udara (trakea) dan ke
paru-paru, sedangkan bagian atap mulut sebelah belakang (palatum mole, langit-langit
lunak) terangkat agar makanan tidak masuk ke dalam hidung.
5. Sebutkan empat lapisan dasar yang menyusun saluran gastrointestinal? Deskripsikan
fungsinya masing-masing.
4 lapisan dasar penyusun saluran gastrointestinal yaitu:
1

Mukosa
Fungsi dari mukosa adalah sebagai berikut:

Menyelenggarakan sawar (pembatas), bersifat permeabel selektif antara isi saluran


dan jaringan tubuh.

Mempermudah transpor dan pencernaan makanan

Meningkatkan absorpsi hasil-hasil pencernaan (sari-sari makanan). Sel-sel


pada lapisan ini selain menghasilkan mukus juga berperan dalam pencernaan
atau absorpsi makanan.

Sub mukosa
Submukosa merupakan jaringan yang komplit dengan cabang-cabang kelenjar
tubular duodenum. Submukrosa terdiri atas jaringan penyambung jarang dengan
banyak pembuluh darah dan limfe pleksus saraf submukrosa dan kelenjar kelenjar
atau jaringan limfoid. Submukrosa terdiri atas jaringan ikat longgar dengan banyak
pembuluh darah, pembuluh limfe dan pleksus saraf submukrosa (pleksus meissner).

Muscularis Eksterna
Fungsi dari muskularis eksterna yaitu untuk menghasilkan pergerakan adukan yang
mencampur makanan dengan produk sekresi lambung. Ketika otot berkontraksi,
volume lambung akan berkurang dan menggerakkan mukosa menjadi lipatan
longitudinal.
Serosa (visceral Peritoneum)
Tiap bagian pencernaan pada umumnya mengandung kelenjar yang menggetahkan

lendir. Lendir itu berisi enzim untuk mencernakan makanan secara kimia. Serosa
merupakan lapisan tipis terdiri atas jaringan penyambung jarang yang kaya akan
pembuluh darah dan jaringan adiposa, dan epitel gepeng selapis.
6. Bagaimanakah kerja kendali saraf pada saluran pencernaan?
Saraf adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerja sama
yang rapih dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Dengan pertolongan saraf
kita dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik dan teratur. Dengan saraf pula
kita dapat menerima rangsang serta merespon rangsangan yang kita dapat. Kita berkedip
dan bernafas semua diatur oleh sistem saraf tanpa kita sadari. Kita merasakan lapar dan
kenyang juga diatur oleh sistem saraf. Absorbsi makanan dan minuman didalam sistem
pencernaan bekerja berdasarkan urutan dengan koordinasi dari sistem saraf. Sistem
Pencernaan dimulai dari mulut dan berakhir di anus. Banyak saraf yang bekerja pada
sistem pencernaan mulai dari mengunyah sampai defekasi. Berikut ini adalah
penjelasannya.
1

Mulut
Didalam mulut makanan dikunyah lalu dibentuk bolus-bolus kecil sehingga dapat
ditelan. Dalam mengunyah diperlukan gigi untuk membuat makan menjadi lebih
kecil dan juga air liur untuk mempermudah penelanan. Gigi-gigi atas disarafi oleh
Nervus Trigeminus bagian nervus maksilaris. Sedangkan gigi-gigi bawah disarafi

oleh Nervus trigeminus bagian Nervus Mandibularis. Gerakan mengunyah juga


melibatkan rahang atas dan bawah yang disarafi sama seperti gigi. Rahang atas oleh
nervus
maksilaris
dan
rahang
bawah
oleh
nervus
mandibularis.
Dimulut juga terjadi gerakan menelan dengan bantuan lidah serta air liur. Air liur
yang ada disekresikan oleh saraf otonom yaitu saraf parasimpatis. Sedangkan gerak
lidah mendorong lobus sehingga masuk kedalam esofagus dan terjadi proses
menelam dihantarkan melalui saraf otak ke V, IX, X, dan XII serta bebeapa nervus
servikalis Superior.
2 Esofagus
Didalam esophagus makanan yang bebentuk bolus tidak dicerna baik secara kimiawi
maupun mekanik. Didalam esophagus hanya terjadi gerakan peristaltic untuk
mendorong makanan sampai ke lambung. Gerakan peristaltic ini disarafi oleh nervus
Vagus.
3 Lambung
Didalam lambung makanan yang berbentuk bolus di cerna secara kimiawi. Dengan
sekresi kelenjar-kelenjar di sistem pencernaan untuk membantu kerja lambung
dalam mencerna makanan. Sekresi itu diatur oleh saraf otonom yaitu saraf
parasimpatik. Didalam usus juga terjadi gerakan peristaltic yang juga diatur oleh
saraf otonom, yaitu saraf parasimpatik. Nervus vagus juga ikut mempersarafi
kegiatan (kerja) lambung. Selain saraf parasimpatis saraf simpatik juga
mempersarafi lambung yaitu bagian fleksus simpatis dengan serabut bernama
fleksus seliaka.
4 Usus
Usus tidak jauh berbeda dengan lambung. Nervus vagus masih mempersarafi
absorbsi yang ada di usus setelah makanan di cerna didalam lambung. Usus juga
disarafi oleh saraf simpatis bagian fleksus simpatikus.
5 Pankreas dan hepar
Pankreas dan hepar disarafi oleh sistem saraf parasimpatis bagian nucleus dorsalis
nervus X juga oleh bagian fleksus simpatikus, saraf simpatis.
6 Kolon Asenden
Pusat yang mempersarafi Kolon Asenden adalah bagian sakral II, III, dan IV dari
saraf parasimpatik yang masuk didalam saraf otonom.
7 Anus
Saraf simpatis sakral adalah bagian yang memepersarafi anus (rectum). Saraf ini
termasuk dalam saraf otonom bagian saraf parasimpatis. Begitu juga defekasi.
Defekasi juga diatur oleh saraf yang sama yang memepersarafi bagian anus.
7. Dimanakah letak peritoneum viseral dan periteoneum parietal?
Peritoneum viseral melapisi organ yang ada di dalam rongga dan letaknya langsung
menempel pada organ-organ yang ada di dalam cavum abdomen. Peritoneum parietal
melapisi dinding rongga abdominopelvic, terletak lebih eksternal dan menghadap pada
dinding abdomen.
8. Struktur apa sajakah yang membentuk mulut?

Struktur yang membentuk mulut meliputi :


1. Pipi
Pipi membentuk dinding lateral rongga mulut. Bagian eksternalnya ditutupi oleh kulit
sedangkan bagian internal dilindungi oleh selaput lendir yang terdiri dari membran
mukosa yang dimana terdiri dari epitelium skuamosa bertingkat yang tidak berkeratin.
Otot buccinator dan jaringan ikat terletak di kulit dan membran mukosa pipi.
Dibagian depan pipi berujung pada bibir. Bibir atau labia adalah lipatan berair yang
mengelilingi lubang pada mulut. Bibir terdiri dari otot orbicularis oris dan dibagian
luar diselimuti oleh kulit dan sedangkan bagian dalam oleh membran mukosa. Pada
permukaan luar dari bibir sesuai membentuk dengan gusi oleh lipatan garis tengah
dari membran mukosa yang disebut dengan frenulum labial. Selama mengunyak,
kontraksi dari otot buccinator di pipi dan otot orbicularis oris di bibir membantu
menjaga makanan antara bagian atas dan bawah gigi. Bagian depan mulut dari rongga
mulit adalah ruang yang dibatasi secara eksternal oleh pipi dan bibir dan secara
internal dibatasi oleh gusi dan gigi.
2. Langit-langit keras dan lunak
Langit-langit merupakan dinding atau sekat yang memisahkan rongga mulut dari
rongga hidung, membentuk atap mulut. Struktur ini penting untuk mengunyah dan
bernapas dalam waktu yang bersamaan. Dibagian depan dari langit-langit keras

dibentuk dari maksila dan tulang palatin dan dibungkus oleh membran mukosa
shingga membentuk sekat antara tulang antara rongga mulut dan hidung.
Langit-langit lunak membentuk bagian belakang dari atap mulut. Merupakan sekat
otot yang melengkung antara orofaring dan nasofaring yang dilapisi oleh membran
mukosa. Gantungan yang berada dibatas bebas dari langit-langit lunak adalah berupa
otot kerucut dan disebut dengan uvula. Selama menelan, langit-langit lunak dan uvula
tertarik superior, menutup nasofaring dan mencegah makanan dan cairan memasuki
rongga hidung. Sisi lateral dari bagian dasar uvula adalah dua otot lipatan yang
menuju di sisi lateral dari langit-langit lunak. Sebelum itu, lengkungan palatoglosal
meluas kesisi dasar lidah posterior. Lengkungan palatopharyngeal meluas ke sisi dari
faring. Tulang langit-langit dari tonsil terletak antara lengkungan dan tonsil lingual
yang merupakan bagian dasar dari lidah. Dibagian sisi posterior dari langit-langit
lunak, mulut membuka menuju orofaring melalui tenggorokan.
3. Lidah
Lidah merupakan organ pencernaan yang terdiri dari otot rangka yang ditutupi oleh
membran mukosa. Lidah dibagi menjadi bagian lateral yang simetris dengan median
septum yang membentang dan melekat pada tulang hyoit, proses styloid daru tulang
temporal dan mandibula. Setiap bagian lidah memiliki komponen otot ekstrinsik dan
instrinsik. Otot ekstrinsik dari lidah yang terletak diluar terdiri dari otot hyoglossus,
genioslossus, dan styloglossus. Otot-tot in berguna untuk proses pengadukan.
Sedangkan otot instrinsik terdiri dari otot longitudinalis superior, longitudinal inferior,
transverse linguae, dan verticularis linguae. Dibagian permukaan dan lateral lidah
ditutupi oleh papila. Papila terdapat selera, reseptor untuk rasa. Beberapa papila yang
kurang selera, mengandung sentuhan, meningkatkan gesekan antara lidah dan
makanan sehingga memudahkan lidah untuk memindahkan makanan didalam rongga
mulut. Kelenjar lingual di lamina propia lidah mensekresi baik lendir dan cairan seora
yang merisi enzim lipase lingual yang berkerja pada trigliserida
9. Bedakan tiga pasang kelenjar ludah berdasarkan lokasinya.
Kelenjar parotis merupakan sepasang kelenjar liur yang paling besar. Letak kelenjar
sepasang ini tepat dibagian bawah telinga terletak antar prosessus mastoideus dan
ramus mandibula. Kelenjar ini dibungkus oleh jaringan ikat padat dan mengandung

sejumlah enzim antara lain amylase, lizosom dan aldolase.


Kelenjar submandibula, berbentuk seperti kacang dan memiliki kapsul dengan batas
yang jelas, terdiri dari jaringan ikat padat. Kelenjar ini memproduksi air liur
terbanyak, menghasilkan 80% cairan ludah yang encer dan 20% ludah padat.

Kelenjar sublingua, terletak antara dasar mulut dan muskulus mylohyoid yang
merupakan

kelenjar

kecil

diantara

kelenjar-kelenjar

lainnya.

Kelenjar

ini

menghasilkan sekret yang mukous dan konsistensinya kental.


10. Bagaimanakah pengaturan sekresi saliva?
Kelenjar saliva terutama dikontrol oleh sinyal saraf parasimpatis dari nukleus salivatorius
superior dan inferior pada batang otak. Nukleus salivarius terletak kira- kira

pada

pertemuan antara medula dan pons. Nukleus ini akan tereksitasi oleh rangsangan taktil
dan pengecapan dari lidah serta daerah- daerah rongga mulut-faring lainnya. Rangsang
dalam saraf parasimpatis menyebabkan sekresi liur cair dalam jumlah besar dgn
kandungan zat organik yg relatif rendah. Sekresi ini disertai oleh vasodilatasi hebat pd
kelenjar,yg disebabkan oleh pelepasan lokal VIP (peptida vasoaktif usus). Polipeptida ini
merupakan kotransmiter asetilkolin pd sebagian neuron parasimpatis postganglion.
Atropin dan obat penghambat kolinergik lainnya menurunkan sekresi saliva.
Beberapa rangsangan pengecapan,terutama rasa asam,merangsang sekresi saliva dalam
jumlah sangat banyak. Seringkali 8-20 kali kecepatan sekresi basal. Rangsangan taktil
tertentu,seperti adanya benda halus dalam rongga mulut (misalnya suatu kristal
karang),menyebabkan peningkatan salivasi yg nyata. Sedangkan benda yg kasar kurang
menyebabkan salivasi bahkan kadang menghambat. Makanan dalam mulut menyebabkan
refleks sekresi saliva dan merangsang serat2 vagus eferen di ujung esofagus yg dekat dgn
gaster (lambung). Pd manusia,penglihatan,bau atau bahkan pikiran tentang makanan
menyebabkan pengeluaran saliva (ngiler).Salivasi juga dapat dirangsang atau dihambat
oleh sinyal - sinyal saraf yg tiba pd nukleus salivatorius dari pusat2 sistem saraf pusat yg
lebih tinggi.

11. Apakah fungsi gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan, dan gigi geraham belakang?
Gigi seri (insivisus), berguna untuk memotong dan menggigit makanan. Gigi seri

manusia berjumlah 8.
Gigi taring (caninus), berguna untuk merobek atau mengoyak makanan. Gigi taring

manusia berjumlah 4.
Gigi geraham depan (premolar), berfungsi untuk mengunyah makanan. Gigi geraham

depan manusia berjumlah 8.


Gigi geraham belakang (molar), berfungsi untuk mengunyah makanan. Gigi geraham
belakang manusia berjumlah 12.

12. Pada sistem organ apa sajakah faring berperan?


Faring ( tenggorokan ) berperan pada sistem organ pernafasan dan sistem organ
pencernaan. Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan persimpangan
antara 2 saluran, yaitu rongga hidung ke tenggorokan (saluran pernapasan / nasofarings)
pada bagian depan dan rongga mulut ke kerongkongan (saluran pencernaan / orofarings)
pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring terdapat laring. Laring disebut pula
pangkal tenggorok. Pada laring terdapat pita suara (pita vocalis) dan epiglotis atau katup
pangkal tenggorokan. Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara
bergetar dan terdengar sebagai suara. Pada waktu menelan makanan epiglotis menutupi
laring sehingga makanan tidak masuk ke dalam tenggorokan. Sebaliknya pada waktu
bernapas epiglotis akan membuka sehingga udara masuk ke dalam laring kemudian
menuju tenggorokan. Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang
keluar masuk dan juga sebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring juga
menyediakan ruang dengung (resonansi) untuk suara percakapan.

13. Deskripsikan lokasi dan histologi esofagus. Apakah peran esofagus dalam pencernaan?
Lokasi esophagus berada di depan tulang punggung dan di belakang trakea.
Histologi Esofagus terdiri atas 4 lapisan, yaitu :
a. Mukosa, terdiri dari :
- Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk (keratin)
- Lamina propria: (bagian atas kelenjar kardia esofagus pensekresi mukus)
- Muskularis mukosa otot polos - longitudinal (ke arah lambung sangat tebal
b. Submukosa, terdiri dari :
- Kelenjar esophagus (kelenjar mukosa kecil)
- Pleksus submukosus Meissner
c. Muscularis Externa, terdiri atas lapisan sirkular dan longitudinal yang tersusun atas :
- Bagian atas otot skelet/rangka
- Bagian tengah - campuran otot rangka dan otot polos
- Bagian bawah otot polos
d. Adventia/serosa-mesotel
Peran esophagus dalam pencernaan adalah menghubungkan faring dengan lambung.
Esophagus mengandung otot lurik dan otot polos. Otot lurik aktif selama penelanan

makanan dan otot polos berfungsi dalam peristaltic sehingga makanan yang sebelumnya
telah dicerna melalui mulut dan telah sampai pada faring bisa masuk ke lambung.

14. Apakah fungsi sfongter esofagus atas dan sfingter esofagus atas?
esofagus dilapisi oleh epitel gepeng tak berkeratin yang tebal dan memiliki dua sfingter
yaitu

sfingter

esofagus

atas

dan

sfingter

esofagua

bawah.

1. Sfingter esofagus atas mrupakan daerah bertekanan tinggi dan berada setinggi kartilagi
kriloid. Fungsi : mempertahankan tonus, kecuali saat menelan, bersendawa dan muntah.
Juga berfungsi untuk mencegah material refluks keluar dari esofagus proksimal menuju
ke

hipofaring.

2. Sfingter bawah esofagus daerah bertekanan tinggi setinggi diafragma. Fungsi :


mempertahankan tonus waktu menelan dan rwlaksasi saat dilalui makanan yg akan
memasuki labung serta mencegah refluks.
15. Apakah yang dimaksud penelanan?
Menelan atau penelanan diartikan sebagai proses memasukkan makanan kedalam tubuh
melalui mulut the process of taking food into the body through the mouth. Penelanan
melibatkan 6 syaraf cranial, 4 syaraf servikal dan lebih dari 30 pasang otot menelan.
Seseorang dapat melakukan aktivitas penelanan sebanyak 2000-2400 kali selama 24 jam,
sedangkan pada anak-anak mencapai 800-1200 kali selama 24 jam. Terdiri dari 3 fase,
yaitu fase oral, fase faringeal, dan fase esofageal.
Triangular force concept, terdiri dari :
a.

Otot lidah, yang berfungsi sebagai daya pendorong dan penahan dari dalam mulut.

b.

Otot masseter dan buccinator, akan teraktivasi setiap gerakan penelanan. Adanya

kegagalan aktivasi otot disebabkan oleh posisi lidah yang salah.


c.

Otot orbicularis oris, berperan untuk stabilisasi gigi-geligi yaitu sebagai penahan

alami gigi anterior.


Keseimbangan antara ketiga otot tersebut disebut triangular force concept. Bila terjadi
suatu ketidakseimbangan dari ketiga otot diatas, maka akan mudah terjadi maloklusi.
Menurut para ahli, penelanan dibedakan menjadi dua, yaitu: penelanan somatik dan
penelanan infantil. Penelanan infantil merupakan penelanan yang dapat mengakibatkan
suatu maloklusi bila penelanan tersebut tetap dipertahankan hingga dewasa. Mekanisme
penelanan infantil yang mengarah pada terjadinya maloklusi, yaitu :

a.

Lidah terletak di bawah dan di depan.

b. Penempatan lidah diantara gigi insisvus rahang atas dan bawah


c.

Dorongan lidah (tongue thrust) pada prosessus alveolaris rahang atas dan bawah.

Bila keadaan ini berlangsung dalam jangka watu yang lama, tanpa adanya perbaikan atau
pencegahan, maka akan terjadi :
a.

Open mouthposture

b. Lidah berada diantara gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah.


c.

Gigi pada saat penelanan tidak berkontak.

d. Open bite, deep bite


e.

Hanya gigi posterior yang berkontak.

f.

maloklusi kelas II

Penatalaksanaannya dengan deteksi dini berupa hal-hal sebagai berikut :


a.

Penempatan posisi lidah yang salah

b. Pola penelanan yang salah


c.

Bernafas lewat mulut

d. Kebiasaan mulut yang buruk,


e.

Oklusi yang buruk

f.

Tonus bibir yang tidak adekuat.

g. Kelainan anatomi lidah


16. Apa yang terjadi selama fase volunteer dan fase faring saat terjadi proses penelanan?
Tahap Bukal atau Tahap Volunter
Setelah makanan dikunyah dan berbentuk bolus,pergerakan vertical lidah akan
mendorong bolus kea rah isthmus faucium. Isthmus faucium merupakan daerah paling
dorsal kavum oris yang dibatasi oleh palatum bagian superior dan bagian inferior oleh
radiks lidah. Pada waktu makanan melewati isthmus faucium muskulus palatoglossus
berkontraksi menyempitkan isthmus faucium sehingga mencegah kembalinya makanan
ke dalam rongga mulut. Setelah makanan sampai pada orofaring dengan diikuti oleh
kontraksi muskulus levator dan muskulus tensor veli palatini dibantu oleh muskulus
palatofaringeus sehinggga menutup hubungan antara nasofaring dan orofaring. Keadaan

ini terjadi agar makanan tidak masuk ke dalam nasofaring menuju hidung akan tetapi
makanan akan terdorong ke dalam orofaring (Andriyani, 2001).
Tahap Faringeal atau Tahap Involunter
Pada tahap ini faring mulai berperan, yaitu muskulus stylofaringeus dan muskulus
palatofaringeus

berkontraksi

sehingga

menarik

faring

kea

rah

cranial

yang

memungkinkan makanan terdororng kea rah laringofaring(Andriyani, 2001).


Pada saat bersamaan otot-otot laring yaitu muskulus aritenoideus obliqus dan muskulus
transversus serta muskulus krikoariteniodeus lateral berkontraksi yang menyebabkan
penyempitan aditus laringis. Kedua kartilago aritenoidea pada saat ini berkontraksi,
kemudian tertarik dan saling mendekati sampai bertemu dengan epiglotis, rima glotidis
tertutup sehingga makanan tidak masuk kedalam laring tetapi berada dalam laringofaring
(Andriyani, 2001).

17. Apakah fungsi pepsin? Mengapa pepsin disekresikan dalam bentuk tidak aktif?
Pepsin adalah salah satu enzim yang dihasilkan oleh kelenjar di lambung dengan bantuan
asam lambung. Fungsi pepsin adalah memecah protein kompleks menjadi protein
sederhana sehingga dapat dibawa oleh pembuluh darah ke seluruh jaringan tubuh. Sel
chief berfungsi untuk memproduksi pepsinogen, yaitu enzim pepsin dalam bentuk tidak
aktif. Sel chief memproduksi dalam bentuk tidak aktif agar enzim tersebut tidak mencerna
protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang dapat menyebabkan kematian pada sel
tersebut
18. Apakah fungsi lipase lambung?
Fungsi lipase lambung adalah memecah trigliserida rantai pendek dalam molekul lemak
(seperti yang ditemukan dalam susu) menjadi asam lemak dan monogliserida. (translate
dari buku prinsiple)
Atau Fungsi Lipase lambung : mengubah (memecah) lemak menjadi asam lemak dan
gliserol.

19. Deskripsikan sistem saluran yang menghubungkan pankreas dengan duodenum.


Sistem pencernaan (bahasa inggris: digestive system) adalah sistem organ dalam
hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta
mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan
dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Secara spesifik, sistem pencernaan berfungsi untuk mengambil makanan,
memecahnya menjadi molekul nutrisi yang lebih kecil, menyerap molekul tersebut ke
dalam alirah darah, kemudian membersihkan tubuh dari sisa pencernaan.
Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok:

Saluran pencernaan
Saluran pencernaan merupakan saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi
otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang
lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang
termasuk di dalam nya adalah : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta
usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus.

Organ pencernaan tambahan (aksesoris)


Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam
melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu
serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui
sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang
berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu,
beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati, dan pankreas.

20. Apakah fungsi sel asinar pada pankreas? Apakah perbedaan fungsi sel asinar dengan
pulau-pulau Langerhans?
- Sel-sel asinar atau sel eksokrin menghasilkan jus pankreas yang mengandung enzim
pencernaan. Sel-sel yang terhubung ke saluran pankreas melalui mana jus dituangkan
ke dalam makanan. Jus pankreas mempromosikan penyerapan nutrisi di usus kecil.
Enzim-enzim pencernaan meningkatkan proses pencernaan lemak, protein dan
karbohidrat.
- Pulau Langerhans' merupakan bagian endokrin pankreas. Di sini, jutaan sel yang diatur
dalam cluster dan tali. Mereka diklasifikasikan sebagai , , , dan PP atau delta sel
yang melepaskan hormon glukagon pankreas, insulin, somatostatin, dan polipeptida
pankreas ke dalam aliran darah, masing-masing. Hormon-hormon ini membantu
menjaga gula darah pada tingkat normal. Glukagon membantu menaikkan gula darah
bila diperlukan, sementara insulin merangsang sel untuk menggunakan glukosa dalam
darah. Seperti yang Anda tahu, glukosa adalah sumber utama energi. Kelangkaan
insulin atau resistensi insulin menyebabkan diabetes. 'Somatostatin' hormon mengatur
sekresi glukagon dan insulin.

Perbedaannya.. sel asinar sebagai fungsi eksokrin dan mensekresikan enzim pencernaan
dalam usus, sedangkan pulau-pulau Langerhans menghasilkan hormone yang
mendasari fungsi endokrin dari pancreas.
21. Sebutkan cairan-cairan yang disekresikan oleh pankreas dan jelaskan fungsinya.
Cairan pankreas ini merupakan cairan encer yang menyerupai air liur dan mengandung
beberapa protein serta senyawa organik seperti Na+, K+, HCO3-, dan Cl-. fungsi Cairan
pankreas juga memilki enzim -amilase yang menyerang pati dan glikogen. Kerja enzim
ini sama dengan amilase air liur yang menghidrolisis pati dan glikogen menjadi maltosa,
maltotriosa, dan campuran senyawa oligosakarida bercabang.
22. Deskripsikan jalannya aliran darah menuju, melalui, dan keluar dari hati.
Ada 2 cara pengangkutan nutrisi hasil pencernaan, yaitu melalui darah
dan melalui limfe (pembuluh chyll). Asam amino, glukosa, dan vitamin
BC (larut dalam air) diserap usus dan dibawa oleh darah melalui vena
porta menuju hati. Inilah yang disebut vena porta hepatica. Di hati
kadar glukosa diatur dengan cara diubah menjadi glikogen oleh
hormon insulin, baru dikirim ke jantung melalui vena hepatica untuk
diedarkan ke seluruh tubuh.
Asam lemak, gliserol, dan vitamin A, D, E, K (larut dalam lemak)
diangkut melalui pembuluh chyll (pembuluh getah bening usus) lalu
menuju ke vena di bawah tulang selangka (vena subklavia). Sedangkan
garam empedu masuk ke dalam darah menuju hati untuk dibentuk lagi
menjadi empedu.

23. Setelah empedu dibentuk oleh hati, bagaimanakah zat tersebut ditranspor dan disimpan di
kandung empedu?
Hati memproduksi empedu dan kemudian menyimpannya di dalam kantong empedu
hingga tubuh perlu mencerna lemak. Ketika saat ini tiba, kantong empedu mulai untuk
membiarkan aliran empedu ke dalam usus, di dalam duodenum, di mana lemak dicerna
dengan

bantuan

dan

kemudian

diserap

oleh

organisme.

Sementara empedu duduk di kantong empedu, air dari itu mencurahkan keluar melalui
dinding kantong empedu, membuat empedu lebih terkonsentrasi dan karena itu lebih

efektif. Empedu juga menetralkan beberapa asam yang ditemukan dalam jenis makanan
tertentu.
24. Apakah fungsi empedu?
Fungsi Empedu untuk membantu dalam pencernaan lemak, lemak tidak larut dalam air,
sehingga dalam rangka untuk mengemulsi lemak khusus sesuatu yang diperlukan.
25. Deskripsikan jenis gerakan yang terjadi di usus halus.
Motilitas merupakan gerakan usus halus mencampur isinya dengan enzim untuk
pencernaan, memungkinkan produk akhir pencernaan mengadakan kontak dengan sel
absorptif, dan mendorong zat sisa memasuki usus besar. Pergerakan ini dipicu oleh
peregangan dan secara refleks dikendalikan oleh SSO.
1

Segmentasi irama adalah gerakan pencampuran utama. Segmentasi mencampur kimus


dengan cairan pencernaan dan memaparkannya ke permukaan absorptif. Gerakan ini
adalah gerakan konstriksi dan relaksasi yang bergantian dan cincin cincin otot
dinding usus yang membagi isi menjadi segmen segmen dan mendorong kimus
bergerak maju mundur dari satu segmen yang relaks ke segmen lain.
Peristalsis adalah kontraksi ritmik otot polos longitudinal dan sirkular. Kontraksi ini
adalah daya dorong utama yang menggerakkan kimus kea rah bawah di sepanjang
saluran.

26. Jelaskan fungsi enzim amilase pankreas, aminopeptidase, lipase lambung, dan
deoksiribonuklease.
Enzim Amilase
Enzim amilase merupakan enzim yang dihasilkan di dalam mulut. Fungsinya adalah
menguraikan zat tepung (karbohidrat) yang terdapat dalam makanan menjadi zat gula
yang disebut polisakarida. Ketika karbohidrat masuk ke dalam mulut, seketika itu air
ludah yang mengandung enzim amilase akan memecah karbohidrat rantai panjang dan
mengubahnya menjadi bentuk yang lebih sederhana yakni, maltosa. Adanya enzim ini
akan mempermudah proses pencernaan.
Enzim Amino Peptidase
Enzim peptidase merupakan enzim yang berperan dalam mengurai senyawa peptide
menjadi senyawa asam amino. Enzim peptidase dikeluarkan bersama getah usus halus
(intestinum)
Enzim Lipase
Enzim pencernaan jenis ini adalah enzim yang berfungsi untuk
memecah lemak yang masuk tubuh seseorang. Selain itu, enzim lipase juga
berfungsi menguraikan zat gula dalam makanan menjadi zat gula lainnya yang dinamakan
monosakarida dan disakarida. Enzim lipase sangat diperlukan untuk mengontrol asupan

lemak ke dalam tubuh. banyaknya lemak yang kita konsumsi dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit berbahaya oleh karena itu keberadaan enzim lipase sangat
dibutuhkan.
Enzim Deoksiribo nuklease
Enzim deoksiribonuklease merupakan enzim yang dikeluarkan oleh getah pankreas yang
berfungsi untuk mencerna DNA/RNA menjadi nukleotida sebagai kelenjar endoktrin.
27. Apakah perbedaan anatara pencernaan dan penyerapan?
Pencernaan adalah proses hidrolis nutrisi kompleks menjadi sebuah senyawa
sederhana yang dapat diabsorsi melewati dinding saluran pencernaan. Pencernaan
merupakan sebuah proses yang mengubah zat makanan menjadi nutrient. Pencernaan

makanan melibatkan proses fisik, kimia maupun enzimatik.


Penyerapan makanan adalah proses pemindahan hasil dari produk pencernaan
melewati sel epitel intenstinal hingga mencapai sirkulasi limfatik atau darah. Hanya
sedikit senyawa dalam makanan dan minuman (air, gula sederhana, beberapa vitamin
dan mineral) yang dapat diabsorsi tanpa melelui proses pencernaan.

28. Bagaimanakah proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak terjadi?


Pencernaan dan Penyerapan Karbohidrat
Enzim yang bertanggung jawab dalam pencernaan karbohidrat ialah karbohidrase yang
memutuskan ikatan glikosidik dan dihasilkan disakarida, trisakarida, dan polisakarida
yang memiliki rantai lebih pendek. Enzim lain yang penting ialah disakarase atau
glukosidase, yang akan memecahkan disakarida seperti maltosa, laktosa, dan sukrosa
menjadi glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Glukosa diserap dengan cara difusi
dipermudah, sedangkan transpor aktif diperlukan untuk memompakan natrium dari dalam
ke luar sel epitel usus agar kondisi homeostatis tetap terjaga. Proses penyerapan gula dari
lumen usus ke sel epitel usus kemudian ke pembuluh darah.

Pencernaan dan Penyerapan Protein


Enzim yang berperan penting untuk mencerna protein adalah protease. Protease
disekresikan dalam bentuk inaktif (zimogen) untuk menghindari terjadinya self digestion.
Apabila dalam lambung terdapat protein, sel dinding lambung akan menghasilkan gastrin

yang akan merangsang lambung untuk mengeluarkan HCl dari sel parietal, dan
pepsinogen dari sel kepala (chief cells). Selanjutnya, enzim pemecah protein (proteolitik)
akan menguraikan protein dengan cara memutuskan ikatan peptida pada protein sehingga
dihasilkan asam amino. Protein dapat diserap dan masuk ke dalam darah hanya dalam
bentuk asam amino sederhana dalam bentuk monopeptida, dipeptida, dan tripeptida.
Pemasukan asam amino melintasi membran sel epitel usus berlangsung melalui
mekanisme transpor aktif sekunder atau difusi dipermudah yang melibatkan pembentukan
kompleks antara pengemban, asam amino spesifik, dan ion natrium. Di dalam usus halus,
protein akan dihidrolisis menjadi monopeptida, dipeptida, dan tripeptida, yang
selanjutnya akan diserap oleh sel epitel usus. Di dalam sel epitel tersebut dipeptida dan
tripeptida dihidrolisis menjadi molekul yang lebih sederhana, kemudian ditranspor
menuju kapiler darah.
Pencernaan dan Penyerapan Lemak
Pencernaan lipid dimulai pada saat bahan makanan sampai di usus dengan bantuan enzim
lipase usus, lipase lambung, dan lipase pankreas. Lipase akan menghidrolisis lipid dan
trigliserida menjadi gliserida, monogliserida, gliserol, dan asam lemak bebas. Lipase
dalam bentuk zimogen (prolipase) akan diaktifkan oleh protein khusus dari sel epitel usus
(disebut kolipase) sehingga dapat memecah lipid menjadi asam lemak. Lipid tidak pernah
tercerna seluruhnya secara sempurna menjadi gliserol dan asam lemak. Dalam proses
penyerapan lipid, garam empedu berperan penting untuk mengemulsikan lemak sehingga
mempermudah terjadinya kontak antara molekul lemak dengan mikrofili, yakni dengan
membentuk kompleks garam empedu-lemak. Garam empedu akan mengubah hasil
pencernaan lipid menjadi butiran kecil (diameter 3-10 nm) yang lebih hidrofil. Butiran
kecil tersebut akan menembus membran sel epitel mukosa usus pada jejunum. Pada
bagian ini, molekul asam lemak dan gliserol akan terpisah dan berdifusi melalui membran
plasma (masuk ke dalam sel) dengan cara pinositosis. Asam lemak rantai pendek (kurang
dari 10-12 atom karbon) akan berdifusi secara langsung ke pembuluh darah, sedangkan
asam lemak rantai panjang dan gliserol akan berkombinasi dengan trigliserida (di
retikulum endoplasma halus). Hasil kombinasi tersebut kemudian dikemas dalam
selubung protein tipis, membentuk kumpulan molekul khusus yang, berdiameter antara
0,1-3,5 mikrometer disebut kilomikron. Kilomikron akan masuk ke dalam pembuluh

lakteal pada fili usus. Pembuluh lakteal ialah pembuluh limfe yang dikhususkan untuk
mengangkut lemak.

29. Dengan cara apa nutrisi yang telah diserap mencapai hati?
Semua lipid diserap melalui difusi sederhana. Pada orang dewasa penyerapan lipid sekitar
95% dalam usus halus pada bayi yang baru lahir hanya menyerap sekitar 85% lipid.
Sebagai hasil dari emulsi dan pencernaan, trigliseral dipecah menjadi monogliseral dan
asam lemak yang dapat berupa asam lemak rantai pendek ataupun panjang. Meskipun
asam lemak rantai pendek bersifat hidrofobik, maka dapat larut dalam cairan usus melalui
difusi sederhana. Pada asam lemak rantai panjang dan monogliseral besar mengalami
kesulitan larut dalam cairan usus, garam empedu membantu untuk asam lemak rantai
panjang ini untuk lebih larut. Di dalam sel absorbsi, asam lemak rantai panjang dan
monogliseral yang membentuk trigliserida agregat dengan fosfolipid dan kolesterol yang
dilapasi oleh protein disebut sebagai kilomikron. Kilomikron keluar dari sel absorbsi
melalui eksositosis. Kilomikron tidak bisa memasuki kapiler darah karena ukuran
molekul yang besar maka kilomikron masuk melaui lakteal. Dari lacteal, kilomikron
diangkut melalui pembuluh getah bening ke saluran toraks dan masuk ke dalam darah di
vena subklavia kiri. Protein bersifat hidrofilik yang mengelilingi setiap kilomikron
menjaga agar tetap tersuspensi dalam darah dan mencegah menempel dengan yang
lainnya. Dalam waktu 10 menit setelah penyerapanb, setengah dari kilomikron dikirim ke
jaringan hati dan adipose dengan bantuan enzim lipoprotein lipase yang memecah
trigliserida dalam kilomikron menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak berdifusi ke
dalam hepatosit dan sel adipose menggabungkan gliserol selama proses sintesis
trigliserol. Ketika lemak tidak diserap dengan baik, vitamin yang larut dalam lemak tidak
cukup diserap.

30. Deskrispikan absorpsi elektrolit, vitamin, dan air di usus halus.


Semua produk pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar elektrolit,
vitamin dan air dalam keadaan normal diserap oleh usus halus. Sebagian besar
penyerapan berlangsung di duodenum dan jejenum, dan sangat sedikit yang berlangsung
di ileum.
a. Penyerapan Garam dan Air
Air diabsorpsi melalui mukosa usus ke dalam darah hampir seluruhnya melalui

osmosis. Natrium diserap secara transpor aktif dari dalam sel epitel. Sebagian Na
diabsorpsi bersama dengan ion klorida.
b. Penyerapan Karbohidrat
Karbohidrat diserap dalam bentuk disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa. Disakaridase
yang ada di brush border menguraikan disakarida ini menjadi monosakarida yang dapat
diserap yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa. Glukosa dan galaktosa diserap oleh
transportasi aktif sekunder sedangkan fruktosa diserap melalui difusi terfasilitasi.
c. Penyerapan Protein
Protein diserap di usus halus dalam bentuk asam amino dan peptida, asam amino diserap
menembus sel usus halus melalui transpor aktif sekunder, peptida masuk melalui bantuan
pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen asam aminonya oleh aminopeptidase di
brush border atau oleh peptidase intrasel, dan masuk ke jaringan kapiler yang ada di
dalam vilus.
Dengan demikian proses penyerapan karbohidrat dan protein melibatkan sistem
transportasi dkhusus yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran
energi serta transportasi Na.
d. Penyerapan Vitamin
Vitamin yang larut dalam air diabsorpsi secara pasif bersama air, sedangkan yang larut
dalam lemak diabsorpasi secara pasif dengan produk akhir pencernaan lemak.
e. Penyerapan Lemak
Asam lemak larut lipid dan gliserol diabsorpsi dalam bentuk micelle, yaitu suatu globulus
garam empedu yang mengelilingi bagian berlemak. Micelle membawa asam lemak dan
monoglikoserida menuju sel epithelial, tempatnya dilepas dan diabsorpsi melalui difusi
pasif menuju membrane sel usus
31. Deskripsikan gerakan mekanik yang terjadi usus besar.
Sisa-sisa makanan yang sudah diserap sari-sarinya oleh usus halus akan terdorong masuk
ke dalam usus besar. Di dalam usus besar, air dan garam mineral yang masih terdapat
dalam sisa-sisa makanan ini akan diserap kembali oleh dinding colon. Setelah itu, sisasisa makanan akan ditampung di dalam rektum untuk dibusukkan oleh bakteri pembusuk
yang disebut dengan Escherichia coli. Zat-zat sisa makanan yang sudah menjadi feses
(tinja) ini akan dikeluarkan dari tubuh melalui anus.
32. Apa yang dimaksud defekasi dan bagaimana prosesnya?
Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Proses
defekasi yaitu adanya gerakan peristaltis dari otot-otot dinding usus besar menggerakkan
tinja dari saluran pencernaan menuju ke rektum. Pada rektum terdapat bagian yang
membesar (disebut ampulla) yang menjadi tempat penampungan tinja sementara. Ketika

rektum telah penuh, tekanan di dalam rektum akan terus meningkat dan menyebabkan
rangsangan untuk buang air besar. Tinja akan didorong menuju ke saluran anus. Apabila
terjadi rangsangan parasimpatis, sfingter anus bagian dalam akan mengendor dan usus
besar mengucup, sehingga otot sphincter pada anus akan membuka lubang anus untuk
mengeluarkan tinja. dalam recum terdapat dua otot yang berperan dalam proses defekasi
yaitu otot sphincter ani internus dan otot shpincter ani eksternus. Otot sphincter ani
internus bekerja secara tidak sadar sehingga sewaktu faecal material (feses) menekan otot
tersebut akan berelaksasi tetapi tidak akan terjadi proses defekasi apabila otot sphincter
ani eksternus berkontraksi.Namun apabila otak menghendaki adanya proses defekasi
maka otak mengirimkan sinyal kepada otot sphincter ani eksternus yang bekerja secara
sadar untuk berelaksasi sehingga terjadi proses defekasi. Selama buang air besar, otot
dada, diafragma, otot dinding abdomen, dan diafragma pelvis menekan saluran cerna.
Pernapasan juga akan terhenti sementara ketika paru-paru menekan diafragma dada ke
bawah untuk memberi tekanan. Tekanan darah meningkat dan darah yang dipompa
menuju jantung meninggi.

33. Bagaimanakah proses pengolahan sisa makanan di usus besar sehingga sisa makanan
tersebut berubah menjadi feses?
Dalam keadaan normal kolon menerima sekitar 500 ml kimus dari usus halus setiap hari.
Karena sebagian besar pencernaan dan penyerapan telah selesai di usus halus, isi usus
yang disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tidak dapat dicerna,
komponen empedu yang tidak diserap, dan sisa cairan. Di dalam usus besar terdapat
bakteri Escherichia coli yang memfermentasi karbohidrat yang tersisa dan melepaskan
hidrogen, karbon dioksida, dan gas metana, mengubah protein yang tersisa menjadi asam
amino dan memecah asam amino menjadi senyawa yang lebih sederhana : indol, skatole,
hidrogen sulfida, dan asam lemak. Bakteri juga menguraikan bilirubin ke pigmen
sederhana, termasuk stercobilin, yang memberikan kotoran mereka warna coklat. Produk
yang diserap dalam usus besar termasuk beberapa vitamin , misalnya vitamin B dan
vitamin K. Pada saat kimus menetap dalam usus besar selama 3-10 jam, kimus akan
menjadi padat atau setengah padat karena terjadi penyerapan air dan sekarang kimus ini
disebut feses. Secara kimia, feses terdiri dari air, garam anorganik, sel-sel epitel yang
terkelupas dari mukosa saluran pencernaan, bakteri, produk dekomposisi bakteri, bahan
yang tidak terserap, dan bagian dari makanan yang tidak dicerna. Meskipun 90%

penyerapan air terjadi di usus halus, usus besar juga menyerap air untuk menjaga
keseimbangan air tubuh. Dari 0.5-1.0 liter air yang masuk ke usus besar, semuanya
diserap tapi sekitar 100-200 mL biasanya diserap secara normal melalui osmosis. Usus
besar juga menyerap ion, termasuk sodium dan klorida, dan beberapa vitamin.
Selanjutnya sisa-sisa makanan/feses akan dibuang melalui anus.

34. Efek apa yang mempengaruhi sistem pencernaan jika terjadi penuaan?
a. Mulut
Bagian rongga mulut yang lazim terpengaruh adalah gigi, gusi, dan lidah. Kehilangan
gigi penyebab utama adanya Periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30
tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk. Indera
pengecap menurun disebabkan adanya iritasi kronis dari selaput lendir, atropi indera
pengecap ( 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap di lidah terutama rasa
manis dan asin, hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap tentang rasa asin, asam, dan
pahit (Nugroho, 2008).
b. Esofagus
Esophagus mengalami penurunan motilitas, sedikit dilatasi atau pelebaran seiring
penuaan. Sfingter esophagus bagian bawah (kardiak) kehilangan tonus. Refleks muntah
pada lansia akan melemah, kombinasi dari faktor-faktor ini meningkatkan resiko
terjadinya aspirasi pada lansia (Luecknotte, 2000).
c. Lambung
Terjadi atrofi mukosa. Atrofi dari sel kelenjar, sel parietal dan sel chief akan
menyebabkan sekresi asam lambung, pepsin dan faktor intrinsik berkurang. Ukuran
lambung pada lansia menjadi lebih kecil, sehingga daya tampung makanan menjadi
berkurang. Proses perubahan protein menjadi peptone terganggu. Karena sekresi asam
lambung berkurang rangsang lapar juga berkurang (Darmojo & Martono, 2006).
d. Usus halus
Mukosa usus halus juga mengalami atrofi, sehingga luas permukaan berkurang,
sehingga jumlah vili berkurang dan sel epithelial berkurang. Di daerah duodenum
enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu juga menurun, sehingga metabolisme
karbohidrat, protein, vitamin B12 dan lemak menjadi tidak sebaik sewaktu muda
(Leueckenotte, 2000).
e. Usus besar dan rektum
Pada lansia terjadi perubahan dalam usus besar termasuk penurunan sekresi mukus,

elastisitas dinding rektum, peristaltic kolon yang melemah gagal mengosongkan rektum
yang dapat menyebabkan konstipasi (Leueckenotte, 2000).
Pada usus besar kelokan-kelokan pembuluh darah meningkat sehingga motilitas kolon
menjadi berkurang. Keadaan ini akan menyebabkan absorpsi air dan elektrolik
meningkat (pada kolon sudah tidak terjadi absorpsi makanan), feses menjadi lebih
keras, sehingga keluhan sulit buang air besar merupakan keluhan yang sering didapat
pada lansia. Proses defekasi yang seharusnya dibantu oleh kontraksi dinding abdomen
juga seringkali tidak efektif karena dinding abdomen sudah melemah . (Darmojo &
Martono, 2006).
f. Pankreas
Produksi enzim amilase, tripsin dan lipase akan menurun sehingga kapasitas
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak juga akan menurun. Pada lansia sering
terjadi pankreatitis yang dihubungkan dengan batu empedu. Batu empedu yang
menyumbat ampula Vateri akan menyebabkan oto-digesti parenkim pankreas oleh
enzim elastase dan fosfolipase-A yang diaktifkan oleh tripsin dan/ atau asam empedu
(Darmojo & Martono, 2006)
g. Hati
Dengan meningkatnya usia, secara histologik dan anatomik akan terjadi perubahan
akibat atrofi sebagiab besar sel, berubah bentuk menjadi jaringan fibrous. Hal ini akan
menyebabkan penurunan fungsi hati (Darmojo & Martono, 2006).
Proses penuaan telah mengubah proporsi lemak empedu tanpa perubahan metabolisme
asam empedu yang signifikan. Faktor ini memengaruhi peningkatan sekresi kolesterol.
Banyak perubahan-perubahan terkait usia terjadi dalam sistem empedu yang juga
terjadi pada pasien-pasien yang obesitas (Stanley, 2007).

C. Sistem Pernapasan
1. Bandingan struktur dan fungsi hidung eksternal dengan hidung internal.
Hidung eksternal
o Hidung eksternal adalah bagian hidung terlihat di wajah dan terdiri dari
kerangka yang mendukung tulang dan hialin tulang rawan ditutupi dengan otot
dan kulit dan dilapisi oleh mukosa membran. Tulang frontal, tulang hidung,
dan bentuk maxillae adalah kerangka tulang hidung eksternal. Kerangka
tulang rawan hidung eksternal terdiri dari tulang rawan hidung septum, yang

membentuk anterior bagian dari septum hidung; kartilago lateral hidung


rendah ke tulang hidung; dan kartilago alar, yang membentuk porsi dari
dinding lubang hidung. Karena terdiri tulang rawan hialin, kerangka tulang
rawan dari eksternal hidung agak fleksibel. Pada permukaan bawah eksternal
hidung adalah dua bukaan disebut nares eksternal atau lubang hidung. Struktur
interior hidung eksternal memiliki tiga fungsi: (1) pemanasan, melembabkan,
dan menyaring udara yang masuk; (2) mendeteksi rangsangan penciuman; dan
(3) memodifikasi pidato getaran ketika mereka melalui besar, beresonansi
berongga kamar. Resonansi mengacu memperpanjang, memperkuat, atau

memodifikasi suara getaran.


Hidung internal
o Hidung internal adalah rongga besar di luar ruang depan hidung dalam aspek
anterior tengkorak yang terletak lebih rendah dari tulang hidung dan lebih
tinggi dari mulut, dilapisi dengan otot dan membran mukosa. Anterior hidung
internal menyatu dengan hidung eksternal, dan posterior berkomunikasi
dengan faring melalui dua bukaan disebut nares internal maupun choanae.
Tulang tengkorak yang mengandung sinus paranasal adalah frontal, sphenoid,
ethmoid, dan maksila. Fungsinya adalah memproduksi lendir, selain itu sinus
paranasal berfungsi sebagai ruang resonansi untuk suara saat kita bicara atau
bernyanyi. Dinding lateral hidung internal dibentuk oleh ethmoid, maxillae,
lakrimal, palatine, dan tulang hidung conchae; tulang ethmoid juga
membentuk atap. Ruang dalam hidung internal disebut rongga hidung. Bagian
anterior rongga hidung hanya di dalam lubang hidung, disebut vestibulum
hidung, dikelilingi oleh tulang rawan; atasan bagian dari rongga hidung
dikelilingi oleh tulang.

2. Apakah peran nasofaring, orofaring, dan laringofaring?


Nasofaring adalah yang paling unggul, atau teratas, bagian dari faring yang bekerja
dengan rongga hidung saat bernafas. Ini menyediakan lorong untuk udara bergerak dari
hidung. Amandel faring, atau adenoid, terletak di dinding posterior nasofaring.
Orofaring berada di belakang langit-langit lunak mulut dan bawah nasofaring. Ini
berfungsi sebagai lorong untuk makanan bergerak dari mulut ke kerongkongan dan udara
yang bergerak ke dan dari rongga hidung. Sebuah penutup dari jaringan ikat yang disebut
epiglotis terletak di bagian bawah orofaring dan berfungsi sebagai panduan untuk

memastikan makanan masuk kerongkongan dan tidak masuk trakea di mana itu akan
menyebabkan aspirasi dan komplikasi kesehatan lainnya.
Laringofaring terletak di bawah, atau lebih rendah, untuk orofaring dan berfungsi sebagai
lorong untuk makanan pada esofagus.
3. Deskripsikan lokasi, struktur, dan fungsi trakea
Fungsi trakea . Yang pertama dan perbedaan yang paling jelas adalah bahwa trakea
merupakan bagian dari sistem pernapasan sementara kerongkongan merupakan bagian
dari sistem pencernaan. Karena mereka milik sistem yang berbeda, mereka melakukan
fungsi yang terpisah!
Struktur trakea. Trakea biasa disebut tenggorokan, adalah tabung yang kuat dan luas
yang membantu dalam mengangkut udara ke bronkus. Ini adalah bagian terpenting dari
hewan yang bernapas melalui paru-paru mereka. Karena memasok tubuh dengan
oksigen, sangat penting bagi trakea tetap terbuka sepanjang waktu. Beberapa reaksi
alergi dapat menyebabkan peradangan trakea. Pasien menghadapi kematian yang cepat
jika dia tidak menerima perawatan medis yang segera. Kerongkongan lebih kecil dan
lebih fleksibel dalam struktur (secara alamiah, menyesuaikan dengan jumlah makanan
yang dibutuhkan untuk transportasi!). Ini adalah penghubung antara mulut dan perut.
Menghasilkan gerakan otot untuk esofagus dalam saluran makanan dari mulut ke rongga
perut. Esofagus dan trakea terletak di sekitar tempat yang sama. Mereka dipisahkan oleh
epiglotis-flap kecil yang melindungi trakea ketika Anda menelan sesuatu!
Panjang dan lokasi.Trakea terbuat dari sejumlah cincin melingkar setengah tulang
rawan. Ini mencegah trakea dari ambruk. Itu adalah sekitar 9 sampai 15 cm panjang. Itu
terletak di depan kerongkongan. Kerongkongan adalah tabung berotot, panjang sekitar 10
inci. Bagian. Perbedaan lain antara keduanya berhubungan dengan struktur mereka.
Trakea memiliki kedua bagian dada dan leher rahim. Hal ini meluas dari satu ujung
laring. Kerongkongan, di sisi lain memiliki tiga bagian-bagian serviks, perut dan dada. Ia
meluas dari sisi bawah faring untuk pembukaan jantung ke perut. Ia memiliki sejumlah
konstriksi tepat di tempat ia berasal. Partikel makanan dapat tersangkut diri di daerahdaerah. Namun, struktur esofagus luar biasa fleksibel bisa menelan hampir apa saja
4. Deskripsikan struktur percabangan bronkus.
Bronkus mempunyai struktur yang serupa dengan trachea. Dinding bronkus dan cabangcabangnya dilapisi epitelium batang, bersilia, dan berlapis semu. Saluran yang semakin
kecil menyebabkan jenis epitelium bronkus mengalami penyesuaian sesuai dengan

fungsinya. Bronkus kiri dan kanan tidak simetris. Bronkus primer(utama) kanan
berukuran lebih pendek , lebih tebal, dan lebih lurus dibandingkan bronkus primer kiri,
hal tersebut karena arkus aorta membelokkan trakea bawah ke kanan. Setiap bronkus
primer bercabang 9-12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tersier dengan
diameter makin kecil. Bronki utama dibagi menjadi bronki sekunder. masing-masing
membentuk satu lobus yaitu 3 di bagian kanan dan 2 dibagian kiri. Bronki sekunder
bercabang menjadi bronki tersier kemudian terus terbagi lagi menjadi sebanyak 23 kali.

Gambar 1. Bronki beserta cabang-cabangnya

5. Bedakan antara pleura parietal dengan pleura viseral.


Pleura viseral dan parietal memiliki perbedaan inervasi dan vaskularisasi. Pleura viseral
diinervasi saraf-saraf otonom dan mendapat aliran darah dari sirkulasi pulmoner,
sementara pleura parietal diinervasi sarafsaraf interkostalis dan nervus frenikus serta
mendapat aliran darah sistemik
6. Bandingkan apa yang terjadi saat terjadi pernapasan normal dengan pernapasan kuat.
Pada pernapasan normal, hanya 500 ml udara yang dapat di hirup masuk dan
dihembuskan keluar dengan tenang. Dari 500 ml udara yang dihirup, hanya 350 ml yang
sampai di alveolus, sisanya hanya sampai saluran pernapasan. Jumlah oksigen yang
diperlukan/hari/orang sebesar 300 cc. Sedangkan volume udara yang dapat di capai
masuk dan keluar paru-paru pada penarikan napas paling kuat disebut kapasitas vital

paru-paru. Pada seoranng laki-laki, normal mencapai 4-5 liter dan pada seorang
perempuan 3-4 liter udara.
7. Apakah fungsi spirometer?
Fungsi spirometer yaitu mengukur secara obyektif kapasitas/fungsi paru pada pasien
dengan indikasi medis, atau untuk mengukur volume paru secara statis dan dinamik serta
menilai perubahan atau gangguan pada faal paru. Prinsip spirometri adalah mengukur
kecepatan perubahan volume udara di paru-paru selama pernafasan yang dipaksakan
atau disebut forced volume capacity (FVC). Prosedur yang paling umum digunakan
adalah subyek menarik nafas secara maksimal dan menghembuskannya secepat dan
selengkap mungkin. Nilai FVC dibandingkan terhadap nilai normal dan nilai prediksi
berdasarkan usia, tinggi badan dan jenis kelamin. Spirometri dapat dilakukan dalam
bentuk social vital capacity (SVC) atau forced vital capacity (FVC). Pada SCV, pasien
diminta bernafas secara normal 3 kali (mouthpiece sudah terpasang di mulut) sebelum
menarik nafas dalam-dalam dan dihembuskan secara maksimal. Pada FVC, pasien
diminta menarik nafas dalam-dalam sebelum mouth piece dimasukkan ke mulut dan
dihembuskan secara maksimal. Sebelum dilakukan spirometri, terhadap pasien dilakukan
anamnesa, pengukuran tinggi badan dan berat badan. Pada spirometer terdapat nilai
prediksi untuk orang Asia berdasarkan umur dan tinggi badan. Bila nilai prediksi tidak
sesuai dengan standar Indonesia, maka dilakukan penyesuaian nilai prediksi
menggunakan standar Indonesia. Volume udara yang dihasilkan akan dibuat prosentase

pencapaian terhadap angka prediksi.


Pengukuran fungsi paru yang dilaporkan :
Forced vital capacity (FVC) adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara paksa

setelah inspirasi secara maksimal, diukur dalam liter.


Forced Expiratory volume in one second (FEV1) adalah jumlah udara yang dapat
dikeluarkan dalam waktu 1 detik, diukur dalam liter. Bersama dengan FVC merupakan

indikator utama fungsi paru-paru.


FEV1/FVC merupakan rasio FEV1/FVC. Pada orang dewasa sehat nilainya sekitar 75%

4
5

- 80%
FEF 25-75% (forced expiratory flow), optional
Peak Expiratory Flow (PEF), merupakan kecepatan pergerakan udara keluar dari paru-

paru pada awal ekspirasi, diukur dalam liter/detik.


FEF 50% dan FEF 75%, optional, merupakan rata-rata aliran (kecepatan) udara keluar
dari paru-paru selama

pertengahan pernafasan (sering disebut

MMEF(maximal mid-expiratory flow)

juga sebagai

8. Apakah perbedaan antara volume paru-paru dengan kapasitas paru-paru?


Volume paru paru merupakan volume udara baik hasil inspirasi maupun ekspirasi
selama pernapasan. Volume paru paru ada 4 jenis yaitu volume tidal, volume cadangan
inspirasi, volume cadangan ekspirasi, dan volume residual.
9. Bagaimana cara menghitung volume respirasi menit?
Kapasitas paru paru merupakan kombinasi dari jenis volume paru paru. Kapasitas ada
4 jenis yaitu kapasitas residual fungsional, kapasitas inspirasi, kapasitas vital, dan
kapasitas total paru paru
10. Bagaimana proses pertukaran gas terjadi selama pernapasan eksternal dan internal?
8 Volume respirasi menit = volume tidal x jumlah pernapasan per menit
Keterangan :
Volume tidal adalah volume udara yang masuk dan keluar paru paru selama
ventilasi normal biasa. VT pada dewasa muda sehat berkisar 500 ml untuk laki laki
dan 380 ml untuk perempuan.
1 Toraks adalah rongga tertutup kedap udara sekeliling paru paru yang terbuka ke
2

atmosfer hanya melalui jalur system pernapasan.


Pernapasan adalah proses inspirasi (inhalasi) udara ke dalam paru paru dan

ekspirasi (ekshalasi) udara dari paru paru ke lingkungan luar tubuh.


Sebelum inspirasi dimulai, tekanan udara atmosfer (sekitar 760 mmHg) sama
dengan tekanan udara dalam alveoli yang disebut sebagai tekanan intra alveolar

(intrapulmonar).
Tekanan intrapleura dalam rongga pleura (ruang antar pleura) adalah tekanan sub

atmosfer, atau kurang dari tekanan intra-alveolar.


Peningkatan atau penurunan volume rongga toraks mengubah tekanan intrapleura
dan intra-alveolar yang secara mekanik menyebabkan pengembangan atau

pengempisan paru paru.


Otot otot inspirasi memperbesar rongga toraks dan meningkatkan volumenya.
Otot otot ekspirasi menurunkan volume rongga toraks.
a Inspirasi membutuhkan kontraksi otot dan energi.
b Diafragma yaitu otot berbentuk kubah yang jika sedang relaks akan memipih
c

saat berkontraksi dan memperbesar rongga toraks ke arah inferior.


Otot intercostal eksternal mengangkat iga ke atas dan ke depan saat
berkontraksi sehingga memperbesar rongga toraks ke arah anterior dan

superior.
Dalam pernapasan

aktif

atau

pernapasan

dalam,

otot

otot

sternocleidomastoid, pektoralis mayor, serratus anterior, dan otot skalena juga


akan memperbesar rongga toraks.

Ekspirasi pada pernapasan yang tenang dipengaruhi oleh relaksasi otot dan
disebut proses pasif. Pada ekspirasi dalam, otot intercostal internal menarik
kerangka iga ke bawah dan otot abdomen berkontraksi sehingga mendorong
isi abdomen menekan diafragma.

11. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi difusi gas? Jelaskan.


Ukuran partikel, Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan

bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.


Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan

difusinya.
Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan
lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya (Adrimarsya, 2012)

12. Pada saat istirahat, berapa banyak molekul O2 yang dapat berikatan dengan molekul
hemoglobin, dalam darah di arteri pernapasan? Berapa banyak dalam darah di vena
pernapasan?
Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan oksigen 100 mm Hg dapat mengangkut 19 cc
oksigen. Bila tekanan oksigen hanya 40 mm Hg maka hanya ada sekitar 12 cc oksigen
yang bertahan dalam darah vena. Dengan demikian kemampuan hemoglobin untuk
mengikat oksigen adalah 7 cc per 100 mm3 darah.
Oksigen tidak mudah larut di dalam air. Sekitar 93% plasma adalah air sehingga
untuk memudahkan oksigenisasi darah diperlukan molekul khusus pengikat oksigen,
yaitu hemoglobin. Konsentrasi oksigen (O2) dalam darah, juga disebut kandungan O2
merupakan gabungan O2 yang terikat pada hemoglobin dan O2 yang terlarut dalam
plasma. Volume total O2 dalam sirkulasi darah dapat dihitung dari volume darah dan
konsentrasi O2 dalam darah. Jumlah volume O2 dalam darah arteri dan vena adalah 805
mL. Untuk memahami gambaran terbatasnya volume O 2, maka ingat bahwa konsumsi O2
seluruh tubuh dari orang dewasa rata-rata saat istirahat adalah sekitar 250 mL/menit.
Artinya, volume total O2 di dalam darah cukup menopang metabolisme aerob hanya
untuk selama 3-4 menit. Jadi jika pasien berhenti napas, kita hanya punya sedikit waktu
yang berharga (hitungan menit) untuk memulai tindakan bantuan napas sebelum
persediaan oksigen dalam darah habis.

13. Apa hubungan antara hemoglobin dan PO2? Bagaimana pengaruh suhu, H+, PCO2, dan
DPG terhadap afinitas hemoglobin terhadap O2?
Gas dapat bergerak dengan cara difusi, yang disebabkan oleh perbedaan tekanan. O2
berdifusi dari alveoli ke dalam darah kapiler paru karena PO 2 alveoli > PO2 darah paru.
Lalu di jaringan, PO2 yang tinggi dalam darah kapiler menyebabkan O2 berdifusi ke
dalam sel. Selanjutnya, O2 dimetabolisme membentuk CO2. PCO2 meningkat, sehingga
CO2 berdifusi ke dalam kapiler jaringan. Demikian pula, CO 2 berdifusi keluar dari darah,
masuk ke alveoli karena PCO2 darah kapiler paru lebih besar.
Terdapat tiga keadaan penting yang mempengaruhi kurva disosiasi hemoglobin-oksigen:
pH, suhu, dan kadar 2,3-difosfogliserat (DPG);2,3-DPG. Peningkatan suhu atau
penurunan pH menggeser kurva ke kanan. Apabila kurva bergeser, dibutuhkan Po2 yang
lebih tinggi agar hemoglobin dapat mengikat sejumlah tertentu O2.
Berkurangnya afinitas hemoglobin terhadap O2 saat pH darah menurun dikenal sebagai
efek Bohr dan hal ini berkaitan erat dengan kenyataan bahwa hemoglobin
terdeoksigenasi

(deoksihemoglobin)

lebih

aktif

mengikat

H+

di

bandingkan

oksihemoglobin. 2,3 DPG banyak terdapat di dalam sel darah merah. Pada persamaan
ini, peningkatan konsentrasi 2,3 DPG akan menggeser reaksi ke kanan, menyebabkan
lebih banyak O2 yang di bebaskan.
14. Apa yang menyebabkan penurunan kapasitas paru-paru saat terjadi penuaan?
Volume dan kapasitas paru menurun: hal ini disebabkan karena beberapa faktor: (1)
kelemahan otot nafas, (2) elastisitas jaringan parenkim paru menurun, (3) resistensi
saluaran nafas (menurun sedikit). Secara umum dikatakan bahwa pada usia lanjut terjadi
pengurangan ventilasi paru.
Proses penuaan menyebabkan beberapa perubahan structural dan fungsional pada toraks
dan paru paru. Kita ketahui bahwa tujuan pernapasan adalah untuk pertukaran oksigen
dan karbondioksida antara lingkungan eksternal dan darah. Pada lansia ditemukan alveoli
menjadi kurang elastic dan lebih berserabut serta berisi kapiler kapiler yang kurang
berfungsi, sehingga kapasitas penggunaan menurun karena kapasitas difusi paru paru
untuk oksigen tidak dapat memenuhi permintaan tubuh. Daya pegas paru paru
berkurang, sehingga secara normal menahan thoraks sedikit pada posisi terkontraksi
disertai dengan penurunan kekuatan otot rangka pada toraks dan diafragma. Karena

dinding toraks lebih kaku dan otot pernapasan menjadi lemah, maka menyebabkan
kemampuan lansia untuk batuk efektif menurun. Sistem respirasi. Pada penuaan terjadi
perubahan jaringan ikat paru. Kapasitas parutetap, tetapi volume cadangan paru
bertambah. Volume tidal bertambah untuk mengompensasi kenaikan ruang rugi paru.
Udara yang mengalir ke paru berkurang. Apabila terjadi perubahan otot diafragma, otot
toraks menjadi tidak seimbang dan menyebabkan distorsi dinding toraks selama respirasi
berlangsung. Kalsifikasi kartilago kosta mengakibatkan penurunan mobilitas tulang
rusuk sehingga ekspansi rongga dada dan kapasitas ventilasi paru menurun.

Anda mungkin juga menyukai