Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Ilmu kimia analitik adalah ilmu yang mendasari analisa bahan, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Dalam metode analitik modern, kedua
hal ini penting karena perlu untuk mensintesis zat yang bersangkutan.
Analisis kualitatif merupakan salah satu metode analitik untuk mencari dan
mengidentifikasi unsur radikal, ion maupun senyawa dalam suatu zat atau
campuran zat yang tidak diketahui.
Dalam bidang analisis farmasi, identifikasi bahan baku yang
digunakan sebagai bahan obat atau bahan bantu tidak begitu banyak
dilakukan. Namun yang banyak dilakukan adalah identifikasi anion atau
ion yang merupakan bagian bahan obat, bahan baku, bahan bantu, dan
sediaan obat atau analisis anion ini jika berada sebagai pencemar. Unsurunsur yang penting dalam bidang farmasi diantaranya zat arang, zat
asam, belerang, dan besi.
Identifikasi sampel untuk anion, penting untuk dilakukan. Misalnya
untuk mendeteksi logam berat yang mungkin membahayakan tubuh.
Adapun reaksi identifikasi adalah cara untuk mengenal (menunjukkan)
ion-ion, baik kation maupun anion dalam larutan dengan menggunakan
pereaksi-pereaksi terbatas.

I.2. Maksud dan Tujuan Percobaan


1.2.1. Maksud Percobaan
Mengetahui

berbagai

cara

untuk

menentukan

golongan,

mengidentifikasikan anion dari beberapa sampel.


1.2.2. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui dan memahami penentuan golongan anion
berdasarkan

reaksi

dengan

AgNO3

dan

Ba(NO3)2,

serta

pengidentifikasiannya berdasarkan perekasi spesifiknya masing-masing.

I.3. Prinsip Percobaan

Anion golongan I
Mengidentifikasi dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis
berupa warna, bentuk, bau, rasa, dan kelarutan. Setelah itu larutan
ditambahkan AgNO3 dan endapannya ditambahkan HNO 3 encer. Diambil
lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan Ba(NO 3)2 dan endapannya
ditambahkan HNO3 encer. Jika pada penambahan AgNO 3 dan HNO3 encer
terbentuk endapan putih atau kuning dan tidak larut dalam HNO 3 encer,
serta pada penambahan Ba(NO3)2 dan HNO3 encer tidak terjadi reaksi,
maka ion-ion golongan ini adalah klorida, bromida, iodida, dan tiosianat.

Anion golongan II
Mengidentifikasi dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis

berupa warna, bentuk, bau, rasa, dan kelarutan. Setelah itu larutan
ditambahkan AgNO3 dan endapannya ditambahkan HNO 3 encer. Diambil

lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan Ba(NO 3)2 dan endapannya
ditambahkan HNO3 encer. Jika pada penambahan AgNO 3 dan HNO3 encer
terbentuk endapan hitam dan tidak larut dalam HNO 3 encer, serta pada
penambahan Ba(NO3)2 dan HNO3 encer tidak terjadi reaksi, maka ion
golongan ini adalah sulfur.

Anion golongan III


Mengidentifikasi dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis
berupa warna, bentuk, bau, rasa, dan kelarutan. Setelah itu larutan
ditambahkan AgNO3 dan endapannya ditambahkan HNO 3 encer. Diambil
lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan Ba(NO 3)2 dan endapannya
ditambahkan HNO3 encer. Jika pada penambahan AgNO 3 dan HNO3 encer
terbentuk endapan putih dan larut dalam HNO 3 encer, serta pada
penambahan Ba(NO3)2 dan HNO3 encer tidak terjadi reaksi, maka ion-ion
golongan ini adalah nitrit dan asetat.

Anion golongan IV
Mengidentifikasi dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis

berupa warna, bentuk, bau, rasa, dan kelarutan. Setelah itu larutan
ditambahkan AgNO3 dan endapannya ditambahkan HNO 3 encer. Diambil
lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan Ba(NO 3)2 dan endapannya
ditambahkan HNO3 encer. Jika pada penambahan AgNO 3 dan HNO3 encer
terbentuk endapan putih dan larut dalam HNO 3 encer, serta pada
penambahan Ba(NO3)2 dan HNO3 encer terbentuk endapan putih dan larut
dalam HNO3 encer, maka ion-ion golongan ini adalah sulfit, karbonat,

bikarbonat, dan oksalat.

Anion golongan V
Mengidentifikasi dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis

berupa warna, bentuk, bau, rasa, dan kelarutan. Setelah itu larutan
ditambahkan AgNO3 dan endapannya ditambahkan HNO 3 encer. Diambil
lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan Ba(NO 3)2 dan endapannya
ditambahkan HNO3 encer. Jika pada penambahan AgNO 3 dan HNO3 encer
terbentuk endapan putih-hitam dan tidak larut dalam HNO 3 encer, serta
pada penambahan Ba(NO3)2 dan HNO3 encer terbentuk endapan putih
dan larut dalam HNO3 encer, maka ion golongan ini adalah tiosulfat.

Anion golongan VI
Mengidentifikasi dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis

berupa warna, bentuk, bau, rasa, dan kelarutan. Setelah itu larutan
ditambahkan AgNO3 dan endapannya ditambahkan HNO 3 encer. Diambil
lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan Ba(NO 3)2 dan endapannya
ditambahkan HNO3 encer. Jika pada penambahan AgNO 3 dan HNO3 encer
terbentuk endapan berwarna dan larut dalam HNO 3 encer, serta pada
penambahan Ba(NO3)2 dan HNO3 encer terbentuk endapan putihberwarna dan larut dalam HNO 3 encer, maka ion-ion golongan ini adalah
kromat, posfat, dan arsenat.

Anion golongan VII

Mengidentifikasi dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis


berupa warna, bentuk, bau, rasa, dan kelarutan. Setelah itu larutan
ditambahkan AgNO3 dan endapannya ditambahkan HNO 3 encer. Diambil
lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan Ba(NO 3)2 dan endapannya
ditambahkan HNO3 encer. Jika pada penambahan AgNO 3 dan HNO3 encer
tidak terjadi reaksi, serta pada penambahan Ba(NO 3)2 dan HNO3 encer
terbentuk endapan putih dan tidak larut dalam HNO 3 encer, maka ion
golongan ini adalah sulfat.

Anion golongan VII


Mengidentifikasi dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis

berupa warna, bentuk, bau, rasa, dan kelarutan. Setelah itu larutan
ditambahkan AgNO3 dan endapannya ditambahkan HNO 3 encer. Diambil
lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan Ba(NO 3)2 dan endapannya
ditambahkan HNO3 encer. Jika pada penambahan AgNO 3 dan HNO3 encer
tidak terjadi reaksi, serta pada penambahan Ba(NO 3)2 dan HNO3 encer
juga

tidak terjadi reaksi, maka ion-ion golongan ini adalah nitrat dan

permanganat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
II.1.

Teori Umum
Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidak sistematik

seperti metode yang dalam mendeteksi kation. Sampai kini, belum


pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan, yang
memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke dalam golongangolongan utama, dan pemisahan yang berikutnya yang tanpa dapat
diragu-ragukan lagi dari masing-masing golongan menjadi anggotaanggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Namun kita harus
sebutkan disini, bahwa kita memang bisa memisahkan anion-anion ke
dalam golongan utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya,
garam kalsium, atau bariumnya, dan garam zinknya. Namun, ini hanya
boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasanketerbatasan metode ini dan untuk memastikan hasil-hasil yang
diperoleh dengan prosedur-prosedur yang lebih sederhana.
Skema klasifikasi, ternyata telah berjalan dengan baik dalam praktek.
Skema ini bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termasuk
dalam lebih dari satu sub-golongan,lagi pula tak mempunyai dasar
teoritis. Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke
dalam (A) proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang
mudah menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam,
dan (B) proses yang tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan. Kelas
A dibagi lagi ke dalam sub-klas (i) gas-gas dilepaskan dengan asam-

asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap
dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Kelas B dibagi lagi ke dalam subklas (i) reaksi pengendapan, dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan.

II.2.
1.

Uraian bahan

NH4NO3 (Amonium nitrat) (FI 3: 644)

2.

Nama resmi

: Amonium nitras

Nama lain

: NH4NO3

RM/BM

: NH4NO3/80,0

Kelarutan

: Mudah larut dalam air

Pemerian

: Hablur, tidak berwarna

Penyimpanan

:-

Khasiat

:-

Kegunaan

: Sebagai sampel

AgNO3 (Perak nitrat) (FI 3: 97)


Nama resmi

: Argentii nitras

Nama lain

: Perak nitrat

RM/BM

: AgNO3/169,87

Kelarutan

: Sangat mudah larut dalam air, larut dalam


alkohol (95%) P.

Pemerian

: Hablur transparan atau serbuk hablur


berwarna putih, tidak berbau, menjadi gelap
jika terkena cahaya.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

Khasiat

: Antiseptikum ekstern, kaostikum

Kegunaan

: Sebagai sampel

3. KNO3 (Kalium nitrat) (FI 3: 691)


Nama resmi

: Kalium nitras

Nama lain

: Kalium nitrat

RM/BM

: KNO3/ 101,11

Kelarutan

: Larut dalam 3,3 bagian air

Pemerian

: Hablur tidak berwarna atau serbuk halus


putih, tidak berbau, rasa dingin dan cair.

4.

Penyimpanan

:-

Khasiat

:-

Kegunaan

: Sebagai sampel

BaSO4 (Barium sulfat) (FI 3: 105)


Nama resmi

: Barii sulfas

Nama lain

: Barium sulfat

RM/BM

: BaSO4//233,40

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air, dalam pelarut


organik, dalam larutan asam dan dalam
larutan alkali.

Pemerian

: Serbuk halus, bebas, butiran menggumpal,


putih, tidak berbau, tidak berasa.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik.

5.

Khasiat

: Diagnostikum

Kegunaan

: Sebagai sampel

FeSO4 (Besi (II) Sulfat) (FI 3: 254)


Nama resmi

: Ferrosi sulfat

Nama lain

: Besi(II) sulfat

RM/BM

: FeSO4 /151,90

Kelarutan

: Perlahan-lahan larut hampir sempurna dalam


air bebas CO2 P.

6.

Pemerian

: Serbuk,putih keabuan ,rasa logam,sepat.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik.

Khasiat

: Anemia defesiensi besi.

Kegunaan

: Sebagai sampel

BaSO4 ( Barium sulfat) (FI 3: 105)


Nama resmi

: Barii sulfas

Nama lain

: Barium sulfat

RM/BM

: BaSO4 / 233,40

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air, dalam pelarut


organik, dalam larutan asam, dan larutan
alkali.

Pemerian

: Serbuk halus, bebas butiran menggumpal,


putih, tidak berbau, tidak berasa.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik.

Khasiat

: Diagnostikum

Kegunaan
7.

: Sebagai sampel

CuSO4( Tembaga (II) sulfat) (FI 3: 731)


Nama resmi

:-

Nama lain

: Tembaga (II) sulfat

RM/BM

: CuSO4 / 159,60

Kelarutan

: Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian


gliserol P, sangat larut dalam etanol (95%) P.

Pemerian

: Hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa


dingin.

8.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat

Khasiat

:-

Kegunaan

: Sebagai sampel

KMnO4 (Kalium permanganat) (FI 3: 330)


Nama resmi

: Kalii Permanganas

Nama lain

: Kalium Permanganat

RM/BM

:-

Kelarutan

: Larut dalam 16 bagian air dan mudah larut


dalam air mendidih

Kadar

: Tidak kurang dari 99% KMnO4 dihitung


terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian

: Hablur mengkilap, ungu tua, atau hamper


hitam, tidak berbau, rasa manis dan sepat.

Penyimpanan

:-

10

9.

Khasiat

:-

Kegunaan

: Sebagai sampel

KCl (Kalium klorida) (FI 3: 329)


Nama resmi

: Kalii chloridum

Nama lain

: Kalium klorida

RM/BM

: KCl/74,35

Kelarutan

: Larut dalam 3 bagian air, sangat mudah larut


dalam air mendidih, praktis tidak larut dalam
etanol mutlak P dan dalam eter P.

Pemeria

: Hablur berbentuk kubus atau berbentuk


prisma, tidak berwarna, serbuk butir putih,
tidak berbau, rasa asin, mantap di udara.

10.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat

Khasiat

: Sumber ion kalium

Kegunaan

: Sebagai sampel

Pb(SO4)2 Tembaga (II) sulfat (FI 3:


Nama resmi

:-

Nama lain

: Tembaga (II) sulfat

RM/BM

: CuSO4 / 159,60

Kelarutan

: Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian


gliserol P, sangat larut dalam etanol (95%) P.

Pemerian

: Hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa


dingin.

11

11.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat.

Khasiat

:-

Kegunaan

: Sebagai sampel

CaCl2 (Kalsium klorida) (FI 3: 120)


Nama resmi

: Calcii chloridum

Nama lain

: Kalsium klorida

RM/BM

: CaCl2. 6H2O / 219,88

Kadar

: Mengandung tidak kurang dari 99,0%


MgSO4, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.

Kelarutan

: Larut dalam 0,25 bagian air, mudah larut


dalam etanol (95%) P.

Pemerian

: Hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa


agak pahit.

Penyimpanan

:-

Khasiat

:-

Kegunaan

: Sebagai sampel

II.3 Prosedur kerja


Acuan Praktikum Kimia Analisis Farmasi: 6

12

1. Berdasarkan sifat-sifat pereaksi


a. Ion pereduksi (Reducyng Agents)
2 ml larutan ekstrak soda diasamkan dengan H 2SO4 encer berlebih,
kemudian ditambahkan 2-3 tetes KMnO4 0,02 N. Apabila warna
KMnO4 pucat, menandakan adanya ion pereduksi, misalnya: sulfit,
tiosianat, nitrit sianida, tiosulfit, bromide, iodide, arsen, besi (II)
sianida. Apabila pemucatan atau hilangnya warna KMnO 4 setelah
diadakan pemanasan, maka larutan mengandung oksalat, formiat,
dan tartrat.
b.

Ion pengoksidasi (Oksidacing Agents)

2 ml larutan ekstrak soda ditambahkan 1 ml HCl pekat dan 2 ml


larutan jenuh MnCl2. Apabila terbentuk warna hitam atau coklat
menandakan adanya ion pengoksidasi, misalnya nitrit, nitrat, klorat
bromat, iodat, permanganat, dan besi (II) sianida.
2. Berdasarkan terjadinya pengendapan
a. Sedikit larutan ekstrak soda diasamkan dengan HNO 3 kemudian
ditambahkan ke larutan AgNO3 0,1 M.
b. Sedikit larutan ekstrak soda diasamkan dengan HCl 2 N, kemudian
ditambahkan denagn larutan BaCl2, apabila terbentuk endapan
putih berarti ada ion sulfat.
c. Sedikit larutan ekstrak soda diasamkan dengan HCl encer,
kemudian ditambahkan larutan CaCl 2 dan dipanaskan di atas
penangas air. Apabila timbul endapan putih menandakan adanya

13

ion posfat, arsenat, oksalat, sitrat, dan tartrat.


3.Penentuan anion
a. Karbonat (CO3-)
Diperiksa melalui pendahuluan.
b. Bikarbonat (HCO3-)
Diperiksa melalui pendahuluan
c. Membedakan ion CO3- dan HCO32Apabila masing-masing ditambahkan MgSO 4, maka dalam keadaan
dingin karbonat membentuk endapan dan nanti setelah dipanaskan
barulah bikarbonat membentuk endapan putih.
d. Memisahkan campuran CO3- dan HCO32Campuran zat ditambahkan larutanCaCl 2 berlebih dan terjadi
endapan putih karbonat. Endapan disaring melalui kertas saring,
filtrate mengandung karbonat.
e. Sulfat (SO42-)
Diperiksa seperti penggolongan anion berdasarkan reaksi
pengendapan.
Larutan ekstrak soda diasamkan dengan asam asetat lalu
ditambahkan larutan Pb asetat terbentuk endapan putih.

f. Tiosulfat (S2O32-)

Larutan ekstrak soda diasamkan dengan HCl 2 N lalu

14

ditambahkan BaCl2 terbentuk endapan putih dari Ba tiosulfat

Larutan ekstrak soda ditambahkan larutan ammonium molibdat


di dalam suatu tabung reaksi kemudian pada dinding lambung
dialirkan pelan-pelan H2SO4 pekat akan terbentuk cincin
berwarna biru di permukaan larutan.

g. Sulfit (SO3-)
Larutan ekstrak soda diasamkan dengan HCl 2 N kemudian
ditambahkan larutan BaCl2 (Pb asetat) terbentuk endapan putih.
h. Posfat (PO43-)

Larutan ekstrak soda ditambahkan atau diasamkan dengan


HNO3 berlebih kemudian ditambahkan ammonium molibdat lalu
dipanaskan sedikit terbentuk endapan kuning

Larutan ekstrak soda ditambahkan Mg mixture terbentuk


endapan putih

i. Klorida (Cl-)

Seperti pada reaksi golongan dengan reaksi pengendapan.


Endapan kuning yang terbentuk tidak larut dalam NH 4 karbonat.

Larutan ekstrak soda diuapkan sampai kering kemudian


ditambahkan serbuk difenilamin dan 2-3 tetes H2SO4 P, segera
terbentuk warna biru.

j. Bromida (Br-)

Seperti pada pereaksi penggolongan dan reaksi pengendapan,

15

endapan kuning yang terbentuk tidak larut dalam NH 4- karbonat.

Larutan ekstrak soda diuapkan sampai kering kemudian


ditambahkan serbuk difenilamin dan 2-3 tetes H2SO4 pekat,
segera terbentuk warna biru.

k. Tiosianat (CSN-)

Larutan ekstrak soda ditambahkan dengan HCl 2 N, kemudian


ditambahkan larutan Co(NO2)2 akan terbentuk warna merah
daging.

Larutan ekstrak soda diasamkan dengan HCl 2 N kemudian


ditambahkan larutan FeCl3 terbentuk warna merah daging.

l. Ferrosianida [Fe(CN)64-]

Setetes larutan ekstrak soda ditambahkan setetes larutan FeCl 3


(garam ferri) terjadi endapan biru berlin.

Setetes larutan ekstrak soda ditambahkan larutan FeSO 4


(garam ferro) terjadi endapan biru timbul.
m. Ferrisianida ([Fe(CN)63-]

Setetes larutan ekstrak soda ditambahkan larutan FeSO 4 terjadi


endapan biru.

Setetes larutan ekstrak soda ditambahkan larutan FeCl 3 terjadi


endapan coklat.

BAB III
METODE KERJA

16

III.1 Alat dan Bahan


III.1.1 Alat yang dibutuhkan
Baskom, batang pengaduk, botol kecil, botol semprot, gegep kayu,
kain putih, pipet panjang, pipet pendek, pot sampel, rak tabung, sendok
tabung, sikat tabung, tabung reaksi, dan tissue roll.
III.1.2

Bahan yang dibutuhkan

AgNO3, aquadest, amonium molibdat, Ba(NO 3)2, HNO3, kertas


timbang.

III.2.

Cara kerja
Uji Organoleptis
1. Disiapkan sampel yang akan diuji
2. Diamati warna dan bau sampel
3. Diuji kelarutan sampel dengan melarutkannya dalam
aquadest
4. Diamati bentuk sampel
5. Diuji sifat higroskopis sampel dengan meletakkannya sedikit dalam
wadah yang terbuka.

Uji Golongan
1. Dibuat larutan stock sampel dalam sebuah tabung reaksi.
2. Dari larutan stock, diambil sekitar 1 mL untuk ditambahkan AgNO 3
dan diamati apa yang terjadi. Setelah itu, larutan ditambahkan lagi
3.

dengan HNO3 encer dan diamati apa yang terjadi.


Dari larutan stock diambil lagi sekitar 1 mL untuk ditambahkan
Ba(NO3)2 dan diamati apa yang terjadi.

Setelah itu, larutan


17

ditambahkan lagi dengan HNO3 encer dan diamati apa yang


4.

terjadi.
Berdasarkan hasil pengamatan maka ditentukan sampel termasuk

1.

dalam golongan berapa.


Uji spesifik
Bahan sampel yang telah diketahui golongannya dibuatkan

2.

pereaksi spesifik berdasarkan tabulasi.


Diamati reaksi yang terjadi setelah menambah pereaksi spesifik
untuk menentukan jenis anionnya.

BAB IV
DATA
IV.1
No.
1.
2.
3.

Uji Organoleptis
Sampel
ISMA
IQ
MIRNA

Warna
Putih
Putih
Ungu

Rasa
Halus
Kasar
Kasar

Bentuk
Serbuk

Bau
Tidak

Kelarutan
Larut

Kristal

berbau
Tidak

Larut

Cair

berbau
Tidak

Larut

18

4.

VIANY

Putih

Kasar

Kristal

Berbau
Tidak

Larut
Larut

5.

FRENGKY

Ungu

Kasar

Cair

Berbau
Tidak

6.

NURUL

Putih

Kasar

Kristal

berbau
Tidak

Larut
Larut

7.

REZY

Hijau

Kasar

Kristal

berbau
Tidak

8.

FADZ

Putih

Halus

Serbuk

berbau
Tidak

Larut

9.

LINA
IFA

Putih

Kasar

Serbuk

berbau
Tidak

Larut

10.

DIENA

Kuning

Kasar

Kristal

berbau
Tidak

Larut
Larut

11.

ECAM

Kuning

Halus

Serbuk

Berbau
Tidak

12.
13.

WITA
MIXTURA

Putih
Putih

Halus
Kasar

Serbuk
Kristal

Berbau
Berbau
Tidak

Larut
Larut

14.

07
NELSON

Kuning

Kasar

Cair

berbau
Tidak

Larut
Larut
Larut

15.

ARI

Putih

Halus

Serbuk

berbau
Tidak

16.

JIHAN

Orange

Kasar

Kristal

berbau
Tidak
berbau

IV.2
No.

Uji Golongan
Sampel

AgNO3 +
HNO3

Ba(NO3)2

Golongan

Anion

HNO3
19

1.

ISMA

2.

IQ

Putih

Putih

VII

SO42-

Larut

Cl-

Cl-

Br-

3.

MIRNA

Putih

Larut

4.

VIANY

Larut

Kuning

Larut

Cl-

Br-

VII

SO42-

Larut

Cl-

Cl-

5.

FRENGK

pucat
Putih

6.

Y
NURUL

Larut

Kuning

Larut

pucat

7.

REZY

Putih

8.

FADZ

Putih

9.

LINA
IFA

Putih

Larut

Larut
Larut

Putih

Larut

VI

CrO42-

Larut

Putih

Larut

VI

CrO42-

S2O3-

III

CH3C

10.

DIENA

Merah
11.

ECAM

coklat

Merah

12.

WITA

coklat
Putih

13.

MIXTUR

Putih

Larut
Larut

20

14.

A 07
NELSON

Putih

15.

ARI

Putih

Larut

Larut

16.

JIHAN

Putih

Larut

VIII

OONO3-

III

NO2-

III

NO2-

Tabulasi Penentuan Golongan Anion


Golongan
I

AgNO3

Ba(NO3)2

+ HNO3
Putih/kuning

+ HNO3

II

larut

IV

dalam Larut

Tidak

VI

NO3-, CH3COO-

SO32-, CO32-,
dalam

HNO3 encer
Putih

larut Larut

HCO3-, C2042S2O32-

dalam

HNO3 HNO3 encer

encer
Berwarna
Larut

Putih

HNO3 encer
Putih, hitam

dalam

S2-

dalam

HNO3 encer
Putih
Larut

dalam

HNO3 encer
Putih
Larut

Cl-, Br-, I-, SCN-

dalam

HNO3 encer
Hitam

III

larut

Anion

Putih berwarna

dalam Larut

dalam

CrO42-, PO42-,
AsO42-

21

VII

HNO3 encer

HNO3 encer
Putih

SO42-

Tidak

larut

dalam

HNO3

encer
VIII

IKuning

NO3-, MnO4-

Pereaksi
AgNo3

ClEndapan

BrKuning

SCNPutih

+NH4OH

putih

pucat

PbSO4

Larut
Putih

Putih

Kuning

+dipanaskan
H2SO4 Pekat

Larut
Lakmus biru

Larut
Larutan

Larut
Ungu +CCl4

Larutan

merah

coklat

CHCl 2

kuning

dengan

merah

Lapisan

Larut

22

asap putih
Air khlor (Cl2)

Merah

Coklat

+CCl4/CHCl3

jingga

Lembayung

Coklat

dibawah air

merah

tak berwarna

dibawah air
CuSO4

Kuning
Coklat

Coklat

Hijau hitam

HgCl2

Merah

merah

Putih

Kanji
FeCl3 SCN-

Biru tua

biru tua
Merah

HNO3 encer

darah
Merah

CO(NO3)2

Biru
Anion golongan I
Anion Golongan II

AgNO3

endapan hitam

+HNO3

tidak larut

Ba(NO3)2

tetap

+HNO3

tetap

Anion Golongan III


Pereaksi

NO223

Ag NO3

Endapan putih

HCl encer

Biru pucat

KI+H2So4

Biru

KMnO4+HCl

Warna

larutan

hilang

CH3COOBau cuka

Pereaksi
H2SO4
BaCl2
KCl
HgCl
FeCl

Larutan merah

Anion Golongan IV
Pereaksi
H2SO4/HCL

SO3=
Larutan hijau

CO3=
Keruh

HCO3-

C2O4=

BaCl2

Endapan putih

Putih

Endapan putih

Putih

HCl

Larut

Larut

As Asetat

Larut

Larut

KMnO4+H2SO4

Warna larutan

K2CrO7

hilang
Larutan hijau

Larut

24

Pb(NO3)2/Pb

Endapan putih

Asetat
+HNO3(p)

Larut

Endapan Putih

MgCl2

Putih

Endapan
coklat merah

HgCl2
CaCl2

Endapan putih

+HNO3

Larut

+HCl

Larut

Anion golongan V
Pereaksi untuk uji
NO3-

NO2-

Cincin coklat
FeSO4 segar

Terbentuk

Terbentuk cincin

+ H2SO4 (P)

cincin coklat

coklat yang

tipis

tebal.

Pereaksi
H2O2, FeSO4
H2C2O4, NaNO2
H2S
KI

MnO4
Warna larut
Hilang
Warna hilang putih
Larutan merah

Anion golongan VI
Pereaksi
HCl (P)

SO32Larutan hijau

CO32Larutan keruh

C2O42-

25

CaCl2

putih

larut

+HCl

larut

+CH3COOH
+H2SO4 (P)

larut
Warna

O7 + H2SO4 (P)
Pb(NO3)2 / Pb

hilang
Larutan hijau
putih

Asetat

Larut

larutan

HNO3 (P)
MgCl2

putih

HgCl

coklat merah

+ HNO3 (P)

putih

+ HCl (P)

Larut

Anion golongan VII


Pereaksi
M.G Mixtura

PO43 putih

AsO43 putih

+ CH3COOH

kuning

merah

+ AgNO3
AMM. Molibdat

kuning

Belum bereaksi

+HNO3

CrO4

kuning

+NH4OH / NaOH
FeCl3

Larut
putih kuning

as. Encer

Larut

( as. Asetat)
Pb(NO3)2 / PbAC2

putih

putih

kuning
26

+ HNO3 encer

Larut

+NH4OH

Larut

+NaOH
Larutan

H2O2

Larut
Larutan biru tua

asam

Anion golongan VIII


Pereaksi
BaCl2
+ HCl encer
Pb asetat
+ H2SO4 pekat panas
AgNO3
Hg(NO3)2
Benzidina hidroklorida
KMnO4 BaSO4

SO42 putih
Larut
putih
Larut
kristalin putih
kuning
putih
merah jambu (lembayung)

IV.3 Reaksi
a. Kode sampel
Uji golongan
Uji spesifik
b. Kode sampel
Uji golongan
Uji spesifik
c. Kode sampel
Uji golongan

: ISMA
: Sampel + AgNO3 endapan
Sampel + Ba(NO3)2 BaSO4 putih
+HNO3 larut
: Sampel + BaCl2 BaSO4 putih
: IQ
: Sampel + AgNO3 putih
+ HNO3 larut
Sampel + Ba(NO3)2 endapan
: Sampel + MnO4 + H2SO4 putih
: MIRNA
: Sampel + AgNO3 AgCl putih
+ HNO3 larut
27

Uji spesifik
d. Kode sampel
Uji golongan
Uji spesifik
kemerahan)
e. Kode sampel
Uji golongan
Uji spesifik
f. Kode sampel
Uji golongan
Uji spesifik
g. Kode sampel
Uji golongan
Uji spesifik
h. Kode sampel
Uji golongan

Uji spesifik
i. Kode sampel
Uji golongan
Uji spesifik

Sampel + Ba(NO3)2 endapan


: Sampel + MnO4 + H2SO4 putih
: VIANY
: Sampel + AgNO3 AgCl putih
+ HNO3
larut
Sampel + BaNO3 endapan
: Sampel + H2SO4 pekat HBr (larut coklat
: FRANKIE
: Sampel + AgNO3 putih
+ HNO3 larut
Sampel + Ba(NO3)2 endapan
: Sampel + MnO4 + H2SO4 putih
: NURUL
: Sampel + AgNO3 kuning pucat
+ HNO3 larut
Sampel + Ba(NO3)2 endapan
: + H2SO4 coklat
: REZY
: Sampel + AgNO3 endapan
Sampel + Ba(NO3)2 putih
+ HNO3 larut
: + BaCl2 putih
: FADZLINA
: Sampel + AgNO3 putih
+ HNO3 larut
Sampel + Ba(NO3)2 endapan
+ HNO3
: + NaOH merah kecoklatan
: YFA
: Sampel + AgNO3 putih
+ HNO3 larut
Sampel + Ba(NO3)2 endapan
: + H2SO4
+ CuSO4
28

j. Kode sampel
Uji golongan

Uji spesifik
k. Kode sampel
Uji golongan

Uji spesifik
l. Kode sampel
Uji golongan
Uji spesifik
m. Kode sampel
Uji golongan
Uji spesifik
n. Kode sampel
Uji golongan
Uji spesifik
o. Kode sampel
Uji golongan
Uji spesifik
p. Kode sampel

: DIENA
: Sampel + AgNO3 merah kecoklatan
+ HNO3 larut
Sampel + Ba(NO3)2 putih
+ HNO3 larut
: + Pb(CH3COO)- putih
: ECAM
: Sampel + AgNO3 putih
+ HNO3 larut
Sampel + Ba(NO3)2 putih
+ HNO3 larut
: + Pb (NO3)2 kuning
: WITA
: Sampel + AgNO3 putih
+ HNO3 larut
Sampel + Ba(NO3)2
: + BaCl2 putih
: ARI
: Sampel + AgNO3 puih
+ HNO3 larut
Sampel + Ba(NO3)2 endapan
: + HCl biru pucat
: JIHAN
: Sampel + AgNO3 putih
+ HNO3 larut
Sampel + Ba(NO3)2 endapan
: + HCl biru pucat
: NELSON
: Sampel + AgNO3 endapan
Sampel + Ba(NO3)2 putih
+ HNO3 larut
: + FeSO4 + H2SO4 cincin coklat
: MIXTURA 07
29

Uji golongan
Uji spesifik

: Sampel + AgNO3 putih


+ HNO3 larut
Sampel + Ba(NO3)2 endapan
: + H2SO4 bau cuka

BAB V
PEMBAHASAN
Analisa kualitatif adalaah suatu analisa yang bertujuan untuk
mengetahui keberadaan zat tertentu dalam sample. Dalam praktikum kali
ini dilakukan suatu analisa kualitatif terhadap zat-zat anorganik di mana
dilakukan uji terhadap sampel-sampel berupa garam-garam yang akan
diidentifikasi.

Jenis

anionnya

melalui

serangkaian

uji,

yaitu

uji

organoleptis, uji golongan, dan uji spesifik untuk menetukan anionnya.


Uji organoleptis merupakan uji pendahukuan, uji ini meliputi
pengamatan bentuk, warna, rasa, kelarutan, dan bau, serta sifat-sifat
higroskopis sampel. Pengamatan bentuk bertujuan mengamati bentuk
sampel. Apakah sampel tersebut berbentuk serabut, hablur, kristal, atau
lainnya. Uji ini dapat mempermudah untuk menentukan jenis anionnya. Uji

30

rasa menentukan keadaan halus atau kasarnya sampel. . Selain itu, warna
larutan juga mempermudah identifikasi. Pengamatan warna adalah yang
paling berperan di sini karena warna tertentu mencirikan anion tertentu
pula.

Uji kelarutan juga mempermudah penentuan sampel. Ada

berberapa sampel yang sering ditemui yaitu AgCl 2, AgBr, AgI, AgCH,
SrSO4, BaSO4, dan PbSO4. Ada istilah kelarutan yang dikenal di
Farmakope Indonesia III, yaitu:

Istilah kelarutan
Sangat mudah larut

Jumlah bagian pelarut diperlukan


untuk melarutkan 1 bagian zat
<1

Mudah larut

1-10

Larut

10-30

Agak sukar larut

30-100

Sukar larut

100-1000

Sangat sukar larut

1000-10000

Praktis tidak larut

>10000

Adapun sampel yang diperoleh oleh kelompok kami pada saat uji
anion yaitu:
a. Kode sampel ARI berwarna putih, permukaan halus, berbentuk serbuk,
tidak berbau, dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan dengan
pereaksi AgNO3, terbentuk endapan putih dan endapan putih tersebut

31

larut dalam HNO3 encer; dengan pereaksi Ba(NO 3)2 tidak terbentuk
endapan. Ini berarti kode sampel ARI termasuk anion golongan III.
Ketika dilakukan uji spesifik dengan HCl encer, larutannya menjadi biru
pucat. Jadi, sampel ARI merupakan NO2-.
b. Kode sampel JIHAN berwarna orange, permukaan kasar, berbentuk
kristal, tidak berbau, dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan
dengan pereaksi AgNO3, terbentuk endapan putih dan endapan putih
tersebut larut dalam HNO3 encer; dengan pereaksi Ba(NO3)2 tidak
terbentuk endapan. Ini berarti kode sampel JIHAN termasuk anion
golongan III. Ketika dilakukan uji spesifik dengan HCl encer, larutannya
menjadi biru pucat. Jadi, sampel JIHAN merupakan NO 2-.
c. Kode sampel ISMA berawarna putih, permukaan halus, berbentuk
serbuk, tidak berbau, dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan
dengan pereaksi AgNO3 tidak terbentuk endapan; dengan pereaksi
Ba(NO3)2 terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut
dalam HNO3 encer.. Ini berarti kode sampel ISMA termasuk anion
golongan VII. Ketika dilakukan uji spesifik dengan BaCl 2

terbentuk

endapan putih.. Jadi, sampel ISMA merupakan (SO 4)2-.


d. Kode sampel IFA berwarna putih, permukaan kasar, berbentuk serbuk,
tidak berbau, dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan dengan
pereaksi AgNO3, terbentuk endapan putih dan endapan putih tersebut
tidak larut dalam HNO3 encer; dengan pereaksi Ba(NO 3)2 tidak
terbentuk endapan. Ini berarti kode sampel IFA termasuk anion

32

golongan I. Pengujian dengan pereaksi spesifik, yakni H 2SO4 tidak


bereaksi, begitu juga dengan CuSO 4 tidak bereaksi. Jadi, sampel IFA
merupakamCl-.
e. Kode sampel DIENA berwarna kuning, permukaan halus, berbentuk
serbuk, tidak berbau, dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan
dengan pereaksi AgNO3, terbentuk endapan merah kecoklatan dan
endapan tersebut larut dalam HNO3 encer; dengan pereaksi Ba(NO 3)2
terbentuk endapan putih dan endapan tersebut larut dalam HNO 3
encer. Ini berarti termasuk anion golongan VI. Ketika dilakukan uji
spesifik dengan Pb(CH3COO)-) mengahasilkan endapan putih. Jadi,
kode sampel DIENA adalah CrO42-.
f. Kode sampel IQ berwarna putih, permukaan kasar, berbentuk kristal,
tidak berbau, dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan dengan
pereaksi AgNO3, terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak
larut dalam HNO3 encer; dengan pereaksi Ba(NO 3)2 tidak terbentuk
endapan. Ini berarti termasuk anion golongan I. Ketika dilakukan uji
spesifik dengan menambahkan MnO 2 dan H2SO4 yang dipanaskan
menghasilkan endapan putih. Jadi, kode sampel IQ adalah Cl -.
g. Kode sampel MIRNA berwarna ungu, permukaan kasar, berbentuk
cairan, tidak berbau, dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan
dengan pereaksi AgNO3, terbentuk endapan putih dan endapan
tersebut tidak larut dalam HNO3 encer; dengan pereaksi Ba(NO 3)2 tidak
terbentuk endapan. Ini berarti termasuk anion golongan I. Ketika

33

dilakukan uji spesifik dengan menambahkan MnO 2 dan H2SO4 yang


dipanaskan menghasilkan endapan putih. Jadi, kode sampel MIRNA
adalah Cl-.
h. Kode sampel FRENGKY berwarna ungu, permukaan kasar, berbentuk
cairan, tidak berbau, dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan
dengan pereaksi AgNO3, terbentuk endapan putih dan endapan
tersebut tidak larut dalam HNO3 encer; dengan pereaksi Ba(NO3)2
tidak terbentuk endapan. Ini berarti termasuk anion golongan I. Ketika
dilakukan uji spesifik dengan menambahkan MnO2 dan H2SO4 yang
dipanaskan

menghasilkan

endapan

putih.

Jadi,

kode

sampel

FRENGKY adalah Cl-.


i. Kode sampel VIANY berwarna putih, permukaan kasar, berbentuk
kristal, tidak berbau, dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan
dengan pereaksi AgNO3, terbentuk endapan putih dan endapan
tersebut tidak larut dalam HNO3 encer; dengan pereaksi Ba(NO 3)2 tidak
terbentuk endapan. Ini berarti termasuk anion golongan I. Ketika
dilakukan uji spesifik dengan menambahkan H 2SO4 mengahsilkan
larutan merah kecoklatan. Jadi, kode sampel VIANY adalah Br -.
j. Kode sampel FADZLINA berwarna putih, permukaan halus, berbentuk
serbuk, tidak berbau, dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan
dengan pereaksi AgNO3, terbentuk endapan putih dan endapan
tersebut tidak larut dalam HNO3 encer; dengan pereaksi Ba(NO 3)2 tidak
terbentuk endapan. Ini berarti termasuk anion golongan I. Ketika

34

dilakukan uji spesifik dengan menambahkan MnO 2 dan H2SO4 yang


dipanaskan

menghasilkan

endapan

putih.

Jadi,

kode

sampel

FADZLINA adalah Cl-.


k. Kode sampel NURUL berwarna putih, permukaan kasar, berbentuk
kristal, tidak berbau, dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan
dengan pereaksi AgNO3, terbentuk endapan kuning pucat dan
endapan tersebut tidak larut dalam HNO 3 encer; dengan pereaksi
Ba(NO3)2 tidak terbentuk endapan. Ini berarti termasuk anion golongan
I. Ketika dilakukan uji spesifik dengan menambahkan H 2SO4
mengahsilkan larutan merah kecoklatan. Jadi, kode sampel NURUL
adalah Br-.
l. Kode sampel REZY berawarna hijau, permukaan kasar, berbentuk
kristal, tidak berbau, dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan
dengan pereaksi AgNO3 tidak terbentuk endapan; dengan pereaksi
Ba(NO3)2 terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut
dalam HNO3 encer.. Ini berarti kode sampel REZY termasuk anion
golongan VII. Ketika dilakukan uji spesifik dengan BaCl 2 terbentuk
endapan putih.. Jadi, sampel REZY merupakan (SO 4)2-.
m. Kode sampel NELSON berwarna KUNING, permukaan halus,
berbentuk cairan, tidak berbau, dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji
golongan dengan pereaksi AgNO3 tidak terbentuk endapan; dengan
pereaksi Ba(NO3)2 terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak
larut dalam HNO3 encer.. Ini berarti kode sampel NELSON termasuk

35

anion golongan VII. Ketika dilakukan uji spesifik dengan FeSO 4 dan
H2SO4 P menghasilkan cincin coklat. Jadi, kode sampel NELSON
merupakan NO3-.
n. Kode sampel MIXTURA 07 berwarna putih, permukaan kasar,
berbentuk kristal, tidak berbau, dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji
golongan dengan pereaksi AgNO3, terbentuk endapan putih dan
endapan putih tersebut larut dalam HNO 3 encer; dengan pereaksi
Ba(NO3)2 tidak terbentuk endapan. Ini berarti kode sampel MIXTURA
07 termasuk anion golongan III. Ketika dilakukan uji spesifik dengan
menambahkan H2SO4 menghasilkan bau cuka. Jadi, kode sampel
MIXTURA 07 merupakan CH3COO-.
o. Kode sampel WITA berwarna putih, permukaan halus, berbentuk
serbuk, tidak berbau, dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan
dengan pereaksi AgNO3, terbentuk endapan putih dan endapan
tersebut tidak larut dalam HNO3 encer; dengan pereaksi Ba(NO 3)2
terbentuk endapan putih dan endapan tersebut larut dalam HNO 3
encer. Ini berarti termasuk anion golongan VI. Ketika dilakukan uji
spesifik dengan Pb(NO3)2 mengahasilkan endapan kuning. Jadi, kode
sampel ECAM merupakan CrO42-.
p. Kode sampel WITA berwarna putih, permukaan halus, berbentuk
serbuk, tidak berbau, dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan
dengan pereaksi AgNO3, terbentuk endapan putih dan endapan
tersebut larut dalam HNO3 encer; dengan pereaksi Ba(NO3)2 tidak

36

bereaksi. Ini berarti termasuk anion golongan V. Ketika dilakukan uji


spesifik dengan BaCl2 mengahasilkan endapan putih. Jadi, kode
sampel WITA adalah S2O32-.

Namun pada saat melakukan percobaan terjadi kesalahan dalam


menentukan jenis anionnya. Ada beberapa sampel yang tidak diketahui
termasuk anion jenis apa. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahun
tentang percobaan ini. Kesalahan pada percobaan identifikasi anion ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Kesalahan personil dan operasi
Kesalahan yang disebabkan oleh cara pelaksanaan analisis dan
analisis (persona) dan bukan karena metode, sedangkan kesalah
operasi umumnya bersifat fisik.
b. Kesalahan metode
Kesalahan ini disebabkan oleh cara pengambilan sampel dan kesalah
akibat reaksi kimia yang tidak sempurna.

37

BAB VI
PENUTUP

VI.1.1 Kesimpulan
Sampel ISMA merupakan anion SO42- yang terdapat pada golongan VII
Sampel IQ merupakan anion Cl- yang terdapat pada golongan I
Sampel MIRNA merupakan anion Cl- yang terdapat pada golongan I
Sampel VIANY merupakan anion Br- yang terdapat pada golongan I
Sampel FRENGKY
merupakan anion Cl - yang terdapat pada

golongan I
Sampel NURUL merupakan anion Br- yang terdapat pada golongan I
Sampel REZY merupakan anion SO 42- yang terdapat pada golongan

VII
Sampel FADZ LINA merupakan anion Cl -

golongan I
Sampel IFA merupakan anion Cl- yang terdapat pada golongan I
Sampel DIENA merupakan anion CrO42- yang terdapat pada golongan

VI
Sampel ECAM merupakan anion CrO 42- yang terdapat pada golongan

VI
Sampel WITA merupakan anion S2O32- yang terdapat pada golongan V

yang terdapat pada

38

Sampel MIXTURA 07 merupakan anion CH 3COO- yang terdapat pada

golongan III
Sampel NELSON merupakan anion NO 3- yang terdapat pada golongan

VIII
Sampel ARI merupakan anion NO2- yang terdapat pada golongan III
Sampel JIHAN merupakan anion NO2- yang terdapat pada golongan III
VII.1.1

Saran

Persediaan alat dan bahan laboratorium dilengkapi agar praktikan


dapat melakukan praktikum dengan baik.

39

Anda mungkin juga menyukai