Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

TUGAS BIDAN DALAM MENGGERAKKAN DAN MENINGKATKAN


PERAN SERTA MASYARAKAT
Dosen Pembimbing : Nur Allailiyah, S.SiT, MPH

Disusun Oleh:
1. Hermawati
2. Rina Melati

090200416
100200423
3. Febriana Khunsulawati
4. Imaniar Rahmawati
5. Ela Setiani
6. Sulianti
7. Rini Widyastuti
8. Khanina Fauziyyah
9. Deshi Linawati
10. Rokhmah Rokhdiyati

100200432
100200433
100200450
100200452
100200463
100200464
100200485
100200486

PROGRAM STUDI DIII ILMU KEBIDANAN


STIKES ALMA ATA YOGYAKARTA
2012

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................................

A. Latar Belakang.....................................................................................................
B. Tujuan...................................................................................................................

4
4

BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................................

A. Asuhan Antenatal..................................................................................................
B. Pengembangan Wahana Forum PSM...................................................................

5
15

BAB III. PENUTUP.........................................................................................................

24

A. Kesimpulan...........................................................................................................
B. Saran.....................................................................................................................

24
25

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................

26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah yang telah diberikan sehingga penyusunan makalah ASUHAN KEBIDANAN
KOMUNITAS ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang tugas bidan dalam menggerakkan
dan meningkatkan peran serta masyarakat yang meliputi asuhan antenatal dan pengembangan
wahana forum PSM.
Kami menyadari masih banyak kekurangan yang terkandung di dalamnya baik berupa
penulisan serta isi. Untuk itu kami mengharap saran yang membangun dari pembaca sebagai
penyempurnaan dari makalah yang kami susun. Semoga makalah ASUHAN KEBIDANAN
KOMUNITAS ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 29 Februari 2012

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai tenaga kesehatan kita dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik
pada masyarakat serta dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Untuk mewujudkan itu semua tenaga kesehatan membutuhkan suatu kerjasama antara
nakes dan toma. Dimana tugas kita dan toma tersebut untuk mengumpulkan dan
membina para kader kesehatan masyarakat ( / yang dipilih oleh masyrakat dan
dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan / pun masyarakat
untuk bekerja dalam hubungannya amat dekat dengan tempat-tempat pemberian
pelayana kesehatan.
Sebagai tenaga kesehatan (bidan siaga) kita perlu memberikan informasi
tentang kelebihan dan keuntungan antara pusat kesehatan masyarakat dengan tenaga
yang tidak terlatih (dukun) untuk melakukan pemeriksaan dan proses persalinan.
Dimana hanya di pusat kesehatan masyarakat / RS (bidan) dia dapat
memperoleh ini yang dapat mencegah bayi pasien dari tetanus. Petugas kesehatan
masyarakat akan melakukan pemeriksaan dan pemantauan terhadap kesehatan ibu dan
bayi yang belum lahir (yang tidak dilakukan oleh tengaa yang tidak terlatih). Petugas
kesehatan membantu keluarga pasien dalam memutuskan dimana tempat yang paling
aman untuk proses persalinan. Dan bidan juga memberikan informasi tentang
pentingnya melakukan deteksi dini bahaya kehamilan agar tidak terjadi komplikasi /
kegawat daruratan yang dapat merugikan.

B. Tujuan
Diharapkan dengan adanya peningkatan pelayanan kesehatan baik dari asuhan
antenatal maupun pengembangan wahana forum PSM , dapat tercapai pola hidup
sehat yang maksimal serta dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
tenaga kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN

Peran Bidan Dalam Menggerakkan Dan Meningkatkan Peran Serta Masyarakat


A. Asuhan antenatal meliputi:
a. Pemberitahuan agar bersalin di tenaga kesehatan
Upaya meminimalisasi dan menurunkan tingkat kematian ibu hamil, bayi dan
balita maka semua persalinan yang ditangani oleh dukun bayi harus beralih
ditangani oleh bidan. Kecuali hal-hal yang berhubungan dengan adat dan
kebiasaan setempat dengan menjalin hubungan antara dukun dan bidan, tetapi
kemitraan yang berjalan saat ini masih dalam batas pemaknaan transfer ilmu
pengetahuan, serta masih dalam bentuk pembinaan cara-cara persalinan yang
higienis kepada dukun bayi.
Supervisi / pembinaan adalah bimbingan teknis yang terus menerus dan
berkesinambungan untuk mencapai suatu tujuan. Menjangkau 2 aspek
1. Pembinaan keterampilan dukun bayi
2. Pembinaan hasil kegiatan yang dilaksanan oleh dukun bayi.
Tujuan supervisi / bimbingan dukun bayi :
1. Menjaga, mempertahankan, meningkatkan keterampilan dukun bayi
2. Menjaga, mempertahankan dan meningkatkan cakupan hasil kegiatan dukun
dalam merawat bumil, bulin dan bufas.
3. Sebagai bahan asupan dalam penyusunan laporan kegiatan petugas puskesmas.
Pelaksana supervisi / bimbingan / pembinaan :
1. Dokter
2. Bidan
3. Perawat kesehatan
4. Petugas imunisasi
5. Petugas gizi
Tempat pelaksanaan pembinaan dukun bayi :
1. Posyandu pada hari buka oleh petugas / pembina posyandu
2. Perkumpulan dukun bayi dilaksanakan di puskesmas.
3. Home to home
b. Pengenalan tanda bahaya
Pada setiap kehamilan perlu di informasikan kepada ibu, suami dan keluarga
tentang timbulnya kemungkinan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan
setelahnya.
Adanya tanda-tanda bahaya mengharuskan ibu, suami / keluarga untuk segera
membawah ibu kepelayanan kesehatan / memanggil bidan.
1. Tanda-tanda bahaya kehamilan meliputi :
- Perdarahan pervaginam
- Sakit kepala yang hebat
- Masalah penglihatan
5

- Bengkak pada muka atau tangan


- Nyeri abdomen yang hebat
- Bayi kurang bergerak seperti biasa
2. Tanda-tanda kegawatan dalam persalinan
Sebagai akibat dari permasalahan dalam persalinan, kegawatan dalam
persalinan dapat terjadi dengan tanda-tanda sebagai berikut :
- Perdarahan
- Kejang
- Demam, menggigil, keluar lender dan berbau
- Persalinan lama
- Mal presentase
- Plasenta tidak lahir dalam 30 menit
3. Kegawatan Masa Nifas
- Tanda-tanda bahaya nifas
- Pendarahan lewat jalan lahir.
- Keluar cairan berbau dari jalan lahir.
- Demam lebih dari 2 hari.
- Bengkak di muka, tangan atau kaki.
- Mungkin dengan sakit kepala dan kejang-kejang.
Adanya salah satu tanda bahaya tersebut mengharuskan ibu mendapatkan
pelayanan dari bidan / mencari pertolongan kesarana pelayanan kesehatan.
4. Pengenalan Dini Tetanus Neonatorum
Penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus yang disebabkan oleh
clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan racun dan menyerang
sistem syaraf pusat.
Gejala:

Bayi yang semula dapat menetek mjd sulit menetek karena kejang otot
rahang dan faring

Mulut bayi mecucu seperti ikan

Kejang terutama apabila terkena rangsang cahaya, suara dan sentuhan

Kadang disertai sesak nafas dan wajah bayi membiru

c. Rujukan
Kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan / fasilitas yang memiliki
sarana lebih lengkap, diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi
baru lahir. Meskipun sebagian besar ibu akan mengalami persalinan normal
namun 10 sampai 15 % diantaranya akan mengalami masalah selama proses
persalinan dan kelahiran bayi sehingga perlu dirujuk kefasilitas kesehatan
rujukan.
Anjurkan ibu untuk membahas dan membuat rencana rujukan bersama suami
dan keluarganya. Tawarkan agar penolong mempunyai kesempatan untuk
6

berbicara dengan suami dan keluarganya untuk menjelaskan tentang perlunya


rencana rujukan apabila diperlukan.
Masukan persiapan-persiapan dan informasi berikut kedalam rencana rujukan :
-

Siapa yang akan menemani ibu dan BBL


Tempat-tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga? (jika ada
lebih dari satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang paling

sesuai berdasarkan jenis asuhan yang diperlukan)


Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan mengendarainya

ingat bahwa transportasi harus segera tersedia, baik siang maupun malam.
Orang yang ditunjuk menjadi donor darah jika transfuse darah diperlukan.
Uang yang disisihkan untuk asuhan medik, transportasi, obat-obatan dan

bahan-bahan.
Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu
tidak dirumah.

d. Penyuluhan Gizi
Gizi adalah hubungan / pengaruh dari konsumsi makanan terhadap derajat
kesehatan atau penampilan seseorang.
Nutrisi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang janin,
pemeliharaan kesehatan ibu, dan persediaan laktasi baik untuk ibu maupun janin.
Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai dengan usia kehamilan.
Berat badan bertambah dengan normal, menghasilkan anak yang normal.
Kenaikan berat badan ideal pada ibu hamil sebanyak 7 kg ( untuk ibu yang
gemuk ). Diluar batas itu di nilai normal.
Dalam 3 bulan pertama, berat badan ibu hamil akan naik sampai 2 kg.
Kemudian, dinilai normal jika setiap minggu berat badannya naik 0,3 kg. Pada
kehamilan tua, rata - rata kenaikan berat badan ibu akan mencapai 12 kg. Jika
kenaikan berat badan lebih dari normal, akan berisiko mengalami komplikasi
preeklamsia dan janin terlalu besar sehingga menimbulkan kesulitan persalinan.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus partus prematurus,
insersia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerpuralis, dan lain-lain.
Kelebihan nutrisi karena dianggap makan untuk dua orang, dapat berakibat
kegemukan, preeklamsia, dan lain-lain.
Kebutuhan gizi pada ibu hamil adalah :
1. Energi
Dihasilkan dari karbohidrat, protein dan zat patinya.
2. Protein
Ibu hamil membutuhkan protein lebih banyak biasanya. Protein hewani lebih
besar di bandingkan protein nabati.
7

3. Vitamin
Ada beberapa jenis vitamin yang penting untuk ibu hamil. Jika ibu hamil
sampai kekurangan vitamin, pembentukan sel-sel tubuh anak akan
berkurang. Anak dapat kurang darah, cacat bawaan, kelainan bentuk, bahkan
ibu dapat keguguran. Vitamin yang dibutuhkan ibu hamil adalah B 6, C, A, D,
E dan K.
4. Mineral
a. Kalsium
Sangat penting karena dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Apabila
kekurangan kalsium, bayi yang dikandung akan menderita kelainan tulang
dan gigi.
b. Fosfor
Mineral ini dapat diperoleh dari makanan sehari - hari. Fosfor
berhubungan erat dengan kalsium. Jika jumlahnya tidak seimbang di
dalam tubuh, dapat terjadi gangguan. Gangguan yang paling sering adalah
kram pada tungkai.
c. Zat besi
Sel darah merah ibu hamil bertambah sampai 30 %. Berarti, ibu hamil
membutuhkan tambahan 700 800 mg zat besi. Kebutuhan zat besi ibu
hamil meningkat pada kehamilan trimester II dan III.
e. Zink
Mineral ini dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil, biasanya cukup
dari makanan sehari hari.
f. Fluor
Mineral fluor juga tidak banyak diperlukan. Dalam air minum normal,
cukup mengandung fluor.
g. Yodium
Yodium cukup diperoleh dari air minum dan sumber bahan makanan laut.
Jika ibu hamil kekurangan yodium, akan melahirkan anak yang cebol.
13 Pesan PUGS 1993 ( Pedoman Umum Gizi Seimbang )
1. Konsumsi makanan yang beraneka ragam setiap hari
2. Konsumsi makanan yang mengandung cukup energi
3. Untuk sumber energi, usahakan agar separuhnya berasal dari makanan yang
mengandung zat karbohidrat kompleks
4. Usahakan sumber energi dari minyak dan lemak tidak lebih dari energi
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

total yang dibutuhkan


Gunakan hanya garam beryodium untuk memasak sehari - hari
Konsumsi makanan yang kaya zat besi
Beri hanya Air Susu Ibu untuk bayi sampai usia 4 bulan
Biasakan sarapan pagi setiap hari
Minum air bersih dan sehat dalam jumlah yang cukup
Olahraga dengan teratur untuk menjaga kebugaran tubuh
Hindari minuman beralkohol
8

12. Konsumsi makanan yang dimasak dan atau dihidangkan dengan bersih dan
tidak tercemar
13. Bacalah selalu label pada kemasan makanan

e.

Penyuluhan KB
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Sebelum
pemberian metode kontrasepsi, misalnya pil, suntik, atau AKDR, terlebih dahulu
menetukan apakah ada keadaan yang membutuhkan perhatian khusus atau
masalah ( diabetes atau tekanan darah tinggi ) yang membutuhkan pengamatan
dan pengelolaan lebih lanjut sehingga masalah utama dapat diketahui melalui
anamnesis dan setiap klien dapat memilih kontrasepsi yang di inginkan.
Program KB adalah bagian yang terpadu dalam program pembangunan
nasional dan bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi,
spiritual, dan sosial penduduk Indonesia. Selain itu juga untuk memperkecil
angka kelahiran, menjaga kesehatan ibu dan anak, serta membatasi kelahiran jika
jumlah anak sudah mencukupi.
Metode Kontrasepsi antara lain :

1.
-

Metode sederhana
Metode tanpa alat, antara lain :
KB Alamiah ( KBA ), metode kalender, suhu basal, lender serviks, simto
termal, coitus interuptus.

Metode dengan alat :


Mekanis/ barier

: kondom, barier intra vagina/ diafragma

Kondom adalah sarung karet tipis penutup penis yang menampung cairan
sperma pada saat pria ejakulasi. Tingkat keberhasilannya 80 95%.
Jenis kondom antara lain :
o Kondom yang terbuat dari kulit ( dibuat dari usus domba )
o Kondom yang terbuat dari karet/ lateks ( lebih elastis, murah, sehingga lebih banyak
dipakai )
o Kondom yang terbuat dari plastik/ vinil
Efek samping kondom meliputi :
o Reaksi alergi terhadap bahan karet
o Keluhan utama dari akseptor adalah berkurangnya sensitivitas glans penis
- Kimia : spermisida
Spermisida adalah bahan kimia ( biasanya non oksinol 9 ) digunakan untuk
menonaktifkan/ membunuh sperma.
9

Dikemas dalam bentuk :


-Aerosol
-Tablet vaginal, supositoria
-Krim
Efek samping spermasida jarang terjadi, ada juga reaksi alergi, mempunyai
rasa tidak enak
2.
Metode Modern
a. Hormonal
: oral pil, suntik, implant/ subkutis
Jenis oral pil meliputi : POK dan mini pil
Jenis suntikan meliputi : kombinasi dan progestin
Jenis implant meliputi : norplant, implanon, jadena dan indoplant.
b. Mekanis
: AKDR ( Copper T, Multiload, Seven Copper, Lippes loap)
c. Metode KB Darurat
f. Pencatatan kelahiran dan kematian Bayi/Ibu
Pencatatan adalah suatu kegiatan pokok baik di dalam maupun di luar gedung
puskesmas, puskesmas pembantu, dan bidan di desa harus dicatat.
Kematian ibu adalah kematian seorang perempuan saat hamil atau dalam 42
minggu setelah berhentinya kehamilan, tanpa memandang durasi atau lokasi
kehamilan, karena berbagai penyebab yang berhubungan dengan distimulasi oleh
kehamilan dan penanganannya, tetapi tidak dari kasus kasus kecelakaan atau
incidental ( Depkes RI, 1998 )
Angka Kematian Ibu ( AKI ) adalah jumlah kematian ibu ( 15 49 tahun ) per
100.000 perempuan per tahun. Ukuran ini merefleksikan, baik resiko kematian
ibu hamil dan baru saja hamil, serta proporsi perempuan menjadi hamil pada
tahun tersebut ( Depkes RI, 1998 ).
Angka Kematian Bayi ( AKB ) adalah jumlah kematian bayi sebelum
mencapai umur tepat satu tahun per 1.000 kelahiran hidup ( BPS, 2003 )
a. Tingginya AKI dan AKB di Indonesia
AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi. Tingginya angka kematian
ibu dan kematian bayi menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan
kesehatan

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia pada

tahun 1994, AKI adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 40 per
1.000 kelahiran hidup.
b. Penyebab Kematian Ibu dan Bayi
Penyebab kematian ibu diantaranya adalah perdarahan ( 42 % ),
eklamsia ( 13 % ), aborsi ( 11 % ), infeksi ( 10 % ), partus lama ( 9 % ), dan
lain lain ( 15 % ). Sedangkan AKI berdasarkan BPS ( 2003 ) adalah 35 per
1.000 kelahiran hidup, dengan penyebab gangguan perinatal 34,7 %; sistem
10

pernapasan 27,6 %; diare 9,4 %; sistem pencernaan 4,3 %; tetanus 3,4 %;


saraf 3,2 %; dan gejala tidak jelas 4,1 %.
g. Pembinaan Kader
Pengertian Kader Kesehatan Masyarakat
Adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih
untuk

menangani

masalah-masalah

kesehatan

perseorangan

maupun

masyrakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan
tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan
Para kader kesmas seyogyanya memiliki latar belakang pendidikan yang
cukup sehingga memungkinkan mereka membaca, menulis dan menghitung
secara sederhana

Kondisi kerjanya
Kader kesmas bertanggung jawab terhadap masyarakat setempat serta
pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan

Tugas kader kesehatan masyarakat


Tugas kader meliputi pelayanan kesehatan dan pembangunan
masyarakat, tetapi harus mereka lakukan itu seyogyanya terbatas pada
bidang-bidangatau yang pernah diajarkan pada mereka. Para kader tidaklah
bekerja dalam suatu ruangan tertutup, mereka berperan dalam seorang pelaku
dari sebuah system kesehatan, mereka harus dibina, dituntun serta didukung
oleh para pembimbing yang lebih terampil dan berpengalaman, mereka harus
mampu memberi penjelasan, mereka harus mampu merujuk dan mencari
bantuan bagi seorang penderita yang benar-benar sedang menderita / mencari
pertolongan.

Kader kesmas seyogyanya membantu pemerintah daerah setempat dan


masyarakat setempat untuk mengambil inisiatif dan harus memperlihatkan
adanya kemauan untuk setiap kegiatan yang berkaitan dengan upaya
membangun kesehatan.
Pembinaan kader meliputi
1. Pemberitahuan Bumil Untuk Bersalin di Tenaga Kesehatan (Bidan Siaga)
11

Kader kesehatan masyarakat dilatih untuk memberikan perawatan bagi


wanita hamil / membantu kelahiran.
Usaha tenaga kesehatan dalam memberikan penjelasan pada masyarakat :
- Menjelaskan kepada ibu-ibu faktor resiko yang dapat membuat
kehamilan berbahaya
- Membahas dengan keluarganya mengapa wanita tersebut harus pergi ke
pusat kesehatan masyarakat / rumah sakit / bidan dalam mengenali
problem-problem serius dalam kehamialn, serta perawatan dan
membantu keluarga tersebut untuk melakukan persiapan kepergiannya
(dalam hal ini ke tenaga kesehatan)
a. Mencari dukungan aktif masyarakat
b. Menghimpun informasi tentang wanita dan bersalin dalam masyarakat
tersebut serta menggunakan informasi ini dalam pekerjaan bidan.
2. Pengenalan Tanda-tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan, Nifas dan
Rujukan
Tanda-tanda bahaya kehamilan:
-

BB tidak bertambah pada UK 4 9 bulan

Demam > 38 oC

Keluar cairan sebelum waktu

Perdarahan pervaginam

Sakit kepala lebih dari biasa

Gangguan penglihatan

Pembengkakan pada wajah / tangan, tekanan darah baik dan pusing

Nyeri abdomen (epigastrik)

Janin tidak bergerak sebanyak biasanya

Rujukan : segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan


penatalaksanaan kegawatan obstetri yang sesuai.

Tanda-tanda Bahaya Persalinan

1. Riwayat bedah sesar


2. Perdarahan pervaginam
3. Persalinan kurang bulan (UK < 37 minggu)
4. Ketuban pecah disertai dengan mekonial yang kental
5. Ketuban pecah (lebih dari 24 jam)
6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (UK < 37 minggu)
12

7. Ikterus
8. Anemia berat
9. Tanda atau gejala infeksi
10. Pre eklamsia / hipertensi dalam kehamilan
11. Tinggi fundus 40 cm atau lebih
12. Gawat janin
13. Primipara dalam fase aktif kala satu persalinan dan kepala janin masih
5/5
14. Presentasi bukan belakang kepala
15. Presentasi ganda (majemuk)
16. Kehamilan ganda atau gemeli
17. Tali pusat menumbung
18. Syok
Rujukan : Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan,
penatalaksanaan kegawatdarurat obstetri yang sesuai dan tetap
memperhatikan BAKSOKU

Tanda-tanda bahaya nifas

1. Perdarahan banyak 1 2 jam setelah bayi lahir


2.

Demam tinggi lebih dari 2 hari setelah bayi lahir

3.

Keluarnya cairan (lochea) berbau

4.

Payudara bengkak, kemerahan pada masa menyusui

5.

Nyeri payudara dan bengkak

6.

Uterus tegang dan subinvolusi

7.

Nyeri pada luka / irisan dan tegang

8.

Disuria

9.

Menggigil

Rujukan : Berikan antibiotika dan analgesic dalam perjalanan menuju


fasilitas rujukan yang lebih memadai

B. Pengembangan wahana forum PSM


1. Posyandu
Pengertian Posyandu
Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program
dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu
13

dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu , hal ini bertujuan
untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di
posyandu tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu
dan tempat yang sama (Depkes RI, 1990).
Posyandu dipandang sangat bermanfaat

bagi

masyarakat

namun

keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu


pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan
upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi
terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga
bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang upaya
mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak
melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu
(Depdagri,1999).
Tujuan penyelenggara Posyandu
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil,
melahirkan dan nifas)
2. Membudayakan NKKBS.
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk
tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
Pengelola Posyandu:
1. Penanggungjawab umum : Kades/Lurah
2. Penggungjawab operasional : Tokoh Masyarakat
3. Ketua Pelaksana : Ketua Tim Penggerak PKK
4. Sekretaris : Ketua Pokja IV Kelurahan/desa
5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes (Puskesmas).
Kegiatan Pokok Posyandu :
1. KIA
2. KB
3. lmunisasi.
4. Gizi.
5. Penggulangan Diare.
2. Polindes
Pengertian Polindes
Merupakan salah satu bentuk UKBM (Usaha Kesehatan Bagi Masyarakat)
yang didirikan masyarakat oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai

14

kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan


KIA-KB serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kemampuan Bidan.
Kajian makna polindes:
a. Polindes merupakan salah satu bentuk PSM dalam menyediakan tempat
pertolongan persalinan dan pelayanan KIA, termasuk KB di desa.
b. Polindes dirintis di desa yang telah mempunyai bidan yang tinggal di desa
tersebut.
c. PSM dalam pengembangan polindes dapat berupa penyediaan tempat untuk
pelayanan KIA (khususnya pertolongan persalinan), pengelolaan polindes,
penggerakan sasaran dan dukungan terhadap pelaksanaan tugas bidan di desa.
d. Peran bidan desa yang sudah dilengkapi oleh pemerintah dengan alat-alat yang
diperlukan adalah memberikan pelayanan kebidanan kepada masyarakat di
desa tersebut.
e. Polindes sebagai bentuk PSM secara organisatoris berada di bawah seksi 7
LKMD, namun secara teknis berada di bawah pembinaan dan pengawasan
puskesmas.
f. Tempat yang disediakan oleh masyarakat untuk polindes dapat berupa
ruang/kamar untuk pelayanan KIA, termasuk tempat pertolongan persalinan
yang dilengkapi dengan sarana air bersih.
g. Tanggung jawab penyediaan dan pengelolaan tempat serta dukungan
opersional berasal dari masyarakat, maka perlu diadakan kesepakatan antara
wakil masyarakat melalui wadah LKMD dengan bidan desa tentang
pengaturan biaya operasional dan tarif pertolongan persalinan di polindes.
h. Dukun bayi dan kader posyandu adalah kader masyarakat yang paling terkait.
Persyaratan polindes:
a. Tersedianya bidan di desa yang bekerja penuh untuk mengelola polindes.
b. Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Bidan, antara
lain bidan kit, IUD kit, sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil,
timbangan, pengukur Tinggi Badan, Infus set dan cairan D 5 %, NaCl 0,9 %,
obat - obatan sederhana dan uterotonika, buku-buku pedoman KIA, KB dan
pedoman kesehatan lainnya, inkubator sederhana.
c. Memenuhi persyaratan rumah sehat, antara lain penyediaan air bersih, ventilasi
cukup, penerangan cukup, tersedianya sarana pembuangan air limbah,
lingkungan pekarangan bersih, ukuran minimal 3 x 4 m2.
d. Lokasi mudah dicapai dengan mudah oleh penduduk sekitarnya dan mudah
dijangkau oleh kendaraan roda 4.
e. Ada tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan postpartum
minimal 1 tempat tidur.
15

Tujuan polindes:
a. Meningkatnya jangkauan dan mutu pelayanan KIA-KB termasuk pertolongan
dan penanganan pada kasus gagal.
b. Meningkatnya pembinaan dukun bayi dan kader kesehatan.
c. Meningkatnya kesempatan untuk memberikan penyuluhan dan konseling
kesehatan bagi ibu dan keluarganya.
d. Meningkatnya pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangan bidan.

Fungsi polindes:
a. Sebagai tempat pelayanan KIA-KB dan pelayanan kesehatan lainnya.
b. Sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pembinaan, penyuluhan dan
konseling KIA.
c. Pusat kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan-kegiatan polindes:
a. Memeriksa kehamilan, termasuk memberikan imunisasi TT pada bumil dan
mendeteksi dini resiko tinggi kehamilan.
b. Menolong persalinan normal dan persalinan dengan resiko sedang.
c. Memberikan pelayanan kesehatan ibu nifas dan ibu menyusui.
d. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal, bayi, anak balita dan anak pra
sekolah, serta imunisasi dasar pada bayi.
e. Memberikan pelayanan KB.
f. Mendeteksi dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan
g.
h.
i.
j.

persalinan yang beresiko tinggi baik ibu maupun bayinya.


Menampung rujukan dari dukun bayi dan dari kader (posyandu, dasa wisma).
Merujuk kelainan ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu.
Melatih dan membina dukun bayi maupun kader (posyandu, dasa wisma).
Memberikan penyuluhan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anak serta

peningkatan penggunaan ASI dan KB.


k. Mencatat serta melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada puskesmas
setempat.
Indikator polindes
a. Fisik
Bangunan polindes tampak bersih, tidak ada sampah berserakan,
lingkungan yang sehat, polindes jauh dari kandang ternak, mempunyai
ruangan yang cukup untuk pemeriksaan kehamilan dan pelayanan KIA,
mempunyai ruangan untuk pertolongan persalinan, tempat yang bersih dengan

16

aliran udara/ventilasi yang baik dan terjamin, mempunyai perabotan dan alatalat yang memadai untuk pelaksanaan pelayanan.

b.Tempat tinggal bidan di desa


Keberadaan bidan secara terus menerus/menetap menentukan efektivitas
pelayanan, termasuk efektifitas polindes, jarak tempat tinggal bidan yang
menetap di desa dengan polindes akan berpengaruh terhadap kualitas
pelayanan di polindes, bidan yang tidak tinggal di desa dianggap tidak
mungkin melaksanakan pelayanan pertolongan persalinan di desa.
c. Pengelolaan polindes
Pengelolaan polindes yang baik akan menentukan kualitas pelayanan
sekaligus pemanfaatan pelayanan oleh masyarakat. Kriteria pengelolaan
polindes yang baik adalah keterlibatan masyarakat melalui wadah kemudian
dalam menentukan tarif pelayanan maka tarif yang ditetapkan secara bersama,
diharapkan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memanfaatkan
polindes, sehingga dapat meningkatkan cakupan dan sekaligus dapat
memuaskan semua pihak
d. Cakupan persalinan
Pemanfaatan pertolongan persalinan merupakan salah satu mata rantai
upaya peningkatan keamanan persalinan, tinggi rendahnya cakupan persalinan
dipengaruhi banyak faktor, diantaranya ketersediaan sumber dana kesehatan,
termasuk di dalamnya keberadaan polindes beserta tenaga profesionalnya
yaitu bidan di desa, dihitung secara komulatif selama setahun, meningkatnya
cakupan persalinan yang ditolong di polindes selain berpengaruh terhadap
kualitas pelayanan ibu hamil sekaligus mencerminkan kemampuan bidan itu
sendiri, baik di dalam kemampuan teknis medis maupun di dalam menjalin
hubungan dengan masyarakat.
d. Sarana air bersih
e. Polindes dianggap baik apabila telah tersedia air bersih yang dilengkapi
dengan MCK, tersedia sumber air (sumur, pompa, PDAM) dan dilengkapi pula
dengan SPAL.
f. Kemitraan bidan dan dukun bayi.
Merupakan hal yang dianjurkan dalam pelayanan pertolongan persalinan
di polindes, dihitung secara komulatif selama setahun.

17

g. Dana sehat
Sebagai wahana memandirikan masyarakat untuk hidup sehat yang pada
gilirannya diharapkan akan mampu melestarikan berbagai jenis upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat setempat untuk itu perlu dikembangkan
ke seluruh wilayah/kelompok sehingga semua penduduk terliput dana sehat.
h. Kegiatan KIE untuk kelompok sasaran
KIE merupakan salah satu teknologi peningkatan PSM yang bertujuan
untuk mendorong masyarakat agar mau dan mampu memelihara serta
melaksanakan hidup sehat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya,
melalui jalinan komunikasi, informasi dan edukasi yang bersifat praktis
dengan keberadaan polindes beserta bidan di tengah-tengah masyarakat
diharapkan akan terjalin interaksi antara bidan dan masyarakat. Interaksi
dengan intensitas dan frekwensi yang cukup tinggi akan dapat mengatasi
kesenjangan informasi kesehatan. KIE untuk kelompok sasaran seharusnya
dilakukan minimal sekali setiap bulannya dihitung secara komulatif selama
setahun.
3. KB KIA
KB KIA adalah kegiatan kelompok belajar kesehatan ibu dan anak yang
anggotanya meliputi ibu hamil dan menyusui.
a. Tujuan Umum
Agar ibu hamil dan menyusui tahu cara yang baik untuk menjaga
kesehatan sendiri dan anaknya, tahu pentingnya pemeriksaan ke puskesmas dan
posyandu atau tenaga kesehatan lain pada masa hamil dan menyusui serta
adanya keinginan untuk ikut menggunakan kontrasepsi yang efektif dan tepat.
b. Tujuan Khusus
Memberi pengetahuan kepada ibu tentang hygiene perorangan
pentingnya menjaga kesehatan, kesehatan ibu untuk kepentingan janin, jalannya
proses persalinan, persiapan menyusui dan KB.
Kebijakan
a. Kegiatan harus disesuaikan dengan kesehatan ibu dan masalah yang ada.
b. Pelaksanaannya dilakukan setiap minggu dengan materi dasar yang harus di
review terus.
c. Metode yang digunakan adalah demonstrasi dengan materi dan pembicara
berganti ganti.
d. Tenaga pelatih atau pengajar adalah orang yang ahli di bidangnya.
18

e. Tempat pertemuan adalah di ruang tunggu puskesmas, kelurahan atau tempat


lain yang dikenal masyarakat.
f. Lamanya pelatihan tiap hari tidak lebih dari 1 jam.
g. Beri teori 20 menit, selebihnya adalah demontrasi
Materi Kegiatan:
1. Pemeliharaan diri waktu hamil
2. Makanan ibu dan bayi
3. Pencegahan infeksi dengan imunisasi
4. Keluarga Berencana
5. Perawatan payudara dan hygiene perorangan
6. Rencana persalinan
Kegiatan yang dilakukan:
a. Pakaian dan perawatan bayi
b. Contoh makanan sehat untuk ibu hamil dan menyusui
c. Makanan bayi
d. Perawatan payudara sebelum dan setelah persalinan
e. Peralatan yang diperlukan ibu hamil dan menyusui
f. Cara memandikan bayi
g. Demontrasi tentang alat kontrasepsi dan cara penggunaanya
Pelaksana:
a. Pelaksana utama meliputi dokter puskesmas, pengelola KIA, Kader, Bidan.
b. Pelaksana pendukung meliputi camat, kades, pengurus LKMD, tokoh
masyarakat.
c. Pelaksana pembina meliputi sub din KIA Propinsi, tim pengelola KIA
kabupaten.
Faktor Penentu Keberhasilan:
a. Faktor manusia
b. Faktor sarana (tempat)
c. Faktor prasarana (fasilitas).

Tugas Bidan Sebagai Pengelola Pelayanan KIA/KB:

19

a. Mengembangkan

pelayanan

kesehatan

masyarakat

terutama

pelayanan

kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat


diwilayah kerjanya dengan melibatkan keluarga dan masyarakat.
b. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan program
sektor lain diwilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi,
kader kesehatan, dan tenaga kesehatan lain yang berada diwilayah kerjanya.
Tugas Kader dalam KB KIA
Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader
bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan
kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik
menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan.
4. Dasa Wisma
Dasa Wisma adalah bagian dari organisasi PKK yang berada di tingkat paling
bawah yaitu suatu kelompok yang beranggotakan 10 KK sampai dengan 20 KK
yang diketuai oleh seseorang yang dipilih oleh mereka. Dasa Wisma mengambil
peranan yang sangat penting dan strategis dalam pemberdayaan keluarga menuju
masyarakat yang sejahtera. Banyak Program-program pokok PKK yang
pelaksanaannya justru di tingkat Dasa Wisma ini , terutama program sandang,
pangan,

kesehatan,

pengembangan

kehidupan

koperasi,

pendidikan

dan

ketrampilan, kelestarian lingkungan hidup dan lain-lainnya.


Pembinaan Dasa Wisma sangat diperlukan guna lebih memberdayakan
anggotanya agar lebih sejahtera.
5. Tabulin
Tabulin atau tabungan ibu bersalin merupakan bagian dari program yang ada,
dimana Ikatan Bidan Indonesia (IBI) selaku mitra Depkes dan BKKBN turut
membina masyarakat untuk sosialisasi program ini. Selain ituutk biaya
melahirkan, Tabulin juga bisa dipakai sebagai penunjang biaya pasca persalinan.
Beragam penyuluhan yang menjadi program penting dalam siaga ini, karena
dalam penyuluhan warga selalu diingatkan akan biaya kehamilan akan 3
terlambat, yaitu terlambat mengenai tanda bahaya / di yawa, terlambat sampai RS
dan terlambat mendapat pertolongan bidan / dokter.
Juga bahaya 4 terlalu yaitu : terlalu sering, terlalu muda, terlalu tua,terlalu
banyak. Yang merupakan faktor resiko terjadinya komplikasi persalinan.
20

(www.dradio.or.id).
Sebelum ada desa siaga sudah dimulai dengan tabungan Ibu bersalin (Tabulin).
Jadi kita menerangkan ke Ibu hamil dan keluarganya, meskipun kaya. Justru orang
kaya tersebut memberikan contoh kepada orang-orang yang tidak mampu untuk
menabung. Dan Ibu hamil di berikan buku yang dibawa setiap pemeriksaan.
Mekanisme Tabulin
Tabungan itu terbentuk berdasarkan Rw. atau Posyandu. Bila posyandunya
empat, maka tabungannya ada empat didesa itu. Sedankan Dasolin (Dana Sosial /
Bersalin) mekanismenya yaitu, masyarakatyg pasang usia subur juga Ibu yang
mempunyai balita dianjurkan menabung, yang kegunaannya untuk membantu ibu
saat hamil lagi.
Adapun manfaat dari tabulin antara lain :
1. Sebagai tabungan / simpanan itu yang digunakan untuk biaya persalinan atau
sesudah persalinan
2. Ibu dan keluarga tidak merasa terbebani terhadap biaya persalinan.
6. Donor Darah Berjalan
Donor darah berjalan adalah donor yang dilakukan tiap hari. Donor darah
berjalan ini adalah program PMI untuk memenuhi pasokan darah d PMI karena
PMI sering mengalami kekurangan pasokan darah sedangkan yang membutuhkan
donor darah sangat banyak.
7. Ambulan Desa

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tugas bidan dalam menggerakkan dan meningkatkan peran serta masyarakat:
21

a. Asuhan antenatal meliputi:


- Pemberitahuan agar bersalin di tenaga kesehatan
- Pengenalan tanda bahaya keamilan , persalinan, nifas serta rujukannya
- Pengenalan dini tetanus neonatorum
- BBL dan rujukannya
- Penyuluhan gizi dan KB
- Pencatatan kelahiran dan kematian bayi/ ibu
- Pembinaan kader:
Pemberitahuan agar bersalin di tenaga kesehatan
Pengenalan tanda bahaya keamilan
Persalinan nifas serta rujukannya
Penyuluhan gizi dan KB
Pencatatan kelahiran dan kematian ibu/ bayi
Promosi Tabulin
Donor darah berjalan dan ambulan desa
Suami siaga
Berperan aktif dalam kegiatan satgas GSI
b. Pengembangan wahana forum PSM
- Berperan dalam kegiatan Posyandu
- Polindes
- KB KIA
- Dasa wisma
- Tabulin
- Donor darah berjalan
- Ambulan desa

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan yang
terdapat di dalamnya. Oleh karena itu kami mengharap saran yang membangun dari
pembaca sebagai penyempurna dari makalah asuhan kebidanan komunitas yang kami
susun.

22

DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohadjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohadjo. 2009.
2. http://www.jombangkab.go.id/egov/satKerDa/page/3517070/berita
%20monitoring%20kf.htm
3. http://d3kebidanan.blogspot.com/2010/08/asuhan-kebidanan-komunikasitabulin.html
4. http://moeyzhaserenity.blogspot.com/2010/10/donor-darah-berjalan.html

23

Anda mungkin juga menyukai