Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK TAOGE DAN KACANG HIJAU

PADA MEDIA VACIN AND WENT (VW) TERHADAP PERTUMBUHAN


KECAMBAH ANGGREK BULAN ( Phalaenopsis amabilis, L)
Amilah1), Yuni Astuti2)
Abstract

T
he research was implemented in Laboratory of Tissue Culture,
Faculty of Agribussiness Management, Mercu Buana University,
Jakarta, in December 2004 up to April 2006. This research use
Complete Random Plan by 6 levels of treatment and 3 repetition
which consist of (T1) Vacint and Went (VW) media + 150 g / l of bean
sprouts extract, (T2) VW media + 200 g / l of bean sprouts extract, (T3) VW
media + 250 g / l of bean sprouts extract, ( K1) VW media + 50 g / l of
mung bean’s extract, ( K2) VW media + 100 g / l of mung bean’s extract,
(K3) VW media+ 150 g / l of mung bean’s extract. The result indicate that
the addition of bean sprouts’ extract at different concentration give
different effects to the growth of Phalaenopsis amabilis L. except when the
parameter of roots quantity at 7, 8, 16 week from planted and leaves
quantity at 7, 8 and 16 week from planted . The addition of 150 g / l of
bean sprouts’ extract give the highest value of all parameters. The
additions of mung bean’s extract at different concentrate give different
effects to the growth of (Phalaenopsis amabilis L.) with the best result
indicated by the 50 g/l mung bean’s extract.

Key words: mung bean’s extract, bean sprouts’ extract, and Phalaenopsis
amabilis L.

I. PENDAHULUAN sekitar 140 jenis, 60 diantaranya


terdapat di Indonesia. Anggrek
1.1. Latar Belakang
bulan (Phalaenopsis amabilis L.)
Saat ini anggrek sudah menjadi adalah salah satu spesies dari genus
komoditas perdagangan yang penting Phalaenopsis yang cukup populer
di Indonesia. Anggrek memiliki dan dianggap cukup penting karena
potensi ekonomi sebagai komoditas peranannya sebagai induk dapat
ekspor non migas, yang dapat menghasilkan berbagai keturunan
menambah devisa negara. Per- atau hibrida. Keistimewaan lainnya
mintaan akan anggrek yang terus adalah mampu berbunga sepanjang
meningkat menunjukkan bahwa tahun dengan rata-rata masa
potensi pemasaran bunga anggrek berbunga selama satu bulan
cukup besar. (Iswanto, 2001). Pada tanggal 5 Juni
Di antara jenis anggrek yang 1990, anggrek bulan (Phalaenopsis
terdapat di Indonesia, anggrek amabilis L.) resmi dinobatkan
Phalaenopsis merupakan salah satu sebagai bunga nasional, dengan
anggrek kebanggaan nasional. sebutan Puspa Pesona. Anggrek
Phalaenopsis adalah salah satu genus tersebut memiliki ciri khas bunga
anggrek yang memiliki kurang lebih berwarna putih bersih dengan lidah
40 – 60 spesies. Jumlah varietasnya kuning keemasan (Rukmana, 2000).
1)
Alumni FMA, Universitas Mercu Buana
2)
Dosen FMA, Universitas Mercu Buana
2
Perbanyakan anggrek dengan anggrek dapat diperoleh dari bahan
biji tidak dapat dilakukan secara yang mengandung bahan organik,
konvensional karena biji anggrek seperti ekstrak buah-buahan (tomat,
tidak memiliki endosperm, sehingga pisang ambon, alpukat), dan ekstrak
untuk perkecambahannya hanya kecambah tanaman (kecambah
dapat dilakukan dengan me- jagung).
numbuhkannya pada medium buatan Mengacu pada pemikiran
secara aseptis. Dengan cara ini tersebut, maka dalam penelitian ini
dapat dihasilkan anggrek dengan digunakan ekstrak taoge (kecambah
jumlah banyak dan dalam waktu kacang hijau) dan ekstrak kacang
yang relatif singkat. Teknik hijau sebagai bahan organik
pembibitan seperti ini sering disebut tambahan. Selain hormon dan
juga in vitro (Gunawan, 1990). vitamin, unsur-unsur dan senyawa-

Tabel 1. Komposisi dan Nilai Gizi Biji Kacang Hijau dan Kecambah Kacang
Hijau (Taoge) dalam 100 gram Contoh.
Nilai Gizi
Komposisi Gizi
Dalam Biji Dalam Kecambah
Kalori (kal) 345 23
Protein (g) 22,2 2,9
Lemak (g) 1,2 0,2
Hidrat Arang (g) 62,9 4,1
Kalsium (mg) 125 29
Fosfor (mg) 320 69
Besi (mg) 6,7 0,8
Vitamin A (IU) 57 10
Vitamin B1 (mg) 0,64 0,07
Vitamin C (mg) 6 15
Air (g) 10 92,4
Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan (1981) dalam Soeprapto,
HS (1992)
Menurut Gunawan (1990), senyawa yang terkandung dalam
beberapa jenis anggrek taoge dan kacang hijau diperkirakan
membutuhkan vitamin dan hormon dapat meningkatkan pertumbuhan
untuk memacu pertumbuhan dan anggrek.
perkembangannya. Komposisi unsur- Pada penelitian-penelitian
unsur hara, vitamin dan hormon sebelumnya penggunaan ekstrak
yang terdapat dalam media dasar taoge diketahui dapat memacu
Vacin and Went yang digunakan pertumbuhan anggrek sehingga lebih
dalam perbanyakan anggrek belum optimal dibandingkan yang tanpa
cukup untuk memacu pertumbuhan diberi ekstrak taoge (Soeryowinoto
anggrek secara optimal. Menurut dan Moeso, 1977; Gunawan, 1990;
Soeryowinoto dan Moeso (1977) Sandra, 2003). Untuk ekstrak
secara alami vitamin dan hormon kacang hijau belum diketahui
yang diperlukan untuk pertumbuhan apakah pemberian ekstrak tersebut

BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006 Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang
3
pada anggrek akan memberikan Morfologi dari organ anggrek
pengaruh yang baik pula atau bulan adalah sebagai berikut.
sebaliknya. Pada Tabel 1 me-
1) Bunga
nunjukkan nilai gizi dari biji kacang
hijau dan kecambah kacang hijau Bunga anggrek Phalaenopsis
(taoge) dalam 100 g contoh memiliki lima bagian utama, yakni
sepal (kelopak bunga), petal
1.2. Identifikasi Masalah (mahkota bunga), benang sari,
Apakah konsentrasi ekstrak putik, dan ovari (bakal buah).
taoge dan kacang hijau yang Bedanya, sepal dari famili anggrek
berbeda berpengaruh terhadap ini tidak berwarna hijau, melainkan
pertumbuhan kecambah anggrek berwarna indah seirama dengan
bulan (Phalae nopsis amabilis L.). warna petalnya (Sandra, 2001).
Benang sari dan tangkai
1.3. Tujuan Penelitian kepala putik menjadi satu
membentuk suatu struktur yang
Tujuan dari penelitian ini
disebut column (Inggris) atau
adalah untuk mengetahui pengaruh
gynostemium (Latin). Jadi
konsentrasi ekstrak taoge dan
gynostemium (column) sebenarnya
kacang hijau yang berbeda terhadap
merupakan alat kelamin betina dan
pertum buhan kecambah anggrek bu
jantan yang telah menjadi satu
lan (Phalaenopsis amabilis L.).
(Gunawan, 1990). Column anggrek
1.4. Hipotesis tidak mempunyai tepung sari seperti
bubuk, tetapi mempunyai tepung
Konsentrasi ekstrak taoge sari yang berupa gumpalan yang
dan kacang hijau yang berbeda akan disebut polinia. Polinia ini melekat
memberikan pengaruh yang berbeda pada ujung column melalui suatu
terhadap pertumbuhan kecambah struktur yang disebut plasenta dan
anggrek bulan (Phalaenopsis ama tertutup sebuah tudung yang disebut
bilis L.). cap (Soeryowinoto dan Moe so,
II. TINJAUAN PUSTAKA 1977).
2) Buah
2.1. Taksonomi dan Morfologi
Anggrek Bulan Biji anggrek tidak mempunyai
endosperm, yaitu cadangan makanan
Menurut Rukmana (2000) seperti biji tanaman lainnya. Oleh
kedudukan anggrek bulan dalam karena itu untuk per kecambahannya
taksonomi tumbuhan diklasifikasikan diperlukan suatu media yang
sebagai berikut: mengandung unsur-unsur yang
Divisio = Spermatophyta diperlukan sebagai makanannya
Subdivisio = Angiospermae (Sandra, 2003).
Kelas = Monocotyledonae Umur masak buah untuk
Ordo = Orchidales anggrek phalaenopsis adalah 4
Famili = Orchidaceae bulan, tetapi pada umur 3 bulan
Genus = Phalaenopsis adalah saat yang baik untuk
Spesies = Phalaenopsis amabilis L. memetik buah dan menabur biji
karena pada umur 3 bulan buah
Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006
4
tidak terlalu tua dan terlalu muda termasuk anggrek tipe hangat yaitu
(Sriyanti danWijayani, 1994 ; anggrek yang hidup pada daerah
Sriyanti, 2000). yang tidak terlalu dingin dan tidak
terlalu panas. Suhu malam hari yang
3) Daun
diperlukan antara 210C – 240C dan
Daun anggrek bulan berben- siang hari antara 240C – 290C
tuk lanset atau bundar panjang (Sutiyoso dan Sarwono, 2002).
sampai jorong. Panjang daun antara Sedangkan menurut Rukmana
20 cm – 30 cm dan lebar 3 cm – 12 (2000), suhu udara yang ideal
cm. Daun berdaging tebal, ber- berkisar antara 150C – 350C, namun
warna hijau kelam, hijau muda, suhu optimal bagi pertumbuhan
hijau keungu-unguan, sampai hijau adalah 210C. Ketinggian tempat
kemerah-merahan (Rukmana, 2000). yang ideal untuk tanaman anggrek
Phalaenopsis adalah dari dataran
4) Batang rendah sampai dataran tinggi atau
Pertumbuhan batang anggrek sekitar 50 m – 1000 m dpl.
Phalaenopsis bersifat monopodial, Kelembaban udara yang
yaitu meninggi atau vertikal pada ideal bagi tanaman anggrek Phalae
satu titik tumbuh dan terdiri dari nopsis berkisar antara 65 – 70 %
hanya satu batang utama. Bunga (Rukmana, 2000). Sedangkan
keluar dari sisi batang di antara dua menurut Soeryowinoto dan Moeso
ketiak daunnya (Iswanto, 2001). (1977), tanaman anggrek membutuh
kan kelembaban udara pada siang
5) Akar hari berkisar 50 – 80 % dan pada saat
Tanaman anggrek bulan ber musim berbunga sekitar 50 – 60 %.
sifat epifit yang ditandai dengan 2.4. Perbanyakan Anggrek Secara
karakter pertumbuhannya yang mele Generatif (Biji)
kat pada permukaan kulit pohon
yang masih hidup maupun yang Semua bunga anggrek
sudah mati, dengan seluruh bagian bersifat hermaphrodit, yaitu serbuk
tubuhnya (akar, batang, daun) sari dan putik berada dalam satu
berada di udara bunga, sehingga anggrek mudah
mengalami penyerbukan. Tetapi,
ada jenis ang grek yang putiknya
2.3. Syarat Tumbuh tidak mempunyai zat perekat (discus
Cahaya matahari yang viscidis), sehingga sulit bagi serbuk
dibutuhkan anggrek Phalaenopsis se sari untuk dapat langsung jatuh dan
kitar 20% – 50% (Iswanto, 2001). menempel di kepala putik. Tipe
Menurut Rukmana (2000) dan anggrek tidak berperekat ini disebut
Soeryowinoto (1974), anggrek bulan polinia (misal: Cattleya dan
membutuhkan intensitas cahaya Dendrobium), sedangkan tipe
matahari berkisar antara 15% – 30%. anggrek yang putiknya berperekat
Menurut Gunawan (1990), anggrek disebut polinaria (misal: Vanda dan
Phalaenopsis memerlukan keteduhan Phalaenopsis) (Sriyanti, 2000).
dengan intensitas cahaya matahari Perbanyakan generatif pada
sekitar 10% – 40 %. Berdasarkan anggrek lebih banyak dilakukan
kebutuhan suhu, Phalaenopsis dengan metode in vitro yaitu dengan

BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006 Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang
5
menyebar dan mengecambahkan biji magnesium (Mg), dan sulfur (S)
di dalam media agar secara aseptis. (Hardjowigeno, 1995).
Biji yang ditabur harus
2). Unsur hara mikro
diambil dari buah anggrek yang telah
masak. Biji yang ditabur selanjutnya Unsur hara mikro yaitu unsur
akan tumbuh (berkecambah) yang diperlukan dalam jumlah yang
membentuk bulatan kecil yang sangat sedikit. Tetapi meskipun
berwarna hijau setelah berumur 3 – diper lukan dalam jumlah sedikit,
4 bulan, 2 – 3 bulan kemudian akan tanpa salah satu unsur hara mikro
tumbuh plantlet-plantlet yang
sama sekali maka pertumbuhan
sangat kecil (Sriyanti, 2000).
Supaya kecambah ataupun tanaman akan terganggu. Yang
plantlet tidak kehabisan unsur hara termasuk un sur hara mikro yaitu
dalam media, maka perlu dilakukan besi (Fe), mangan (Mn), boron (B),
subkultur. Jadi sub-kultur dapat molibde num (Mo), tembaga (Cu),
diartikan sebagai usaha untuk seng (Zn), khlor (Cl), dan kobal (Co)
mengganti media tanam kultur (Hardjo wigeno, 1995).
jaringan dengan media yang baru
sehingga kebutuhan nutrisi untuk 3). Chelating agent
pertumbuhan kecambah ataupun Derajat keasaman (pH) media
plantlet dapat terpenuhi (Astuti, yang cocok untuk pertumbuhan
2002). anggrek dalam media Vacin and
2.5. Media Tanam Went berkisar antara 4,8 – 5,0.
Media tanam adalah senya- Untuk menghindari ketidak stabilan
wa-senyawa anorganik maupun se- pH dibutuhkan chelating agent
nyawa-senyawa organik yang di- misalnya ferri tartrat (Fe EDTA)
pergunakan untuk pertumbuhan (Soeryowi noto dan Moeso, 1977).
eksplan dan plantlet (Soeryowinoto Unsur yang dapat membentuk
dan Moeso 1977). Berhasilnya kultur chelate adalah besi (Fe), mangan
jaringan banyak ditentukan oleh (Mn), Zn, Cu (Hardjowigeno, 1995).
media tanam. Campuran media Dengan adanya chelating agent ini
yang satu belum tentu cocok untuk
maka ferri dapat tetap mudah larut
semua jenis tanaman. Menurut
meskipun pH media tinggi.
Dixon (1985) komposisi media untuk
pertumbuhan tanaman dalam teknik
kultur jaringan dapat dikelompokkan 4). Vitamin
menjadi 6 kelompok.
Agar eksplan dan plantlet
1). Unsur hara makro dapat tumbuh dengan baik maka
Unsur hara makro yaitu media diberi asam amino dan
unsur yang diperlukan dalam jumlah vitamin seperti glycine, cysteine,
banyak. Yang temasuk unsur hara thiamin HCl (vitamin B1), pyridoxine
makro adalah karbon (C), hidrogen HCl (vitamin B6) (Soeryowinoto dan
(H), oksigen (O), nitrogen (N), fosfor Moeso,1977).
(P), kalium (K), kalsium (Ca), 5). Hormon

Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006
6
Auksin berfungsi untuk me 3.1. Tempat dan Waktu
rangsang pertumbuhan akar,
Penelitian dilaksanakan di
sitokinin untuk pertumbuhan tunas
laboratorium kultur jaringan Fa-
pucuk, dan giberelin untuk
kultas Manajemen Agribisnis,
diferensiasi atau perubahan fungsi
Universitas Mercu Buana, jalan Raya
sel terutama pembentukan kalus
Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta
(Sandra, 2003).
Barat. Penelitian dilaksanakan pada
bulan Desember 2004 – April 2005.
6). Gula (Sumber energi)
Gula mengandung unsur-
3.2. Alat dan Bahan
unsur makro karbon (C), hidrogen
(H), dan oksigen (O). Dalam peneli 1). Alat
ian ini gula yang digunakan untuk
Botol-botol kultur, laminair
menanam anggrek berbentuk
air flow, blender, timbangan
sukrosa.
analitik, gelas piala, pengaduk,
2.6. Kacang Hijau dan Kecambah kompor listrik, autoklaf, pipet, pH
Kacang Hijau (Taoge) meter, saringan, gelas ukur,
erlenmeyer, corong, petridis,
Kacang hijau termasuk dalam
scalpel, lampu spiritus, pinset,
famili Leguminoceae, sub famili
alumunium foil, plastik, karet
Papilonaceae. Kecambah adalah biji- pengikat, serbet, keranjang,
bijian yang mengalami perubahan stiker/label, penggaris dan alat
fisik dan kimiawi yang disebabkan tulis.
oleh proses metabolisme (Winarno,
2). Bahan
1981 dalam Usfie, 1999).
Pada Tabel 1, terlihat bahwa Kecambah yang diperoleh
komponen karbohidrat merupakan dari hasil penanaman (kultur) biji
bagian yang terbesar dibandingkan anggrek bulan (Phalaenopsis
dengan komponen lainnya. Gula amabilis L.) hasil silangan angrek
kacang hijau didapatkan dalam bulan bunga ungu dengan bunga
putih yang telah berumur 2 bulan
bentuk sukrosa, fruktosa, dan
setelah penanaman biji, media Vacin
glukosa. Asam amino esensial yang
and Went, kacang hijau, taoge,
terkandung dalam protein kacang alkohol 70%, clorox, aquadest.
hijau antara lain triptofan 1,35 %,
treonin 4,50 %, fenilalanin 7,07 %, 3.3. Metode Penelitian
metionin 0,84 %, lisin 7,94 %, leusin
12,90 %, isoleusin 6,95 %, valin 6,25 Metode yang digunakan
% (Soeprapto, 1992). Menurut dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Thimann (1935) dalam Rismunandar
dengan 3 kali ulangan. Perlakuan
(1992), triptofan merupakan bahan terdiri dari:
baku sintesis IAA.
T1 = VW + ekstrak taoge 150 g/l
T2 = VW + ekstrak taoge 200 g/l
III. BAHAN DAN METODE

BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006 Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang
7
T3 =VW + ekstrak taoge 250 g/l sehingga serbuk sarinya menempel
K1 =VW + ekstrak kac. hijau 50 g/l di ujung lidi, kemudian serbuk sari
K2 =VW + ekstrak kac.hijau 100 g/l diletakkan di kepala putik. Pada
K3 =VW + ekstrak kac.hijau 150 g/l penelitian ini serbuk sari diambil
Setiap perlakuan diulang dari bunga anggrek warna ungu,
sebanyak 3 kali, dan dalam setiap sedangkan putik (bunga betina)
ulangan terdapat 3 botol yang berisi adalah anggrek dengan bunga warna
masing-masing  20 kecambah. Da putih. Penyerbukan menghasilkan
lam satu unit perlakuan terdapat 3 buah yang telah masak setelah
botol yang diambil masing-masing 3 berumur 3 bulan.
tanaman contoh untuk diamati. Jadi 2). Penanaman (kultur) Biji
dalam satu unit perlakuan terdapat
9 tanaman contoh yang diamati. Buah yang ditanam adalah
Model matematika dari ranca buah yang telah berumur 3 bulan,
ngan yang digunakan adalah: karena tidak terlalu muda dan tidak
terlalu tua. Sebelum buah ditanam,
Yij =  + i +  ij buah terlebih dahulu disterilkan.
Keterangan : Buah dicuci dahulu dengan air bersih
Yij = Nilai pengamatan perla berulangkali. Sebelum masuk ke
kuan ke-i dan ulangan ke-j dalam laminair air flow (LAF)
 = Nilai rata-rata umum cabinet, buah terlebih dahulu
i = Pengaruh media ke-i {i = disemprot dengan alkohol 70% untuk
1,2,3,4,5,6} menghilangkan jamur atau bakteri
 ij = Galat percobaan yang masih menempel pada
permukaan buah. Selanjutnya, buah
Pengujian hipotesis dilakukan direndam ke dalam alkohol 70%
dengan menggunakan uji F pada selama  5 menit, lalu dibakar
taraf 5%.dan 1%. Bila hasil uji dengan api spiritus, hal ini dilakukan
statistika menun jukkan adanya sampai tiga kali.
pengaruh yang ber beda nyata atau Buah yang telah steril
berbeda sangat nyata , maka uji kemudian dibelah mamanjang
selanjutnya menggunakan uji jarak dengan scalpel steril yang tajam,
berganda Duncan (Duncan Multiple sehingga akan terlihat biji anggrek
Range Test = DMRT) pada taraf uji berwarna kuning kecoklatan yang
5%. sangat banyak. Biji berukuran
3.4. Tahapan Pelaksanaan sangat kecil menyerupai serbuk. Biji
diambil dengan pinset kemudian
1). Persilangan Anggrek dimasukkan ke dalam erlenmeyer
Persilangan mula-mula dilaku yang telah diisi aquadest steril. Biji
kan dengan membuka alat kelamin kemudian dimasukkan ke dalam
anggrek. Stik lidi yang telah botol yang telah berisi media dengan
ditempel kan pada lempeng perekat menggunakan pipet, setiap botol
pada putik digunakan untuk diisi 3 ml. Botol yang telah berisi
mengambil serbuk sari, yaitu dengan biji ditutup dengan alumunium foil
mencongkel pelan-pelan bulatan dan plastik, kemudian diletakkan
yang terletak di pusat bunga, dalam ruang inkubasi. Biji akan
Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006
8
berkecambah mem bentuk bulatan dipanaskan  10 menit. Setelah
kecil berwarna hijau. autoklaf siap, alat-alat yang akan
disterilkan dimasukkan ke dalam
3). Sterilisasi Alat
autoklaf tersebut dengan susunan
Semua alat yang sebagai berikut : botol-botol kultur
digunakan untuk menanam, seperti di bawah, kemudian diatasnya gelas
botol-botol kultur, petridis, piala, erlenmeyer yang diisi
erlenmeyer, gelas piala, pinset, aquadest, scalpel, pinset, petridis,
scalpel dibersihkan / dicuci terlebih dan alumunium foil. Autoklaf ini
dahulu dengan air bersih dan memiliki tekanan 1,5 lb (1,5 kg/cm2)
kemudian ditiriskan  10 menit. dan temperatur 1210C. Jika alat
Alat-alat seperti petridis, pinset, yang disterilkan banyak, waktunya
scalpel, alumunium foil dibungkus 30 menit dan jika alat yang
dengan kertas samak coklat, disterilkan sedikit, waktunya 20
sedangkan botol–botol kultur, gelas menit.
piala, erlenmeyer berisi aquadest,
3) Pembuatan Ekstrak Kacang
bagian mulutnya ditutup dengan
Hijau dan Ekstrak Taoge
alumunium foil dan plastik.
Sebelum digunakan, autoklaf Cara membuat ekstrak yaitu
terlebih dahulu disiapkan yaitu dengan menimbang masing-masing
dengan cara diberi aquadest bahan sesuai dengan konsentrasi

Tabel 2. Komposisi Media Vacin and Went

Stok per 100


Bahan-bahan Jumlah per Keterangan
ml (untuk 10
liter media
l media)
*) dicampur kemudian
Ca3(PO4)2 0,20 g 2 g+ dilarutkan dengan aquadest
KNO3 0,525 g 5,25 g* hingga 100 ml. Volume stok
yang digunakan untuk 1 l
KH2PO4 0,25 g 2,5 g* media adalah 10 ml.
(NH4)2SO4 0,50 g 5 g*
+) Ca3(PO4)2 dilarutkan dahulu
MnSO4.2H2O 0,0075 g 0,075 g* dengan HCl 1 N beberapa
MgSO4.7H2O 0,25 g 2,5 g* tetes, Fe EDTA dilarutkan
dengan NaOH 1 N beberapa
Fe EDTA 0,028 g 0,28 g+ tetes. Masing-masing
dilarutkan dengan aquadest
Sukrosa/gula 20,0 g
hingga 100 ml. Volume stok
Agar 8g yg digunakan untuk 1 l media
adalah 10 ml.
Air kelapa 150 ml
Aquadest 850 ml

Sumber : Gunawan (1990) dan Imelda (1995)

secukupnya ( 2 liter), lalu yang dibutuhkan. Taoge diblender

BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006 Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang
9
sampai halus sedangkan kacang hijau dan 10% berturut-turut masing-
dibuat dalam bentuk tepung dengan masing selama ± 5 menit. Kecambah
cara diblender. Masing – masing lalu dibilas dengan aquadest steril ±
perlaku an ditambahkan pada media 2 kali. Kecambah ditanam ke dalam
Vacin and Went. botol kultur yang berisi media baru
sebanyak 20 kecambah tiap botol.
4) Pembuatan Media Vacin and
Bila penanaman telah selesai,
Went
botol segera ditutup dengan
Komposisi bahan yang almunium foil dan plastik kemudian
digunakan dalam pembuatan media diikat dengan karet gelang. Botol-
Vacin and Went dapat dilihat pada botol kultur yang telah ditanami lalu
Tabel 2. ditaruh pada rak-rak di ruang
inkubasi dengan cahaya dari lampu
5) Penanaman Kecambah neon 20 watt dengan jarak 50 cm
Anggrek ke dalam Media dari botol kultur.
Penanaman kecambah
dilakukan di laminair air flow (LAF) 3.5. Pengamatan
cabinet. LAF cabinet adalah sebuah a. Tinggi plantlet (cm)
kotak yang dilengkapi dengan
Tinggi plantlet adalah rata-
blower dan lampu UV, berfungsi
rata tinggi tanaman dari 9 tanaman
untuk menanam eksplan dan sub-
contoh yang diambil dari 3 botol
kultur plantlet ke dalam botol dalam
diukur dari pangkal buku daun
kondisi steril.
sampai ujung daun terpanjang.
Sebelum digunakan terlebih
Pengukuran dilakukan setelah
dahulu LAF disterilkan dengan
tanaman berumur 16 MST.
alkohol 70%. Alat-alat seperti
petridis, scalpel, pinset, erlenmeyer b. Panjang daun (cm)
yang diisi aquadest, gelas piala,
Panjang daun adalah rata-
yang telah disterilisasi, disemprot
rata panjang daun plantlet dari 9
dengan alkohol supaya steril lalu
tanaman contoh yang diambil dari 3
dimasukkan ke dalam LAF.
botol diukur dari pangkal batang
Sebaiknya lampu UV dinyalakan
sampai ujung daun. Pengukuran
sekitar satu malam atau minimal 1
dilakukan setelah plantlet berumur
jam sebelum dipakai. Ketika
16 MST.
melakukan penanaman di dalam LAF
cabinet, lampu UV dimatikan karena c. Jumlah daun (helai)
bisa menyebabkan kanker kulit. Jumlah daun adalah rata-rata
Selama bekerja dalam LAF cabinet, jumlah daun dari 9 tanaman contoh
blower harus dinyalakan untuk yang diambil dari 3 botol pada 16
mencegah konta minan masuk ke MST. Jumlah daun pada 7 MST dan 8
dalamnya. MST adalah rata-rata jumlah daun
Kecambah dikeluarkan dari dari 20 tanaman/botol dan diamati 3
botol kultur kemudian direndam botol pada tiap satu satuan
dalam larutan clorox 20% selama ± 5 percobaan.
menit. Setelah itu, kecambah
direndam dalam larutan clorox 15% d. Panjang akar (cm)

Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006
Tabel 3. Pengaruh Penambahan Konsentrasi Ekstrak Taoge dan
Ekstrak Kacang Hijau pada Media Vacin and Went Terhadap
Tinggi Plantlet (cm) 10
Panjang Perlakuan Tinggi Plantlet (cm)
akar VW + ekstrak taoge 150 g/l (T1) 2,42 a
adalah VW + ekstrak taoge 200 g/l (T2) 2,00 b
rata- VW + ekstrak taoge 250 g/l (T3) 1,62 c
rata VW + ekstrak kc. hijau 50 g/l (K1) 1,74 bc
VW + ekstrak kc. hijau 100 g/l (K2) 1,16 d
panjang
VW + ekstrak kc. hijau 150 g/l (K3) 1,02 d
akar Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf
dari 9 yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut Uji
tanaman Jarak Berganda Duncan.
contoh
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang diambil dari 3 botol diukur dari
pangkal akar hingga ujung akar 4.1. Hasil Pengamatan
terpanjang. Pengukuran dilakukan 1). Tinggi Plantlet
setelah plantlet berumur 16 MST
Pada Tabel 3 dapat dilihat
e. Jumlah akar (buah) bahwa perlakuan T1 menunjukkan
tinggi plantlet tertinggi yaitu
Jumlah akar adalah rata-rata sebesar 2,42 cm dan berbeda nyata
jumlah akar dari 9 tanaman contoh terhadap semua perlakuan.
yang diambil dari 3 botol paad 16 Sedangkan K3 menunjukkan tinggi
MST. Jumlah akar pada 7 MST dan 8 plantlet terendah yaitu sebesar 1,02
MST adalah rata-rata jumlah akar cm namun tidak berbeda nyata
dari 20 tanaman/botol dan diamati 3 dengan perlakuan K2.
botol pada tiap satu satuan
percobaan. 2). Panjang Daun
Pada Tabel 4 dapat dilihat
f. Bobot basah plantlet (g) bahwa perlakuan T1 menunjukkan
Bobot basah plantlet adalah hasil panjang daun tertinggi yaitu
sebesar 1,27 cm dan berbeda nyata
rata-rata bobot basah dari 9
dengan perlakuan T3, K2 dan K3,
tanaman contoh yang diambil dari 3
namun tidak berbeda nyata dengan
botol. Pengukuran dilakukan setelah perlakuan K1 dan T2. Sedangkan hasil
plantlet berumur 16 MST, dilakukan panjang daun terendah ditunjukkan
dengan cara menimbang tanaman oleh perlakuan K2 yaitu sebesar 0,79
contoh. cm namun tidak berbeda nyata
dengan perlakuan K3.
g. Bobot kering plantlet (g)
3) Jumlah Daun
Bobot kering plantlet adalah
Pengaruh penambahan kon
rata-rata bobot kering dari 9
sentrasi ekstrak taoge dan ekstrak
tanaman contoh yang diambil dari 3
kacang hijau pada media Vacin and
botol. Pengukuran dilakukan setelah
Went terhadap rata-rata jumlah
plantlet berumur 16 MST, yang
daun pada 7 MST, 8 MST dan 16 MST
telah dikering oven selama 1 hari
menunjukkan perbedaan sangat
pada suhu 70OC.
nyata.

BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006 Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang
TabelTabel
4. Pengaruh
5. Pengaruh
Penambahan
PenambahanKonsentrasi
Konsentrasi Ekstrak
Ekstrak Taoge
Taoge dan
danEkstrak
Ekstrak
Kacang
Kacang
Hijau
Hijau
padapada
Media
Media
Vacin
Vacin
andand
Went
Went
terhadap
terhadap
Rata-rata
11 Panjang
Jumlah
Daun
Daun
(cm)Umur 7 MST, 8 MST dan 16 MST (Helai)

Perlakuan
Perlakuan Rata-rataDaun
Panjang Jumlah
(cm)Daun (Helai)
VW + ekstrak taoge 150 g/l (T1) 7 MST 1,27 a8 MST 16 MST
VW + ekstrak taoge
VW + ekstrak taoge 200 g/l 150 g/l
(T2) (T1) 0,85 a 1,26
1,19 a a 2,15 a
VW + ekstrak taoge
VW + ekstrak taoge 250 g/l 200 g/l
(T3) (T2) 0,74 a 1,17
0,98 b a 1,93 a
VW + ekstrak taoge 250 g/l
VW + ekstrak kc. hijau 50 g/l (K1) (T3) 0,74 a 1,17
1,27 a a 1,93 a
VW +VW + ekstrak
ekstrak kc. hijau
kc.6.hijau 100 g/l50(K2)
g/l (K1) 0,82 a 0,761,23 a
c Ekstrak 2,04 a
VW +VW +Tabel
ekstrak
ekstrak
Pengaruh
kc.
kc. hijau hijau
150 g/l
Penambahan
100(K3)
g/l (K2) 0,42 Konsentrasi
b 0,79 0,88
c b 1,33Taoge
b dan
VW + ekstrak Ekstrak
kc. hijau Kacang
150 Hijau 0,36
g/l (K3) padab Media Vacin bandhuruf
0,73oleh Went
1,26 bTerhadap
Keterangan: Angka-angka pada
Panjang kolom
Akar Umuryang16sama
MST yang
(cm) diikuti
Keterangan: Angka-angka
yang sama pada kolom
tidak berbeda nyata yang
pada sama
taraf yang diikuti oleh
5 % menurut Uji huruf
yang sama
Jarak Berganda tidak
Duncan.
Perlakuan berbeda nyata pada taraf
Panjang Akar (cm) Uji
5 % menurut
Jarak Berganda
VW + ekstrak taoge 150 Duncan.
g/l (T1) 2,38 a
VW + ekstrak taoge 200 g/l (T2) 2,18 ab
Pada 7 VW + ekstrak taoge 250 g/l (T3) 1,86 bc
MST VW + ekstrak kc. hijau 50 g/l (K1) 2,35 a
hasil VW + ekstrak kc. hijau 100 g/l (K2) 1,54 cd
rata- VW + ekstrak kc. hijau 150 g/l (K3) 1,19 d
rata Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf
jumlah yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut Uji
daun Jarak Berganda Duncan.
terbanyak dimiliki oleh perlakuan T1 Rata-rata jumlah daun
yaitu sebanyak 0,85 helai daun, terbanyak pada 8 MST dimiliki oleh
namun tidak berbeda nyata dengan pelakuan T1 yaitu sebanyak 1,26
perlakuan K1, T2 dan T3. sedangkan helai daun dan berbeda nyata
perlakuan K3 menun jukkan rata-rata dengan perlakuan K2 dan K3, namun
jumlah daun teren dah yaitu tidak berbeda nyata dengan
sebanyak 0,36 helai daun, namun perlakuan K1, T2 dan T3. Sedangkan
tidak berbeda nyata dengan perlakuan K3 menunjukkan hasil
perlakuan K2 ( Tabel 5). rata-rata jumlah daun terendah
yaitu sebanyak 0,73 helai daun,
namun tidak berbeda nyata dengan
perlakuan K2.

Pada pengamatan 16 MST,


perlakuan T1 menunjukkan hasil
rata-rata jumlah daun terbanyak
yaitu sebanyak 2,15 helai daun, dan
berbeda nyata denan perlakuan K2
dan K3, namun tidak berbeda nyata
dengan perlakuan K1, T2 dan T3.
Sedangkan rata-rata jumlah daun
terendah dimiliki oleh perlakuan K3
yaitu sebanyak 1,26 helai daun,
namun tidak berbeda nyata dengan
perlakuan K2.

Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006
Tabel 7. Pengaruh Penambahan Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Ekstrak
Kacang Hijau pada Media Vacin and Went terhadap Rata-rata
Jumlah Akar Umur 7 MST, 8 MST dan 16 MST (Buah) 12

Rata-rata Jumlah Akar (Buah)


Perlakuan
7 MST 8 MST 16 MST
VW + ekstrak taoge 150 g/l (T1) 0,89 a 1,32 a 1,89 a
VW + ekstrak taoge 200 g/l (T2) 0,82 a 1,25 a 1,82 a
VW + ekstrak taoge 250 g/l (T3) 0,77 a 1,17 a 1,82 a
VW + ekstrak kc. hijau
Tabel 50 g/l (K1)
8. Pengaruh Penambahan0,83 a Konsentrasi
1,30 a Ekstrak1,85 Taoge
a dan
VW + ekstrak kc. hijauEkstrak
100 g/lKacang
(K2) Hijau 0,55pada
b Media0,86 b and1,37
Vacin Wentb terhadap
VW + ekstrak kc. hijauBobot
150 g/l (K3)Plantlet
Basah 0,42 b 16 MST
Umur 0,69
(g)b 1,07 b
Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang
sama tidak berbeda
Perlakuannyata pada taraf 5 % menurut Uji Jarak
Bobot Basah (g)
Berganda Duncan.
VW + ekstrak taoge 150 g/l (T1) 0,403 a
VW + ekstrak taoge 200 g/l (T2) 0,357 a
4) VW + ekstrak taoge 250 g/l (T3) 0,263 b
Panjang VW + ekstrak kc. hijau 50 g/l (K1) 0,400 a
Akar VW + ekstrak kc. hijau 100 g/l (K2) 0,173 c
Pada VW + ekstrak kc. hijau 150 g/l (K3) 0,117 c
Tabel 6 Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf
dapat yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut Uji
dilihat Jarak Berganda Duncan.
bahwa
buah, dan 1,07 buah, namun tidak
perlakuan T1 menunjukkan hasil
berbeda dengan perlakuan K2.
panjang akar tertinggi yaitu sebesar
2,38 cm dan berbeda nyata dengan
perlakuan T3, K2 dan K3, namun tidak 6) Bobot Basah Plantlet
berbeda nyata terhadap perlakuan
K1 dan T 2. Perlakuan K3 Pada Tabel 8 dapat dilihat
menunjukkan hasil panjang akar bahwa perlakuan T1 menunjukkan
terendah yaitu sebesar 1,19 cm hasil bobot basah plantlet tertinggi
namun tidak berbeda nyata dengan yaitu sebesar 0,403 g dan berbeda
perlakuan K2. nyata dengan perlakuan T3, K2 dan
K3, namun tidak berbeda nyata
5) Jumlah Akar terhadap perlakuan K1 dan T2.
Perlakuan K3 menunjukkan hasil
Pada Tabel 7 hasil terbanyak
bobot basah plantlet terendah yaitu
rata-rata jumlah akar pada 7 MST,
sebesar 0,117 g dan berbeda nyata
8 MST dan 16 MST dimiliki oleh
dengan perlakuan T3, namun tidak
perlakuan T1 yaitu sebanyak 0,89
berbeda nyata dengan perlakuan K2.
buah, 1,32 buah dan 1,89 buah dan
berbeda nyata dengan perlakuan K2 7) Bobot Kering Plantlet
dan K3, namun tidak berbeda nyata
dengan perlakuan T2, T3 dan K1. Pada Tabel 9 dapat dilihat
Sedangkan hasil rata-rata jumlah bahwa perlakuan T1 menunjukkan
akar terendah pada 7 MST, 8 MST hasil bobot kering plantlet tertinggi
dan 16 MST dimiliki oleh perlakuan yaitu sebesar 0,019 g dan berbeda
K3 yaitu sebanyak 0,42 buah, 0,69 nyata dengan perlakuan T2, T3, K2
dan K3, namun tidak berbeda nyata

BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006 Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang
13
terhadap perlakuan K1. Perlakuan K3 cambah. Menurut Salisbury dan
menun jukkan hasil bobot kering Cleon (1995) metabolisme adalah
plantlet terendah yaitu sebesar reaksi kimia yang memungkinkan
0,009 g dan berbeda nyata dengan adanya kehidupan. Dengan adanya
proses metabolisme maka akan
perlakuan T2, namun tidak berbeda
terjadi pertumbuhan
nyata dengan perlakuan T3 dan K2.
Adapun fungsi dari cadangan
makanan dan unsur-unsur hara
4.2. Pembahasan terhadap pertumbuhan kecambah
Hasil penelitian secara anggrek antara lain; karbohidrat,
keseluruhan, yang mana kecambah dalam hal ini glukosa, merupakan
yang diberikan perlakuan T1 (ekstrak kunci utama dalam proses
taoge 150 g/l) mempunyai hasil yang metabolisme tanaman (Sriyanti,
lebih baik dibandingkan dengan 2000),. Metabolisme adalah reaksi
perlakuan yang lain untuk semua kimia yang memungkinkan adanya
parameter yang diamati. Hal ini kehidupan. Reaksi metabolisme
dimungkinkan kandungan gizi dalam dalam tanaman menghasilkan ribuan
taoge ( Karbohidrat, Protein, Ca, P, senyawa untuk membentuk organ
Fe dan vitamin A, B1, C) walaupun seperti daun, batang dan akar, dan
lebih sedikit diban dingkan dalam struktur lain yang terdapat pada
biji kacang hijau, namun karena zat tanaman (Salisbury dan Cleon,
gizi dalam taoge sudah dalam 1995). Glukosa merupakan substrat

Tabel 9. Pengaruh Penambahan Konsentrasi Ekstrak Taoge dan


Ekstrak Kacang Hijau pada Media Vacin and Went terhadap
Bobot Kering Plantlet Umur 16 MST (g)

Perlakuan Bobot Kering (g)


VW + ekstrak taoge 150 g/l (T1) 0,019 a
VW + ekstrak taoge 200 g/l (T2) 0,015 bc
VW + ekstrak taoge 250 g/l (T3) 0,013 cd
VW + ekstrak kc. hijau 50 g/l (K1) 0,018 ab
VW + ekstrak kc. hijau 100 g/l (K2) 0,010 de
VW + ekstrak kc. hijau 150 g/l (K3) 0,009 e
Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf
yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut Uji
Jarak Berganda Duncan.

bentuk senyawa terlarut maka lebih respirasi yang akan dirombak


mudah diserap tanaman. menjadi CO2 dan H2O dan
Hal ini sesuai dengan melepaskan energi. Selanjutnya CO2
pendapat Wilkins (1989) bahwa biji dan H2O digunakan sebagai bahan
yang belim berkecambah mengalami pembentuk karbohidrat pada proses
dormansi dimana tidak terjadi fotosintesis, yang dibutuhkan
aktifitas metabolisme dibandingkan tanaman sebagai sumber energi
dengan biji yang sudah berke untuk pertumbuhan.
Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006
14
Protein digunakan sebagai dibentuk seperti akar dan batang
sumber nitrogen (N) yang dapat (Suseno, 1974 dalam Mo’o,1992).
menyuburkan tanaman. Peranan Unsur Magnesium (Mg)
unsur N bagi tanaman adalah untuk berperan sebagai unsur pokok
merangsang pertumbuhan vegetatif pembentuk klorofil. Seperti kita
tanaman, selain itu juga ketahui bahwa klorofil berperan
berpengaruh dalam sistesa asam dalam proses fotosintesis yang
amino dan protein (Prawinata et al., menghasilkan cadangan makanan
1988 dalam Mo’o, 1992). Menurut untuk pertumbuhan tanaman,
Iswanto (2001) pada fase sehingga pertumbuhan organ-organ
pertumbuhan seedling (bibit), tanaman seperti daun, batang, dan
anggrek mambutuhkan N yang cukup akar dapat tumbuh sempurna.
besar yaitu dengan perbandingan (Hardjowigeno,1995).
NPK 60 : 30 : 10. Gunadi (1979) Menurut Sutiyoso (2003)
dalam Mo’o (1992) juga menyatakan dalam Permadi (2004), unsur kalsium
bahwa anggrek yang belum dewasa (Ca) berperan sebagai komponen
atau masih berupa bibit akan yang memperkuat dinding sel,
memerlukan unsur NPK dengan kadar mengatur daya tembus
N yang cukup besar untuk tumbuh (permeabilitas) dinding sel, memacu
menjadi dewasa. Menurut pertumbuhan tanaman karena aktif
Hardjowigeno (1995), tanaman yang dalam pembelahan sel dan
kekurangan N menunjukkan perpanjangan sel, sintesa protein,
pertumbuhan tanaman menjadi pengangkut karbohidrat ke bagian
kerdil dan pertumbuhan akar yang membutuhkan, serta berperan
terbatas. pada titik tumbuh akar. Dengan
Cadangan makanan, demikian unsur Ca berperan dalam
membantu transfer energi pada mempengaruhi pertumbuhan
reaksi-reaksi kimia dalam tubuh tanaman. Gejala kekurangan Ca
tanaman. Fosfor sangat diperlukan ditandai dengan tunas dan akar tidak
pada waktu seedlings (tahap bibit) dapat tumbuh (tidak dapat
dan pembungaan (Sriyanti dan berkembang) karena pembelahan sel
Wijayani, 1994). Menurut Sriyanti terhambat (Hardjowigeno, 1995).
(2000), unsur fosfor (P) banyak Menurut Sriyanti dan
dibutuhkan tanaman untuk Wijayani (1994), thiamin (vitamin
pertumbuhan vegetatif, dimana B1) adalah vitamin yang esensial
bersama-sama unsur C,H,O dan N, untuk hampir semua kultur jaringan
fosfor akan membentuk protein tumbuhan. Fungsi thiamin adalah
sehingga perkembangan sel dapat untuk mempercepat pembelahan sel
berlangsung dengan baik. Hal pada meristem akar, juga berperan
tersebut dikemukakan pula oleh sebagai koenzim dalam reaksi yang
Hakim et al. (1984) dalam Mo’o menghasilkan energi dari
(1992) bahwa unsur P akan karbohidrat dan memindahkan
menstimulir perkembangan akar. energi.
Dengan adanya unsur P yang cukup Tryptophan adalah zat
memadai, maka sintesa protein di organik terpenting dalam proses
dalam tanaman terjadi pada biosintesis IAA (auksin) (Thimann,
jaringan-jaringan dimana se-sel baru 1935 dalam Abidin, 1990). Menurut

BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006 Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang
15
Sriyanti dan Wijayani (1994), dengan baik. Kandungan air ini
pengaruh auksin terhadap dapat dilihat dari bentuk fisik media
perkembangan sel menunjukkan pada perlakuan T1 tidak terlalu
adanya indikasi bahwa auksin dapat padat dibandingkan dengan T2 dan
menaikkan tekanan osmotik, K1, hal ini menunjukkan kandungan
meningkatkan sintesa protein, air yang cukup banyak. Sedangkan
meningkatkan permeabilitas sel perlakuan T3 menunjukkan hasil
terhadap air, dan melunakkan yang berbeda nyata dengan T1
dinding sel yang diikuti menurunnya kecuali pada parameter jumlah daun
tekanan dinding sel sehingga air (7 MST, 8 MST, 16 MST) dan jumlah
dapat masuk ke dalam sel yang akar. Hal ini karena penyerapan
disertai dengan kenaikkan volume senyawa-senyawa terlarut dan
sel. Dengan adanya sintesa protein unsur-unsur hara kurang baik,
maka dapat digunakan sebagai karena kandungan air dalam media
sumber energi dalam pertumbuhan. lebih sedikit. Dilihat dari bentuk
Pada konsentrasi rendah (sesuai fisik media, perlakuan T3 lebih
kebutuhan tanaman), auksin dapat padat dibandingkan perlakuan T1,
merangsang pertumbuhan akar, T2 dan K1 sehingga pengangkutan
sedangkan pada konsentrasi tinggi, hara oleh air kurang baik. Semakin
justru akan menghambat laju tinggi konsentrasi bahan tambahan
pemanjangan koleoptil (ujung akar) maka semakin padat media.
dan batang. Hal ini disebabkan mulai Pada perlakuan K1,
hilangnya tekanan turgor pada penyerapan air (imbibisi air) oleh
dinsing sel (Sriyanti, 2000). ekstrak kacang hijau akan
Dari hasil penelitian, pada mengaktifkan hormon-hormon dalam
perlakuan yang diberi ekstrak taoge, biji yang sebelumnya tidak aktif.
dapat dilihat bahwa perlakuan T1 Dengan aktifnya hormon maka akan
memberikan hasil yang lebih tinggi mendorong pembentukan enzim-
dibandingkan perlakuan lainnya. Hal enzim hidrolisis, maka
ini disebabkan karena penyerapan berlangsunglah proses perombakan
hara dari media dapat maksimal cadangan makanan menjadi
karena selain tersedia dalam bentuk senyawa-senyawa terlarut yang lebih
yang lebih mudah diserap, mudah diserap tanaman. Proses
kandungan air dalam media mampu perombakan cadangan makanan ini
mengangkut hara dari media ke berlangsung seperti pada proses
bagian tumbuhan yang memerlukan perkecambahan.
dengan lebih baik. Pada perlakuan K2 dan K3
Perlakuan T1 menunjukkan terlihat media yang lebih padat
hasil tertinggi dan berbeda nyata dibandingkan perlakuan yang lain.
dengan perlakuan T2 dan K1 pada Hal ini disebabkan karena tingginya
parameter tinggi tanaman, dan konsentrasi kacang hijau yang
bobot kering untuk perlakuan T2. diberikan sehingga menyebabkan
Hal ini disebabkan karena kandungan kandungan air dalam media menjadi
air yang ada pada media T1 lebih lebih sedikit. Padahal tanaman yang
banyak sehingga dapat mengangkut sedang aktif tumbuh membutuhkan
senyawa-senyawa dan unsur-unsur lebih banyak air dibandingkan
hara yang terkandung dalam media tanaman yang sudah berbunga.
Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006
16
Tanaman yang sedang aktif tumbuh, dengan pendapat Russel (1956)
sel-selnya sedang aktif membelah dalam Prihatin (1999) yang
diri, untuk pertumbuhan dan menyatakan bahwa akar dapat
perkembangan sel, dibutuhkan air tumbuh secara normal jika sebagian
untuk mengisi sel-sel yang baru besar pori media lebih besar
tersebut. Selain itu, sedikitnya daripada diameter akar atau
kandungan air pada media juga kekuatan tumbuh akar lebih besar
menyebabkan senyawa-senyawa dari pada kekuatan media. Pada
yang terdapat pada media sukar media yang aerasinya baik, akar
larut, sehingga sukar untuk diserap tanaman akan berkembang dengan
tanaman. Dalam tanaman air baik, sedangkan pada keadaan
berfungsi sebagai pelarut untuk kurang menguntungkan sistem
persenyawaan-persenyawaan atau perakaran tidak berkembang dengan
zat-zat makanan yang lain, sebagai cepat dan akar menjadi pendek dan
pengangkut zat-zat makanan dalam sedikit bercabang-cabang. Keadaan
tubuh tanaman, sebagai bagian atau ini sesuai dengan hasil penelitian
pengisi dari sel-sel tanaman, sebagai yang menunjukkan hasil yang lebih
pengatur tekanan sel (tekanan kecil untuk semua parameter pada
turgor) karena kalau tekanan turgor perlakuan K2 dan K3.
tidak ada atau turgornya kecil maka Dari hasil penelitian, diketahui
tanaman akan kesulitan menyerap bahwa berat basah dan berat kering
unsur-unsur hara sehingga tanaman tanaman pada perlakuan T1 (ekstrak
akan kelihatan layu atau mati, dan taoge 150 g/l) lebih tinggi dari pada
sebagai sumber hidrat yang perlakuan lainnya. Hal ini ditandai
diperlukan dalam proses fotosintesis dengan tinggi tanaman, panjang dan
untuk membentuk karbohidrat atau jumlah daun, panjang dan jumlah
makanan (Soeryowinoto, 1974, akar yang lebih tinggi pada
Gunawan, 1990 dan Hardjowigeno, perlakuan T1, dengan demikian
1995). berat basah dan berat kering
Media yang terlalu padat tanaman juga lebih tinggi. Berat
mengakibatkan pori-pori media kecil tanaman mencerminkan
dan aerasi (pertukaran udara) tidak bertambahnya protoplasma, hal ini
baik. Hal ini menyebabkan terjadi akibat ukuran dan jumlah
pertumbuhan akar tanaman selnya bertambah. Pertumbuhan
terhambat sehingga penyerapan protoplasma berlangsung melalui
unsur-unsur hara dari media oleh peristiwa metabolisme dimana air,
akar menjadi tidak maksimal dan karbon dioksida dan garam-garam
berakibat terhambatnya anorganik diubah menjadi cadangan
pertumbuhan tanaman. makanan dengan adanya proses
Pertumbuhan akar yang terhambat fotosintesis (Setyati, 1979 dalam
terlihat dari bentuk akar yang kecil Mo’o, 1992), dimana cadangan
dan pendek. Pertumbuhan tanaman makanan tersebut akan digunakan
sangat tergantung dari pertumbuhan tanaman dalam proses metabolisme
dan penyebaran akar. Pertumbuhan yang menghasilkan energi untuk
akar yang baik hanya terjadi jika pertumbuhan tanaman.
kondisi media tumbuhnya dapat
mendukung keperluan akar. Sesuai

BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006 Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang
17
V. KESIMPULAN DAN SARAN Jurnal Litbang Pertanian.
Departemen Pertanian. Jakarta.
5.1. Kesimpulan
Anonim. 2003. Data Ekspor – Impor
Dari hasil peneliltian dapat
Tanaman Hias Anggrek Tahun
disimpulkan sebagai berikut:
2001 – 2002. Biro Pusat
1. Konsentrasi ekstrak taoge Statistik. Jakarta.
yang berbeda memberikan
Anton. 1986. Anggrek, Bunga Elit
pengaruh yang berbeda terhadap
Terancam Punah. Kumpulan
pertumbuhan anggrek bulan
Kliping Anggrek II. Pusat
(Phalaenopsis amabilis L.),
Informasi Pertanian Trubus.
kecuali pada parameter jumlah
Jakarta.
akar 7 MST, 8 MST, 16 MST dan
jumlah daun 7 MST, 8 MST, 16 Dixon, R. A. 1985. Plant Cell
MST. Konsentrasi ekstrak taoge Culture: A Practical Approach.
150 g/l memberikan pengaruh IRL Press Limited. Oxford,
yang baik terhadap pertumbuhan England.
anggrek bulan dengan
Gunawan, L. W. 1990. Budidaya
menunjukkan hasil yang
Anggrek. Penebar Swadaya.
tertinggi.
Jakarta.
2. Konsentrasi ekstrak kacang
Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah.
hijau yang berbeda memberikan
Akademika Pressindo. Jakarta.
pengaruh yang berbeda terhadap
pertumbuhan anggrek bulan Iswanto, H. 2001. Anggrek
(Phalaenopsis amabilis L.), Phalaenopsis. Agromedia
dengan hasil tertinggi Pustaka. Jakarta.
ditunjukkan oleh konsentrasi Mo’o, H. E. 1992. Pengujian
ekstrak kacang hijau 50 g/l. Beberapa Media Sapih
Sederhana dalam Budidaya
5.2. Saran Kultur Jaringan Terhadap
Penambahan ekstrak taoge Komponen Pertumbuhan
150 g/l atau ekstrak kacang hijau 50 Plantlet Anggrek Dendrobium
g/l pada media dasar Vacin and None Betawi. Skripsi. Fakultas
Went disarankan untuk digunakan Pertanian, Universitas Mercu
dalam pengecambahan anggrek Buana. Jakarta.
bulan (Phalaenopsis amabilis L.) Permadi, I. 2004. Pengaruh Tingkat
secara in vitro karena menunjukkan EC (Electric Conductivity)
hasil yang baik. Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Empat Varietas Sawi
DAFTAR PUSTAKA (Brassica juncea L.) pada
Sistem Hidroponik. Skripsi.
Bbidin, Z. 1990. Dasar-dasar Fakultas Managemen Agribisnis,
Pengetahuan Tentang ZPT. Universitas Mercu Buana.
Penerbit Angkasa. Bandung. Jakarta.
Anonim. 2001. Anggrek Termasuk Pranoto, Wahyu dan Endang. 1990.
ke dalam Famili Orchidaceae. Biologi Benih. Departemen
Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006
18
Pendidikan dan Kebudayaan, Soeprapto, H. S. 1992. Bertanam
Direktorat Jenderal Pendidikan Kacang Hijau. Penebar Swadaya.
Tinggi Pusat Antar Universitas Jakarta.
Ilmu Hayat. Institut Pertanian
Soeryowinoto, S. M. 1974. Merawat
Bogor. Bogor.
Anggrek. Kanisius. Yogyakarta.
Prihatin, A. I. 1999. Pengaruh
Soeryowinoto, S. M. dan Moeso, S.
Konsentrasi IAA (Indol Asam
1977. Perbanyakan Vegetatif

-oOo-
Asetat) dan Air Kelapa pada Anggrek. Kanisius.
Terhadap Pertumbuhan Plantlet Yogyakarta.
Anggrek Dendrobium Jakarta
Molek Secara In Vitro. Skripsi.
Fakultas Pertanian, Universitas Sriyanti, D. H. 2000. Pembibitan
Mercu Buana. Jakarta. Anggrek dalam Botol. Kanisius.
Yogyakarta.
Rismunandar. 1992. Hormon
Tanaman dan Ternak. Penebar Sriyanti, D. H. dan A, Wijayani.
Swadaya. Jakarta. 1994. Teknik Kultur Jaringan
“Pengenalan dan Petunjuk
Rotinsulu, Prihandarini dan Sudiarso.
Perbanyakan Tanaman Secara
1998. Pemanfaatan Air Kelapa
Vegetatif Modern”. Kanisius.
dalam Berbagai Tingkat
Yogyakarta.
Kematangan Pada Media Kultur
Jaringan Pisang Barangan (Musa Sudarnadi, H. 1989. Taksonomi
paradisiaca sapientum L.). Tumbuhan Berpembuluh I.
Laporan Hasil Penelitian. Departemen Pendidikan dan
Fakultas Pertanian, Universitas Kebudayaan Direktorat Jenderal
Sam Ratulangi. Manado. Pendidikan Tinggi Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat. Institut
Rukmana, R. 2000. Budidaya
Pertanian Bogor. Bogor.
Anggrek Bulan. Kanisius.
Yogyakarta. Sutiyoso, Y. dan Sarwono. 2002.
Merawat Anggrek. Penebar
Salisbury, F. B. dan W. R, Cleon.
Swadaya. Jakarta.
1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid
2. Diterjemahkan oleh Diah R Tjitrosoepomo, G. 1988. Morfologi
Lukman dan Sumaryono. Tumbuhan. Gajah Mada
Penerbit ITB. Bandung. University Press. Yogyakarta.
Sandra, E. 2001. Membuat Anggrek Usfie, L. H. 1999. Penggunaan
Rajin Berbunga. Agromedia Ekstrak Taoge, Sorgum dan
Pustaka. Jakarta. Kayu Karet Untuk Produksi
Massa miselium Jamur
________ 2003. Kultur Jaringan
Champignon (Agaricus
Anggrek Skala Rumah Tangga.
bisporus). Skripsi. Fakultas
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006 Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang
19
Wetter, L. R. dan L, Constabel.
1991. Metode Kultur Jaringan
Tanaman. Diterjemahkan oleh
Mathilda B Widianto. Penerbit
ITB. Bandung.
Wilkind, M. B. 1989. Fisiologi
Tanaman. Bina Aksara.
Jakarta.

Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006

Anda mungkin juga menyukai