TUMOR TIROID
Preseptor
Dr. Kiki Ahmad Rizki, Sp.B(K)Onk.,M.Kes
Disusun oleh
Floriyani Indra Putri
130112110549
130112110568
130112110624
I. KETERANGAN UMUM
Nama
: Ny.A
Umur
: 56 tahun
Jenis kelamin
: Wanita
Pekerjaan
Pendidikan
: SD
Alamat
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Tanggal masuk RS
: 4 Januari 2013
Kesadaran
: Compos mentis
: 120/80 mmHg
Nadi
: 80x/ menit
Respirasi
: 20x / menit
Suhu
: afebris
Status generalis:
Kepala
Leher
Thorax
Abdomen : Datar lembut, hepar dan lien tidak teraba, bising usus (+) normal
Ekstremitas: Edema (-/-), sianosis (-/-)
Kulit teraba lembab dan hangat
Tremor (-/-)
Status Lokalis:
a/r colli anterior sinistra:
Inspeksi: tampak massa bentuk bulat, ikut bergerak saat menelan, permukaan kulit
sama dengan sekitarnya, deviasi trakea (-), venektasi (+)
Palpasi : teraba massa, single, konsistensi padat, batas tegas,permukaan rata, ikut
bergerak saat menelan, mobile, nyeri tekan (-), berukuran 15x10x5 cm.
Auskultasi : Bruit (-)
a/r colli lateral sinistra dextra tidak terdapat pembesaran tidak terdapat pembesaran
KGB
a/r colli anterior dextra :
inspeksi : tampak massa bentuk bulat, ikut bergerak saat menelan, permukaan kulit
sama dengan sekitarnya, venektasi palpasi : teraba massa, single, konsistensi lunak, batas tegas, permukaan rata, ikut
bergerak saat menelan, mobile, nyeri tekan (-), ukuran 4x3x2 cm
auskultasi
: bruit (-)
IV. RESUME
Seorang wanita usia 56 tahun datang dengan keluhan benjolan di leher kiri yang
ikut bergerak saat menelan dengan tumor doubling time kasar 146 dan benjolan di leher
kanan yang ikut bergerak saat menelan dengan tumor doubling time kasar 243. Tidak
terdapat keluhan kelainan metabolik. Tidak terdapat infiltrasi ke trakea, esofagus, dan
recurrent laryngeal nerve. Tidak terdapat pembesaran KGB. Tidak terdapat metastasis.
Status Lokalis:
a/r colli anterior sinistra:
Inspeksi: tampak massa bentuk bulat, ikut bergerak saat menelan, permukaan kulit
sama dengan sekitarnya, deviasi trakea (-), venektasi (+)
Palpasi : teraba massa, single, konsistensi padat, batas tegas,permukaan rata, ikut
bergerak saat menelan, mobile, nyeri tekan (-), berukuran 15x10x5 cm.
Auskultasi : Bruit (-)
a/r colli lateral sinistra dextra tidak terdapat pembesaran tidak terdapat pembesaran
KGB
a/r colli anterior dextra :
inspeksi : tampak massa bentuk bulat, ikut bergerak saat menelan, permukaan kulit
sama dengan sekitarnya, venektasi palpasi : teraba massa, single, konsistensi lunak, batas tegas, permukaan rata, ikut
bergerak saat menelan, mobile, nyeri tekan (-), ukuran 4x3x2 cm
auskultasi
: bruit (-)
Tumor tiroid bilateral tidak infiltrasi trakea, esofagus, KGB, metastasis jauh tidak
diketahui (T3N0Mx)
Foto thoraks
USG leher
FNAB
Fungsi tiroid
T3= 3,5 nmol/L (N= 1-3,3 nmol/L)
fT4= 2,1 ng/dl (N= 0,8 1,7 ng/dl)
TSH = 0,04 ulu/mL (N= 0,3-3,8 ulu/mL)
Foto thoraks
Tidak tampak metastase kardiopulmonal
USG leher
Massa solid dengan kalsifikasi di daerah tiroid kanan
Multipel nodul solid dengan kalsifikasi di tiroid kiri
Tidak tampak pembesaran KGB colli bilateral
FNAB
FNAB a/r thyroid dextra
Makroskopis : massa nekrotik bersama cairan kistik kemerahan sebagian kuning
keruh
Mikroskopis : sediaan biopsi aspirasi terdiri dari massa nekrotik dan koloid amorf.
Diantaranya tampak sel-sel folikel bentuk bulat, oval yang berkelompok, dan
tersebar. Inti sel bulat, oval, kromatin sebagian kasar, sitoplasma cukup. Tampak
sebaran sel-sel limfosit dan PMN.
: ad bonam
Quo ad functionam
: ad malam
DISKUSI
Epidemiologi
Tumor tiroid merupakan neoplasma sistem endokrin yang terbanyak dijumpai.
Berdasarkan dari Patholoycal Based Registration di Indonesia, kanker tiroid merupakan
kanker dengan insidensi tertinggi urutan ke-9. Neoplasma tiroid lebih sering ditemukan
pada wanita daripada pria dan jarang ditemukan pada anak-anak. Karsinoma tiroid sering
terjadi pada goiter non toksik yang uni noduler dan jarang pada goiter difus maupun
goiter noduler toksik. Pada 73% penderita ditemukan riwayat radiasi pada leher.
Klasifikasi Histopatologi dan sistem TNM:
Berdasarkan gambaran histopatologi menurut Ackerman:
1. Adenoma :
- Folikuler
- Atipikal
- Oksifil (Hurtle Cell)
2. Karsinoma yang berdiferensiasi baik:
- Folikuler
- Papilifer
- Campuran papilifer dan folikuler
- Oksifil
3. Karsinoma yang berdiferensiasi buruk :
- Small cell
- Spindle cell
- Giant cell
4. Karsinoma meduler
5. Lain-lain:
- Sarkoma
- Limfoma maligna
- Plasmositoma
- Karsinoma sel skuamosa
Berdasarkan WHO :
Tumor epitel maligna:
-
Karsinoma folikuler
Karsinoma papiler
Fibrosarkoma
Lain-lain
Sarkoma
Limfoma maligna
Haemangiothelioma maligna
Teratoma maligna
No
N1
N1a
N1b
M : metastasis jauh
Mx : metastasis jauh belum dapat dinilai
Mo : tidak terdapat metastasis jauh
M1 : terdapat metastasis jauh
Prosedur Diagnostik
a. Anamnesis
1. Pengaruh usia dan jenis kelamin
Risiko malignansi apabila nodul tiroid terdapat pada usia di bawah 20
tahun dan diatas 50 tahun. Jenis kelamin laki-laki mempunyai risiko
malignansi lebih tinggi.
2. Pengaruh radiasi di daerah leher dan kepala
Radiasi pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan malignansi pada
tiroid kurang lebih 33-37%
3. Riwayat penyakit serupa pada famili atau keluarga
Bila ada, harus curiga kemungkinan adanya malignansi tiroid tipe meduler
4. Geografis
Apakah berasal dari daerah pantai atau pegunungan
5. Kecepatan tumbuh tumor
Nodul membesar tidak terlalu cepat kemungkinan jinak
Nodul membesar dengan cepat, kemungkinan ganas
Nodul anaplastik membesar sangat cepat
Kista dapat membesar dengan cepat
Benjolan di leher depan yang ikut bergerak ke atas pada waktu menelan
Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multipel dengan
konsistensi bervariasi dari kistik sampai dengan keras bergantung pada jenis
patologi anatominya
Disamping ini, perlu dicari ada tidaknya benjolan pada kalvaria, tulang
belakang, klavikula, sternum, dll, serta tempat metastasis jauh lainnya yaitu
paru-paru, hati, ginjal, dan otak.
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan kadar fT4 dan TSHs
2. Pemeriksaan radiologis
Foto soft tissue leher
Foto thoraks PA
Pemeriksaan sidik tulang bila ada tanda-tanda metastasis ke tulang yang
bersangkutan
3. Pemeriksaan sidik tiroid
4. Pemeriksaan FNAB
Ketepatan pemeriksaan sitologi untuk kanker tiroid anaplastik, meduler,
dan papiler hampir mendekati 100%, tetapi untuk jenis folikuler hampir
gambaran
sitologi
untuk
adenomatous
DISKUSI STATUS
1. Pasien ini didiagnosa sebagai neoplasma tiroid bilateral, karena :
Menegakkan diagnosis pada pasien dengan benjolan di leher yang dicurigai merupakan
kelainan pada tiroid sebagai berikut:
Dari anamnesis didapatkan :
Keluhan tidak disertai lekas lelah, lebih suka hawa dingin, berdebar-debar.
Keluhan tidak disertai sesak saat beraktivitas, berkeringat banyak, nafsu makan
yang bertambah, dan perubahan berat badan.
Benjolan tidak terasa nyeri, tidak ada suara serak, sesak nafas terutama saat
beraktivitas, dan gangguan menelan.
Tidak ada riwayat nyeri tulang maupun rasa tidak enak di perut kanan bagian atas.
palpasi : teraba massa, single, konsistensi lunak, batas tegas, permukaan rata, ikut
bergerak saat menelan, mobile, nyeri tekan (-), ukuran 4x3x2 cm, venektasi (-)
auskultasi
: bruit (-)
Sehingga dapat disimpulkan diagnosis kerja pada pasien ini adalah tumor tiroid
bilateral suspek benigna.
Untuk menegakkan diagnosis pasti pada pasien ini diperlukan beberapa
pemeriksaan
Penunjang yaitu:
Foto polos leher anteroposterior dan lateral dengan metode soft tissue technique dengan
posisi leher hiperekstensi, untuk melihat ada tidaknya kalsifikasi.
Foto thoraks
Foto thoraks untuk melihat ada tidaknya metastasis dan desakan trakhea
USG leher
Untuk membedakan dengan cermat antara massa padat dan massa
kistik. Karsinoma tiroid biasanya padat, sedangkan massa kistik biasanya jinak.
o
metastasis
ke
hati.
Sidik tiroid
Bila nodul menangkap iodium lebih sedikit dari jaringan tiroid yang normal
disebut nodul dingin (cold nodule), bila sama afinitasnya maka disebut nodul hangat
(warm nodule), dan bila afinitasnye lebih maka disebut nodul panas (hot nodule).
Karsinoma tiroid sebagian besar adalah nodul dingin. Sekitar 10-17% struma dengan
nodul dingin ternyata adalah suatu keganasan. Bila akan dilakukan pemeriksaan sidik
tiroid maka obat-obatan yang mengganggu penangkapan iodium oleh tiroid harus
dihentikan selama 2-4 minggu sebelumnya.
Dilakukan pemeriksaan kadar FT4 dan TSHS untuk menilai fungsi tiroid.
Pemeriksaan kadar FT4:
Tiroksin bebas dari hormon tiroid adalah komponen aktif dalam metabolisme yang
menentukan keadaan tiroid. Pemeriksaan FT4 lebih dipilih untuk dilakukan dibandingkan
dengan pemeriksaan TT4 karena TT4 pararel dengan perubahan kadar, sehingga bisa
terjadi kesalahan interpretasi hasil pemeriksaan, seperti pada kehamilan kadar TBG akan
meningkat.
Pemeriksaan kadar TSHS:
Pengukuran kadar TSHS terutama untuk diagnosis hipotiroid primer, karena terjadi
supresi TSHS oleh hormon tiroid berkurang sehingga kadar TSHS meningkat. Sedangkan
pada hipertiroid kadar TSHS rendah.
FNAB
Mempunyai akurasi diagnostik sebesar 80%. Oleh karena itu jangan menentukan terapi
definitif hanya berdasarkan hasil FNAB saja.
2. Bagaimana penatalaksanaan pada neoplasma tiroid?
Pertama-tama dilakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan apakah nodul
tersebut suspek maligna atau suspek benigna
1. Suspek maligna
Bila nodul tersebut suspek maligna dibedakan atas apakah kasus tersebut operabel
atau inoperabel. Bila kasus yang dihadapi inoperabel maka dilakukan tindakan
biopsi insisi dengan pemeriksaan histopatologis secara blokparafin. Dilanjutkan
dengan tindakan debulking dan radiasi eksterna atau kemoterapi.
Bila nodul tiroid suspek maligna tersebut operabel dilakukan tindakan
isthmolobektomi dan pemeriksaan potong beku (VC).
Ada 5 kemungkinan hasil yang didapat :
a. Lesi jinak
Maka tindakan operasi selesai dilanjutkan dengan observasi.
b. Karsinoma papilare
Dibedakan atas risiko tinggi dan risiko rendah berdasarkan klasifikasi AMES.
2. Suspek benigna
Bila nodul tiroid secara klinis suspek benigna dilakukan tindakan FNAB ( Biopsi
aspirasi jarum halus ). Ada 2 kelompok hasil yang mungkin didapat ;
- Hasil FNAB suspek maligna,folliculare pattern dan Hurthle Cell .
Dilakukan tindakan isthmulobektomi dengan pemeriksaan potong beku.
- Hasil FNAB benigna
Dilakukan terapi supresi TSH dengan tablet Thyrax selama 6 bulan
kemudian dievaluasi,bila nodul tersebut mengecil diikuti dengan tindakan
observasi dan apabila nodul tersebut tidak ada perubahan atau bertambah
4. Kosmetik.
Kontraindikasioperasi struma ada 4, yaitu :
1. Struma toksik yang belum dipersiapkan sebelumnya.
2. Struma dengan dekompensasi kordis dan penyakit sistemik lain yang
belum terkontrol ( diabetes melitus, hipertensi, dll ).
3. Struma besar yang melekat erat ke jaringan leher, sehingga sulit
digerakkan ( biasanya karena karsinoma). Karsinoma yang demikian
sering dari tipe anaplastik yang jelek prognosanya. Perlekatan pada
trakea ataupun laring dapat sekaligus dilakukanreseksi trakea atau
laringektomi, tetapi perlekatan dengan jaringan lunak leher yang luas
sulit dilakukan eksisi dengan baik.
Struma ( karsinoma ) yang disertai Vena Cava Superior Syndrome. Biasanya karena
metastase yang luas ke mediastinum, sukar eksisinya biarpun telah dilakukan sternotomi,
dan bila dipaksakan akan memberikan mortalitas yang tinggi dan hasilnya sering tidak
radikal.
Prognosis
Prognosis tergantung dari ada tidaknya metastasis jauh, yaitu klasifikasi
penyebaran
DAFTAR PUSTAKA
1. Price Sylvia, Wilson Lorraine. Neoplasma Tiroid. In: Patofisiologi,Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Jakarta:EGC. 1995:1078-80.
2. Protokol Penatalaksanaan Tumor/Kanker Tiroid. Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi
Indonesia. 2003
3. www.emedicine.com/med/topic2464.htm. diambil tanggal 9 Februari 2006
4. www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000374.htm