Anda di halaman 1dari 13

Tugas Akhir

Sistim Informasi Manajemen

NAMA :

Tuhu Saktyo Adiprabowo

041211233162

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERISTAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014

Pengembangan Sistem
Latar Belakang Perusahaan
PT.Toyota Astra Motor
PT.Toyota Astra Motor atau biasa disingkat dengan TAM merupakan Agen Tunggal
Pemegang Merk (ATPM) Mobil Toyota di Indonesia. TAM merupakan perusahaan
joint venture antara PT. Astra International Tbk dengan persentase saham 51% dan
Toyota Motor Corporation, Jepang dengan persentase saham 49 %.
Toyota Astra Motor (PT.TAM) didirikan di Jakarta pada tahun 1971 oleh James
Suliman PT.Gaya Motor, William Surjadjaja PT.Astra International Inc dan Koyama
Zenichi Toyota Motor Co & Penjualan Toyota Motor Jepang, dengan modal resmi Rp.
806.7 juta dan modal disetor sebesar Rp. 80.7 juta.
Para akta notaris perusahaan telah dirubah beberapa kali untuk mengakomodasi
perubahan dalam komposisi pemegang saham Indonesia. Mengkonsolidasikan
bisnisnya, pada tahun 1989 PT. TAM melakukan merger dengan tiga perusahaan
afiliasi: PT.Toyota Mobilindo, PT. Multi Astra dan PT. Toyota Engine Indonesia.
PT.Toyota Astra Motor diresmikan pada tanggal 12 April 1971. Peranan TAM semula
hanya sebagai importir kendaraan Toyota, namun setahun kemudian sudah berfungsi
sebagai distributor. Pada tanggal 31 Desember 1989, TAM melakukan merger
bersama tiga perusahaan antara lain :

PT.Multi Astra (pabrik perakitan, didirikan tahun 1973)


PT.Toyota Mobilindo (pabrik komponen bodi, didirikan tahun 1976)

PT.Toyota Engine Indonesia (pabrik mesin, didirikan tahun 1982)

Aplikasi Konsep dan Ilustrasi


Pengembangan Sistem
Dilakukan dengan menggunakan metodologi (suatu proses standar yang diikuti oleh
organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk menganalisa,
merancang, mengimplementasikan, dan memelihara sistem informasi) Metodologi
klasik yang digunakan dikenal dengan istilah SDLC (System Development Life
Cycle)
SDLC
SDLC (System Development Lyfe Cycle) itu adalah tahapan-tahapan suatu pekerjaan
yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem
informasi dibawah pengawasan. SDLC adalah keseluruhan dari proses dalam
membangun suatu sistem melalui beberapa langkah. Ada beberapa model SDLC,
beberapa model dari SDLC misalnya:

1. WaterFall
2. Spiral
3. Rapid
4. Prototyping
5. Incremental
6. Build & fix
7. Synchronize & stabilize
8. Fountain
Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Langkah langkah
yang digunakan pada SDLC ini meliputi :
1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem
informasi
2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
6. Merancang sistem informasi baru
7. Membangun sistem informasi baru
8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila
diperlukan
Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah
dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang
berbeda.
Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah SDLC pada
referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Langkah tersebut
adalah:
1. Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang
berjalan
2. Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja
yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang
berkaitan dengan proyek sistem
3. Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain
pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi

4. Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi dengan


menulis program yang diperlukan
5. Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah
dibuat
6. Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan memelihara
sistem yang telah dibuat.
Siklus SDLC dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah
keenam. Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama
expert user, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem
untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan.
Jika tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah
sebelumnya.
Kaji ulang yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan
pengujian di langkah kelima bersifat quality assurance. Quality control dilakukan oleh
personal internal tim untuk membangun kualitas, sedangkan quality assurance
dilakukan oleh orang di luar tim untuk menguji kualitas sistem. Semua langkah dalam
siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan mempermudah
pemeliharaan dan peningkatan fungsi sistem.

Kesimpulan

Supply Chain Management


Latar Belakang Perusahaan
PT. Frisian Flag Indonesia
PT Frisian Flag Indonesia (FFI) adalah produsen produk-produk nutrisi berbasis susu
untuk anak-anak di Indonesia dengan merek Frisian Flag, yang juga dikenal sebagai
Susu Bendera. Frisian Flag telah menjadi bagian dari pertumbuhan keluarga Indonesia
selama lebih dari 90 tahun. Selama itu pula, Frisian Flag selalu memberikan
komitmennya untuk terus berkontribusi membantu anak-anak Indonesia meraih
potensinya yang tertinggi, melalui produk-produk bernutrisi tepat.
Semua ini dimulai ketika susu dengan merek Friesche Vlag mulai diimpor dari
Cooperatve Condensfabriek Friesland, yang kini telah menjadi Royal
FrieslandCampina, pada tahun 1922. FrieslandCampina merupakan koperasi peternak
sapi perah terbesar dunia yang berpusat di Belanda dan beranggotakan
19.487 peternak yang tersebar di tiga negara, serta memiliki karyawan tak kurang dari
19.946 orang yang bekerja di 100 perusahaan di seluruh dunia. Sebagai bagian dari
FrieslandCampina, Frisian Flag mengacu pada pengalaman global dan kemitraan
jangka panjang dengan peternak sapi perah lokal, agar dapat menghadirkan nutrisi
terbaik yang diperoleh dari susu.
FFI menaungi lebih dari 2500 karyawan di seluruh penjuru Indonesia dan
mengoperasikan fasilitas produksi di Pasar Rebo dan Ciracas, Jakarta Timur, dengan
berbagai portofolio produk seperti susu cair, susu bubuk, dan susu kental manis
dengan merek Frisian Flag, Yes! dan Omela.
Dalam memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berbasis susu, PT Frisian
Flag Indonesia tidak hanya mengikuti standar nasional dan internasional, namun juga
mengadvokasi kepada para pemangku kepentingannya untuk senantiasa mendukung
perkembangan holistik anak dan mempromosikan ASI eksklusif sesuai dengan
petunjuk WHO

Aplikasi Konsep dan Ilustrasi


Pendakatannya berawal dari ERP, karena eSCM berada setelah itu diimplementasikan.
Paling tidak, eSCM dan ERP dibangun secara paralel dengan menggunakan ERP
sebagai basisnya. Untuk mengimnplementasikan eSCM, perlu diidentifikasi atas
orientasi bisnis perusahaan ke depan. Dengan itu akan memudahkan perencanaan atas
business process yang hendak dibangun, dan harus diterjemahkan ke dalam
perencanaan jangka pendek, menegah dan panjang.
Selama ini Frisian Flag Indonesia (FFI) menggunakan Prism (seperti Enterprise
Management Solution) untuk penjadwalan produksi. Setiap jadwal produksi yang
diproses akan mengupdate otomatis persediaan stok bahan baku. Sebenarnya hal ini
sudah baik, tetapi karena pendekatannya tidak melalui konsep MRP, melainkan dicek
langsung oleh user ke sistem, baru kemudia user dari bagian pengadaan memutuskan
kapan pengadaan bahan mentahnya harus dilakukan. Purchasing order juga
menggunakan Prism. Untuk keperluan logistics hingga transportation cost,
ditambahkan submodul tersendiri ke dalam Prism.
Dengan sistem yang semi otomatis, FFI kemungkinan besar mengalami kesulitan
untuk memenuhi permintaan pelanggan. Apalagi sebagian besar lemak susu dan
lembaran kaleng susu masih harus diimpor dari luar negeri. Padahal, SCM tidak
hanya terbatas pada soal pengadaan barang, tetapi juga terkait dengan order tracking,
pemesanan oleh para distributor, pengiriman barang, dan penjualan.
Tidak otomatisnya informasi yang ada mengharuskan upaya ekstra dari bagian
pengadaan agar dapat memberikan informasi yang tepat. Padahal, masalah kecepatan
dan ketepatan data dalam informasi yang hendak disajikan merupakan sesuatu yang
sangat penting. Tanpa sistem online dan otomatis maka kecepatan penyajian informasi
bisa terhambat.
Pada 2005, FFI mulai mengimplementasi sebuah sistem ERP baru (yakni SAP)
untukmenggantikan Prism. Secara bertahap, FFI mulai mengimplementasi solusi ERP
baru, karena solusi sebelumnya sudah tidak bisa lagi menopang kelangsungan bisnis
FFI.
Setelah melakukan pergantian sistem menjadi ERP dari SAP, maka PT. Frisian Flag
Indonesia mendapatkan beberapa hasil yang menguntungkan yaitu efisiensi,
penghematan biaya dan memiliki hubungan mitra yang lebih kuat. Dan juga transaksi
sudah bisa dilakukan secara online dan real time. Perusahaan juga sudah dapat
terhubung dengan 150 distributor melalui website.

Kesimpulan
PT. Frisian Flag Indonesia dapat terus mengembangkan Supply Chain
Management (SCM) dengan teknologi yang memadai, agar tidak kalah saing oleh
para pesaing. Penerapan Supply Chain Management (SCM) yang didukung oleh
teknologi informasi dan internet yang semakin berkembang dan maju akan dapat
meminimalisir pengeluaran dan memaksimalkan keuntungan yang didapat. Dengan

adanya Supply Chain Management (SCM), para pelaku bisnis dapat menciptakan
produk yang berkualitas dengan efektif dan efisien.
Dengan penerapan Supply Chain Management (SCM), proses pengadaan
barang, pengiriman barang bahkan sampai transaksi dapat dilakukan secara
terkoordinasi dan real time. Dengan bantuan internet, semua orang dapat mengakses
dimana dan kapan saja tidak terbatas oleh waktu.

Proses Pengambilan Keputusan


Latar Belakang Perusahaan
PT. Telkom Indonesia
Telkom Group adalah satu-satunya BUMN telekomunikasi serta penyelenggara
layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. Telkom Group melayani
jutaan pelanggan di seluruh Indonesia dengan rangkaian lengkap layanan
telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak dan telepon
nirkabel tidak bergerak, komunikasi seluler, layanan jaringan dan interkoneksi serta
layanan internet dan komunikasi data. Telkom Group juga menyediakan berbagai
layanan di bidang informasi, media dan edutainment, termasuk cloud-based and
server-based managed services, layanan e-Payment dan IT enabler, e-Commerce dan
layanan portal lainnya.
Berikut penjelasan portofolio bisnis Telkom:
TelecommunicationTelekomunikasi merupakan bagian bisnis legacy Telkom.
Sebagai ikon bisnis perusahaan, Telkom melayani sambungan telepon kabel tidak
bergerak Plain Ordinary Telephone Service (POTS), telepon nirkabel tidak
bergerak, layanan komunikasi data, broadband, satelit, penyewaan jaringan dan
interkoneksi, serta telepon seluler yang dilayani oleh Anak Perusahaan Telkomsel.
Layanan telekomunikasi Telkom telah menjangkau beragam segmen pasar mulai dari
pelanggan individu sampai dengan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta
korporasi.
InformationLayanan informasi merupakan model bisnis yang dikembangkan Telkom
dalam ranah New Economy Business (NEB). Layanan ini memiliki karakteristik
sebagai layanan terintegrasi bagi kemudahan proses kerja dan transaksi yang
mencakup Value Added Services (VAS) dan Managed Application/IT Outsourcing
(ITO), e-Payment dan IT enabler Services (ITeS).
MediaMedia merupakan salah satu model bisnis Telkom yang dikembangkan sebagai
bagian dari NEB. Layanan media ini menawarkan Free To Air (FTA) dan Pay TV

untuk gaya hidup digital yang modern.


EdutainmentEdutainment menjadi salah satu layanan andalan dalam model bisnis
NEB Telkom dengan menargetkan segmen pasar anak muda. Telkom menawarkan
beragam layanan di antaranya Ring Back Tone (RBT), SMS Content, portal dan
lain-lain.
ServicesServices menjadi salah satu model bisnis Telkom yang berorientasi kepada
pelanggan. Ini sejalan dengan Customer Portfolio Telkom kepada pelanggan Personal,
Consumer/Home, SME, Enterprise, Wholesale, dan Internasional.
Sebagai perusahaan telekomunikasi, Telkom Group terus mengupayakan inovasi di
sektor-sektor selain telekomunikasi, serta membangun sinergi di antara seluruh
produk, layanan dan solusi, dari bisnis legacy sampai New Wave Business. Untuk
meningkatkan business value, pada tahun 2012 Telkom Group mengubah portofolio
bisnisnya menjadi TIMES (Telecommunication, Information, Media Edutainment &
Service). Untuk menjalankan portofolio bisnisnya, Telkom Group memiliki empat
anak perusahaan, yakni PT. Telekomunikasi Indonesia Selular (Telkomsel), PT.
Telekomunikasi Indonesia International (Telin), PT. Telkom Metra dan PT. Daya
Mitra Telekomunikasi (Mitratel).

Aplikasi Konsep dan Ilustrasi


PENGGUNAAN DSS PADA TELKOM E-SERVICE DI DALAM PT.TELKOM
Di dalam era persaingan yang ketat, rencana dalam jangka menengah dan panjang
tidak lagi menarik karena tuntutan supply dan demand selalu bergeser dalam periode
yang cepat. Decision Support System (DSS) sebagai metode pengambilan keputusan
yang taktis untuk pengembangan fasilitas telekomunikasi diperlukan karena
perubahan kriteria dan asumsi pendukung yang juga berubah dengan sangat cepat. Di
dalam hal ini PT TELKOM membuat suatu aplikasi yang dapat dipergunakan untuk
mempermudah PT. Telkom dalam pengambilan keputusan yang cepat dan akurat yang
diambil berdasarkan data dan fakta yang berada di lapangan. Aplikasi yang
menggunakan Telkom e-service akan membantu pengambilan keputusan karena
hasilnya yang bersifat matematis. Sebagai kesimpulan, aplikasi ini akan dapat
membantu evaluasi pemilihan pengembangan suatu jaringan akses yang tepat yang
akan dikembangkan PT. Telkom, karena Telkom e-service berfungsi juga agar
hubungan antara PT.Telkom dan customer terjalin. Dengan adanya Telkom e-service
PT.Telkom dapat mengetahui saran-saran yang diberikan oleh customer untuk
mengembangkan bisnisnya, apa saja yang harus dilakukan oleh system management
PT.Telkom itu sendiri. Terutama saran tentang Telkom Speedy apakah itu melalui
saluran wireless (Flexi) ataukah wireline (Direct Line Cable) . Dengan adanya DSS
akhirnya PT.Telkom dapat cepat menanggapi keluhan-keluhan pelanggan dan
pengambilan
perusahaan
pun
akan
lebih
efektif
dan
efisien.
Sehingga dengan menggunakan DSS memberikan keuntungan bagi 2 pihak, baik dari
segi PT.Telkom maupun dari segi customer. DSS memberikan keuntungan dari segi
customer, karena dengan menggunakan DSS konsumen dapat menyampaikan
keluhan-keluhan kepada PT.Telkom secara langsung. Sedangkan dari segi PT. Telkom
DSS memberikan keuntungan yaitu, membuat konsumen lebih dengan PT.Telkom
(RCM). Dan saran-saran serta keluhan yang diberikan oleh konsumendapat langsung

ditanggapi secara tepat. Sehingga PT.Telkom dapat mengevaluasi kekurangankekurangan yang ada pada PT.Telkom.

Kesimpulan
DSS sangat bermanfaat bagi PT. Telkom karena DSS dapat mempermudah PT.Telkom
untuk mengetahui keluhan-keluhan apa saja yang dirasakan oleh konsumen itu
sendiri, dan PT.Telkom juga dapat dengan cepat menanggapi keluhan tersebut. Selain
itu, DSS juga bermanfaat untuk penerimaan peserta co-op PT.Telkom karena dengan
adanya DSS system penerimaan dapat berjalan dengan cepat dan dibantu oleh
Perangkat lunak ini diimplementasikan dengan menggunakan teknologi web yang
berbasis bahasa pemrograman PHP, dengan data server Oracle 8 Enterprise dan web
server apache.

E-Commerce
Latar Belakang Perusahaan
PT. Garuda Indonesia
Garuda Indonesia (PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk) adalah maskapai penerbangan
nasional Indonesia. Garuda adalah nama burung tunggangan Dewa Wisnu dalam
legenda pewayangan. Pada tahun 2007, maskapai ini bersama dengan maskapai
Indonesia lainnya, dilarang terbang menuju Eropa karena kejadian yang menimpa
Garuda Indonesia Penerbangan 200.[2] Setahun kemudian, maskapai ini menerima
sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) dari IATA yang menunjukkan
Garuda Indonesia telah memenuhi standar keselamatan penerbangan Internasional.[3]
Pada 1 Juni 2010, Garuda Indonesia melakukan pembukaan kembali rute Amsterdam
yang di tutup pada tahun 2004 dengan pesawat Airbus A330-200 dengan kapasitas
sebanyak 222 penumpang dengan perhentian di Dubai, Uni Emirat Arab. Hal ini
menunjukkan Garuda Indonesia mulai tertarik dalam membuka rute ke Eropa. Pada
tahun 2010, Garuda mendapatkan penghargaan dari Skytrax yaitu " World's Most
Improved Airline" atas langkah Garuda yang dipimpin oleh Emirsyah Satar dalam
merombak maskapai nasional tersebut.[4] Pada tahun 2013, Garuda Indonesia
mendapat penghargaan dari Skytrax yaitu "World Best Economy Class" dan "World
Best Economy Class Seat".
Asal nama Garuda Indonesia
Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman Presiden
Soekarno, Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada Presiden di Yogyakarta
bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan
hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta kepada beliau memberi nama
bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke
Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab pertanyaan tersebut dengan
mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal,
Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial yang berisi, Ik ben Garuda, Vishnoe's

vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden ("Aku adalah Garuda, burung
milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu")
Maka pada tanggal 28 Desember 1949, penerbangan bersejarah terjadi pada pesawat
DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden
Soekarno dari Yogyakarta ke Jakarta untuk menghadiri upacara pelantikannya sebagai
Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan nama Garuda Indonesian Airways,
yang diberikan oleh Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.

Aplikasi Konsep dan Ilustrasi

E-commerce dalam Partners Relationship Management PT Garuda


Indonesia, Tbk
Brand Garuda Indonesia mengembangkan dua jenis e-Commerce, yaitu
Business to Business dan Business to Customer. B2B dilakukan Garuda
dengan menyediakan Coporate Online dan Agency Online, sedangkan B2C
dilakukan dengan personnal online booking.
Fitur e-Commerce untuk brand Garuda Indonesia sangat lengkap bila
dibandingkan dengan fitur e-Commerce dari brand maskapai penerbangan
lainnya. Garuda Indonesia menawarkan e-Commerce terpadu yang disebut
dengan 28 Customer Touch Points yang memungkinkan calon/penumpang
Garuda Indonesia mengakses service online dari before flying sampai after
arrival yang disediakan melalui web. Fitur-fitur tersebut sangat jelas dan
mudah dimengerti. Beberapa fitur tersebut adalah:
Book Flight

Calon penumpang Garuda Indonesi dapat melakukan pemesana tiket secara


online melalu web. Terdapat beberapa pilihan yang harus diputuskan oleh calon
penumpang, antara lain kota asal dan kota tujuan penerbangan, tanggal
keberangkatan dan kepulangan, jenis tiket apakah one-way atau return, kelas
penerbangan, dan jumlah penumpang dewasa serta anak-anak.
Check In dan e-Ticketing
Check In secara online ini sangat berguna sekali bagi konsumen yang misalnya
memiliki waktu terbatas untuk menunggu antrian check in secara manual di
bandara. Dengan adanya check in online akan sangat meningkatkan efisiensi
waktu bagi konsumen, sekaligus kenyamanan tanpa mengantri secara manual.
Di check in secara online, konsumen juga dapat memilih tempat duduk sesuai
dengan kelas penerbangan yang telah dibayar.
Bagi Garuda Indonesia sendiri, proses ini sangat menguntungkan, karena selain
meningkatkan proses layanan kepada pelanggannya, crew Garuda dapat
langsung mengetahui ketersediaan bangku yang belum terisi, dan pelayanan di
bandara menjadi lebih efisien karena sudah terdapat tiket elektronik.
Show Schedule and Tariff
Dengan adanya jadwal dan tarif untuk setiap rute yang diperbarui setiap hari
akan memudahkan calon penumpang untuk menyesuaikan waktu penerbangan
yang akan dilakukan dan pembayaran yang akan dilakukan.
e-Payment
e-Payment memudahkan calon penumpang Garuda Indonesia untuk pembelian
tiket secara online lewat web Garuda Indonesia. Setelah melakukan reservasi,
calon penumpang Garuda Indonesia akan menerima booking code dan 13 digit
payment code. Untuk pembayaran melalui kartu kredir Visa atau Master Card,
calon penumpang dapat langsung menelepon call center Garuda di
08041807807 atau (021) 23519999 lalu menyebutkan 16 digit nomer kartu
kredit sebaga otorisasi pembayaran. e-Payment dapat juga dilakukan
menggunakan ATM dari berbagai bank, antara lain BCA, BNI, Bank Mandiri,
Bank Niaga, Lippo Bank, Permata Bank, BRI dan BII; Telehone Banking dari
Bank Mandiri, BNI and BCA; Mobile Banking dari Bank Mandiri, BCA dan
Permata Bank; Internet Banking dari Bank Mandiri, BCA, BNI dan Lippo
Bank.
Promotion and Touch the Feel
Garuda Indonesia melalui web-nya, juga melakukan promosi atas produk
layanan yang dimilkinya.Calon penumpang yang akan membeli tiket Garuda
Indonesia akan merasakan bagaimana dilayani secara online, mulai dari proses
reservasi, pembayaran, memperoleh tiket, check-in, sampai kedatangan.

Kesimpulan

Penerapan e-business meiputi e-commerce pada PT Garuda Indonesia, Tbk


telah terintegrasi dengan cukup baik. Hal ini dilihat melalui arsitektur aplikasi
perusahaan yang memberikan kerangka kerja konseptual yang menghubungkan
antar proses dan interface dari aplikasi e-commerce dan e-business.
Bila kita identifikasi sesuai dengan arsitektur aplikasi e-business perusahaan,
maka disana kita akan melihat Garuda Indonesia memberikan kerangka kerja
konseptual yang menghubungkan antar proses dan interface dari aplikasi ebusiness yaitu mulai dari bagaimana customer relationship management
perusahaan, hubungan dengan pemasok atau supply chain management
perusahaan dengan e-procurement, e-commerce pada partner relationship
management, human resources development system di Garuda Indonesia dan
enterprise resource planning sebagai kolaborator dari keempat elektronik-isasi
sistem bisnis yang ada di garuda.

Anda mungkin juga menyukai