Sistem Pemantauan Hemodinamik
Sistem Pemantauan Hemodinamik
Oleh
Kelompok 6
Wahyu Qurana
082310101007
082310101008
Yerry Pristiwandono
082310101018
Kicha Kartini
082310101035
Ditha Ariesya P.
082310101060
Tony Hadi P
082310101074
tekanan atrium dan dua gelombang (x dan y) yang dihubungkan dengan berbagai
fase yang berbeda dari siklus jantung dan sesuai dengan gambaran EKG normal.
bawah dari diaragma ditekan, peningkatkan jumlah aliran listrik ke amplifiermonitor. Sistem amplifier-monitor kemudian mengubah sinyal listrik kecil yang
yang diteruskan oleh transduser ke layar pada tingkat dapat dibaca. Ada beberapa
tipe sistem amplifier-monitor yang digunakan tetapi semua mempunyai fungsi
dasar yang sama. Alat ini terdiri dari tombol on-off, sebuah digital yang dapat
dibaca dan oskiloskop untuk mendisplai tekanan, indicator untuk mendisplai
sistolik, diastolic, atau nilai tekanan rata-rata, sistem alarm audible dengan batas
tinggi dan rendah yang dapat diatur, pengontrol ukuran atau pencapaian bentuk
gelombang, dan pengontrol pengaturan dan kalibrasi.
Untuk memperoleh pengukuran yang akurat yakinkan bahwa posisi pasien
datar, dengan titik nol manometer pada setinggi area interkostal keempat.
Ketinggian ini tepat pada garis midaksila kliendan dapat ditentukan dengan
Pengukuran sekitar 5cm di bawah sternum. Titik ini dikenal sebagai aksis
flebostatik. Konsistensi penting, dan semua pembacaan harus dilakukan pada
pasien dengan posisi yang sama dan titik nol dihitung dengan cara yang sama.
Jika penyimpangan dari prosedur yang rutin harus dilakukan, seperti bila
pasientidak dapat mentolerir posisi datar dan pembacaan harus dilakukan pasien
dengan posisi semi Fowlers, ini bermanfaat untuk mencatat pada lembar atau
rencana perawatan pasien untuk memberikan konsistensi pada pembacaan
selanjutnya
Tekanan Vena Jugularis
Pasien dalam posisi berbaring setengah duduk,kemudian perhatikan; 1)
denyut vena jugularis interna, denyut ini tidak bisa diraba tetapi bisa dilihat. Akan
tampak gel a (kontraksi atrium), c (awal kontraksi ventrikel-katup trikuspid
menutup), gel v (pengisian atrium-katup trikuspid masih menutup), 2) normal,
pengembungan vena setinggi manubrium sterni, 3) Bila lebih tinggi berarti
tekanan hidrostatik atrium kanan meningkat, misal pada gagal jantung kanan.
Menurut Kadir A (2007), dalam keadaan normal vena jugularis tidak pernah
membesar, bila tekanan atrium kanan (CVP) naik sampai 10 mmHg vena jugulais
akan mulai membesar. Tinggi CVP= reference point tinggi atrium kanan ke
angulus ludovici ditambah garis tegak lurus, jadi CPV= 5 + n cmH2O.
Pemantauan CVP dengan Manometer
Persiapan untuk pemasangan
a. Persiapan pasien
Memberikan penjelasan pada klien dan tentang tujuan pemasangan,
daerah pemasangan, dan prosedur yang akan dikerjakan
b. Persiapan alat
Kateter CVP
Set CVP
Bengkok
Spuit 2,5 cc
Antiseptik
Plester
penghubung
(manometer line)
Standar infus
Cara Merangkai
Menghubungkan set infus dengan cairan NaCl 0,9%
Mengeluarkan udara dari selang infuse
Menghubungkan skala pengukuran dengan threeway stopcock
Menghubungkan three way stopcock dengan selang infuse
Menghubungkan manometer line dengan three way stopcock
Mengeluarkan udara dari manometer line
Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25 cmH2O
Menghubungkan manometer line dengan kateter yang sudah terpasang
Cara Pengukuran
Memberikan penjelasan kepada pasien
Megatur posisi pasien
Lavelling, adalah mensejajarkan letak jantung (atrium kanan) dengan skala
pengukur atau tansduser
Letak jantung dapat ditentukan dg cara membuat garis pertemuan antara
sela iga ke empat (ICS IV) dengan garis pertengahan aksila
Menentukan nilai CVP, dengan memperhatikan undulasi pada manometer
dan nilai dibaca pada akhir ekspirasi
Membereskan alat-alat
Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai
Pemantauan dengan Transduser
Dilakukan pada CVP, arteri pulmonal, kapiler arteri pulmonal, dan tekanan
darah arteri sistemik.
a. Persiapan pasien
Memberikan
penjelasan
tentang:
tujuan
pemasangan,
daerah
Plester
c. Persiapan untuk pemantauan
Monitor
Tranduser
Alat flush
Kantong tekanan
Cairan NaCl 0,9% (1 kolf)
Heparin
Manometer line
Spuit 1 cc
Three way stopcock
Penyanggah tranduser/standar infuse
Pipa U
Infus set
d. Cara Merangkai
Mengambil heparin sebanyak 500 unit kemudian memasukkannya ke
dalam cairan infuse
Menghubungkan cairan tersebut dengan infuse
Mengeluarkan udara dari selang infuse
Memasang cairan infus pada kantong tekanan
Menghubungkan tranduser dengan alat infuse
Memasang threeway stopcock dengan alat flus
Menghubungkan bagian distal selang infus dengan alat flush
Menghubungkan manometer dengan threeway stopcock
Mengeluarkan udara dari seluruh sistem alat pemantauan (untuk
memudahkan beri sedikit tekanan pada kantong tekanan)
Memompa kantong tekanan sampai 300 mmHg
nilai
tekanan
dan
kecenderungan
perubahan
hemodinamik
c. Memantau perubahan hemodinamik setelah pemberian obat-obatan
d. Mencegah terjadinya komplikasi dan mengetahui gejala dan tanda
komplikasi
e. Memberikan rasa nyaman dan aman pada klien
f. Memastikan letak alat-alat yang terpasang pada posisi yang tepat
dengan memantau gelombang pada monitor dan monitor hasil foto
teraks
g. Mengevaluasi
gelombang,
menginterprestasi
data
dan
Komplikasi
1.
Infeksi
Infeksi dapa terjadi di dalam kateter atau di sekitar sisi pemasangan dan
didiagnosis serta dikuatkan oleh kultur darah. Tanda dan gejala dari infeksi
akan tampak seperti pada berbagai sumber pirogenik. Penggantian kateter
dan selang yang sering, sesuai dengan kebijakan rumah sakit merupakan
2.
3.
jugular.
Emboli udara
Emboli udara terjadi sebagai akibat masuknya udara pada sistem dan berjalan
pada ventrikel kanan melalui vena kava. Penurunan curah jantung mungkin
merupakan indicator awal dari masalah ini.
REFERENSI
Kadir, A. 2007. Sirkulasi Cairan Tubuh: FK UKWS
Perry, Potter. 2002. Fundamental Keperawatan Konsep Proses Praktik. Jakarta:
EGC
Rokhaeni H. (2001). Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Jakarta: Bidang
Diklat RS Jantung Harapan Kita
Anggota yang paling banyak bekerja:
Ervina Novi Susanti (082310101008)
Anggota yang paling sedikit bekerja:
Yerry Pristiwandono (082310101018)