Konjungtivitis Gonore
Konjungtivitis Gonore
Definisi
Konjungtivitis gonore merupakan radang konjungtiva akut dan hebat
yang disertai dengan sekret purulen. Konjungtivitis gonore adalah penyakit
menular seksual yang dapat ditularkan secara langsung dari transmisi
genital-mata, kontak genital-tangan-mata, atau tansmisi ibu-neonatus selama
persalinan. 1,2,3
Etiologi
Konjungtivis gonore disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae.
Gonokok merupakan kuman yang sangat pathogen, virulen, dan bersifat
invasiv sehingga reaksi radang terhadap kuman ini snagat berat. 1
2. Karakteristik Pertumbuhan
syarat
pertumbuhan
yang
kompleks.
Neisseria
Patofisiologi
Konjungtiva adalah lapisan mukosa yang membentuk lapisan terluar
mata. Iritasi apapun pada mata dapat menyebabkan pembuluh darah
dikonjungtiva
berdilatasi.
Iritasi
yang
terjadi
ketika
mata
terinfeksi
menyebabkan mata memproduksi lebih banyak air mata. Sel darah putih dan
mukus yang tampak di konjungtiva ini terlihat sebagai discharge yang tebal
kuning kehijauan.
Perjalanan penyakit pada orang dewasa secara umum, terdiri atas 3 stadium:
1. Infiltratif
2. Supuratif atau purulenta
3. Konvalesen (penyembuhan)
1. Stadium Infiltratif.
Berlangsung 34 hari, ditemukan kelopak dan konjungtiva yang
kaku disertai rasa sakit pada perabaan. Kelopak mata membengkak
dan kaku sehingga sukar dibuka. Terdapat pseudomembran pada
konjungtiva tarsal superior sedang konjungtiva bulbi merah, kemotik,
dan menebal. Pada orang dewasa selaput konjungtiva lebih bengkak
dan lebih menonjol. Pada orang dewasa terdapat perasaan sakit pada
mata yang dapat disertai dengan tanda-tanda infeksi umum. Pada
1,,7
3. Anak kecil
4. Orang dewasa
Gambaran Klinis
Pada bayi dan anak ditemukan kelainan bilateral dengan sekret
kuning kental, sekret dapat bersifat serous tetapi kemudian menjadi kuning
kental dan purulen. Kelopak mata membengkak, sukar dibuka dan terdapat
pseudomembran pada konjungtiva tarsal. Konjungtiva bulbi merah, kemotik,
dan tebal.
Pada orang dewasa gambaran klinis meskipun mirip dengan
oftalmia neonatorum tetapi mempunyai beberapa perbedaan, yaitu sekret
purulen yang tidak begitu kental. Selaput konjungtiva terkena lebih berat dan
menjadi lebih menonjol, tampak berupa hipertrofi papiler yang besar.
Konjungtiva bulbi superior paling sering mengalami infeksi karena pada
konjungtiva bulbi superior tertutup oleh palpebra dan suhunya sama dengan
suhu tubuh yang mengakibatkan bakteri akan lebih mudah berkembang biak.
Pada orang dewasa infeksi ini dapat terjadi berminggu-minggu.
Pemeriksaan Penunjang
1,7
Pada
pemeriksaan
penunjang
dilakukan
pemeriksaan
sediaan
1,78
Cara pemeriksaan :
Bilas preparat dengan alkohol 96% selama 2 detik hingga zat warna
larut kemudian bilas dengan akuades.
Hasil :
Kultur
Lempeng agar modifikasi Thayer-Martin yang telah diinokulasi harus
diinkubasi pada suhu 35o C dalam udara lembab yang diperkaya dengan
karbon dioksida (stoples lilin), dan harus diobservasi tiap hari selama2 hari.
Laboratorium yang mengerjakan sejumlah besar spesimen untuk N.
gonorrhoeae sering kali lebih suka menggunakan agar coklat non-selektif
yang diperkaya dengan Iso vitalex, atau suplemen yang setara, selain media
MTM yang selektif, karena sebanyak 3-10% galur gonokokus di daerah
tertentu mungkin peka terhadap konsentrasi vancomycin yang digunakan
dalam media selektif. Koloni gonokokus mungkin masih belum tampak
setelah 24 jam. Koloni tersebut timbul setelah 48 jam sebagai koloni kelabu
sampai putih, opak, menonjol, dan berkilau, dengan ukuran dan morfologi
yang berbeda. 10
Uji Resistensi
Isolat N. gonorrhoeae harus diskrining secara rutin untuk melihat
produksi R-laktamase dengan salah satu dari uji-uji yang disarankan, seperti
uji nitrocefin. Untuk uji nitrocefin, dibuat suspensi pekat dari beberapa koloni
dalam tabung kecil berisi 0,2 ml larutan saline, kemudian 0,025 ml nitrocefin
ditambahkan ke dalam suspensi dan dicampur selama satu menit.
Perubahan wama yang cepat dari kuning menjadi merah muda atau merah,
menunjukkan bahwa jalur tersebut menghasilkan R-laktamase.
10
Pengobatan
Pengobatan dimulai bila terlihat pada pewarnaan Gram negatif
diplokok batang intraseluler dan sangat dicurigai konjungtivitis gonore.
Irigasi normal salin setiap 30-60 menit untuk membuang debris, sel
inflamasi dan protease.
Penyulit
Penyulit yang terjadi adalah tukak kornea marginal terutama bagian
atas, yang dimulai dengan infiltrat, kemudian menjadi ulkus. Bisa terjadi pada
stadium 1 dan 2, dimana terdapat blefarospasme dengan pembentukan
sekret yang banyak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas SH, editor. In: Ilmu penyakit mata : mata merah dengan
pengihatan normal. 3rd ed. Jakarta, Balai Penerbit FKUI; 2005. p. 11645
2. Voughan DG, Asbury T, Eva PR. Oftalmologi Umum (General
Ophthalmology). Ed. 14. Widya Medika, Jakarta : 2000. 103-5.
3. Liesegang TJ, Skuta GL, Cantor LB, editors. In : External Disease and
Corneal . Section 8 2007-2008. Infectious Disease of the External
Eyes: Clinical Aspect. American Academy of Ophthalmology. San
Francisco. p:139-91
4. Neisseria Gonorrhoeae.
http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/devina-07114114.pdf
5. Liesegang TJ, Skuta GL, Cantor LB, editors. In : External Disease and
Corneal . Section 8 2007-2008. Infectious Disease of the External
Eyes : Basic Concepts. American Academy of Ophthalmology. San
Francisco. p:113-36
6. http://www.scribd.com/doc/49148368/ISI
7. Wijana,N. Ilmu Penyakit Mata. Abadi Tegal, Jakarta: 1993. 41-59
8. Indriatmi W. Duh Tubuh Genital.
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/0cddf24544f2a7cc584666
8e6b3f644eae0d4bd8.pdf