Anda di halaman 1dari 20

Bedside Teaching - THT

201
2

STATUS MAHASISWA BAGIAN THT


RSUD dr. SLAMET GARUT

NAMA

: Ny. R

NO CM

: 0152XXXX

UMUR

: 42 tahun (P)

TANGGAL

: 24 Desember 2012

PEKERJAAN

: Ibu Rumah Tangga

KASUS KE

:1

SUKU BANGSA : Sunda

ANAMNESA

PEMERIKSA : Ahmad Nazybullah Irzy

: Autoanamnesis dan alloanamnesa pada tanggal 24 Desember


2012

KELUHAN UTAMA

: Muntah darah

ANAMNESA KHUSUS

Pasien datang dengan keluhan muntah darah sejak kurang lebih 2 hari SMRS. Muntah
darah dirasakan sering dan banyak, darah berwarna merah segar. Keluar darah juga dirasakan
dari hidung, tidak ada riwayat trauma pada hidung, keluar darah banyak. Keluhan disertai
dengan lemas badan dan dirasakan kaki dingin. Pada saat diperiksa tekanan darahnya rendah.
Keluhan juga disertai sesak nafas, hidung terasa tersumbat. Pasien juga mengeluh sulit
menelan dan berbicara, air ludah sering keluar banyak, sulit untuk membuka mulut,
tenggorokan sakit dan dirasakan membengkak.
Pasien mengaku hal seperti ini sudah pernah dirasakan sebelumnya. Awalnya terdapat
benejolan kecil di lidah sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu kemudian dirasakan semakin
lama semakin membengkak. Kemudian pasien berobat ke RSHS lalu di biopsi dan
dinyatakan menderita kanker lidah. Pasien kemudian di terapi dengan kemoterapi sebanyak 1
kali 1 bulan yang lalu. Riwayat trauma pada lidah disangkal, riwayat merokok disangkal, dan
minum alkohol disangkal.

Bedside Teaching - THT

Riwayat Penyakit Dahulu

201
2

Riwayat penyakit DM disangkal


Riwayat penyakit hipertensi disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat Penyakit dalam Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
STATUS GENERALIS
Kesadaran

: Compos mentis GCS (E4M5V6)

Keadaan Umum

: Sakit Sedang

Tensi

: 90/70 mmHg

BB

Nadi

: 112 x/menit

Suhu : 36,5 C

Pernafasan : 24 x/menit

Gizi

: 54 kg

: Cukup

Kepala
Mata

: Konjungtiva anemis, sklera ikterik tidak ada, reflek pupil +/+.

Hidung : krepitasi (-), nyeri tekan (-), epistaksis -/-.


Mulut

: Sianosis (-), saliva (+) banyak.

Leher

: Pembesaran KGB (-), telah dilakukan trakeostomi

Thorax
Cor

: BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo

: Gerak hemithorak simetris, vesikuler diseluruh lapang paru, ronkhi -/-,


wheezing -/-

Abdomen
Hati
2

: Tidak teraba pembesaran.

Bedside Teaching - THT

Lien

201
2

: Tidak teraba pembesaran.

Extremitas:
Superior

: Aktivitas baik.

Inferior

: Aktivitas baik, tidak ditemukan udem tungkai pada kedua kaki pasien.

STATUS LOKALIS
1. TELINGA
TELINGA KANAN

TELINGA KIRI

Daun telinga

: Normal

Normal

Liang Telinga

: Tenang, nyeri tekan (-),

Tenang, nyeri tekan (-),

Serumen (+), sekret (-)

serumen (+), sekret (-)

Gendang Telinga

: Intak, reflek cahaya (+)

Intak, reflek cahaya (+)

Daerah Retro Aurikuler

: Nyeri tekan (-)

Nyeri tekan (-)

TEST PENALA

RINNE

: +

WEBER

: tidak ada lateralisasi

tidak ada lateralisasi

SWABACH

: sama dengan pemeriksa

sama dengan pemeriksa

TEST BERBISIK

: tidak dilakukan

tidak dilakukan

AUDIOGRAM

: tidak dilakukan

tidak dilakukan

Bedside Teaching - THT

201
2

2. HIDUNG
2.1. Rhinoskopi Anterior
Hidung Luar

: simetris, tidak hiperemis.

Vestibulum

: siliar +/+, tenang +/+

Lubang Hidung

: tenang +/+, sekret -/-

Rongga Hidung

: tenang +/+, blood clot (+)

Septum

: deviasi (-)

Konka Inferior

: eutrofi/eutrofi

Meatus Inferior

: sekret -/-

Pasase Udara

: -/-

2.2. Rhinoskopi Posterior

: Tidak dilakukan

Koana

:-

Septum Bagian Belakang : Sekret

:-

Konka

:-

Muara Tuba Eustachius

:-

Torus Tubarius

:-

Fossa Rosenmuller

:-

Adenoid

:-

2.3. Transiluminasi (tidak dilakukan)

3. FARING
Tidak dilakukan

Arkus faring

:-

Uvula

:-

Dinding Faring

:-

Bedside Teaching - THT

Tonsil

: -

Peritonsil

:-

Palatum

:-

Post Nasal drip

: -

Reflek Muntah

: -

201
2

4. LARING
Laringoskopi Indirek

: Tidak dilakukan

Epiglotis

:-

Plika Ariepiglotika

:-

Pita Suara Asli

: -

Pita Suara Palsu

: -

Aritenoid

: -

Rima Glotidis

: -

5. MAKSILOFASIAL

Simetris

Parese N. VII (-)

Tidak ada pembesaran KGB

Trakea sulit dinilai

Terdapat massa diameter kurang lebih 4

6. LEHER DAN KEPALA

cm

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG:
- Cek darah rutin
- Rontgen mandibula
5

Bedside Teaching - THT

201
2

- Rontgen thorax
8. DIAGNOSA KERJA

: Epistaksis laten + anemia + post kemoterapi atas


indikasi Ca Lidah T4N3M0 + perbaikan KU

9. DIAGNOSA BANDING

:.

10. PENGOBATAN
Medikamentosa

: Infus RL 20 gtt/m
Inj. Keterolac 2x1 amp i.v

Non medikamentosa

: Transfusi PRC jika Hb < 8 g/dL

11. RENCANA OPERASI : Hemiglosectomy dengan bilateral neck dissection


12. PROGNOSA
Quo ad Vitam

: Dubia Ad malam

Quo ad functionam

: Ad malam

PENILAIAN

: A, AB, B, BC, C, CD, D, DE, E

INSTRUKTUR

: dr. H. Gunawan Kurnaedi, Sp.THT-KL

TANDA TANGAN

Bedside Teaching - THT

201
2

PEMBAHASAN
Berdasarkan anamnesa pada pasien ini didapatkan :
Penderita mengeluhkan muntah darah, sering dan banyak dengan warna darah merah
segar.
Keluhan disertai dengan keluar darah dari hidung, perdarahn banyak dan sering
Mulut tidak dapat dibuka, nyeri menelan, air liur banyak keluar, dan terjadi
pembengkakan
Pada pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, tensi 90/70mmHg, conjungtiva
anemis, terdapat blood clot, pada leher teraba massa berdiameter kurang lebih 4 cm,
Gejala awal adalah benjolan pada lidah sejak 6 bulan yang lalu dan dirasakan semakin
membengkak
Telah dilakukan biopsi di RSHS dan diagnosis kanker lidah

Bedside Teaching - THT

201
2

CARCINOMA LIDAH

I. PENDAHULUAN
Neoplasma malignant dari lidah biasanya timbul dari jaringan epitel mukosa mulut
dan sebagian besar merupakan karsinoma epidermoid, yang merupakan salah satu tumor
ganas pada rongga mulut yang paling sering dijumpai diklinik dan mempunyai tingkat
kematian yang tinggi, yang secara klinik dapat menyerang 2/3 anterior lidah dan 1/3 bagian
posterior lidah dan juga dapat bermetastase baik pada daerah sekitar lidah misalnya: ke
submaxillary dan digastricus juga ke daerah leher dan servikal.
Dari penelitian Gibbel dan Martin dilaporkan bahwa karsinom lidah ini sering
dijumpai bersama-sama dengan penyakit syphilis dan premalignant seperti: leukoplakia,
erythroplasia sedangkan menurut penelitian Frazell dan Lucas kasus-kasus kanker lidah yang
terjadi bagian dorsum lidah hanya 4%, tetapi lebih ganas.
Karsinoma lidah mempunyai prognosis yang jelek, sehingga diagnosa dini sangat
diperlukan lebih-lebih apabila telah terjadi metastase kedaerah lain (leher dan servikal).
II. ANATOMI LIDAH
Lidah secara anatomi terbagi atas 3 bagian, yakni :
1. Apek linguae (ujung lidah)
2. Corpus linguae (badan lidah)
3. Radix linguae (akar lidah)

A. STRUKTUR-STRUKTUR SUPERFICIAL DARI LIDAH


Pada membrana mukosa yang melapisi lidah yaitu dipunggung lidah, dipinggir kanan
dan kiri dan disebelah muka terdapat tonjolan yang kecil-kecil disebut dengan papillae. Pada
8

Bedside Teaching - THT

201
2

dasarnya papillae ini terdapat kuncup-kuncup pengecap sehingga kita dapat menerima atau
merasa cita rasa. Ada empat macam papillae, yaitu: papillae filiformes, papillae fungiformes,
papillae circumvallatae dan papillae foliatae.
Area dibawah lidah disebut dasar mulut. Membran mukosa disini bersifat licin, elastis
dan banyak terdapat pembuluh darah yang menyebabkan lidah ini mudah bergerak, serta pada
mukosa dasar mulut tidak terdapat papillae. Dasar mulut dibatasi oleh otot-otot lidah dan
otot-otot dasar mulut yang insertionya disebelah dalam mandibula. Disebelah dalam
mandibula ini terdapat kelenjar-kelenjar ludah sublingualis dan submandibularis.
B. OTOT-OTOT PADA LIDAH
Lidah adalah satu organ otot dengan kekenyalan yang baik sekali sewaktu bergerak,
hal ini dapat dilihat pada waktu mengunyah. Otot-otot instrinsik dan extrinsic.
Otot-otot Instrinsik
- M. Longitudinalis superior.
- M. Longitudinalis inferior.
- M. Transversus linguae.
- M. Verticalis linguae.
Otot-otot ekstrinsik
- M. Genioglossus
- M. Hyoglossus.
- M. Chondroglossus
- M. Palatoglossus.
- M.Styloglossus

C. PERSARAFAN PADA LIDAH


Persarafan pada lidah dibagi atas 2 bagian yaitu ;
1. Persarafan motoris.
9

Bedside Teaching - THT

201
2

2. Persarafan sensoris.

1. Persarafan Motoris
Semua otot-otot pada lidah baik yang instrinsik maupun ekstrinsik di sarafin oleh
nervus hypoglossus (n. Cranialis XII), kecuali M. Palatoglossud yang disarafi oleh nervus
cranialis X.
2. Persarafan Sensoris
Dua pertiga bagian anterior lidah disarafi oleh n. lingualis (cabang n. mandibularis)
untuk sensasi umum, dan chorda tympani (cabang n. facialis yang menuju ke lidah) untuk
gustasi (pengecap).
Dua pertiga bagian posterior lidah dan papillae valatae disarafi oleh ramus Lingualis
nervus glossopharyngeus (nervus cranialis IX) untuk sensasi umum dan gustasi cabangcabang kecil n.Laryngeus internus, cabang n.Vagus (n.Cranial X) memeprsarafi daerah kecil
pada lingua,tepat anterior terhadap epiglottis.
D. VASKULARISASI PADA LIDAH
Arteria utama ke lidah ialah a. lingualis cabang a. carotis externa. Cabang-cabang
yang mensuplai lidah terutama rr. Dorsales linguae untuk dorsum linguae (menuju ke pars
pharyngealis) dan a. profunda lingua ke apex linguae, a.sublingualis ke glandula sublingualis.
Penyaluaran balik darah dari lidah terjadi melalui (1) venae dorsalis lingua yang
mengikuti a.lingualis (2) v. profunda linguae, yang berasal diujung lidah berjalan ke belakang
disebelah frenulum lingua untuk bersatu dengan vena sublingualis. Semua vena ini berakhir
langsung atau tidak langsung kedalam vena jugularis interna.
E. ALIRAN LIMFA PADA LIDAH
Aliran limfa disini penting oleh karena berhubungan dengan penyebaran dini carcinoma
lidah.Pnyaluran limfe melalui lingua terjadi melalui 4 jalur :
10

Bedside Teaching - THT

201
2

1. Limfe dari bagia 1/3 posterior lingua disalurkan ke nodi lmfenodi cervikalis profunda
superior dikedua sisi.
2. Limfe dari bagian medial 2/3 anterior lingua disalurkan langsung ke nodi limfenodi
cervicalis profunda inferior.
3. Limfe dari bagian lateral 2/3 anterior lingua disalurkan ke nodi limfenodi submandibularis
4. Limfe dari ujung lingua disalurkan kenodi limfe nodi submentalis
III. DEFINISI
Kanker lidah adalah suatu neoplasma malignat yang timbul dari jaringan epitel
mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel gepeng berlapis)
dan terjadi akibat ransangan menahun, juga beberapa penyakit-penyakit tertentu
(premalignant). Kanker ganas ini dapat menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, di samping itu
dapat melakukan metastase secara limfogen dan hematogen.
IV. SINONIM
Nama lain yang digunakan untuk penyakit ini adalah :
- CARCINO OF THE TONGUE
- MALIGNANT NEOPLASMA OF THE TONGUE

V. INSIDEN TERJADINYA PENYAKIT


Kanker ganas dari lidah berkisar antara 25 sampai dengan 50 % dari semua kanker
ganas didalam mulut. Dari 441 kanker ganas lidah yang dilaporkan oleh Ash dan Millar, 25 %
terjadi pada wanita dan 75 % terjadi pada pria dengan umur rata-rata 63 tahun. Pada 330
kasus pada kanker ganas pada lidah yang dilaporkan oleh Gibbel dan Ariel rata-rata penderita
tersebut berumur 53 tahun dengan jarak umur 32 tahun sampai dengan 87 tahun, sehingga
penyakit tersebut merupakan penyakit pada orang tua tetapi dapat juga terjadi pada orangorang yang relatif muda. Sebagai contoh dari 11 penderita berumur kurang dari 30 tahun, 4
diantaranya berumur kurang dari 20 tahun (yang dilaporkan oleh Byers), kelompok penderita
11

Bedside Teaching - THT

201
2

ini mewakili kira-kira 3 % dari seluruh penderita yang dijumpai dirumah sakit Anderson
dengan epidormoit carsinomalida, penelitian ini dilakukan antara tahun 1959 sampai dengan
1973 (pada 418 kasus). Insiden kanker ganas tertinggi terdapat pada bagian lidah (2/3 anterior
lidah),

jika

dibandingkan

dengan

bagian

belakang

lidah

(1/3

posterior

lidah).

VI. ETIOLOGI
Sejumlah besar penyebab kanker ganas lidah telah diduga, tetapi berdasarkan para
ahli belum ada pernyataan yang dapat dibuat secara tegas. Namun ada beberapa dugaan
bahwa kanker ganas lidah terjadi karena ada hubungan dengan beberapa gangguan tertentu
atau penyakit-penyakit tertentu. Beberapa penelitian didapat bahwa penyakit syphilis, baik
pada kasus aktif atau sekurang-kurangnya telah ada riwayat penyakit syphilis sebelumnya,
sering dijumpai bersama-sama dengan kanker ganas lidah. Martin melaporkan bahwa 33 %
penderitanya yang menderita kanker ganas lidah juga mengalami penyakit syphilis. Ada
beberapa penyakit lain yang merupakan penyebab terjadinya kanker ganas pada lidah
diantaranya adalah hygiene mulut yang jelek, trauma kronik dan gangguan alkohol serta
tembakau. Sejumlah kasus telah diobservasi dimana kanker ganas lidah timbul pada tempat
yang sesuai dengan sumber iritasi kronik seperti caries gigi atau gigi busuk dengan calculus
yang banyak, dan juga bisanya karena pemasangan gigi palsu atau prothesa yang posisinya
tidak cocok.
VII. PANTOGENESIS DAN PATOLOGI
Squamous sel carcinoma pada lidah sering timbul pada daerah epithelium yang tidak
normal, tetapi selain keadaan tersebut dan mudahnya dilakukan pemeriksaan mulut, lesi
sering tumbuh menjadi lesi yang besar sebelum pasien akhirnya datang ke dokter gigi. Secara
histologis tumor terdiri dari lapisan atau kelompok sel-sel eosinopilik yang sering disertai
dengan kumparan keratinasi. Menurut tanda histology, tumor termasuk dalam derajat I IV
(Broder). Lesi yang agak jinak adalah kelompok pertama yang disebut carcinoma verukcus
oleh Ackerman. Pada kelompok ini, sel tumor masuk sedikit kelamina propria, membentuk
massa papileferus pada permukaan. Tumor bersifat pasif pada daerah permukaannya, tetapi
12

Bedside Teaching - THT

201
2

jarang meluas ke tulang dan tidak mempunyai anak sebar. Lidah mempunyai susunan
pembuluh lymphe yang kaya, hal ini akan mempercepat metastase kelenjar getah benig
regioner dan ini juga dimungkinkan oleh susunan pembuluh lymphe yang saling berhubungan
kanan dan kiri.
Tumor yang agak jinak cenderung membentuk massa papiliferus dengan penyebaran
ringan kejaringan didekatnya. Tumor paling ganas menyebar cukup dalam serta cepat ke
jaringan didekatnya dengan penyebaran permukaan yang kecil, terlihat sebagai ulser nekrotik
yang dalam. Sebagian besar lesi yang terlihat terletak diantara kedua batas tersebut dengan
daerah nekrose yang dangkal pada bagian tengah lesi tepi yang terlipat serta sedikit menonjol
dan infiltrate yang dalam. Walaupun terdapat penyebaran lokal yang besar, tetapi anak sebar
biasnya berjalan melalui lymph node sertikal. Metastase haematogenus terjadi pada tahap
selanjutnya.
VIII. GAMBARAN KLINIK
Tanda-tanda yang sering muncul pada kanker lidah adalah suatu massa atau ulkus
yang tidak nyeri, meskipun pada sebagian besar penderita lesi tersebut akhirnya menjadi
nyeri, tentunya hal ini terjadi jika timbul infeksi sekunder. Tumor tersebut dapat bermula
sebagai ulkus yang mengalami indurasi superfisial dengan pinggir yang sedikit menonjol dan
dapat berlanjut menjadi menginfiltrasi bagian dalam dari ujung lidah yang dapat
menimbulkan fiksasi atau indurasi sehingga tampak banyak merubah permukaannya.
Lesi yang khas timbul pada pinggir lateral atau permukaan ventral lidah. Sedangkan
pada sejumlah kecil kasus kanker lidah timbul pada permukaan dorsum lidah, biasanya pada
penderita dengan riwayat glossitis syphilitic sebelumnya atau yang sedang mengalami
glossitis syphilitic. Pada 1554 kasus carcinoma lidah yang dilaporkan oleh frazel dan lucas
hanya 4% terjadi pada dorsum lidah. Lesi pada pinggir lateral tidak rata penyebarannya
antara dasar lidah dan 1/3 dari bagian tengah lidah. Lesi-lesi dekat dasar lidah terutama tidak
jelas karena lesi-lesi tersebut tidak menimbulkan gejala sampai keadaan agak lanjut bahkan
manifestasi yang muncul hanya berupa nyeri tenggorokan dan disfagia. Tempat-tempat yang
khusus timbulnya tumor-tumor ini sangat penting oleh karena lesi-lesi pada bagian posterior
lidah biasanya mempunyai tingkat keganasan yang tinggi, dan dapat bermetastase secara dini

13

Bedside Teaching - THT

201
2

dengan prognosanya yang sangat jelek, terutama oleh karena kesulitan dalam hal
mengobatinya.
IX. DIAGNOSA
Untuk diagnosa pasti diperlukan gambaran klinik yang jelas dan perlu dilakukan
beberapa pemeriksaan penunjang.
X. DIAGNOSA PENUNJANG
Sebagai penunjang diagnosa pada kanker ganas lidah adalah : biopsy berupa kultur
lesi dan pemeriksaan foto rontgent pada mandibula dan thorax.
XI. BIOPSI DAN PATOLOGI ANATOMI
Biopsi :
1.

incisional biopsy dengan cara mengambil sampel dari daerah carcinoma dan
daerah yang sehat, sehingga diketahui batas jelas dari carcinoma. Tetapi
kejelekannya adalah pembuluh darah menjadi terbuka, dan ini akan
mempermudah penyebaran dari carcinoma tersebut, sedangkan keuntunganya
dapat mengetahui batas dari carcinoma guna terapi selanjutnya ( Penyinaran ).
Cara biopsy ini dapat dilakukan pada cacinoma lidah yang masih kecil dengan
atau tanpa metastase. Excisi jaringan yang diduga carcinoma dengan jarak 1
1,5 cm dari jaringan sehat. Hasil excisi diletakkan pada gabus ( maksudnya
adalah untuk cukup bersih ). Dengan kasa yang diberi formalin diletakkan
diatas preparat agar preparat tidak melengkung sehingga topograpi tidakm
berubah, kemudian dikirim ke patologi anatomi. Dipotong menjadi 7 preparat,
dan dilihat bagian mana yang tidak bersih dapat diulang excisinya.
Setelah dilakukan pemeriksaan diatas (incisional biopsi) baru dilakukan
pemeriksaan patologi anatomi untuk menentukan tumor ganas atau bukan.

2.

Cara alternatif lainnya adalah dengan melakukan teknologi terbaru saat ini
yaitu dengan melakukan brush biopsi. Pada prosedur ini, sampel diambil pada
permukaan mukosa yang terlihat abnormal dengan cara mengumpulkan sel
epitel mukosa dengan menggunakan alat berbentuk sikat, menempatkan
sampel dalam slide dan melakukan tindakan fiksasi sebelum membawa

14

Bedside Teaching - THT

201
2

jaringan tersebut ke laboratorium. Tindakan pengambilan sampel dengan


skapel dan jarum biopsi diindikasikan pada kanker yang sudah jelas terlihat,
terdapat kecurigaan yang kuat terhadap lesi atau lesi terdapat pada orang yang
memiliki faktor-faktor resiko kanker mulut. Sedangkan brush biopsi
diindikasikan pad keadaan yang sebaliknya.
3.

Menggunakan teknik cahaya khemoluminesen. Jaringan yang dicurigai


sebagai kanker disinari dengan khemoluminesen setelah sebelumnya diwarnai
dengan asam asetat. Hasilnya akan terlihat gambaran opak acetowhite pada
jaringan yang terkena kanker atau jaringan yang abnormal.

Patologi anatomi
1.

Gambaran makroskopis : Tumor-tumor terdapat papiler, noduler, difus bersifat


fisura atau berulserasi dengan daerah leukoplakia yang sering kali terlihat
diperifer.

2.

Gambaran Mikroskopis : Biasanya dapat terjadi suatu karsinoma sel


skuammosa keratinisasi tetapi dengan tipe yang berdiferensiasi buruk,
termasuk limfoepitelioma, khususnya pada sepertiga lidah posterior

XII. TERAPI
Terapi kanker ganas lidah merupakan suatu masalah yang sulit, oleh karenanya ada
beberapa sistem terapi yang dikerjakan baik dengan secara pengobatan (sitostatika), atau
secara pembedahan serta penyinaran (radiasi), maupun dikombinasikan antara penyinaran
dengan pembedahan. Oleh para ahli lebih banyak menyenangi penggunaan radium atau
peyinaran dengan menggunakan radom seeds jika dibandingkan dengan radiasi rontgent
hasilnya lebih baik. Oleh karena dengan menggunakan penyinaran radom seeds dapat
membatasi penyiaran pada tumor, dengan mengganggu jaringan normal disekitarnya.
Sebelum melakukan tindakan terapi perlu diketahui tentang pembagian TNM sistim untuk
carcinoma lidah :
15

Bedside Teaching - THT

T1

Tumor

dengan

penampang

kurang

atau

sama

201
2

dengan

cm

superficial/exophhytic.
T2

= Tumor dengan penampang kurang atau sama dengan 2 cm dengan infiltrasi

dangkal.
T3 = Tumor dengan penampang lebih dari 2 cm dengan infiltrasi dalam.
T4 = Infiltrasi tumor sudah mengalami fiksasi tanpa melihat besar tumor dan sudah
mengenai jaringan sekitarnya.
No

Kelenjar-kelenjar

leher

yang

palpable

tidak

ada.

N1 = Sudah ada kelenjar leher yang palpable, mobile serta holmolateral.


N2

Kelenjar

leher

yang

palpable,

mobile

serta

heterolateral/bilateral.

N3 = Kelenjar-kelenjar leher ini sudah fixed, baik holmolateral atau bilateral.

M0 = Metastase jauh tidak ada.


M1 = Metase jauh sudah ada.
Secara garis besarnya terapi pada carcinoma lidah dibagikan menjadi 2 bagian berdasarkan
lokalisasinya :
- 1/3 posterior : dengan radio terapi dengan menggunakan radiasi radon seeds.
- 2/3 anterior : dengan surgical therapy dengan cara V excision, sehingga ujung
lidah dapat berfungsi untuk artikulasi.
1. Radio Therapy :
Radio therapy dilakukan bila :
-

Tumor Inoperable, T3 atau lebih, N3, M0 M1

Tumor di 1/3 lidah posterior (karena karsinoma lidah 1/3 posterior satu grup dengan
hypopharynx)

External X ray :
- Hasil tidak baik. Mungkin bergunakan untuk metatase dini dileher
16

Bedside Teaching - THT

201
2

- Kejelekan , dengan memasukkan jarum radium sel-sel carcinoma ikut masuk


kedalam. Dapat digunakan dengan cara lain yaitu : Penderita dinarcose, kemudian
memasukkan polyethtylene catherter dan melalui charteter ini dimasukkan benang
yang diikat dengan radium maka radium ini akan tersebar secara merata, bila sudah
selesai benang ditarik keluar cara ini disebut application.
- Radon seeds : Dengan biji-biji radon yang diletakkan sekitar cartinoma
2. Cytostatica theraphy :
Metotrexate (Mtx)

Mtx :
-

Mendepresi sum-sum tulang, ini dapat diatas dengan leokoporin

Mempunyai akumulasi baik. Hati-hati pad ginjal

Dapat

dipakai

untuk

merubah

T3

menjadi

T2-T1

dengan

cara:

Diberikan dosis tinggi secara transarterial infusion 4 gram sekaligus, melalui a. arotis
externa pada percabangannya dilidah yaitu aa. Lingualis. Syarat, cartinoma lidah tidak
melalui garis tengah infusion ini dipasangka sampai satu minggu atau sampai ada
tanda-tanda toksis yang dapat dilihat dari kulit.
3. Surgical/Hemiglosectomy (total glossectomy) :
Dilakukan

pengangkatan

pada

bagian

yang

diindikasi

terkena

carcinoma

atau

hemiglosectomy atau total glossectomy apabila tumor cukup besar dan sudah bermetastase ke
daerah leher. Pada metastasenya dilakukan :
Pada N1N2, dilakukan RND (Radical Neck Disection) yang diangkat :
- Kelenjar leher.
- Kelenjar sub madibula.
- V. Jugularis interna.
17

Bedside Teaching - THT

201
2

- Kelenjar supra ciavicularis. Pada N3, dilakukan bilateral neck dissection.


Sebagai contoh
T1N1M0 :
Dapat dilakukan end block (tumor primer dan matestasenya diangkat bersama-sama)
Sebagai contoh : Helmiglossectomy + RND yang disebut dengan COMMANDO OPERASI
(Combined Mandibular and Neck Dissection Operation). Kadang-kadang N. XI, ramus
descendens

hypoglossi,

Lobus

lateral

kelenjar

thyroid

juga

diangkat.

- Kanan dan kiri dilakukan dengan jarak 2 minggu, karena bila V. jugulsris internus kanan
dan
kiri diangkat bersamaan dapat dijadikan kebutaan, serta oedema intra cranial.
- Atau dilakukan dengan meninggalkan satu V. jugularis internus.

Untuk mengetahui lebih lengkap lagi tentang terapi yang dilakukan pada carcinoma lidah
adalah:
Multidisciplinary approach = Team work approach, yaitu

dengan combined

therapy.

Misalnya :
T1N0M0 : Dengan therapy surgical.
T3NoMo : Dengan surgical therapy + radio therapy.
T4N3M1 : Keadaan sudah inoperable incurable, therapy keinterne
4. Cara lain dapat dengan :
Dicanulir dari a. teroidea superior secara indirect sampai a. coatis externa dekat
percabangan a. lingualis.
XIII. PROGNOSIS

18

Bedside Teaching - THT

201
2

Prognosis pada carsinoma lidah ini adalah tidak baik, meskipun angka statistik
penyakit bervariasi diantara kelompok penderita angka penyembuhan selama lima tahun
adalah umumnya dibawah 25 %. Carsinoma lidah yang terjadi pada bagian 1/3 dorsum lidah
(20 30 %) keadaannya lebih ganas dan kasusnya lebih sedikit, jika dibandingkan dengan
2/3 anterior lidah (70 80 %). Martin melaporkan 22 % angka keselamatan hidup pada 556
penderita kanker ganas lidah, sedangkan Gible dan kawan-kawan mendapatkan hanya 14 %
angka keselamatan hidup diantara 12 penderita carsinoma lidah. Frazell dan Lucas
melaporkan dari 5 tahun angka kesembuhan carsinoma lidah adalah 35% pada 1321 penderita
carsinoma lidah.
Faktor-faktor yang sangat berpengaruh pada prognosis penderita carsinoma lidah
adalah ada atau tidaknya metastase. Selanjutnya study yang dilakukan oleh gibbel dkk
memperlihatkan 81 % angka keselamatan hidup bila tidak pernah timbul metastase, 43 % bila
tidak ada metastase yang timbul pada saat masuk rumah sakit. Diagnosa dini menjadi sangat
penting dan peranan dokter gigi dalam mengenal lesi-lesi awal yang menyerupai kanker
ganas lidah adalah sangat penting. Pada akhir-akhir ini dilaporkan bahwa angka keselamatan
hidup selama lima tahun untuk carcinoma lidah kira-kira 40 % dan angka keselamatan
tersebut meningkatkan pada tahun-tahun terakhir ini berkat reseksi menyeluruh pada lidah
(total glosektomi).
XIV. KESIMPULAN
- Carsinoma lidah adalah penyakit yang mempunyai tingkat kematian yang cukup tinggi dan
mempunyai prognosa yang jelek, terutama apabila mengenai sepertiga bagian posterior lidah
dan telah bermetastase ke servical dan leher, ke submaksilaris, submandibula.
- Hal-hal yang berhubungan dengan penyakit-penyakit tertentu (premalignant) perlu diawasi
oleh dokter gigi di dalam menentukan gejala awal dari suatu tumor yang ada pada lidah
- Adapun hal-hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah kebersihan dari mulut yang harus
dijaga terutama gigi busuk dengan karang gigi yang banyak dan pemasangan prothesa yang
tidak cocok, serta penggunaan tembakau yang berlebihan (merokok/menyirih) dan peminum
berat (alkoholisme).

19

Bedside Teaching - THT

201
2

DAFTAR PUSTAKA

1.

Carcinoma lidah. Tersedia di http://www.scribd.com/doc/52680095/Makalah (diakses


tanggal 24 Desember 2012)

2.

Carcinoma lidah. Tersedia di http://dokmud.wordpress.com/2009/11/03/kanker-ganaspada-lidah/ (diakses tanggal 24 Desember 2012).

3.

Adams GL, Penyakit Rongga Mulut: Boeis, buku Ajar Penyakit THT, edisi 6, EGC,
Jakarta, 1996

4.

Carcinoma lidah. Tersedia di http://www.scribd.com/doc/46015466/Ca-Lidah (diakses


tanggal 25 Desember 2012)

20

Anda mungkin juga menyukai