Anda di halaman 1dari 33

I.

Ilustrasi Kasus
Identitas Pasien
Nama : Tn. RIJ
Usia : 47 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Wiraswasta (Percetakan)

Anamnesis
Anamnesis dilakukan dengan auto anamnesa di Ruangan Rawat Inap
pada tanggal 08 Januari 2022 pukul 17.30 WIB.
KU : Pasien dikonsultasikan dari bedah umum post BE tumor submandibula
dengan hasil PA Metastasis Carcinoma; Telinga terasa tersumbat dan
tenggorokan nyeri sejak Desember 2021
Telinga terasa tersumbat dan tenggorokan nyeri sudah dirasakan sejak bulan
Desember 2021. Keluhan hidung tersumbat, keluar ingus kental disertai darah, dan
mengorok sejak 1 bulan yang lalu, namun pasien masih dapat menghidu. Keluhan juga
disertai dengan benjolan pada leher sebelah kanan membuat pasien sulit untuk
menoleh sejak November 2021. Terkadang pasien mengeluhkan telinga kanan
berdenging hilang timbul, nyeri kepala sebelah kanan juga dirasakan. Mimisan sedikit-
Riwayat sedikit dan kenyal, pasien juga mengeluhkan adanya dahak kental bercampur darah.
Pasien mengeluhkan suaranya sengau sejak 1 bulan yang lalu.
Penyakit
Sekarang Pasien mengatakan berat badannya sedikit turun, pasien mengeluhkan sulit untuk
membuka mulut dan merasa nyeri serta sulit untuk menelan sehingga hanya
mengonsumsi bubur saring sejak 1 januari, dan bila minum suka tersedak, pasien juga
mengeluhkan matanya merah, silau, dan sering berair sejak 4 hari yll. BAB keras
2x/minggu tidak disertai darah. Pasien mengeluhkan lemas. Kadang pasien
mengeluhkan demam, dan wajah terasa panas

Keluhan pandangan ganda (-), gangguan pendengaran (-), nyeri telinga (-), cairan
telinga (-), sesak napas (-), batuk lama (-), kecelakaan/trauma (-), mual-muntah (-),
keluhan keringat malam hari (-), keluhan batuk lama (-)
Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien telah berobat ke dokter di puskesmas dinyatakan sebagai Limfadenopati


sehingga dirujuk ke RSUD Bekasi bagian Bedah Umum, dilakukan pemeriksaan
dan didiagnosa sebagai Tumor Submandibula. Dilakukan BE pada 16/12/21 dan
pemeriksaan PA dengan hasil sel jaringan KGB dengan metastasis karsinoma
disertai abses
Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), Alergi (-), Stroke (-), pengobatan TBC (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada yang memiliki keluhan serupa. Riwayat keganasan di keluarga (-)

Riwayat Penyakit Personal dan Sosial


Pasien merokok sejak usia 17 tahun hingga Desember 2021, 6 batang/hari. Pasien seorang
wiraswasta di bidang percetakan
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum Tampak sakit berat Antropometri

Kesadaran Compos Mentis


Berat Badan 73 Kg
GCS 15

Tanda Vital
Tinggi Badan 177 cm
Tekanan Darah 120/80 mmHg

Denyut Nadi 95 x/menit IMT 23.5 kg/m2

Laju Pernapasan 24 x/menit


Kepala normosefal, rambut hitam

Mata konjungtiva anemis (-/-), perdarahan konjungtiva (-/-), sklera ikterik (-/-), injeksi siliar
(+/+)

Mulut gusi berdarah (-), mukosa kering (+), sisa darah (+)

Leher pembesaran KGB supra servikal dextra 6x8 cm & sinistra 2x2 cm, sewarna kulit,
perabaan keras, tidak hangat, immobile, nyeri tekan (-/-), scar post op dextra (+),
pembesaran tiroid (-), deviasi trakea (-), ruam (-)

Paru Inspeksi: pergerakan dinding dada simetris saat statis dan dinamis, benjolan (-),
ruam kulit (-), luka operasi (-), penggunaan otot napas tambahan (-)
Palpasi: ekspansi dada normal, vocal fremitus normal, massa (-), nyeri tekan (-),
pelebaran sela iga (-)
Perkusi:
sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi:
vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung Inspeksi: iktus cordis tidak terlihat

Palpasi: iktus cordis teraba di ICS 5 linea midklavikularis sinistra, thrill (-)

Perkusi: batas jantung kiri di ICS 5 linea midklavikularis sinistra, batas jantung kanan di
ICS 4 line parasternalis dextra, batas pinggang jantung di ICS 2-3 linea parasternalis
sinistra

Auskultasi: BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen Inspeksi: datar, pelebaran vena (-), ruam kulit (-) caput medusa (-), striae (-)
Auskultasi:
bising usus 10x/menit
Perkusi:
timpani pada seluruh lapang abdomen, asites (-)
Palpasi:
supel, nyeri tekan (-), lien hepar tidak teraba, turgor cukup, nyeri ketok
CVA (-/-), ballottement (-/-)

Ekstremitas akral hangat (+/+), CRT < 2s, pitting edema (-/-), sianosis (-/-)
Status Lokalis THT
Aurikula dextra normotia, eritema (-), fistula retroaurikula (-/-), liang telinga lapang, sekret
(-), serumen (-), membran timpani intak, Refleks cahaya (+), Nyeri tekan
tragus (-).

Aurikula sinistra. normotia, eritema (-), fistula retroaurikula (-/-), liang telinga lapang, sekret
(-), serumen (-), membran timpani intak, Refleks cahaya (+), Nyeri tekan
tragus (-).

Nasal dextra eformitas nasal (-), eritema (-), deviasi septum (-), cavum nasi lapang,
sekret kental bercampur darah, Konka eutrofi
serosa (+), darah (-), Konka hipertrofi livid (+)

Nasal sinistra deformitas nasal (-), eritema (-), deviasi septum (-), cavum nasi lapang,
sekret kental bercampur darah, Konka eutrofi

Tenggorokan Sulit dinilai


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Endoskopi :
Auricula dextra : Tidak dilakukan
Auricula sinistra : Tidak dilakukan
Nasal dextra : lapang, konka eutrofi, sekret kental bercampur darah, Massa nasofaring (+)
Nasal Sinistra : lapang, konka eutrofi, sekret kental bercampur darah

Laboratorium 05/01/2022:
DPR: 15.8/46.6/11.1 H/220
PT/APTT: 14.9/33.1
HbSAg: Non Reaktif
GDS: 109
Laboratorium 07/01/2022:
DPR: 15.5/44.2/247/5.8
GDS: 122 H

RO Thorax PA: Normal

Patologi Anatomi 24/12/21:


Jaringan kelenjar getah bening dengan metastasis karsinoma disertai abses
Resume
Tn.RIJ 47 thn, mengeluhkan telinga terasa tersumbat dan tenggorokan nyeri sejak
Desember 2021, disertai dengan keluar ingus kental seperti darah, mengorok saat tidur,
sulit menoleh karena ada benjolan di leher sebelah kanan, telinga kanan berdenging
hilang timbul, nyeri kepala sebelah kanan, mimisan sedikit-sedikit, dahak kental
bercampur darah, suara sengau, penurunan berat badan, sulit membuka mulut, nyeri
menelan, bila makan dan minum suka tersedak, kadang ada demam & lemas, keluhan
mata berair, merah, dan silau, wajah terasa panas. Riwayat merokok sejak usia 17 thn &
Riwayat pengobatan TBC disangkal
Dari hasil pemeriksaan fisik dijumpai mukosa mulut pasien kering dengan sisa
darah (+), leher nampak pembesaran KGB supra servikal dextra 6x8 cm & sinistra 2x2 cm,
sewarna kulit, perabaan keras, tidak hangat, immobile, dengan pemeriksaan endoskopi
hidung kanan nampak massa nasofaring dan di kedua hidung tampak sekret kental
bercampur darah. Hasil pemeriksaan radiologi thorax tidak dijumpai kelainan. Hasil PA
sampel jaringan KGB Submandibula menunjukan jaringan kelenjar getah bening dengan
metastasis karsinoma disertai abses.
Diagnosa Kerja
Massa Nasofaring Dextra Susp. Karsinoma Nasofaring

Rencana Tatalaksana
Biopsi forcep

Prognosis
Ad Vitam : Dubia
Ad Functionam : Dubia
Ad Sanationam : Dubia
Anatomi II. Tinjauan Pustaka
Definisi
Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas yang terdapat di daerah
kepala dan leher, yang berasal dari epitel nasofaring disebut juga sebagai
Lymphoepithelioma

Klasifikasi :
● nonkeratinizing carcinoma,
● keratinizing squamous cell carcinoma,
● basaloid squamous cell carcinoma.
Epidemiologi
● Kejadian karsinoma nasofaring terjadi hampir 60 % tumor ganas terbanyak di
kepala dan leher.
● Angka kejadian karsimona nasofarig di Indonesia mencapai 6.2/100.000 kasus
● Karsinoma nasofaring biasanya lebih sering ditemukan pada ras mongoloid
● Pada daerah Afrika bagian utara, orang eskimo di Alaska juga melaporkan
kasus yang cukup tinggi → bahan pengawet nitrosamin.
Etiologi

Infeksi virus Epstein-Barr

Faktor Risiko

Genetik
Letak geografis/ Ras
Jenis Kelamin
Kebiasaan hidup
Patogenesis dan Patofisiologi
Penegakan Diagnosa

Anamnesis
Gejala karsinoma nasofaring dapat dibagi dalam 4 kelompok, yaitu gejala telinga, gejala
nasofaring, gejala mata dan saraf, serta metastasis atau gejala di leher.
● Gejala pada telinga → tinnitus, rasa tidak nyaman di telinga, sampai rasa nyeri
(otalgia).
● Gejala nasofaring → epistaksis ringan maupun sumbatan pada hidung
● Gejala mata & saraf → gejala yang muncul dapat berupa diplopia dan neuralgia
trigeminal.
● Gejala Cervical → Metastasis atau gejala di leher dapat berupa benjolan di leher yang
dapat mendorong pasien untuk berobat.
Setiap gejala tersebut memiliki nilai dalam mendiagnosis KNF yang dirumuskan dalam digby
score. Jika total skor yang didapat lebih atau sama dengan 50, maka dapat dicurigai
adanya KNF.
Digby Score
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan nasofaring dapat menggunakan rinoskopi posterior, nasofaringoskop ( fiber


atau rigid), laringoskopi, maupun pemeriksaan nasoendoskopi dengan NBI ( Narrow Band
Imaging) yang digunakan untuk skrining, melihat mukosa dengan kecurigaan kanker
nasofaring, panduan lokasi biopsi, serta follow up terapi pada kasus-kasus dengan dugaan
residu dan residif. Hal yang dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik dapat berupa :
a. Gejala telinga : sebanyak 17% berupa tuli konduktif unilateral, tinnitus, otalgia dan otore.
b. Gejala hidung : sebanyak 30% berupa sekret bercampur darah ( blood stained
discharge), sumbatan hidung unilateral dan bilateral serta epistaksis.
c. Benjolan di leher/ neck mass : sebanyak 43% kasus metastasis ke kelenjar getah bening
leher.
d. Gejala lain : terkenanya saraf kranial sebanyak 10% kasus berupa sakit kepala hebat,
diplopia, parestesia wajah, kelumpuhan otot fasial, serak, disfagia, kelumpuhan otot
lidah, kelemahan otot bahu, trismus, vertigo, dan kebutaan.
Pemeriksaan Penunjang
● Pemeriksaan serologi IgA anti EA dan IgA anti VCA untuk infeksi virus EB →
untuk menentukan prognosis pengobatan.
● Pemeriksaan Laboratorium:
○ Pemeriksaan hematologi (darah perifer lengkap, LED, hitung jenis)
○ Alkali fosfatase, LDH
○ SGOT dan SGPT
● Pemeriksaan radiologi:
○ Pemeriksaan CT-scan daerah kepala dan leher → untuk melihat tumor
primer dan penyebaran ke jaringan sekitarnya
○ USG abdomen → untuk menilai metastasis organ-organ intra abdomen
○ Foto thoraks → untuk melihat adanya nodul di paru
○ Bone scan untuk melihat metastasis tulang.
● Golden Standard → Biopsi Nasofaring (Melalui hidung atau mulut)
Staging TNM
Kategori Keterangan
T T0: tidak terbukti adanya tumor primer
T1: adanya tumor primer di nasofaring, orofaring, atau kavitas nasal
tanpa perluasan ke parafaring
T2: adanya perluasan tumor primer ke parafaring, adanya keterlibatan
jaringan lunak sekitar (otot medial pterygoid, otot lateral pterygoid, otot Stadium
prevertebral)
T3: adanya keterlibatan struktur tulang (basis kranii, vertebra servikal) I T1 N0 M0
dan/atau sinus paranasal
II T2 N0-1 M0; T1 N1 M0
T4: perluasan intrakranial, nervus kranialis, hipofaring, orbita, dan
keterlibatan jaringan lunak yang luas (permukaan lateral dari otor lateral III T3 N0-2 M0, T1-2 N2 M0
pterygoid, kelenjar parotis)
IVa T3 atau N3 M0
N N0: tidak ada metastasis KGB
N1: keterlibatan KGB retrofaring, servikal: unilateral, ≤6 cm, di atas IVb Berapapun T, berapapun N, M1
perbatasan kaudal kartilago cricoid
N2: servikal bilateral, ≤6 cm, di atas perbatasan kaudal kartilago cricoid
N3: >6cm, dan/atau di bawah perbatasan kaudal kartilago cricoid
M M0: tidak ada metastasis ke organ lain
M1: adanya metastasis ke organ lain

ajcc
Tatalaksana

esmo
Tatalaksana

esmo
Tatalaksana

Efek samping Infeksi


terapi
Psikologi
Nyeri
Obstruksi
Nutrisi saluran napas
atas

Perhati, pnpk
Follow up

esmo
Prognosis

● Kesintasan relatif 5 tahun Stadium I-IV: 72%, 64%, 62%, dan


38%.
● Angka kesintasan 5 tahun penderita KNF dengan
kemoradiasi lebih besar kemoterapi (kemoradiasi
sebesar 44%, kemoterapi sebesar 28%)

Pnpk, undip
III. Analisa Kasus
Pasien Tn. RIJ berusia 47 tahun dengan profesi wiraswasta dikonsultasikan dari poli bedah
umum setelah tindakan BE tumor submandibula (17 Desember 2021) dengan hasil
pemeriksaan patologi anatomi: metastasis karsinoma.

Keluhan pasien:

● Telinga kanan tersumbat dan berdenging.


● Hidung tersumbat, epistaksis minimal, lendir bercampur darah, suara sengau.
● Sakit saat membuka mulut, nyeri kepala kanan, sulit menelan, Sulit membuka mata,
mata merah, fotofobia.
● Benjolan pada leher.
● Gejala dan tanda pada pasien → adanya massa nasofaring dengan
kecurigaan kanker nasofaring.
● Massa nasofaring dikonfirmasi oleh hasil pemeriksaan nasoendoskopi yaitu
terdapat massa pada nasal dextra pasien. Kecurigaan kanker nasofaring
dilihat dari hasil PA KGB submandibularis: Metastasis Karsinoma

● Berdasarkan epidemiologi, kanker nasofaring merupakan tumor ganas terbanyak di


kepala dan leher dengan kejadian di Indonesia mencapai 6.2/100.000 kejadian
dengan 13.000 kejadian tiap tahunnya.
● Faktor resiko pada pasien:
○ Pasien Laki-laki
○ Perokok aktif (Sejak usia 17 tahun, 6 batang/hari, Indeks Brinkmann: 180
(perokok ringan))
Keluhan pasien & Hasil Pemeriksaan

● Telinga kanan tersumbat dan berdenging.

Massa nasofaring mengalami ekstensi secara lateroposterior ke ruang


paranasopharyngeal → penyumbatan tuba eustachius oleh massa nasofaring →
oklusi tuba eustachius —> menimbulkan tekanan negatif di kavum timpani → sensasi
telinga penuh dan tinitius

● Hidung tersumbat, epistaksis minimal, lendir bercampur darah, suara sengau

Massa nasofaring → Obstruksi saluran napas —> Hidung tersumbat dan Rhinolalia →
Pasien bernapas melalui mulut → PF: Mukosa mulut dan bibir pasien kering.

Massa bersifat ganas → VEGF → Neurovaskular yang bersifat rapuh dan mudah
ruptur → epistaksis minimal, lendir bercampur darah → Status lokalis Cavum nasal
dextra sinistra: sekret bercampur darah (+), lendir berdarah
● Sakit saat membuka mulut, nyeri kepala kanan, sulit menelan, Sulit membuka mata,
mata merah, fotofobia.

Massa nasofaring dapat tumbuh ke arah superior → erosi pada basis kranii →
kompresi saraf kranialis.

● Kompresi n. Trigeminal→ gejala nerualgia trigeminal (Sensasi panas, sakit pada wajah),
keluhan terkait indra mata: sulit membuka mata, mata berair, mata merah, dan fotofobia.
● Kompresi n. Trigeminalis cabang sumandibularis (v3) → kesulitan membuka mulut
● Kompresi n. Hipoglossus → kesulitan menelan.
● Benjolan pada leher.

Pasien merupakan kasus konsultasi dari departemen bedah umum setelah tindakan eksisi
luas tumor submandibula dengan hasil pemeriksaan patologi anatomi menunjukkan dextra
metastasis karsinoma. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran KGB supraservikal
dextra dengan ukuran 6 x 8 cm dan KGB sinistra 2 x cm dengan konsistensi keras, immobile
dan tidak nyeri. Pada kanker nasofaring, metastasis ke kelenjar leher dapat berbentuk
benjolan leher yang menunjukkan metastasis regional.
● Diagnosis kanker nasofaring → biopsi massa nasofaring
● CT-scan kepala dan leher, USG Abdomen, Bone scan, pemeriksaan darah →
Staging sebagai dasar pertimbangan pengobatan.
● Tatalaksana kanker nasofaring → sesuai dengan stadium pasien, pilihan terapi :
radioterapi dan kemoradiasi maupun terapi kombinasi.
● Prognosis pasien ad vitam dubia, ad functionam dubia, ad sanationam dubia,
menilai angka kesintasan hidup pasien dengan kanker nasofaring stadium I
adalah 78%.
IV. Kesimpulan
Pasien dengan keluhan gejala kanker nasofaring yang terdiri dari gejala telinga, gejala hidung,
gejala nervus kranialis, gejala mata, gejala servikal yang didukung dengan pemeriksaan
nasoendoskopi didapatkan massa nasofaring dextra. Pemeriksaan lainnya ialah hasil patologi
anatomi biopsi KGB submandibula metastasis karsinoma.

Diagnosis kerja pasien massa nasofaring dextra suspek kanker nasofaring dengan saran
pemeriksaan biopsi massa nasofaring sebagai golden standard, CT-Scan kepala dan leher, USG
abdomen, Bone scan, dan pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui staging kanker. Pilihan
tatalaksana yang diberikan adalah radioterapi, kemoradiasi, dan kemoterapi sesuai dengan
penegakan stadium.
DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
dan Leher Edisi ke-7. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2018
2. GL Adams, LR Boies, PA Higler. Boies: Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. Jakarta: EGC; 2012: p27-38.
3. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy & Physiology 14th Edition. Amerika Serikat: John Wiley & Sons,
Inc; 2014: p595-603.
4. Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi Revisi Berwarna ke-12. Singapura: Elsevier; 2016: p626-636.
5. Standring S. Gray’s Anatomy: The Anatomical Basis of Clinical Practice 41th Edition. United States: ELSEVIER; 2016.
6. Hoehn K, Marieb EN. Human Anatomy & Physiology 10th Edition. Canada: Mount Royal University; 2016.
7. Searight FT, Singh R, Peterson DC. Otitis Media With Effusion. [Updated 2021 Aug 11]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538293/
8. Widodo A, Soepriyadi. Diagnosis Otitis Media Efusi. Jurnal THT - KL. 2008;1(2):41-48
9. Dhingra P, Dhingra S. Diseases of Ear, Nose, and Throat & Head and Neck Surgery. 7th ed. Elsevier; 2018.
10. Adham Marlinda, dkk. April 2012. Nasopharyngeal carcinoma in Indonesia: epidemiology, incidence, signs, and
symptoms at presentation. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3777476/

Anda mungkin juga menyukai