Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN

OBSERVASI PEMBUATAN WAYANG KULIT


di DESA CABEYAN

Disusun Oleh
Muhammad Amir Faisol
NIM : 120302035

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN RI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
AKADEMI TEKNOLOGI KULIT YOGYAKARTA
TAHUN 2012

I.

PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan kasih sayang-Nya sehingga laporan ini bisa selesai tepat pada
waktunya.
Laporan ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah pengantar
produk kulit yang mana laporan berjudul PEMBUATAN WAYANG KULIT
DENGAN TATAH SUNGGING di DESA CABEYAN, BANGUNHARJO, SEWON,
BANTUL.
Kerajinan kulit memang menjadi salah satu pilihan yang tepat dalam
membangun

kreasi

seni

serta

produk

yang

berkualitas.

Pada

kesempatan kali ini hal yang dibahas adalah proses pengolahan produk
dari kulit mentah.

Rumah produksi wayang kulit di desa cabeyan sudah lama berdiri yakni
sejak tahun 1962 yang didirikan oleh pak Sukardi. Namun saat

ini

telah diwariskan kepada putra kedua dari beliau yaitu Riyadi.


Kerajinan kulit ini dibuat menggunakan kulit kerbau muda dan diproses
dengan tatah sungging.
Wayang kulit yang sekarang telah mencapai kancah Internasional,
membuktikan kekayaan budaya Indonesia yang patut dipertahankan.
Selain itu juga bisa menjadi pendapatan ekonomi yang besar.
II.

Jenis Produk yang dihasilkan


Produk kulit mentah yang dihasilkan di desa cabeyan ini adalah
wayang kulit serta beberapa souvenir yang terbuat dari kulit. Namun
yang paling diutamakan disini adalah pembuatan wayang kulit. Untuk

III.

accesoris hanya menjadi tambahan saja.


Tekhnik Pembuatan
Tekhnik yang digunakan dalam pembuatan wayang kulit ini
sangatlah sederhana dan tradisional yaitu menggunakan metode Tatah
Sungging.
Kulit yang digunakan juga tidak sembarangan. Kulit yang bisa dibuat
wayang adalah kulit kerbau yang didapat dengan membeli dari penjual
kulit.
Di tempat ini kulit kerbau yang dipakai adalah kulit dari kerbau muda.
Kulit dari kerbau dewasa bisa juga digunakan tapi hasilnya terlalu kaku
sehingga mereka harus benar-benar teliti dalam memilih kulit tersebut
agar hasilnya juga sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun langkah-langkahnya adalah:
1. Pemilihan Kulit
Langkah ini dilakukan agar hasil akhirnya baik. Kulit yang dipakai
adalah kulit kerbau muda yang didapat dengan membeli dari
pengumpul kulit yang banyak dari luar jawa. Pembuatan wayang
menggunakan kulit kerbau karena hasilnya lebih kuat dan tidak
lemes. Sedangkan kulit lainnya tidak. Kulit kerbau yang dewasa pun
hasilnya kurang baik karena terlalu keras.
2. Kulit diawetkan dengan cara dikeringkan yakni dijemur agar tahan
lama dan tidak mudah busuk. Saat pengeringan juga harus dilihat
waktu

pengeringannya.

Pengeringan

yang

terlalu

lama

juga

menimbulkan dampak negatif pada kulit tersebut. Jadi ketika


matahari mulai terik yakni sekitar jam 11.00 ke atas kulit tersebut
diteduhkan dahulu. Setelah itu kulit disimpan sampai tiba waktu
untuk digunakan.
3. Ketika akan digunakan kulit tersebut direndam selama satu malam
untuk mengembalikan kadar air yang hilang waktu pengeringan.

Selain itu juga agar memudahkan ketika proses menghilangkan


bulu.
4. Setelah

direndam,

kulit

dipentangkan

kemudian

dihilangkan

bulunya dengan cara dikerok menggunakan ladap. Kulit yang


digunakan untuk pembuatan wayang adalah kulit perkamen yakni
bagian tengah dari lapisan kulit. jadi saat proses pengerokan kulit
itu, selain bagian atas yakni bulu dan epidermis, juga bagian bawah
yang berhubung dengan daging.
Ketebalan kulit perkamen tersebut berkisar 1-3 mm.
5. Setelah kulit perkamen itu selesai, dilanjutkan dengan proses tatah.
Tatah adlah proses pembentukan bentuk wayang yang sedemikian
rumitnya. Corak dan kehalusan proses tatah ini mempengaruhi nilai
jual dari suatu wayang. Dibutuhkan ketelitian dan kejelian ekstra
agar hasilnya sempurna.
6. Setelah proses tatah selesai baru kemudian proses sungging. Proses
sungging adalah proses pewarnaan wayang serta penghalusan
warna. Pewarnaan ini menggunakan cat alami dan cat tembok yang
IV.

dicampur dengan lem sehingga tahan lama dan permanen.


Pemasaran
Saat pertama kali berdiri sampai era tahun 90-an, pemasaran
produk wayang kulit ini dititipkan di beberapa toko. Dengan adanya
pembeli kemudian ada juga pemesanan dari beberapa orang dengan
bentuk yang beragam.
Seiring dengan maraknya kesenian budaya, pemasaran selanjutnya
selain di toko, juga melalui pameran. Dan terbukti setelah pameran,
usaha produk wayang ini semakin maju. Bukan hanya di Indonesia tapi
juga kancah Internasional.
Beberapa negera sudah

pernah

diikuti

dalam

acara

diantaranya Amerika, Italia dan beberapa negara lainnya.

pameran

Anda mungkin juga menyukai