Anda di halaman 1dari 33

anekaKucing

Home
About Me
Contact Me
Cat Photos

Heboh, Kucing Makan Tanaman (Acalypha indica)


Diposkan oleh bubun4k at 23.13
Perlu diketahui, hewan karnivora terkadang memiliki masalah dengan pencernaan. Seperti manusia jika kurang
serat atau jarang makan sayur-sayuran, semua makhluk yang makan selain tumbuh-tumbuhan, biasanya
sering mempunyai masalah terhadap sistem pencernaanya. Hal itu sangat jarang terjadi pada hewan
herbivora. Sistem pencernaan hewan biasanya jarang mengalami gangguan dan mereka jarang menderita atau
terserang

kegemukan.

Acalypha indica

Karena itu, beberapa hewan karnivora memiliki insting untuk membuat perutnya menjadi enak jika
mereka merasa sistem pencernaan mereka sedang terganggu. Maka, mereka pun mencari obat
alami yang dapat membuat pencernaan menjadi lancar. Nah, Acalypha atau akar kucing, merupakan
salah satu tanaman herba yang biasanya dipilih atau dicari oleh kebanyakan kucing karena tanaman
ini biasanya tumbuh liar. Kandungan zat yang ada di akarnya, ternyata mampu membuat
pencernaan kucing menjadi lancar. Hingga membuat buang air besar pada kebanyakan kucing pun
jadi nyaman. Biasanya jika terlalu banyak memberikannya pada kucing kita, mereka biasanya akan
enggan untuk memakannya karena merasa perut atau pencernaannya sudah tidak bermasalah.
Selain itu ternyata banyak sekali khasiat lain dari tumbuhan ini. Daun, batang dan akar mengandung
saponin dan tanin. Batangnya juga mengandung flavonoida dan daunnya mengandung minyak asiri.
Berdasarkan penelitian yang terdapat pada jurnal agriculture food chemical, pada tumbuhan ini
ditemukan senyawa fenol dan flavanoid. Senyawa fenol bersifat antibakteri, anti radang dan aktif
dapat menghilangkan rasa sakit setempat, mencegah bahkan menyembuhkan rematik artritis.

Senyawa flavanoid bersifat antioksidan, yang dipercaya dapat menghambat pembentukan asam
urat.
Acalypha indica biasanya memiliki nama yang merakyat dengan sebutan kucing-kucingan, kucing
galak, cakar kucing, akar kucing, atau juga kadang sering tanaman ini disebut sebagai antinganting.
Kandungan kimia dari Acalypha indica
Daun, batang dan akar Acalypha indica mengandung saponin dan tanin, di samping itu batangnya
juga mengandung flavonoida dan daunnya mengandung minyak atsiri
Unsur kimia tanaman Acalypha indica
Tanaman acalypha indica mengandung kandungan kimia yaitu diantaranya : Acalyphamide (sebagai
asam), aurantia-mide dan asam cukanya, succinimide calypho lacetate, 2-methyl anthraquinone,
cuka tri-O-methylellagic, b-sitosterol dan b-Glucoside (daun-daun); suatu cyanogenetic glucoside,
acalyphine, dua alkaloida, viz, acalyphine dan triacetonamine, suatu kotoran minyak noctacosanol, kaempferol, quebrachitol, b-sitosterol asam cuka dan samak, stigmasterol ( akar).
Bahan Aktif: Acalyphin (sejenis sianogenik glikosid) dan Hydrosianik asid
akar dan daun-daun Acalypha indica menunjukkan adanya aktivitas melawan terhadap Micrococcus
pyogens variasi aureus dan Escherichia coli Castell dan Chalm.

Label: akar kucing, anting-anting, cakar kucing, kucing galak, kucing-kucingan

0 komentar:
Poskan Komentar
Jangan lupa commentnya, tapi no spam

Subscribe via Email


Enter your email address:

Subscribe

Delivered by FeedBurner

Please Note:
Artikel disitus ini hanyalah ditulis oleh mahasiswa coas kedokteran hewan dan
belum ditulis oleh seorang dokter hewan dan tidak boleh dianggap sebagai
acuan pengganti untuk tidak berkunjung ke dokter hewan. Atikel yang disediakan
hanyalah bersifat informatif.
Selalu biasakan berkonsultasi mengenai masalah kesehatan hewan kesayangan
anda pada dokter hewan kepercayaan anda. Tidak ada jaminan terhadap
keakuratan dan kesembuhan terhadap saran pengobatan yang dituliskan dalam
artikel ini. Jika terdapat keraguan mengenai informasi yang ada, segeralah
berkonsultasi kepada dokter hewan.

Click Me!!

Bhineka

Institut Pertanian Bogor

Mandala airlines

Modemku

Arsip anekaKucing

2011 (2)

2010 (25)

Agustus (3)

Heboh, Kucing Makan Tanaman (Acalypha indica)

Cara membersihkan Telinga Kucing Kesayangan Anda

Menaklukkan Kucing Agresif dengan Spray

Mei (8)

April (14)

Web Counters

Ads Powered
by:KumpulBlogger.com
Menerima BitCoin

.:[x]:.

FOREDI REKOMENDASI BOYKE


UNTUK TAHAN LAMA SEX!

TURUN 3-6 KG 3 Hari ?

psst....PAPA, mau tahu yang bikin Mama


Ketagihan??

Bisnis Online Modal 50 Rb


KumpulBlogger.com:Menerima Bitcoin

Guest Book
ShoutMix chat widget

Followers
Ada kesalahan di dalam gadget ini

anekaKucing Mamanunes Templates Inspiration: Templates Ipietoon


Ilustration: Gatinhos - tubes by Jazzel (Site desativado)

http://aneka-kucing.blogspot.com/2010/08/heboh-kucing-makan-tanamanacalypha.html

BERANDA

Search

HOME

CHROMATOGRAPHY

RESEP ALAMI

APHROSIDIAC
JUAL MINYAK ATSIRI
MINYAK PUSAKA/AROMATERAPI
DAFTAR ISI

TUMBUHAN OBAT INDONESIA


---Klik Nama Tumbuhan Obat--Adas
Baw ang Merah
Baw ang Putih
Brotow ali
Cabe Jaw a
Jahe

KATEGORI

Afrosidiak
Akreditasi
Alat Instrumen
Analisis Bahan Alam
Analisis Obat
Atsiri
Ekstraksi Bahan Alam
Ekstraksi Pra Analisis
Farmakologi
Kalibrasi
Kosmetikologi
Lab. Medik
News
Resep Alami
Safety
Safety in Laboratory
TLC (KLT)
Tumbuhan Obat

Validasi

FOLLOWER

Lengkuas (Languas galanga (L.) Stuntz.)


23.24 LANSIDA No comments

Suku

: Zingiberaceae

Sinonim : Alpinia galanga (L.) Swartz


Alpinia pyramidata Bl.
Kandungan kimia
Rimpang mengandung 0,5 - 1 % minyak atsiri yang terdiri dari sesquiterpen hidrokarbon, sesquiterpen alkohol sebagai
komponen utama; minyak atsiri terdiri atas 5,6% sineol, 2,6% metilsinamat. Di samping itu terdapat pula (walau dalam jumlah
relative kecil) eugenol; galangol (diaril heptanoid) (senyawa berasa pedas), gingerol; asetoksikavikol asetat, asetoksieugenol
asetat, kariofillenol-1.4,5)

Gingerol C17H26O4 juga terkandung dalam rimpang jahe (Zingiber officinaleRoscoe.) berupa minyak berwarna kuning, rasa
pedas, indeks bias 1,5212. Larut dalam olkohol, eter, kloroform, benzena dan sedikit larut dalam petroleum eter panas. 12)

Kaempferitrin (kaempferol ramnosida, C27H30O14) merupakan jarum warna putih dengan jarak lebur 190-192 0C, sangat
sukar larut dalam air dan alkohol mendidih. Apabila mengalami hidrolisis maka senyawa ini akan terurai menjadi kaempferol
dan 2 molekul ramnosa.11)
Selain minyak atsiri terdapat pula flavonoid turunan quersetin, kaempferida. 7-hidroksi-3,5-dimetoksi flavon, galangin
(3,5,7-tri-hidroksiflavon). alpinin, isorhamnetin, kaempferol. Kaempferol-4-metileter, kaempferol-7-metileter, quersetin.
Quersetin-3-metileter, sterol-sterol lain dan glikosida sterol. 1,7,12)

Kaempferol, C15H10O6 berbentuk jarum warna kuning, jarak lebur 276-2780C. Sukar larut dalam air, larut dalam alkohol
panas, eter atau basa. Dengan pereaksi feri klorida akan memberi warna hijau, dengan pereaksi feri ammonium sulfat memberi
warna purple. Senyawa ini bersifat mereduksi larutan Fehling dan perak ammoniakal. 12)
Quersetin, C15H10O7 adalah bentuk aglikon dari glikosida quercitrin (yang telah melepas molekul L-ramnosa) merupakan
jarum kuning yang larut dalam asam asetat glasial. Satu gram larut dalam 299 ml alkohol dingin, dan larut dalam 23 ml alkohol
mendidih. Apabila bercampur dengan larutan basa akan memberi warna kuning kehijauan. Praktis tidak larut dalam air.
Dengan pereaksi feric klorida memberi warna coklat kemerahan setelah dipanaskan. Kegunaan dalam pengobatan adalah
untuk mengobati kerapuhan. LD50 per oral pada mencit adalah 160 mg/kgBB.12)

Dari jenis alpinia yang lain (Alpinia speciosa) ditemukan 28 macam komponen minyak atsiri, yakni:
A-Thujen ; d-a-Pinen ; b-Pinen ; Camphene ; Sabinen ; Mirsene ; A-fellandren ; a-Terpinen ; p-Cymene ; Limonen ; 1,8Sineol ; A-Terpinolen ; Linaalool ; a-Thujone ; Trans-Pinokarvenol ; 4-Terpineol ; A-Terpineol ; Mirtenol ; Verbenon ; transkarveol ; Karvone ; Perillaldehida ; Isobornilasetat ; Terpenilasetat ; B-Bourbonen ; b-Kariofillen ; Trans-b-Bergamoten ; Metil
sinamat ; (P-simene, 1,8-sineole, dan a-terpinene merupakan komponen utama). 13)
Sifat-sifat Minyak Lengkuas : (menurut Schimmel & Co).3)
Berat jenis 15o : 0,9847
Rotasi optik

: + 4o 20

Indeks bias 20o : 1,5164


Bilangan asam : 1,8
Bilangan ester : 145,6
Kandungan eugenol : 3 - 4%
Kelarutan : Campur dengan alkohol absolut.
Persyaratan Mutu.3)
Sebagai bahan obat, yang digunakan adalah lengkuas dalam bentuk simplisia (disebut Galangae Rhizome), yaitu bentuk
rajangan rimpang lengkuas yang telah dikeringkan di bawah sinar matahari tak langsung, sehingga kadar minyak atsiri yang
dikandungnya tidak kurang dari 0,5% v/b.
Kadar abu : Tidak lebih dari 3,9%
Bahan organik asing : Tidak lebih dari 2,0%
Efek biologi
Spasmolitik, antiradang (menghambat sintesis prostalglandin), antibakteri. Asetoksikavikol asetat dapat mempunyai aktivitas
antitumor.5)
Sediaan Farmasi
Tinctura aromatica, N.F V. yang ramuan-nya terdiri atas Manis jangan (Cinnamomi), Jahe (Z. officinale), Lengkuas (A.
officinale), Cengkeh (E. caryophyllata) dan Kapulaga (A. cardamomum).8)
Dosis
Untuk obat panu, 1 jari rimpang segar disayat miring/serong, lalu diulaskan pada panu (tidak perlu digosok, sekedar airnya
membasahi panu sudah cukup).
Kegunaan di masyarakat
Digunakan untuk penyembuhan penyakit kulit panu, eksem, koreng, masuk angin, perut tidak enak, kurang nafsu makan,
gangguan pernafasan (bronchial catarrh) pada anak-anak, juga untuk stimulansia aromatikum. 6,8,13)
Sebagai obat dalam rimpang, lengkuas digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan, meredakan kolik atau mules
(meredakan aktivitas peristaltik usus). Sebagai penawar keracunan makanan dan anti kejang. Juga untuk obat kanker pada
lambung.9)
Parutan rimpang segar digunakan untuk menanggulangi gangguan limpa dan herpes. Uap yang diperoleh dari hasil
pengembunan kukusan tunas batang digunakan untuk mengobati sakit telinga. 3,9)
Bubur bayi sering diberi bumbu rimpang lengkuas ini, di samping supaya sedap, juga dimaksudkan untuk mencegah kembung
pada bayi.
Untuk obat luar, rimpang ini digunakan sebagai obat gosok (dimaserasi dengan anggur), obat kulit melepuh, sebagai anti jamur
(obat panu dan penyakit kulit lainnya.9)
Daunnya diinfus atau dekok digunakan sebagai stimulansia, dan campuran air mandi untuk pembersih badan setelah
melahirkan dan meredakan rasa sakit pada rematik (dikenal dengan istilah "mandi hangat"). Bijinya juga berbau aromatis,
digunakan untuk meredakan kolik / mules perut, diare dan anti mual. 3,9)

Rimpangnya sendiri merupakan bahan bumbu dapur yang penting dalam resep-resep masakan Indonesia, untuk bumbu
dendeng, kuah sate dan lain sebagainya. Sedangkan ampas rimpang laos setelah diambil patinya, dicampur dengan parutan
kelapa, ditambah "tempe bosok", garam, bawang putih, dan kencur digunakan sebagai bahan makanan lain yang disebut
gembrot (Jawa), biasa dimakan bersama cabe merah setelah terlebih dahulu dipanggang dalam bungkus daun pisang. 3)
Kegunaan dalam pengobatan adalah untuk mengobati kerapuhan pembuluh darah kapiler. Dosis 10-20 mg.
Cara pemakaian di masyarakat
Mengobati influenza
Rimpang lengkuas 1 jari, daun patikan kerbau genggam, daun prasman genggam, bawang putih 3 butir, gula-enau 3 jari,
dicuci dan dipotong-potong seperlunya, direbus dengan air bersih 3 gelas sehingga hanya tinggal kurang lebih nya, sesudah
dingin disaring lalu diminum (3 x sehari).7)
Pengobatan Bronkitis
Rimpang lengkuas 1 jari, dicuci bersih lalu digiling halus-halus, diberi air masak 3 sendok makan, dan garam sedikit, diperas
dan disaring lalu diminum (2 x sehari).7)
Mengobati panu
Rimpang lengkuas ditumbuk bersama-sama dengan garam, hasil tumbukan digunakan dengan cara menggosokannya pada
kulit yang terkena panu. Setelah itu berjemur di bawah sinar matahari sebentar. 7)
Deskripsi Tanaman
Perawakan : herba tegak, daratan, beberapa batang semu.
Rimpang (Rhizome): merayap berdaging, akar serabut berkembang, umbi akar tidak ada, pada material segar berbau wangi.
Batang : semu, tidak bercabang, tidak berongga, bulat.
Daun : tunggal lengkap, pelepah membentuk lentang semu, helaian lanset, ujung tidak seimbang, runcing, dengan rambut
tersebar, rabaan bagian atas halus, helaian terbesar 25 - 47 x 3.5 - 11.5 cm, tangkai daun berambut, 1 - 1.5 cm, lidah daun datar,
berambut rapat, rata-rata 1 cm (panjang), helaian bagian atas berambut halus, lainnya gundul.
Bunga : majemuk malai, cabang lateral 1-3 cm, bawah 3-6 bunga atas 1-2 bunga, daun pelindung kedua menarik, tetap
menyusun buah, 1.5 - 1.7 x 2 - 4 mm, lanset, runcing, daun pelindung pertama tipis mudah kering 5 - 16 x 1 - 2 cm, tangkai
bunga 1 - 1.75 cm.
Kelopak : 3 dan berbentuk lonceng - infundibulum, agak lebar, putih - putih kehijauan, gundul, rata-rata 1-2 cm, lobus putih.
Mahkota : 3 daun mahkota, ujung membulat, gundul, tabung mahkota setinggi kelopak, lobus hijau terang, ujung putih, ratarata 2 cm, bagian posterior lebar 0,8 cm, lainnya lebih kecil.
Benangsari : fertil 1, 5 lainnya menjadi bibir (labellum) dan dipangkalnya terdapat staminodia, bibir terbagi 2 di atas
bagiannya bebas eliptik, bergigi sepanjang tepi, gundul, separo bawah hijau, lalu putih dengan gari ungu merah, rata-rata 2.5
cm.
Putik : Bakal buah memanjang, berambut pendek, 2-3 mm, kepala putik 3 sudut, rata-rata 3 mm. Buah: bentuk elip, dengan
kelopak tetap, gundul, kasap dalam keadaan kering, merah anggur, rata-rata 1,5 cm. Biji : 4-5 buah, plano-convex, 5-6 mm. 2)
Waktu berbunga : Januari - Desember (dengan interval)
Distribusi : Pada umumnya di tanam di hutan dan tepi hutan.
Sifat khas
Bentuk rimpang dan bau remasan rimpang dan daun sangat dikenali oleh masyarakat Jawa sebagai laos sebagai bumbu.
Budidaya
Tanaman dapat diperbanyak dengan rimpang atau biji, namun umumnya lebih mudah diperbanyak dengan menggunakan
rimpang. Rimpang yang baik untuk bibit adalah bagian ujungnya.
Pengolahan tanah dilakukan dengan menggemburkan tanah dan dibuat guludan-guludan. Pupuk yang digunakan meliputi
pupuk kandang, kompos, dan pupuk buatan. Juga diperlukan bahan-bahan kimia untuk pemberantasan gulma.
Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 2,5 - 3 bulan, dan jangan lebih tua dari umur tersebut, karena rimpang akan
mengandung serat kasar yang tidak disukai di pasaran. 10)

Pustaka
1.

Anonim, 1993, Standard of ASEAN Herbal Medicine., Vol. I., Published by ASEAN Countries.,
Jakarta, Indonesia., P.244-255

2.

Backer G.A., and RCB. Bakhuizen, 1965, Flora of Java., Vol. 2., P. Noordhoff, Groningen.

3.

Didik Gunawan, Sri Mulyani, CJ. Sugihardjo., Koensumardiyah, 1989, Empon-empon dan
Tanaman Lain dalam Zingiberaceae., Perhimpunan Peneliti Obat Alami (PERHIBA)
Komisariat Yogyakarta bekerja sma dengan IKIP Semarang Press., Semarang.

4.

Hegnauer, R, 1986, Chemotaxonomic def Pflanzen, Band 7, Birkhauser Verlag, Stuttgart.,


P,.781

5.

Kondo, Akira; Ohigashi, Hajime; Murakami, Akira; Suratwadee, Jiwajinda; Koshimizu Koichi,
1996, "1'-Acetoxychavicol acetate as potent inhibitor of tumor promoter-induced Epstein-Barr
virus activation from Languas galanga, a traditional Thai condiment"., Journ. Biosc.,
Biotechnol., Bioche., Vol 57, No.8, p.1335-1344

6.

Lewis W.H; 1977, Medical Botany (plants affecting man's health), John Willey and Sons, New
York, p.300.

7.

Mardisiswojo, S., & Rajakmangunsudarso, H., 1987, Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang,
Balai Pustaka, Jakarta.

8.

Osol A., & Farrar GE., 1955, The Dispensatory of The United States of America., 25th Ed., J.B.
Lippingcott Co., Philadelphia., USA., P.1696

9.

Perry L.M., 1980, Medicinal Plants of East and Southeast Asia: Attributed, Properties, and
Uses., The MIT Press., Massachusetts., p.58, 269, 273, 324, 436, 443.

10.

Sastrahidyata I.R; Soemarno D.S.MS; 1986. Budidaya Tanaman Tropika, Penerbit Usaha
Nasional, Surabaya, hal. 136-137.

11.

Sri Sugati, 1991 Sugati S., Johny Ria Hutapea, 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia.,
Jilid I., Balitbang Kesehatan., DepKes RI. Jakarta, p.26-27.

12.

Stecher P.G. (Editor), 1968, The Merck Index: an Encyclopedia of Chemicals and Drugs.,
Merck & Co. Inc. USA., p. 31-32,472

13.

Wichtl M; 1994. Herbal Drugs and Phytopharmaceuticals. Medpharm Scientific Publishers


Stuttgart p.59-62, 415-418.

14.

Zoghbi M.C.B; Ramos L.S; Maia J.G.S; Silva M.L; 1984, "Essential oils of some amazonian
Zingiberaceae, 3 Genera Alpinia and Rengalmia"., Journal of Natural Product, p.907. 12)

Posted in: Tumbuhan Obat

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

0 COMMENTS:
P O S K A N K O M E N T AR
LINKS TO THIS POST
Buat sebuah Link

POPULAR
ARCHIVES

CARI DI BLOG INI


Cari

SERING DIBACA MINGGU INI

Proses Penyulingan Minyak Atsiri

HPLC (High Performance Liquid Chromatography)

Pengenceran Larutan

Material Safety Data Sheet (MSDS)

Apakah Minyak Atsiri itu?

LAYANAN KAMI

Jual Buku Tumbuhan Obat

Jual Alat Suling Minyak Atsiri

SHARE

Copyright 2011 Lansida | Powered by Lansida Group


Design by Free WordPress Themes | Lansida Herbal Technology

http://lansida.blogspot.com/2010/08/suku-zingiberaceae-sinonim-alpinia.html

elamat Siang, 4/4/2014 1:50:45 PM

Username:

TANAMAN OBAT INDONESIA

Password:
Pencarian per Nama Penyakit:

Submit

KRT
LIPI
LAPAN
BPPT
BATAN

Kapas

BSN
BAPETEN

(Gossypium herbaceum L.)

BAKOSURTANAL
BMG
Badan POM
Lembaga Eijkman

Sinonim :
G.. hirsutum L.
Membership
Download
Tips & Trik Hobi

Familia :
Malvaceae

Uraian :
Perdu dengan tinggi 2-3 m ini berbatang tegak, bulat, berkayu, dan berwarna hijau kotor.
Daunnya tunggal, bertangkai panjang, 6-10 cm. Helaian daun berbentuk perisai, bercangap
menjari 3-5, pertulangan menjari, warnanya hijau. Bunga tunggal di ujung percabangan dan
ketiak daun, mahkota bulat, warnanya kuning dan berubah menjadi merah menjelang layu.
Buah kotak, lonjong, ujung runcing, panjang 5-6 cm, masih muda berwarna hijau dan
setelah tua cokelat kehitaman. Biji bulat, warnanya hitam, diselimuti rambut putih.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Kapas (Jawa). NAMA ASING Mian hua gen (C), cotton, upland cotton (I).
NAMA SIMPLISIA Gossypii Radix (akar kapas), Gossypii Semen (biji kapas).

Penyakit Yang Dapat Diobati :


Akar atau kulit akar kapas (mian hua gen) rasanya manis, sifatnya
hangat. Berkhasiat tonik pada lambung, limpa, dan vital energi, antitusif,
antiasmatik, merangsang kontraksi rahim, mempercepat kelahiran bayi,
abortivum, mengurangi keluarnya darah haid, mempermudah
pembekuan darah, dan merangsang keluarnya air susu ibu (ASI). Biji
kapas (mian hua zi) rasanya pedas, sifatnya panas. Tonik untuk hati dan
ginjal, menguatkan tulang punggung dan lutut, menghentikan
perdarahan (hemostatis), kontraksi rahim, menekan produksi sperma,
pereda demam (antipiretik), antiradang, dan pelembut kulit. Selain itu,
mempunyai efek antibakteri dan antivirus. Berdasarkan hasil penelitian,
sejak tahun 1970 minyak dari biji kapas merupakan kontrasepsi pada
pria. Hal ini berdasarkan penemuan di Cina bahwa minyak dari biji kapas
yang digunakan untuk memasak akan menyebabkan ketidaksuburan
(infertilitas) pada pria. Zat aktif tersebut adalah gosipol. Minyak biji
kapas menyebabkan degenerasi sel yang memproduksi sperma. Mencit
jantan yang diberi emulsi biji kapas 10% atau lebih besar menyebabkan
ketidaksuburan jika dicampur dengan mencit betina. Mencit jantan yang
diberi emulsi, pada awalnya tampak lesu dan berkurang nafsu makannya
(Agus Purnomo, Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1984). Hasil penelitian
pemberian oral suspensi serbuk biji kapas (Gossypium hirsutum L.) pada
mencit menunjukkan secara mikroskopis tampak pengaruhnya pada
gambaran histologis testis hewan percobaan (Mientje Susie Baman,
Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1986). Hasil penelitian pemberian
gosipol asam asetat yang belum dimurnikan hasil isolasi dari biji kapas
(Gossypium hirsutum L.) setiap hari selama satu minggu pada
sekelompok tikus jantan menunjukkan adanya khasiat antifertilitas
(Faijah Albaar, Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1990).
Pemanfaatan :

Komposisi :
Buah, bunga clan daun mengandung saponin, flavonoida, polifenol, dan
alkaloid. Kulit akar mengandung gosipol (asesquiterpene) 0,56-2,05%,
asparagine, campuran resin, dan arginine. Minyak dari biji mengandung
sekitar 2% gosipol dan flavonoid, serta kandungan asam lemak tak jenuh
yaitu asam linoleat (54,16%) dan asam oleat (15,58%). Selain itu,
terdapat asam lemak jenuh, seperti palmitat, miristat, stearat, dan
arakidat. Gosipol berkhasiat menekan produksi sperma dan merangsang

kontraksi rahim. Tingginya kadar asam lemak tak jenuh menyebabkan


penggunaannya tidak akan meningkatkan kadar kolesterol darah. Bunga
mengandung kaempferol, herbacitrin, quercetin, isoquercetin, gossypetin,
clan gossypitrin.
Profil IPTEK | Site Map

Atom

fms03 WORLD
HOME
MY LIVE'S STORY

CONTACT ME
MY STUDY PHARMACY
MY HOBBY
ALL ABOUT FM'S

NEWSSS
MY WEEKLY DIARY
Cari disini ya s

Thursday, February 7, 2013

Makalah Flavonoid

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebagian besar senyawa organik bahan alam adalah senyawa-senyawa aromatic. Senyawa-senyawa ini
tersebar luas sebagai zat warna alam yang menyebabkan warna pada bunga, kayu pohon tropis,

bermacam-macam kapang dan lumut termasuk zat alizarin.

Senyawa aromatik ini mengandung cincin karboaromatik yaitu cincin aromatic yang hanya terdiri dari
atom karbon seperti benzene, naftalen dan antrasen. Cincin karboaromatik ini biasanya tersubstitusi oleh
satu atau lebih gugus hidroksil atau gugus lainnya yang ekivalen ditinjau dari biogenetiknya. Oleh karena
itu senyawa bahan alam aromatic ini sering disebut sebagai senyawa-senyawa fenol walaupun sebagian
diantaranya bersifat netral karena tidak mengandung gugus fenol dalam keadaan bebas.
Dalam makalah ini akan diuraikan tentang sejarah flavonoid, macam-macam flavonoid dari yang
sederhana sampai ke senyawa kompleks flavonoid, gugus fungsi yang terdapat pada flavonoid, sintesis
dan isolasi flavonoid, sifat-sifat flavonoid, serta tumbuhan-tumbuhan yang mengandung flavonoid.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud flavonoid ?
2. Bagaimanakah sifat-sifat kimia dan fisika dari flavonoid ?
3. Pada simplisia tanaman apa sajakah flavonoid berada ?
4. Bagaimana cara isolasi dan identifikasi dari senyawa flavonoid?

Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui
2. Untuk mengetahui
3. Untuk mengetahui
4. Untuk mengetahui

apa yang dimaksud flavonoid


sifat-sifat kimia dan fisika dari senyawa flavonoid
simplisia tanaman yang mengandung flavonoid.
isolasi dan identifikasi dari senyawa flavonoid.

Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa, untuk menambah wawasan dan
sebagai bahan pelajaran untuk dapat mendeskripsikan senyawa flavonoid.

BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN FLAVONOID

Flavonoid merupakan sejenis senyawa fenol terbesar yang ada, senyawa ini terdiri dari lebih dari 15 atom
karbon yang sebagian besar bisa ditemukan dalam kandungan tumbuhan.Flavonoid juga dikenal sebagai
vitamin P dan citrin, dan merupakan pigmen yang diproduksi oleh sejumlah tanaman sebagai warna pada
bunga yang dihasilkan.Bagian tanaman yang bertugas untuk memproduksi flavonoid adalah bagian akar
yang dibantu oleh rhizobia, bakteri tanah yang bertugas untuk menjaga dan memperbaiki kandungan
nitrogen dalam tanah.

Tidak ada benda yang begitu menyolok seperti flavonoida yang memberikan kontribusi keindahan dan
kesemarakan pada bunga dan buah-buahan di alam. Flavin memberikan warna kuning atau jingga,
antodianin memberikan warna merah, ungu atau biru, yaitu semua warna yang terdapat pada pelangi
kecuali warna hijau. Secara biologis flavonoida memainkan peranan penting dalam kaitan penyerbukan
tanaman oleh serangga. Sejumlah flavonoida mempunyai rasa pahit sehingga dapat bersifat menolak
sejenis
ulat
tertentu.
Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok fenol yang terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa
ini merupakan zat warna merah, ungu dan biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam
tumbuh-tumbuhan. Flavonoid merupakan pigmen tumbuhan dengan warna kuning, kuning jeruk, dan
merah dapat ditemukan pada buah, sayuran, kacang, biji, batang, bunga, herba, rempah-rempah, serta
produk pangan dan obat dari tumbuhan seperti minyak zaitun, teh, cokelat, anggur merah, dan obat
herbal.
Senyawa ini berperan penting dalam menentukan warna, rasa, bau, serta kualitas nutrisi makanan.
Tumbuhan umumnya hanya menghasilkan senyawa flavonoid tertentu. Keberadaan flavonoid pada tingkat
spesies, genus atau familia menunjukkan proses evolusi yang terjadi sepanjang sejarah hidupnya. Bagi
tumbuhan, senyawa flavonoid berperan dalam pertahanan diri terhadap hama, penyakit, herbivori,
kompetisi, interaksi dengan mikrobia, dormansi biji, pelindung terhadap radiasi sinar UV, molekul sinyal
pada berbagai jalur transduksi, serta molekul sinyal pada polinasi dan fertilitas jantan.
Senyawa flavonoid untuk obat mula-mula diperkenalkan oleh seorang Amerika bernama Gyorgy (1936).
Secara tidak sengaja Gyorgy memberikan ekstrak vitamin C (asam askorbat) kepada seorang dokter untuk

mengobati penderita pendarahan kapiler subkutaneus dan ternyata dapat disembuhkan. Mc.Clure (1986)
menemukan pula oleh bahwa senyawa flavonoid yang diekstrak dari Capsicum anunuum serta Citrus
limon juga dapat menyembuhkan pendarahan kapiler subkutan. Mekanisme aktivitas senyawa tersebut
dapat dipandang sebagai fungsi alat komunikasi (molecular messenger} dalam proses interaksi antar
sel, yang selanjutnya dapat berpengaruh terhadap proses metabolisme sel atau mahluk hidup yang
bersangkutan, baik bersifat negatif (menghambat) maupun bersifat positif (menstimulasi).

KLASIFIKASI SENYAWA FLAVONOID

Flavonoid merupakan metabolit sekunder yang paling beragam dan tersebar luas. Sekitar 5-10% metabolit
sekunder tumbuhan adalah flavonoid, dengan struktur kimia dan peran biologi yang sangat beragam
Senyawa ini dibentuk dari jalur shikimate dan fenilpropanoid, dengan beberapa alternatif biosintesis.
Flavonoid banyak terdapat dalam tumbuhan hijau (kecuali alga), khususnya tumbuhan berpembuluh.
Flavonoid sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung
sari, nectar, bunga, buah buni dan biji. Kira-kira 2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhtumbuhan diubah menjadi flavonoid. Flavonoid merupakan turunan fenol yang memiliki struktur dasar
fenilbenzopiron (tokoferol), dicirikan oleh kerangka 15 karbon (C6-C3-C6) yang terdiri dari satu cincin
teroksigenasi dan dua cincin aromatis. Substitusi gugus kimia pada flavonoid umum- nya berupa
hidroksilasi, metoksilasi, metilasi dan glikosilasi. Klasifikasi flavonoid sangat beragam, di antaranya ada
yang mengklasifikasikan flavonoid menjadi flavon, flavonon, isoflavon, flavanol, flavanon, antosianin, dan
kalkon. Lebih dari 6467 senyawa flavonoid telah diidentifikasi dan jumlahnya terus meningkat. Kebanyakan
flavonoid berbentuk monomer, tetapi terdapat pula bentuk dimer (biflavonoid), trimer, tetramer, dan
polimer. Istilah flavonoid diberikan untuk senyawa-senyawa fenol yang berasal dari kata flavon, yaitu
nama dari salah satu flavonoida yang terbesar jumlahnya dalam tumbuhan. Senyawa-senyawa flavon ini
mempunyai kerangka 2-fenilkroman, dimana posisi orto dari dari cincin A dan atom karbon yang terikat
pada cincin B dari 1,3 diarilpropana dihubungkan oleh jembatan oksigen sehingga membentuk cincin
heterosiklik
yang
baru
(cincin
C).
Senyawa-senyawa flavonoid terdiri dari beberapa jenis tergantung pada tingkat oksidasi dari rantai
propane dari system 1,3-diarilpropana. Flavon, flavonol dan antosianidin adalah jenis yang banyak
ditemukan di alam sehingga sering disebut sebagai flavonoida utama. Banyaknya senyawa flavonoida ini
disebabkan oleh berbagai tingkat hidroksilasi, alkoksilasi atau glikosilasi dari struktur tersebut.Senyawasenyawa isoflavonoida dan neoflavonoida hanya ditemukan dalam beberapa jenis tumbuhan, terutama
suku leguminosae. Masing-masing jenis senyawa flavonoida mempunyai struktur dasar tertentu.
Flavonoida mempunyai beberapa cirri struktur yaitu: cincin A dari struktur flavonoida mempunyai pola
oksigenasi yang berselang-seling yaitu pada posisi 2,4 dan 6. Cincin B flavonoida mempunyai satu gugus
fungsi oksigen pada posisi para atau dua pada posisi para dan meta aau tiga pada posisi satu di para dan
dua di meta. Cincin A selalu mempunyai gugus hidroksil yang letaknya sedemikian rupa sehingga
memberikan kemungkinan untuk terbentuk cincin heterosiklik dalam senyawa trisiklis. Flavonoid
mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana dua cincin benzene (C6)
terikat pada suatu rantaipropana (C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6. Susunan ini dapat
menghasilkan tiga jenis struktur senyawa flavonoida, yaitu:
Flavonoida atau 1,3-diarilpropana
Beberapa senyawa flavonoida yang ditemukan di alam adalah sebagai berikut
Antosianin

Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar luas dalam tumbuhan. Secara
kimia antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal, yaitu sianidin, dan semuanya
terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan
metilasi. Antosianin tidak mantap dalam larutan netral atau basa. Karena itu antosianin harus diekstraksi
dari tumbuhan dengan pelarut yang mengandung asam asetat atau asam hidroklorida (misalnya metanol
yang mengandung HCl pekat 1%) dan larutannya harus disimpan di tempat gelap serta sebaiknya
didinginkan. Antosianidin ialah aglikon antosianin yang terbentuk bila antosianin dihidrolisis dengan asam.
Antosianidin terdapat enam jenis secara umum, yaitu : sianidin, pelargonidin, peonidin, petunidin, malvidin
dan
delfinidin.
Antosianidin adalah senyawa flavonoid secara struktur termasuk kelompok flavon. Glikosida antosianidin
dikenal sebagai antosianin. Nama ini berasal dari bahasa Yunani antho-, bunga dan kyanos-, biru. Senyawa
ini tergolong pigmen dan pembentuk warna pada tanaman yang ditentukan oleh pH dari lingkungannya.
Senyawa paling umum adalah antosianidin, sianidin yang terjadi dalam sekitar 80 persen dari pigmen
daun tumbuhan, 69 persen dari buah-buahan dan 50 persen dari bunga. Kebanyakan warna bunga merah
dan biru disebabkan antosianin. Bagian bukan gula dari glukosida itu disebut suatu antosianidin dan
merupakan suatu tipe garam flavilium. Warna tertentu yang diberikan oleh suatu antosianin, sebagian
bergantung pada pH bunga. Warna biru bunga cornflower dan warna merah bunga mawar disebabkan oleh
antosianin yang sama, yakni sianin. Dalam sekuntum mawar merah, sianin berada dalam bentuk fenol.
Dalam cornflower biru, sianin berada dalam bentuk anionnya, dengan hilangnya sebuah proton dari salah
satu
gugus
fenolnya.
Dalam
hal
ini,
sianin
serupa
dengan
indikator
asam-basa.
Istilah garam flavilium berasal dari nama untuk flavon, yang merupakan senyawa tidak berwarna. Adisi
gugus hidroksil menghasilkan flavonol, yang berwarna kuning.

Dalam pengidentifikasian antosianin atau flavonoid yang kepolarannya rendah, daun segar atau daun
bunga jangan dikeringkan tetapi harus digerus dengan MeOH. Ekstraksi hampir segera terjadi seperti
terbukti dari warna larutan. Flavonoid yang kepolarannya rendah dan yang kadang-kadang terdapat pada
bagian luar tumbuhan, paling baik diisolasi hanya dengan merendam bahan tumbuhan segar dalam
heksana atau eter selama beberapa menit.

Stabilitas Antosianin
Antosianin secara umum mempunyai stabilitas yang rendah. Pada pemanasan yang tinggi, kestabilan dan
ketahanan zat warna antosianin akan berubah dan mengakibatkan kerusakan. Selain mempengaruhi
warna antosianin, pH juga mempengaruhi stabilitasnya, dimana dalam suasana asam akan berwarna
merah dan suasana basa berwarna biru. Antosianin lebih stabil dalam suasana asam daripada dalam
suasana alkalis ataupun netral. Zat warna ini juga tidak stabil dengan adanya oksigen dan asam askorbat.
Asam askorbat kadang melindungi antosianin tetapi ketika antosianin menyerap oksigen, asam askorbat
akan menghalangi terjadinya oksidasi. Pada kasus lain, jika enzim menyerang asam askorbat yang akan
menghasilkan hydrogen peroksida yang mengoksidasi sehingga antosianin mengalami perubahan
warna.Warna pigmen antosianin merah, biru, violet, dan biasanya dijumpai pada bunga, buah-buahan dan
sayur-sayuran. Dalam tanaman terdapat dalam bentuk glikosida yaitu membentuk ester dengan
monosakarida (glukosa, galaktosa, ramnosa dan kadang-kadang pentosa). Sewaktu pemanasan dalam
asam mineral pekat, antosianin pecah menjadi antosianidin dan gula. Pada pH rendah (asam) pigmen ini
berwarna merah dan pada pH tinggi berubah menjadi violet dan kemudian menjadi biru. Pada umumnya,
zat-zat warna distabilkan dengan penambahan larutan buffer yang sesuai. Jika zat warna tersebut memiliki
pH sekitar 4 maka perlu ditambahkan larutan buffer asetat, demikian pula zat warna yang memiliki pH

yang berbeda maka harus dilakukan penyesuaian larutan buffer. Warna merah bunga mawar dan biru pada
bunga jagung terdiri dari pigmen yang sama yaitu sianin. Perbedaannya adalah bila pada bunga mawar
pigmennya berupa garam asam sedangkan pada bunga jagung berupa garam netral. Konsentrasi pigmen
juga sangat berperan dalam menentukan warna. Pada konsentrasi yang encer antosianin berwarna biru,
sebaliknya pada konsentrasi pekat berwarna merah dan konsentrasi biasa berwarna ungu. Adanya tanin
akan banyak mengubah warna antosianin. Dalam pengolahan sayur-sayuran adanya antosianin dan
keasaman larutan banyak menentukan warna produk tersebut. Misalnya pada pemasakan bit atau kubis
merah. Bila air pemasaknya mempunyai pH 8 atau lebih (dengan penambahan soda) maka warna menjadi
kelabu violet tetapi bila ditambahkan cuka warna akan mejadi merah terang kembali. Tetapi jarang
makanan mempunyai pH yang sangat tinggi. Dengan ion logam, antosianin membentuk senyawa
kompleks yang berwarna abu-abu violet. Karena itu pada pengalengan bahan yang mengandung
antosianin, kalengnya perlu mendapat lapisan khusus (lacquer)
Flavonol
flavonol lazim sebagai konstituen tanaman yang tinggi, dan terdapat dalam berbagai bentuk
terhidroksilasi. Flavonol alami yang paling sederhana adalah galangin, 3,5,7 tri-hidroksiflavon; sedangkan
yang paling rumit, hibissetin adalah 3,5,7,8,3,4,5 heptahidroksiflavon. Bentuk khusus hidroksilasi (C6(A)C3-C6(B), dalam mana C6 (A) adalah turunan phloroglusional, dan cincin B adalah 4-atau 3,4-dihidroksi,
diperoleh dalam 2 flavonol yang paling lazim yaitu kaempferol dan quirsetin. Hidroksiflavonol, seperti
halnya hidroksi flavon, biasanya terdapat dalam tanaman sebagai glikosida. Flavonol kebanyakan terdapat
sebagai 3-glikosida. Meskipun flavon, flavonol, dan flavanon pada umumnya terdistribusi melalui tanaman
tinggi tetapi tidak terdapat hubungan khemotakson yang jelas. Genus Melicope mengandung
melisimpleksin dan ternatin, dan genus citrus mengandung nobiletin, tangeretin dan 3,4,5,6,7pentametoksiflavon.
Flavonon
Khalkon
polihidroksi khalkon terdapat dalam sejumlah tanaman, namun terdistribusinya di alam tidak lazim. Alasan
pokok bahwa khalkon cepat mengalami isomerasi menjadi flavanon dalam satuan keseimbangan. Bila
khalkon 2,6-dihidroksilasi, isomer flavanon mngikat 5 gugus hidroksil, dan stabilisasi mempengaruhi ikatan
hydrogen 4-karbonil-5-hidroksil maka menyebabkan keseimbangan khalkon-flavon condong ke arah
flavanon. Hingga khalkon yang terdapat di alam memiliki gugus 2,4-hidroksil atau gugus 2-hidroksil-6glikosilasi.

Struktur khalkon.
Beberapa khalkon misalnya merein, koreopsin, stillopsin, lanseolin yang terdapat dalam tanaman,
terutama sebagai pigmen daun bunga berwarna kuning, kebanyakan terdapat dalam tanaman
Heliantheaetribe, Coreopsidinae subtribe, dan family Compositea.
Auron (Cincin A COCO CH2 Cincin B)
Auron atau system cincin benzalkumaranon dinomori sebagai berikut :
Dihidrokhalkon.

Meskipun dihidrokhalkon jarang terdapat di alam, namun satu senyawa yang penting yaitu phlorizin
merupakan konstituen umum family Rosaceae juga terdapat dalam jenis buah-buahan seperti apel dan
pear. Phlorizin telah lama dikenal dalam bidang farmasi, ia memiliki kesanggupan menghasilkan kondisi
seperti diabetes. Phlorizin merupakan -D-glukosida phloretin. Phloretin mudah terurai oleh alkali kuat
menjadi phloroglusional dan asam p-hidroksihidrosinamat. Jika glukosida phlorizin dipecah dengan alkali
dengan cara yang sama, maka ternyata sisa glukosa tidak dapat terlepas dan dihasilkan phloroglusinol O-glukosida.
Flavon
Flavon mudah dipecah oleh alkali menghasilkan diasil metan atau tergantung pada kondisi reaksi, asam
benzoate yang diturunkan dari cincin A. flavon stabil terhadap asam kuat dan eternya mudah didealkilasi
dengan penambahan HI atau HBr, atau dengan aluminium klorida dalam pelarut inert. Namun demikian,
selama demetilasi tata ulang sering teramati; oleh pengaruh asam kuat dapat menyebabkan pembukaan
cincin pada cara yang lain. Sebagai contoh demetilasi 5,8-dimetoksiflavon dengan HBr dalam asam asetat
menghasilkan 5,6 dihidroksiflavon (persamaan 1). Dalam keadaan khusus pembukaan lanjut dapat terjadi
(persamaan 2).
Demetilasi gugus 5-metoksi dalam polimetoksiflavon segera terjadi pada kondisi yang cocok, sehingga 5hidroksi-polimetoksiflavon
mudah
dibuat.
Flavon alam
Isoflavonoida atau 1,2-diarilpropana.
Isoflavon terdiri atas struktur dasar C6-C3-C6, secara alami disintesa oleh tumbuh-tumbuhan dan senyawa
asam amino aromatik fenilalanin atau tirosin. Biosintesa tersebut berlangsung secara bertahap dan
melalui sederetan senyawa antara yaitu asam sinnamat, asam kumarat, calkon, flavon dan isoflavon.
Berdasarkan biosintesa tersebut maka isoflvon digolongkan sebagai senyawa metabolit sekunder.
Isoflavon termasuk dalam kelompok flavonoid (1,2-diarilpropan) dan merupakan kelompok yang terbesar
dalam kelompok tersebut. Meskipun isoflavon merupakan salah satu metabolit sekunder, tetapi ternyata
pada mikroba seperti bakteri, algae, jamur dan lumut tidak mengandung isoflavon, karena mikroba
tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk mensintesanya. Jenis senyawa isoflavon di alam sangat
bevariasi. Diantaranya telah berhasil diidentifikasi struktur kimianya dan diketahui fungsi fisiologisnya,
misalnya isoflavon, rotenoid dan kumestan, serta telah dapat dimanfaatkan untuk obat-obatan. Berbagai
potensi senyawa isoflavon untuk keperluan kesehatan antara lain:
Anti-inflamasi
Mekanisme anti-inflamasi terjadi melalui efek penghambatan jalur metabolisme asam arachidonat,
pembentukan prostaglandin, pelepasan histamin, atau aktivitas radical scavenging suatu molekul.
Melalui mekanisme tersebut, sel lebih terlindung dari pengaruh negatif, sehingga dapat meningkatkan
viabilitas sel. Senyawa flavonoid yang dapat berfungsi sebagai anti-inflamasi adalah toksifolin, biazilin,
haematoksilin, gosipin, prosianidin, nepritin, dan lain-lain.

Anti-tumor/Anti-kanker
Senyawa isoflavon yang berpotensi sebagai antitumor/antikanker adalah genistein yang merupakan
isoflavon aglikon (bebas). Genistein merupakan salah satu komponen yang banyak terdapat pada kedelai

dan tempe. Penghambatan sel kanker oleh genistein, melalui mekanisme sebagai berikut : (1)
penghambatan pembelahan/proliferasi sel (baik sel normal, sel yang terinduksi oleh faktor pertumbuhan
sitokinin, maupun sel kanker payudara yang terinduksi dengan nonil-fenol atau bi-fenol A) yang
diakibatkan oleh penghambatan pembentukan membran sel, khususnya penghambatan pembentukan
protein yang mengandung tirosin; (2) penghambatan aktivitas enzim DNA isomerase II; (3) penghambatan
regulasi siklus sel; (4) sifat antioksidan dan anti-angiogenik yang disebabkan oleh sifat reaktif terhadap
senyawa radikal bebas; (5) sifat mutagenik pada gen endoglin (gen transforman faktor pertumbuhan
betha atau TGF). Mekanisme tersebut dapat berlangsung apabila konsentrasi genestein lebih besar dari
5M.
Anti-virus
Mekanisme penghambatan senyawa flavonoida pada virus diduga terjadi melalui penghambatan sintesa
asam nukleat (DNA atau RNA) dan pada translasi virion atau pembelahan dari poliprotein. Percobaan
secara klinis menunjukkan bahwa senyawa flavonoida tersebut berpotensi untuk penyembuhan pada
penyakit demam yang disebabkan oleh rhinovirus, yaitu dengan cara pemberian intravena dan juga
terhadap penyakit hepatitis B. Berbagai percobaan lain untuk pengobatan penyakit liver masih terus
berlangsung.
Anti-allergi
Aktivitas anti-allergi bekerja melalui mekanisme sebagai berikut : (1) penghambatan pembebasan
histamin dari sel-sel mast, yaitu sel yang mengandung granula, histamin, serotonin, dan heparin; (2)
penghambatan pada enzim oxidative nukleosid-3,5 siklik monofast fosfodiesterase, fosfatase, alkalin,
dan penyerapan Ca; (3) berinteraksi dengan pembentukan fosfoprotein. Senyawa-senyawa flavonoid
lainnya yang digunakan sebagai anti-allergi antara lain terbukronil, proksikromil, dan senyawa kromon.
Penyakit kardiovaskuler
Berbagai pengaruh positif isoflavon terhadap sistem peredaran darah dan penyakit jantung banyak
ditunjukkan oleh para peneliti pada aspek berlainan. Khususnya isoflavon pada tempe yang aktif sebagai
antioksidan, yaitu 6,7,4- trihidroksi isoflavon (Faktor-II), terbukti berpotensi sebagai anti kotriksi pembuluh
darah (konsentrasi 5g/ml) dan juga berpotensi menghambat, pembentukan LDL (low density lipoprotein).
Dengan demikian isoflavon dapat mengurangi terjadinya arterosclerosis pada pembuluh darah. Pengaruh
isoflavon terhadap penurunan tekanan darah dan resiko CVD (cardio vascular deseases) banyak
dihubungkan dengan sifat hipolipidemik dan hipokholesteremik senyawa isoflavon.
Estrogen dan Osteoporosis
Pada wanita menjelang menopause, produksi estrogen menurun sehingga menimbulkan berbagai
gangguan. Estrogen tidak saja berfungsi dalam sistem reproduksi, tetapi juga berfungsi untuk tulang,
jantung, dan mungkin juga otak. Dalam melakukan kerjanya, estrogen membutuhkan reseptor estrogen
(ERs) yang dapat on/off di bawah kendali gen pada kromosom yang disebut _-ER. Beberapa target organ
seperti pertumbuhan dada, tulang, dan empedu responsif terhadap _-ER tersebut. Isoflavon, khususnya
genistein, dapat terikat dengan _-ER. Walaupun ikatannya lemah, tetapi dengan -ER mempunyai ikatan
sama dengan estrogen. Senyawa isoflavon terbukti mempunyai efek hormonal, khususnya efek estrogenik.
Efek estrogenik ini terkait dengan struktur isoflavon yang dapat ditransformasikan menjadi equol. Dimana
equol mempunyai struktur fenolik yang mirip dengan hormon estrogen. Mengingat hormon estrogen
berpengaruh pula terhadap metabolisme tulang, terutama proses kalsifikasi, maka adanya isoflavon yang
bersifat estrogenik dapat berpengaruh terhadap berlangsungnya proses kalsifikasi. Dengan kata lain,

isoflavon dapat melindungi proses osteoporosis pada tulang sehingga tulang tetap padat dan masif.
Anti kolesterol
Efek isoflavon terhadap penurunan kolesterol terbukti tidak saja pada hewan percobaan seperti tikus dan
kelinci, tetapi juga manusia. Pada penelitian dengan menggunakan tepung kedelai sebagai perlakuan,
menunjukkan bahwa tidak saja kolesterol yang menurun, tetapi juga trigliserida VLDL (very low density
lipoprotein) dan LDL (low density lipoprotein). Di sisi lain, tepung kedelai dapat meningkatkan HDL (high
density lipoprotein) (Amirthaveni dan Vijayalakshmi, 2000). Mekanisme lain penurunan kolesterol oleh
isoflavon dijelaskan melalui pengaruh peningkatan katabolisme sel lemak untuk pembentukan energi yang
berakibat pada penurunan kandungan kolesterol.
Neoflavonoida atau 1,1-diarilpropana
neoflavonoid
meliputi
jenis-jenis
4-arilkumarin
Penggolongan Flavonoid Berdasarkan Jenis Ikatan

dan

berbagai

dalbergoin

Flavonoid O-Glikosida
Pada senyawa ini gugus hidroksil flavonoid terikat pada satu gula atau lebih dengan ikatan hemiasetal
yang tidak tahan asam, pengaruh glikosida ini nenyebabkan flavonoid kurang reaktif dan lebih mudah larut
dalam air. Gula yang paling umum terlibat adalah glukosa disamping galaktosa, ramilosa, silosa,
arabinosa, fruktosa dan kadang-kadang glukoronat dan galakturonat. Disakarida juga dapat terikat pada
flavonoid misalnya soforosa, gentibiosa, rutinosa dan lain-lain.
Flavonoid C-Glikosida
Gugus gula terikat langsung pada inti benzen dengan suatu ikatan karbon-karbon yang tahan asam. Lazim
di temukan gula terikat pada atom C nomor 6 dan 8 dalam inti flavonoid. Jenis gula yang terlibat lebih
sedikit dibandingkan dengan O-glikosida. Gula paling umum adalah galaktosa, raminosa, silosa, arabinosa.
Flavonoid Sulfat
Senyawa flavonoid yang mengandung satu ion sulfat atau lebih yang terikat pada OH fenol atau gula,
Secara teknis termasuk bisulfate karena terdapat sebagai garam yaitu flavon O-SO3K. Banyak berupa
glikosida bisulfat yang terikat pada OH fenol yang mana saja yang masih bebas atau pada guIa. Umumnya
hanya terdapat pada Angiospermae yang mempunyai ekologi dengan habitat air.
Biflavonoid
Senyawa ini mula-mula ditemukan oleh Furukawa dari ekstrak daun G. biloba berupa senyawa berwarna
kuning yang dinamai ginkgetin (I-4, I-7-dimetoksi, II-4, I-5, II-5, II-7-tetrahidroksi [I-3, II-8] biflavon).
Biflavonoid (atau biflavonil, flavandiol) merupakan dimer flavonoid yang dibentuk dari dua unit flavon atau
dimer campuran antara flavon dengan flavanon dan atau auron. Struktur dasar biflavonoid adalah 2,3dihidroapigeninil-(I- 3,II-3)-apigenin. Senyawa ini memiliki ikatan interflavanil C-C antara karbon C-3 pada
masing-masing flavon. Beberapa biflavonoid dengan ikatan interflavanil C- O-C juga ada. Biflavonoid
terdapat pada buah, sayuran, dan bagian tumbuhan lainnya.. Hingga kini jumlah biflavonoid yang diisolasi
dan dikarakterisasi dari alam terus bertambah, namun yang diketahui bioaktivitasnya masih terbatas.
Biflavonoid yang paling banyak diteliti adalah ginkgetin, isoginkgetin, amentoflavon, morelloflavon,
robustaflavon, hinokiflavon, dan ochnaflavon. Senyawa- senyawa ini memiliki struktur dasar yang serupa
yaitu 5,7,4-trihidroksi flavanoid, tetapi berbeda pada sifat dan letak ikatan antar flavanoid

Senyawa Flavonoid Pada Simplisia Tanaman


Flavonoid sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit,
tepungsari, nektar, bunga, buah dan biji. Hanya sedikit catatan yang melaporkan flavonoid pada hewan,
misalnya dalam kelenjar bau berang-berang, propilis (sekresi lebah), sayap kupu-kupu, yang mana
dianggap bukan hasil biosintesis melainkan dari tumbuhan yang menjadi makanan hewan tersebut,
Senyawa antosianin sering dihubungkan dengan warna bunga tumbuhan. Sianidin umumnya terdapat
pada suku Gramineae. Senyawa biflavonoid banyak terdapat pada subdivisi Gymnospernae sedang
isoflavonoid pada suku leguminosae. Pada tumbuhan yang mempunyai morfologi sederhana seperti lumut,
paku, dan paku ekor kuda mengandung senyawa flavonoid O-GIikosida, flavonol, flavonon, Khalkon,
dihidrokhalkon, C-Gl ikosida . Angiospermae mengandung senyawa flavonoid kompleks yang lebih banyak.
Berikut beberapa contoh tanaman yang mengandung flavonoid
Kembang Sepatu
Nama simplisia

: Hibiscus rosa-sinensidis Folium, Hibiscus rosasinensidis Radix

Nama Tanaman Asal : Hibiscus rosa-sinensis L.


Keluarga

: Malvaceae

Zat berkhasiat

: Lendir, flavonoid, dan zat samak

Penggunaan

: Akar : Batuk, bronkitis, demam, haid tidak teratur,


infeksi saluran

kemih,keputihan, pelembut kulit,

radang kemih dan sariawanbisul (obat luar), radang


kulit bernanah (obat luar), radang payudara(obat luar)
Anti inflamasi, diuretik, analgesik, sedatif, dan
ekspectoran.
Mahoni

Nama simplisia

: Swieteniae Radix

Nama Tanaman Asal : Swietenia mahaboni Jacq.


Keluarga

: Meliaceae

Zat berkhasiat

: Saponin dan flavonoida

Penggunaan

: Tekanan darah tinggi (hipertensi),kencing manis


(diabetes militus),kurang nafsu makan,masuk angin,

demam, rematik, ,
Nangka

Nama simplisia

: Artocarpi Lignum

Nama Tanaman Asal : Artocarpus integra Merr. Thumb.


Keluarga
Zat berkhasiat
Penggunaan

: Moraceae
: Morin, flavon, sianomaklurin (zat samak), dan tanin
: Anti spasmodik dan sedatif

Remak Daging
Nama simplisia

: Hemigraphis coloratae Folium

Nama Tanaman Asal : Hemigraphis colorata Hall.


Keluarga
Zat berkhasiat
Penggunaan

: Euphorbiaceae
: Flavonoid, natrium, senyawa kalium
: Disentri, wasir, perdarahan sesudah melahirkan
Diuretik dan hemostatik

Temu Putih
Nama simplisia

: Zedoariae Rhizoma

Nama Tanaman Asal : Curcuma zedoaria Berg. Roscoe.


Keluarga
Zat berkhasiat

: Zingiberaceae
: Minyak atsiri zingiberin, sineol, prokurkumenol,
kurkumenol, kurkumol
isofuranolgermakrena,kukumadeol, hars, zat pati
lendir,minyak lemak, saponin, polivenol danflavonoid.

Penggunaan

: Kanker rahim, kanker kulit, pencernaan tidak baik,


nyeri hamil rahim membesar, sakit maag, memar (obat
luar), pelega perut.
Antineoplastik, kholeretik, stomakik, antiflogostik, dan
antipiretik.

Kulit kina

Nama simplisia

: Cinchonae Cortex

Nama Tanaman Asal : Cinchona succirubra


Keluarga
Zat berkhasiat

Penggunaan

: Rubiaceae
: alkaloida kinina, saponin, flavonoida dan politenol

: anti malaria

Gandarusa
Nama simplisia

: Gendarusa Folium ; Gendarusa Radix

Nama Tanaman Asal : Justicia gendarussa Burm. F.


Keluarga
Zat berkhasiat

: Acanthaceae
: Alkaloid,saponin, flavonoid, polifenol
Alkaloid yustisina dan minyak atsiri

Penggunaan

: Haid tidak teratur, bisul (obat luar), memar (obat luar),


patah tulang (obat luar), radang kulit bernanah (obat
luar), rematik

(obat luar) dan sakit kepala (obat

luar)
Analgesik, antipiretik, diaforetik, diuretik dan sedatif
Sidaguri
Nama simplisia

: Sidae Folium

Nama Tanaman Asal : Sida rhombifolia L.


Keluarga

: Malvaceae

Zat berkhasiat

: flavonoid, sterol Alkaloid hipaforina,gula, triterpenoid.

Penggunaan

: Batuk darah, batu ginjal,cacing keremi, demam,


disentri, malaria, sakit perut, rematik, radang amandel,
selesma,

usus buntu, Bisul (obat luar), Eksem (obat

luar), gatal (obat luar), ketombe (obat luar)


Anti inflamasi, diuretik, dan analgesik.

Sifat Fisika dan Kimia Senyawa Flavonoid


Flavonoid merupakan senyawa polifenol sehingga bersifat kimia senyawa fenol yaitu agak asam dan dapat
larut dalam basa, dan karena merupakan senyawa polihidroksi(gugus hidroksil) maka juga bersifat polar
sehingga dapat larut dalan pelarut polar seperti metanol, etanol, aseton, air, butanol, dimetil sulfoksida,
dimetil formamida. Disamping itu dengan adanya gugus glikosida yang terikat pada gugus flavonoid
sehingga cenderung menyebabkan flavonoid mudah larut dalam air.

Pemisahan senyawa golongan flavonoid berdasarkan sifat kelarutan dalam berbagai macam pelarut
dengan polaritas yang meningkat adalah sebagai berikut :
1. Flavonoid bebas dan aglikon,dalam eter .
2. O-Glikosida,dalam etil asetat.
3. C-Glikosida dan leukoantosianin dalambutanol dan amil alkohoI.
Oleh karena itu banyak keuntungan ekstraksi dengan polaritas yang meningkat.
Isolasi dan Identifikasi Flavonoid
Isolasi Dengan metanol
Terhadap bahan yang telah dihaluskan, ekstraksi dilakukan dalam dua tahap. Pertama dengan metanol:air
(9:1) dilanjutkan dengan metanol:air (1:1) lalu dibiarkan 6-12 jam. Penyaringan dengan corong buchner,
lalu kedua ekstrak disatukan dan diuapkan hingga 1/3 volume mula-muIa, atau sampai semua metanol
menguap dengan ekstraksi menggunakan pelarut heksan atau kloroform (daIam corong pisah) dapat
dibebaskan dari senyawa yang kepolarannya rendah, seperti lemak, terpen, klorofil, santifil dan lain-lain
Isolasi Dengan Charaux Paris
Serbuk tanaman diekstraksi dengan metanol,lalu diuapkan sampai kental dan ekstrak kental ditambah air
panas dalam volume yang sama, Ekstrak air encer lalu ditambah eter, lakukan ekstraksi kocok, pisahkan
fase eter lalu uapkan sampai kering yang kemungkinan didapat bentuk bebas. Fase air dari hasil
pemisahan ditambah lagi pelarut etil. asetat diuapkan sampai kering yang kemungkinan didapat Flavonoid
O Glikosida. Fase air ditambah lagi pelarut n - butanol, setelah dilakukan ekstraksi, lakukan pemisahan dari
kedua fase tersebut. Fase n-butanol diuapkan maka akan didapatkan ekstrak n - butanol yang kering,
mengandung flavonoid dalam bentuk C-glikosida dan leukoantosianin. Dari ketiga fase yang didapat itu
langsung dilakukan pemisahan dari komponen yang ada dalam setiap fasenya dengan mempergunakan
kromatografi koLom. Metode ini sangat baik dipakai dalam mengisolasi flavonoid dalam tanaman karena
dapat dilakukan pemisahan flavonoid berdasarkan sifat kepolarannya.
Isolasi dengan beberapa pelarut.
Serbuk kering diekstraksi dengan kloroform dan etanol, kemudian ekstrak yang diperoleh dipekatkan
dibawah tekanan rendah. Ekstrak etano lpekat dilarutkan dalam air lalu diekstraksi gojog dengan dietil
eter dan n-butanol, sehingga dengan demikian didapat tiga fraksi yaitu fraksi kloroform, butanol dan dietil
eter.

ldentifikasi Dengan Reaksi warna


Uji WILSTATER
Uji ini untuk mengetahui senyawa yang mempunyai inti benzopiron. Warna-warna yang dihasilkan
dengan
reaksi
Wilstater
adalah
sebagai
berikut:
- Jingga Daerah untuk golongan flavon.
- Merah krimson untuk golongan fLavonol.
- Merah tua untuk golongan flavonon.
Uji BATE SMITH MATECALVE
Reaksi warna ini digunakan untuk menuniukkan adanya senyawa
leukoantosianin,reaksi positif jika terjadi warna merah yang intensif atau
warna ungu
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Flavonoid adalah senyawa polifenol yang banyak terdapat di alam. Flavonoidmerupakan golongan
senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang banyak merupakansebagai pigmentumbuhan.
Flavonoid merupakan senyawa polifenol sehingga bersifat kimia senyawa fenol yaitu agak asam dan
dapat larut dalam basa, dan karena merupakan senyawa polihidroksi(gugus hidroksil) maka juga bersifat
polar sehingga dapat larut dalan pelarut polar seperti metanol, etanol, aseton, air, butanol, dimetil
sulfoksida, dimetil formamida. Disamping itu dengan adanya gugus glikosida yang terikat pada gugus
flavonoid sehingga cenderung menyebabkan flavonoid mudah larut dalam air.
Beberapa contoh simplisia yang mengandung falavonoid
Hibiscus rosa-sinensidis Folium, Hibiscus rosa- sinensidis Radix
Swieteniae Radix
Artocarpi Lignum
Hemigraphis coloratae Folium
Zedoariae Rhizoma
Cinchonae Cortex
Gendarusa Folium ; Gendarusa Radix
Sidae Folium

\
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Biflavonoid. Online : http://www.scribd.com/doc/12754372/D090115AHMBifavonoidxxx,
diakses tanggal 30 Oktober 2010.
Hernawati. 2010. Perbaikan Kinerja Reproduksi Akibat Pemberian Isoflavon dari Tanaman Kedelai. Online:
http://file.upi.edu/Direktori/D%20-%20FPMIPA/JUR.%20PEND.%20BIOLOGI/197003311997022%20%20HERNAWATI/FILE%2012.pdf, diakses tanggal 30 Oktober 2010.
Lenny, Sofia. 2006. Senyawa Flavonoid, Fenil Propanoid dan Alkaloid. Online:http://www.pdfsearcher.com/SENYAWA-FLAVONOID,-FENIL-PROPANOID-DAN-ALKALOID.html, diakses tanggal 30 Oktober
2010.

semoga bermanfaat......

Diposkan oleh faedah pharm di Thursday, February 07, 2013


Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Label: my study pharmacy farmakognosi

Newer PostOlder PostHome


Subscribe to: Post Comments (Atom)
what u looking for ???
Search

About Me

faedah pharm

this blog i dedicated to all people commonly and specifically for my family, my friend, my neighbors, my teachers
and everyone who know who am i in this blog i want create the real me, and write whatever i know and always
hopely that what i write can give help for other people " do thing that usefull for other " i think cause that my
parents give me name F.A.E.D.A.H :)
View my complete profile

There was an error in this gadget


followers
Blog Archive
2013 (15)
Septem
ber(1)
August (
1)
July (4)
June (4)
May (1)
Februar
y(4)
Mak
alah Reseptor Kanal Ion
(Inotropik)
Cont
oh Simplisia yang
Mengandung Terpenoid
Mak
alah Flavonoid
Cont
oh Simplisia yang
Mengandung Alkaloid
2012 (29)
Populer Topic
PRAKTIKUM IV MEMBUAT ELIXIR
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
terlarut, kecuali dinyata...

Larutan ialah sediaan cair yang mengandung bahan kimia

Peran, Fungsi dan Tujuan Agama Dalam Realitas Kehidupan Manusia Sehari-hari.
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Membicarakan peran pada dasarnya membicarakan fungsi atau
kegunaan. Dalam kajian ilmu-i...
PRAKTIKUM II MENGHITUNG DOSIS LAZIM DAN DOSIS MAKSIMAL DALAM SEDIAAN CAIR
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Larutan ialah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut,

kecuali dinyatakan lain seb...


Makalah Flavonoid
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Sebagian besar senyawa organik bahan alam adalah senyawasenyawa aromatic. Senyawa-seny...
Contoh Nilai Nilai 5 Sila Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Sila pertama 1.
Melaksanakan ibadah kepada Allah seperti salat fardu, salat sunnah, puasa,zakat, dsbg.
2.
Ki...
Contoh Contoh Simplisia
A.
Bunga ( Flos ) 1.
Cengkeh/ Clove Nama Latin : Caryophylli Flos Nama Tanaman Asal : Syzygium
aromaticum, (Linn.) Mer...

my story live. Powered by Blogger.

| Contact Us
Copyright 2005, IPTEKnet. All rights reserved
Office : BPPT, Gd.1 - Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340 Technical Support (021)71112109; Customer Care 081389010009; Fax. (021)3149058

Anda mungkin juga menyukai