GAWAT DARURAT
Temukan ASKEP Kedaruratan yang anda cari di blog ini
Beranda
Profil
Disaster/Bencana
Jadwal
Serba-Serbi
Lain-lain
Jumat, 03 Agustus 2012
b. Cairan
c. Bahan padat (Solid)
2. Luka Bakar Bahan Kimia (hemical Burn)
3. Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn)
4. Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)
D. Fase Luka Bakar
Fase fase luka bakar (Guyton & Hall, 1997) yaitu :
1. Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan
mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), breathing (mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi).
Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi
obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab
kematian utama penderita pada fase akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
akibat cedera termal yang berdampak sistemik.
2. Fase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat
kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan:
1. Proses inflamasi dan infeksi.
2. Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada
struktur atau organ organ fungsional.
3. Keadaan hipermetabolisme.
3. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan fungsi organ-organ
fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan
pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
Kedalaman
Ketebalan
partial
superfisial
(tingkat I)
Penyebab
Jilatan
api,
sinar ultraviolet
(terbakar oleh
matahari)
Penampilan
Warna
Kering
tidak
ada Bertambah
gelembung,
edema merah
minimal atau tidak ada,
pucat bila ditekan
dengan ujung jari,
berisi kembali bila
tekanan dilepas
Perasaan
Nyeri
Lebih
dalam
dari
partial
(tingkat II)
Superfisial
Dalam
Ketebalan
sepenuhnya
Kontak dengan
bahan air atau
bahan
padat.
Jilatan
api
kepada pakaian.
Jilatan langsung
kimiawi, sinar
ultraviolet
Kontak dengan
bahan cair atau
padat. Nyala
api,
kimia,
kontak dengan
arus listrik
Blister
besar
dan
lembab
yang
ukurannya bertambah
besar.
Pucat
bila
ditekan dengan ujung
jari,
bila
tekanan
dilepas berisi kembali
Kering disertai kulit
yang
mengelupas.
Pembuluh darah seperti
arang terlihat dibawah
kulit yang mengelupas.
Gelembung
jarang,
dindingnya sangat tipis,
tidak membesar, tidak
pucat bila ditekan
Berbintik
bintik yang
kurang
jelas, putih,
coklat, pink,
daerah
merah
coklat
Putih,
kering,
hitam,
coklat tua,
hitam,
merah
Sangat
nyeri
Tidak sakit,
sedikit
sakit,
rambut
mudah
lepas bila
dicabut
nitrogen
Keseimbangan
asam basa
Eritrosit
Lambung
Jantung
jaringan,
kehilangan
protein dalam
jaringan, lebih
banyak
kehilangan
dari masukan
Metabolisme
anaerob
karena perfusi
jaringan
berkurang,
peningkatan
asam
dari
produk akhir,
fungsi renal
berkurang
(menyebabkan
retensi produk
akhir
tertahan),
kehilangan
bikarbonas
serum
Terjadi karena
sifat
cidera
berlangsung
lama
dan
terancam
psikologi
pribadi
Terjadi karena
panas, pecah
menjadi fragil
Curling ulcer
(ulkus
pada
gaster),
perdarahan
lambung,
nyeri
MDF
n
nitrogen jaringan,
negatif
kehilangan
protein,
immobilitas
Asidosis
metabolik
Stres
luka
nitrogen negatif
Kehilangan
Asidosis
sodium
metabolik
bicarbonas
melalui
diuresis,
hipermetabolis
me
disertai
peningkatan
produk
akhir
metabolisme
karena
Hemokonsentra
si
Peningkatan
jumlah cortison
CO menurun
meningkat 2x jantung
lipat,
merupakan
glikoprotein
yang
toxic
yang
dihasilkan
oleh
kulit
yang terbakar
MDF (Miokard
Depresant
Factor) sampai
26
unit,
bertanggung
jawab terhadap
syok septic
oedem
obstruksi.
iritasi
Bronkhokontriksi
obstruksi
gagal nafas.
2) Sirkulasi:
Gangguan permeabilitas kapiler: cairan dari intra vaskuler pindah ke ekstra
vaskuler
hipovolemi relatif
syok
ATN
gagal ginjal.
B. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
C. Resusitasi cairan
Baxter.
Dewasa : Baxter.
RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.
Anak: jumlah resusitasi + kebutuhan faal:
RL : Dextran = 17 : 3
2 cc x BB x % LB.
Kebutuhan faal:
< 1 tahun : BB x 100 cc
1 3 tahun : BB x 75 cc
3 5 tahun : BB x 50 cc
diberikan 8 jam pertama
diberikan 16 jam berikutnya.
Hari kedua:
Dewasa : Dextran 500 2000 + D5% / albumin.
( 3-x) x 80 x BB gr/hr
100
(Albumin 25% = gram x 4 cc) 1 cc/mnt.
Anak : Diberi sesuai kebutuhan faal.
D. Monitor urine dan CVP.
E. Topikal dan tutup luka
- Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik.
- Tulle.
- Silver sulfadiazin tebal.
- Tutup kassa tebal.
- Evaluasi 5 7 hari, kecuali balutan kotor.
F. Obat obatan:
o Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
o Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil kultur.
o Analgetik : kuat (morfin, petidine)
o Antasida : kalau perlu
DAFTAR PUSTAKA
Reaksi:
A. PENGERTIAN
Nyeri dada adalah perasaan nyeri / tidak enak yang mengganggu daerah dada dan seringkali merupakan rasa nyeri
yang diproyeksikan pada dinding dada (referred pain)
Nyeri Coroner adalah rasa sakit akibat terjadinya iskemik miokard karena suplai aliran darah koroner yang pada
suatu saat tidak mencukupi untuk kebutuhan metabolisme miokard.
Nyeri dada akibat penyakit paru misalnya radang pleura (pleuritis) karena lapisan paru saja yang bisa merupakan
sumber rasa sakit, sedang pleura viseralis dan parenkim paru tidak menimbulkan rasa sakit (Himawan, 1996)
B. ETIOLOGI
Nyeri Dada:
a.
Cardial
Koroner
Non Koroner
b.
Non Cardial
Pleural
Gastrointestinal
Neural
Sakit kepala
Sesak nafas
Takikardi
Kulit pucat
Kelemahan
Perubahan kesadaran
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.
Takhikardi / disritmia
b.
Laboratorium
c.
Foto Thorax
d.
Echocardiografi
e.
Kateterisasi jantung
E. PATHWAY
F.
PENGKAJIAN
1.
Pengkajian Primer
a.
Airway
b.
Breathing
c.
Circulation
Bagaimana dengan nadi perifer dan nadi karotis? Kualitas (isi dan tegangan)
Bagaimana Capillary refillnya, apakah ada akral dingin, sianosis atau oliguri?
2.
Pengkajian Sekunder
Hal-hal penting yang perlu dikaji lebih jauh pada nyeri dada (koroner) :
a.
Lokasi nyeri
Dimana tempat mulainya, penjalarannya (nyeri dada koroner : mulai dari sternal menjalar ke leher, dagu atau bahu
sampai lengan kiri bagian ulna)
b.
Sifat nyeri
Perasaan penuh, rasa berat seperti kejang, meremas, menusuk, mencekik/rasa terbakar, dll.
c.
d.
Kronologis nyeri
Awal timbul nyeri serta perkembangannya secara berurutan
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
Prinsip-prinsip Tindakan :
1.
2.
3.
4.
Kolaborasi pemberian O2 dan pemberian obat-obat analgesik, penenang, nitrogliserin, Calcium antagonis dan
observasi efek samping obat.
5.
6.
7.
8.
9.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Abdurrahman, N, Anamnesa dan pemeriksaan Jasmani Sistem Kardiovaskuler dalam IPD Jilid I, Jakarta: FKUI,
1999.
2.
3.
4.
Reaksi:
Posting LamaBeranda
Langganan: Entri (Atom)
Profil Blogger
yafet-geu.blogspot.com
Waingapu, NTT, Indonesia
Jangan awali hari dengan penyesalan hari kemarin, karena akan menggangu hebatnya
hari ini, dan akan merusak indahnya hari esok.
Lihat profil lengkapku
Share it
Arsip Blog
2012 (9)
Agustus (8)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR
(...
INSEKT...
2011 (3)
Foto - foto
Songgoriti
Pengikut
Apa yang anda cari?
Koleksi Video
didukung oleh