Spesifikasi Teknis Pengawasan Bandara
Spesifikasi Teknis Pengawasan Bandara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan baik darat, laut maupun udara
merupakan upaya mewujudkan dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
pemerataan hasil-hasil pembangunan
serta
1.2
1.3
Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai pada Pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan Pembangunan
Fasilitas Sisi Udara Bandar Udara adalah
a) Pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat terawasi dengan baik dan dilaksanakan sesuai
dengan dokumen RKS dan gambar.
b) Kualitas pekerjaan konstruksi telah sesuai dengan persyaratan yang ditentukan,
sehingga umur konstruksi dapat lebih optimal.
c) Hasil pembangunan prasarana dan sarana Fasilita Sisi Udara dapat menjadi lebih
memadai.
: Nop Goliath
Lokasi
Koordinat
Ketinggian
: 63,308 m
Azimuth
: 73,9321
Runway
Type Pesawat
: ATR 70
PCN
Pararel Taxiway
Apron
Kapasitas Apron
Luas Terminal
Navigasi
Pagar
: Tidak Ada
Runway Strip
Undang Undang
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.
2. Undang-undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
b.
Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan
Penerbangan ( Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4075 )
2. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan ( Lembaran
Negara Tahun 2001 tentang 2001 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4146 )
3. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah beserta perubahan perubahannya.
4. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah.
c.
Bandar Udara.
7. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP 003/I/2005 tentang
Pedoman Teknis Perancangan Rinci Konstruksi Landas Pacu, Landas Hubung,
Landas Parkir pada bandar Udara di Indonesia.
8. Standar dan Spesifikasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara, Departemen Perhubungan RI yang relevan.
9. Standar Nasional Indonesia ( SNI ).
10. Standar Industri Indonesia ( SII ).
11. Peraturan dan Standar lain yang relevan.
d. Standar Internasional
1. ICAO Annex 14.
2. Aerodome Desaign manual ( Doc 9157 ), terdiri dari :
a. Part 1 Runways
b. Part 2 Taxiways, Aprons and Holding Bays
c. Part 3 Pavements
3. FAA Advisory Circular Nomor 159/5320-6C, Airport Pavement Desaign and
Evaluation.
4. FAA Advisory Circular Nomor 150/5320-5B, Airport Drainage.
5. American Standard Testing Material ( ASTM ).
6. ASHTO
7. Dan Standard lainnya yang relevan dengan jenis pekerjaan.
Barang
Jasa
adalah
Pejabat
Pembuat
Komitmen
Satuan
Kerja
BAB II
LINGKUP PEKERJAAN
2.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup kegiatan pekerjaan pengawasan konstruksi Fasilitas Sisi Udara di Bandar Udara
mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Inventarisasi data dan Informasi terkait, meliputi :
1. Berita Acara Aanwijzing Pekerjaan Konstruksi Kontraktor.
2. Spesifikasi Teknis Bandar Udara Fasilitas Sisi Udara.
3. Data temperatur dan kelembaban udara tiap bulan dalam satu tahun penuh dari
BMG.
4. Harga satuan barang dan jasa setempat.
5. Dan data-data lainnya yang diperlukan.
b. Pekerjaan pengawasan konstruksi fasilitas sisi udara, mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Pekerjaan persiapan
2. Pembuatan program kerja
3. Pengawasan pekerjaan pengukuran awal, pelaksanaan, dan pengukuran akhir
4. Pekerjaan pengetesan material / test pendahuluan
5. Pekerjaan Pengawasan konstruksi di lapangan
6. Pekerjaan Pengawasan pengetesan lapangan / laboratorium hasil pelaksanaan
konstruksi di lapangan
7. Evaluasi akhir pekerjaan
c. Sistem pelaporan :
1. Laporan bulanan yang berisi laporan mingguan
2. Laporan quality control / kualitas pekerjaan
3. Laporan akhir pekerjaan
4. Gambar shop drawing dan as built drawing
BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1 Pendekatan terhadap Permasalahan
Bandar udara merupakan prasarana angkutan udara untuk melayani pergerakan arus
penumpang dan barang secara lancar, aman dan cepat. Dalam upaya penyediaan prasarana
angkutan udara ( bandar udara ) tersebut. Konsultan Pengawas perlu memperhatikan
persyaratan teknis yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam
perencanaan, perancangan / rekayasa dan pembangunan / peningkatan fasilitas sisi udara
bandar udara termasuk dalam pembuatan gambar detail desain sehingga pengawasan
pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
JENIS PEKERJAAN
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
PEKERJAAN TANAH
1 Analisa Saringan
Sesuai Spefikasi
2 Klasifikasi Tanah
3 Atterberg Limit
4 Modified Proctor
5 CBR Laboratorium
- 100 % d max
- 95 % d max
II
Sesuai spesifikasi
maks 3
2 Modified Proctor
3 Sand Equivalent
> 95 %
4 Kotoran Organik
< 8%
5 Percobaan Homogenitas
campuran pasir & batu pecah
III
2 Analisa Saringan
3 Soundness
4 Abration Test ( LA )
IV
60 % pasir
40 % batu pecah
75 % terhadap berat
mempunyai 2 bidang
pecah, 100 %
mempunyai 1 bidang
pecah
Sesuai spesifikasi
maks 3
< 12 %
< 45 %
Sesuai spesifikasi
maks 3/4
> 95 %
1 Test / Quary
KET
4 Soundness
<9%
5 Abration Test / LA
< 45 %
6 Kotoran Organik
<8%
7 Asphalt Properties
- Penetrasi
- Titik Lembek
- Titik Nyala
- Daktilitas
- Berat Jenis
- Kelarutan dalam C2HCL3
- Kehilangan Berat TFOT
- Kadar Parafin
V
60 70 mm
48 56 C
> 232 C
> 100 cm
1,01 1,06
> 99 %
< 0,2 %
<2%
4 Soundness
Sesuai spesifikasi
maks 3/4
> 95 %
Agregrate mempunyai
permukaan pecah
minimum 3 sisi, tidak
berbentuk panjang
ataupun gepeng
<9%
5 Abration Test / LA
< 25 %
6 Kotoran Organik
<8%
7 Asphalt Properties
- Penetrasi
- Titik Lembek
- Titik Nyala
- Daktilitas
- Berat Jenis
- Kelarutan dalam C2HCL3
- Kehilangan Berat TFOT
- Kadar Parafin
8 Mix Design dengan Metode
Marshall
VI
Agregrate mempunyai
permukaan pecah
minimum 3 sisi, tidak
berbentuk panjang
ataupun gepeng
60 70 mm
48 56 C
> 232 C
> 100 cm
1,01 1,06
> 99 %
< 0,2 %
<2%
PEK.ATB & AC
1 Analisa Saringan
Sesuai spesifikasi
ATB maks 1
WC maks 3/4
2 Sand Equivalent
3 Bentuk Batuan (visual)
> 95 %
Agregrate mempunyai
permukaan pecah
minimum 3 sisi, tidak
berbentuk panjang
ataupun gepeng
4 Soundness
<9%
5 Abration Test / LA
< 25 %
6 Kotoran Organik
<8%
7 Asphalt Properties
- Penetrasi
- Titik Lembek
- Titik Nyala
- Daktilitas
- Berat Jenis
- Kelarutan dalam C2HCL3
- Kehilangan Berat TFOT
- Kadar Parafin
8
60 70 mm
48 56 C
> 232 C
> 100 cm
1,01 1,06
> 99 %
< 0,2 %
<2%
Marshall
VII
1 Analisa Saringan
Sesuai Spesifikasi
2 Sand Equivalent
> 95 %
4 Soundness
Agregrate mempunyai
permukaan pecah
minimum 3 sisi, tidak
berbentuk panjang
ataupun gepeng
<9%
5 Kotoran Organik
6 Abration Test / LA
7 Mutu Semen
8 Mutu Air
9 Mix Design Beton
< 25 %
JENIS PEKERJAAN
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
KET
PENELITIAN PENDAHULUAN/
TEST LABORATORIUM
1
Klasifikasi Tanah
1 Test/Quary
1 Test/Quary
Atterberg Limit
Modified Proctor
CBR Laboratorium
- 100 % d max
- 95 % d max
II
PI > 6%
LL < 25 %,
PENGAWASAN LAPANGAN
1
Asal Quary
Harian
Kepadatan Lapangan
> 95 %
Proof Rolling ( 12 T )
Visual
Kerataan Permukaan
12 mm/3m
2000 m2
Untuk
Borrow
JENIS PEKERJAAN
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
1 Test / Quary
KET
PENELITIAN PENDAHULUAN /
TEST LABORATORIUM
1 Klasifikasi Tanah
2 Analisa Atterberg Limit
3 Modified Proctor
4 CBR Laboratorium
- 100 % d max
- 95 % d max
II
1 Test / Quary
1 Test / Quary
1 Test / Quary
PENGAWASAN LAPANGAN
1 Kepadatan
cone)
Lapangan
2 CBR Lapangan
3 Proof Rolling (12 T)
4 Ketinggian Peil Permukaan
5 Kerataan Permukaan
(sand
Kedalaman :
0 0,3 m > 100%
0,3 m - 1 m > 95%
6%
2000M/Layer
2000 M/Layer
Visual
Sesuai Gambar Desain
12 mm / 3 m
JENIS PEKERJAAN
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
1 Analisa Saringan
Max 3
1 Test / Quary
2 Sand Equivalent
> 95 %
1 Test / Quary
3 Kotoran Organik
<8%
PENELITIAN PENDAHULUAN /
TEST LABORATORIUM
4 Percobaan
Homogenitas
Campuran Pasir / Batu
II
60 % pasir
40 % batu pecah
1 Test / Quary
PENGAWASAN LAPANGAN
1 Asal Quary
Harian
2 CBR Lapangan
> 25 %
Visual
4 Tebal Konstruksi
Sesuai Gambar
5 Kerataan Permukaan
12 mm / 3 m
6 Kepadatan Lapangan
> 95 %
2000 M / Layer
Harian
2000 M / Layer
KET
JENIS PEKERJAAN
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
Agregrate mempunyai
permukaan pecah
minimum 3 sisi, tidak
berbentuk panjang
ataupun gepeng
1 Test / Quary
KET
PENELITIAN PENDAHULUAN /
TEST LABORATORIUM
1 Bentuk Batuan ( Visual )
2 Analisa Saringan
II
Ukuran saringan :
- 3 : 100
- 1,5 : 80-100
- 3/4 : 60-100
- 3/8 : 45-60
- No.4 : 30-50
- No.8 : 20-40
- No.40 : 10-30
- No.200 : 0-10
1 Test / Quary
3 LA Abration Test
< 45 %
1 Test / Quary
4 Soundness Test
< 12 %
1 Test / Quary
PENGAWASAN LAPANGAN
1 Asal Quary
Harian
2 Kepadatan Lapangan
> 100 %
1500 M
3 CBR Lapangan
> 80 %
1500 M
4 Tebal Lapisan
Harian
5 Kerataan Permukaan
10 mm / 3 m
Khusus
untuk
borrow
material
JENIS PEKERJAAN
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
PENELITIAN PENDAHULUAN /
TEST LABORATORIUM
Agregrate
<9%
< 25 %
Sesuai Spesifikasi
<8%
75 % terhadap berat
mempunyai 2 bidang
pecah, 100 %
mempunyai 1 bidang
pecah
1 Test / Quary
ASPAL
60 70 mm
48 56 C
> 232 C
> 100 cm
1,01 1,06
> 99 %
< 0,2 %
<2%
1 Grading Limit
Sesuai Spesifikasi
Sesuai Spesifikasi
Memenuhi
KET
JENIS PEKERJAAN
2 Percobaan
Sesuai Sertifikasi
Cek pada
permulaan
pemasangan
AMP dan
setiap
perubahan
AMP
KET
Menentukan bukaan
Coldbin dan
Perbandingan Berat di
Hotbin
PEMERIKSAAN AMP
1 Bukaan Coldbin Feeder
Harian
2 Temperatur Agregrate
Harian
3 Temperatur Aspal
Harian
Setiap Truck
1 Test/115 T
FREKWENSI
PERSIAPAN PEKERJAAN
1 Kalibrasi AMP
II
PERSYARATAN TEST
PEMERIKSAAN LAB
Marshall Test :
- Aspal Content
- Stability
- Flow
- Void Filled with Bitumen
- Void in Total Mix
- Gradasi Agregrate
Sampling
dengan
System
Quartile
langsung
dari
produksi
AMP
JENIS PEKERJAAN
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
KET
Produksi
AMP,
1 Coredrill
Secukupnya
1000 M
> 150 C
Setiap Truck
2 Kg/m
Harian
1 Kg/m
Harian
Temperatur Penggelaran
Setiap Gelaran
Setiap Gelaran
Tebal
Hamparan
Beton/Lepas
Check Random
Coredrill
Check Random
Coredrill
Kepadatan Lapangan
> 98 %
Check Random
Laboratorium
dan
Lapangan
3 mm / 3 m
Secukupnya
Aspal
10 Kerataan Lapangan
11 Pengawasan Pengukuran Awal
& Akhir
Sesuai data
Lapangan
12 Pengawasan Penggambaran as
built drawing
Sesuai Hasil
Lapangan
JENIS PEKERJAAN
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
PENELITIAN PENDAHULUAN /
TEST LABORATORIUM
1 Analisa Batuan Kasar
- Soundness Test
- LA Abration Test
- Analisa Saringan
- Kotoran Organik
II
<9%
< 45 %
Sesuai Spesifikasi
<8%
PEKERJAAN PENGAWASAN
1 Aspal
2 Perbandingan Campuran
Agregrate
3 Kebersihan dan Kepadatan
Lapisan sebelum Konstruksi
4 Jumlah Kadar Aspal untuk Prime
Coat
5 Tebal Lapisan
6 Kerataan Permukaan
Sesuai Spesifikasi
Harian
Harian
Visual
Harian
2 Kg / M
Harian
Harian
10 mm / 3 M
Pada setiap
titik
KET
JENIS PEKERJAAN
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
PENELITIAN PENDAHULUAN /
TEST LABORATORIUM
1 Analisa Batuan Kasar
- Soundness Test
- LA Abration Test
- Analisa Saringan
- Kotoran Organik
II
<9%
< 25 %
Sesuai Spesifikasi
<8%
PEKERJAAN PENGAWASAN
1 Aspal
2 Perbandingan Campuran
Agregrate
3 Kebersihan dan Kepadatan
Lapisan sebelum Konstruksi
4 Jumlah Kadar Aspal untuk Tack
Coat
5 Tebal Lapisan
6 Kerataan Permukaan
Sesuai Spesifikasi
Harian
Harian
Visual
Harian
1 Kg / M
Harian
Harian
Max 10mm / 3m
Pada setiap
titik
KET
Keterangan
Synthetic Emulsion
Viscosity/Kekentalan
90-95 KU (25C)
1.5 0.03
Dilution
Water
Dilution Ratio
5 % (with brush)
2-3 m/Kg
60~70 ( 1 coat )
30 minutes
Dry Hard
2 hours
Over Coating
after 2 hours
Totally Dry
8 hours
K 125
K 175
K 250
K 300
K 350
K 400
K 450
K 500
K 600
10
15
20
25
30
35
38
45
50
37
37
37
37
37
37
37
37
37
25
25
25
25
25
25
25
25
25
19
19
19
19
19
19
19
19
19
Maks
5
Maks
5
Maks
5
5.0
+/2.5
5.0
+/2.5
5.0
+/2.5
5.0
+/2.5
5.0
+/2.5
5.0
+/2.5
0,70
0,60
0,55
0,50
0,475
0,45
0,425
0,4
0,35
0,70
0,60
0,55
0,50
0,475
0,45
0,425
0,4
O,35
0,70
0,60
0,55
0,50
0,475
0,45
0,425
0,4
0,35
225
265
290
315
335
350
370
395
245
290
315
345
365
385
405
430
260
305
335
365
385
405
430
455
22
22
39
39
39
60
60
60
60
17
17
34
34
34
55
55
55
55
27
27
27
49
49
49
49
45
Ukuran Maksimum
Agregat Kasar (mm)
Kekentalan/slump (cm)
MaksimumKadar Semen
kg/ m3
45
45
450
JENIS PEKERJAAN
PERSYARATAN TEST
FREKWENSI
< 25 %
1 Test / Quary
2 Kotoran Organik
<8%
1 Test / Quary
ASTM C 117 - 69
1 Test / Quary
4 PH Air
AASTHO
T 26 - 70
ASTM C 56 - 67
1 Test / Quary
Sesuai
Kebutuhan
ASTM C 39 - 71
ASTM C 192 - 69
ASTM C 167 - 71
ASTM 114 - 69
ASTM C 188 - 44
1 Test / Quary
ASTM 184 - 66
1 Test / Quary
9 Konsistensi
Portland
ASTM 187 - 71
1 Test / Quary
ASTM C 191 - 71
Sesuai
Kebutuhan
PA 0201 - 76
Sesuai
Kebutuhan
Setiap 20 M3/
3 Sample
KETERANGAN
MATERIAL
Normal
Cement
ASTM C 143 - 71
1 Test / Quary
Untuk Test 3
hari, 7 hari, 28
hari berlaku
untuk test
kekuatan beton
SPESIFIKASI
SATUAN
PERSYARATAN
METODE
PENGUJIAN
Lebar Gulungan
3.85 or 4.00
Panjang Gulungan
150
Ketebalan
mm
0.76
ASTM D 5190
Bahan Mentah
Polypropylene
Warna
Hitam
Kuat Tarik
KN/m
55
ASTM D 4595
51
14
ASTM D 4595
880
ASTM D 4533
730
KN/m
6500
ASTM D 3788
Kemuluran
Mullen Burst
10
6500
ASTM D 6241
11
870
ASTM D 4833
12
Ukuran Bukaan
Mm
0.340
ASTM D 4751
13
Permeabilitas
Cm/sec
0.04
ASTM D 4491
14
Permittivity
Sec-1
0.48
ASTM D 4491
15
Kapasitas Pengairan
lm/min
1200
ASTM D 4491
SPESIFIKASI
SATUAN
PERSYARATAN
TEST
STANDAR
Lebar Gulungan
4.00
Panjang Gulungan
90-225
Ketebalan
mm
1-3,2
ISO 9863
Berat
g/m2
105-400
ISO 9864
Bahan
Polypropylene
Kuat Tarik
KN/m
7,5-28
ISO 10319
Tensile Elogation
75/35 - 80/40
ISO 10319
Performance Energy
kN/m
2,2-8,2
1175-4250
ISO 12236
10
mm
0,08-013
ISO 12956
11
l/m2/s
50-130
ISO 11058
12
l/m.h
2-20
ISO 12958
l/m.h
0,7-4
ISO 12958
20 kPa
200 kPa
13
Grab strenght
475/420-1770/1650
ASTM D 4632
14
Grab elogation
75/40
ASTM D 4632
15
215-800
ASTM D 4833
16
Mm
0,15-0,31
ASTM D 4751
17
Permittivity
S-1
1,7-3,5
ASTM D 4491
SATUAN
PERSYARATAN
Core (inti)
KETERANGAN
Continuous
plastic
drain core
Material
Filter
Dibungkus/selubung
dengan geotekstil non woven
Lebar
mm
95 - 100
Ketebalan
mm
3.7 - 7
ASTM D 5199
Koefisien Permeabilitas
M/S
> 1 x 10-4
ASTM D 4491
M3/s
> 40 x 10-6
ASTM 4716
M3/s
> 20 x 10-6
Microns
< 75
ASTM D 4751
Kering
Kg/cm
.> 2.5
ASTM D 4595
Basah
Kg/cm
> 2.5
ASTM D 4595
< 15
ASTM 4595
Dimensi
ASTM 4176
BAB IV
KETENTUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1 Struktur Organisasi Pengawas
Penyedia Jasa harus memperhatikan substansi Kerangka Acuan Kerja, maksud dan tujuan
pekerjaan serta tugas dan wewenang yang akan diberikan. Penyedia Jasa juga membuat
struktur organisasi pengawas yang terdiri dari tenaga profesional yang terdiri dari berbagai
bidang keahlian serta tenaga pendukung yang merupakan kesatuan tim kerja.
pengawasan
konstruksi
fasilitas
sisi
udara
ini
dilaksanakan
dalam