Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Genetika merupakan ilmu yang mempelajari mengenai materi genetika. Oleh
karena itu, studi dalam bidang genetika sangat penting untuk dipelajari
(Russel,1992 dalam Corebima,2003)
Fenotipe suatu makhluk hidup dapat diartikan sebagai kenampakan yang
mencakup

morfologi, fisiologi, dan tingkah laku. Sedangkan genotip adalah

keseluruhan jumlah informasi genetic yang terkandung pada suatu makhluk hidup
ataupun konstitusi genetik dari suatu makhluk hidup dalam hubungannya dengan
satu atau beberapa lokus gen yang menjadi perhatian (Ayala dkk. 1984 dalam
Corebima, 2013).
Dipandang dari segi genotip, hal ini berkaitan dengan pewarisan sifat dari
induk. Saat ini telah dikenal berbagai macam cara pewarisan sifat pada mahkluk
hidup, salah satunya adalah pewarisan sifat-sifat yang terpaut kromosom kelamin
X. Stansfiled (1983) dalam Corebima (2013) menyatakan bahwa pewarisan sifatsifat yang terpaut kromosom kelamin X mengikuti pola khas yaitu crisscross
patern of inheritance (pola pewarisan menyilang).
Pada tahun 1900 ditemukannya kembali mengenai hukum pemisahan Mendel
dan hukum pilihan bebas Mendel dari berbagai kegiatan penelitian.Melalui
kegiatan-kegiatan penelitian tersebut terungkap bahwa hukum pemisahan Mendel
dan hukum pemilihan bebas Mendel berlaku pada lingkup seluruh makhluk hidup
diploid yang berbiak secara seksual termasuk manusia (Corebima, 2013).
Kemudian sekitar tahun 1919 terdapat argumen bahwa faktor (gen) terdapat
pada kromosom yang kemudian dikenal sebagai teori kebakaan kromosom (Ayala
dkk, 1984 dalam Corebima, 2013), atau hukum pewarisan kromosom. Adanya teori
pewarisan kromosom ini mengundang permasalahan yang berkenaan dengan
hukum pemisahan Mendel dan hukum pilihan bebas Mendel.
Peristiwa gagal berpisah pertama kali juga dilaporkan oleh T.H Morgan dan
Bridges. Mereka menemukan penyimpangan dari hasil persilangan antara individu
1

jantan mata merah dengan individu betina mata putih. Turunan pertama hasil
persilangan tersebut sebagaimana yang meraka laporkan pertama kali adalah jantan
mata putih dan betina mata merah. Ternyata dari hasil persilangan tersebut 1
diantaranya 2000 turunan F1 mempunyai warna mata yang menyimpang, entah
betina mata putih ataukah jantan mata merah (Ayala, 1984 dalam Corebima, 2013).
Sudah jelas bahwa semua faktor (berapun jumlahnya) yang terdapat pada satu
kromosom yang sama akan cenderung terpaut satu sama lain. Selama pembelahan
reduksi pada pembelahan meiosis dan membentuk satu pautan melalui satu ikan
kimia. Berdasarkan T.H Morgan pada persilangan Drosophila melanogaster
terdapat penyimpangan dari prinsip kebekaan mendel. Dari prinsip kebekaan
mendel yakni terjadi pewarisan menyilang. Percobaan lanjutan yang dilakukan
oleh Bridges menunjukkan adanya penyimpangan dari teori pewarisan kromosom
gagal berpisah. Dalam hal ini jelas adanya faktor tertentu yang tidak diragukan lagi
terkait kromosom tertentu.
Peristiwa gagal berpisah dapat terjadi pada gamet betina dimana kromosom X
diploid gagal berpisah ketika menuju kutub (anafase 1). Kegagalan ini
mengakibatkan salah satu dari kedua kutub memilki dua kromosom X dan satunya
lagi tidak memiliki kromosom Y. Peristiwa gagal berpisah ini dibagi menjadi
peristiwa gagal berpisah primer. Sedangkan pada peristiwa gagal berpisah sekunder
merupakan peristiwa gagal berpisah yang kejadiannya berlangsung pada produk
dari gagal berpisah primer atau hasil anakan dari induk yang sebelumnya
mengalami gagal berpisah primer.
Menurut Corebima (2013), diketahui bahwa pembawa sifat warna mata terletak
pada kromosom kelamin X. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui
fenomena gagal berpisah pada strain N, F, dan L. Selain itu dilakukan perhitungan
untuk mengetahui frekuensi gagal berpisah pada strain yang mengalami fenomena
gagal berpisah.
Oleh karena itu disini peneliti ingin mengadakan suatu percobaan yang akan
merepresentasikan kebenaran dari teori-teori yang sudah ada sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah


2

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka kami membuat
rumusan masalah tersebut :
1. Bagaimana fenotip F1 persilangan Drosophila melanogaster strain N ><
strain F dan strain N >< L beserta resiproknya.
2. Bagaimana fenomena gagal berpisah (Non Disjunction) yang terjadi pada F1

hasil persilangan strain N ><

strain F dan strain N >< L beserta

resiproknya.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui fenotip F1 persilangan Drosophila melanogaster strain N
>< strain F dan strain N >< L beserta resiproknya.
2. Untuk mengetahui fenomena gagal berpisah (Non Disjunction) yang terjadi
pada F1 hasil persilangan strain N ><

strain F dan strain N >< L

beserta resiproknya.
1.4 Ruang Lingkup
Untuk memperjelas ruang lingkup dalam penelitian kali ini, maka penulis
memberikan batasan masalah yaitu sebgai berikut:
1. Drosophila melanogaster yang digunakan dalam penelitian adalah strain N ,
strain F dan strain L
2. Pengamatan yang dilakukan hanya sebatas pengamatan pada fenotip (warna
mata,warna tubuh dan keadaan sayap)
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan hanya sebatas hal-hal sebagai berikut :
1. Strain strain yang digunakan dalm penelitian ini hanya berasal dari stok yang
ada di laboratorium genetika Biologi Universitas Negeri Malang Ruang 310
yaitu :
a. D. melanogaster strain N
b. D. melanogaster strain F
c. D. melanogaster strain L
2. Data yang diperoleh berasal dari pengamatan fenotip F1
3. Penelitian dilakukan untuk mengetahui adanya kejadian Non-disjunction (gagal
berpisah)
1.6 Definisi Operasional
Untuk menghindari adanya salah penafsiran , maka perlu diberikan adanya definisi
operasional sebagai berikut:
1. Peremajaan adalah kegiatan mengembangbiakkan lalat dari stok,
minimal sebanyak 3 pasang kedalam medium baru.
2. Pengampulan adalah kegiatan memindahkan pupa hitam kedalam selang
ampul yang telah diberi pisang yang kemudian ditutup dengan gabus.
3

3. Fenotip adalah karakter yang dapat diamati pada suatu individu, seperti
morfologi, fisiologi, dan tingkah laku yang merupakan hasil interaksi
antara antara genotip dengan lingkungan tempat hidup dan berkembang
(Corebima, 2013).
4. Genotip menurut Ayala dalam Corebima (2013) merupakan keseluruhan
jumlah informasi genetik yang terkandung pada suatu makhluk hidup.
5. Strain merupakan suatu kelompok kelompok intra spesifik yang
memiliki hanya satu atau sejumlah kecil ciri yang berbeda.
6. Nondisjunction (gagal berpisah) adalah kegagalan dua pasang kromatid
atau kromosom homolog untuk memisah selama pembelahan sel
sehingga keduanya akan menuju ke kutub yang sama.

Anda mungkin juga menyukai