PENYAKIT CAMPAK
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG PINANG
KOTA JAMBI
Anggota Kelompok :
Lia Trisetiany
G1A214042
G1A214043
G1A214045
1. Identitas Pasien/klien:
Nama
: Andi Septian
Umur
: 12 tahun
TB/BB
: 125 cm/26 kg
Jenis kelamin
: Laki-laki
: Siswa
Alamat
: RT 5 Kasang Jaya
Suku
: Minang
2. Anamnesis
a. Keluhan Utama: (-)
b. Riwayat Penyakit Sekarang: (-)
c. Riwayat Penyakit Dahulu:
Demam selama dua hari
Timbul ruam/rash setelah demam selama dua hari
Anak terlihat pucat, lesu
Diagnosis dokter 3 bulan yang lalu adalah campak
Sudah dilakukan pemeriksaan darah
Pasien pernah diberikan imunisasi, namun setelah pasien
mengalami campak
d. Riwayat Penyakit Keluarga: (-)
e. Riwayat Sosial Ekonomi:
Pendidikan terakhir Ayah (54 tahun) pasien adalah SMP
Pendidikan terakhir Ibu (40 tahun) pasien adalah SMP
Ayah pasien bekerja sebagai Penjahit, dengan penghasilan < Rp.
1.500.000,- per bulan.
Ibu tidak bekerja (ibu rumah tangga)
f. Riwayat Kebiasaan:
- Pasien diajarkan oleh kakek untuk selalu mencuci kaki dan tangan
setelah bermain, sebelum makan dan sebelum tidur.
- Dalam keluarga pasien tidak ada kebiasaan khusus.
- Mandi menggunakan air sumur bersama beberapa keluarga lain.
- Minum menggunakan air galon isi ulang.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
b. Kesadaran
: Composmentis
c. Status Gizi
d. Tanda vital
Tek. darah
: 110/70 mmHg
Heart rate
: 80 x/menit
Resp. rate
: 20 x/menit
Suhu
: 36,50C
e. Kepala
f. Leher
g. Paru-paru
Inspeksi
: bentuk
dan
pernafasan
gerakan
simetris
dinding dada
ki/ka,
saat
pernafasan
Perkusi
Auskultasi
h. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
i. Anggota gerak
4. Diagnosis :
Pasien memiliki riwayat sakit campak.
5. Terapi:
a. Non farmakologis :
- Kompres panas
- Diberi minum madu
b. Farmakologis
Ketika sakit, pasien diberikan:
-
Salicilk talc
Vitamin A
6. Prognosis:
Dubia ad bonam
7. Pengamatan Rumah:
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, rumah yang ditempati pasien
saat ini belum memenuhi standar kriteria rumah sehat dan pasien tinggal di
rumah kontrakan dengan kondisi :
1. Lantai
Lantai rumah pasien dari semen yang dialaskan tikar plastik dan kain
sisa jahitan ayahnya.
2. Atap
Atap rumah pasien terbuat dari genting, dinding terbuat dari semen,
dan tidak ada langit-langit rumah.
3. Ventilasi dan jendela
Ruang tamu
Ruang makan
Ruang keluarga
4. Cahaya
Pencahayaan sinar matahari pada siang hari di rumah pasien masuk
dari pintu bagian depan, namun tidak secara keseluruhan dapat
dikatakan cukup. Cahaya hanya bisa menyinari ruang tamu atau
keluarga, sementara kamar dan dapur tidak bisa ditembus cahaya
matahari.
Luas Bangunan Rumah:
Ukuran tanah seluas 4x7 m, luas lantai bangunan tidak sebanding
dengan jumlah penghuni di dalam rumah, yang memiliki: 1 ruang tamu
dan ruang berkumpul keluarga yang menyatu, tanpa kamar tidur, 1
dapur dan 1 kamar mandi yang sekaligus menjadi tempat cuci baju
dan cuci piring dan 1 wc untuk BAK dan BAB ditambah 1 kamar
mandi bersama dengan keluarga lain di sebelah rumahnya.
8. Pengamatan Lingkungan:
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, lingkungan tempat tinggal
belum memenuhi standar lingkungan yang sehat, dengan kondisi sebagai
berikut:
a. Rumah sehat
Kondisi rumah kontrakan di sekitar tempat tinggal pasien kurang
sehat, karena rumah pasien dan rumah tetangga saling bersebelahan
tanpa ada pemisah. Sehingga tidak ada pencahayaan matahari dari
sebelah kiri maupun kanan rumah pasien, sumber cahaya matahari
hanya didapatkan dari bagian depan dan juga di seberang jalan di
depan pasien juga terdapat rumah warga, sehingga cahaya pun bisa
terhalang masuk ke dalam rumah. Juga tidak adanya ventilasi yang
cukup untuk pertukaran udara segar, yang menyebabkan udara di
dalam rumah kurang segar.
keluarga
belum
memasak
Keluarga
pasien
jarang
mendapatkan
imunisasi
dan
pemantauan
tumbuh
kembangnya.
4. Keluarga pasien harus memiliki kesadaran bahwa pentingnya
berkunjung ke posyandu maupun puskesmas.
kepada
keluarga
pasien
pentingnya
melakukan
anak
ibu,
sehingga
jika
ada
gangguan
dalam
jika anak ibu sakit, harus sering diberi asi atau tetap dipaksa untuk
makan, karena dengan banyak makan proses penyembuhan anak ibu
akan lebih cepat. Sebisamungkin beri anak ibu makanan yang gizinya
tinggi seperti telur, ayam, atau ikan
f. Keluarga harus bisa membujuk pasien agar mau minum susu untuk
kecukupan gizi pasien.
ibu harus coba bujuk Andi dan yang lainnya untuk mau minum susu,
coba belikan susu dengan rasa yang berbeda seperti coklat, vanila dan
stroberi agar Andi dan yang lainnya mau untuk minum susu
g. Keluarga harus bisa menerapkan perilaku hidup sehat.
ibu, anak-anak setiap habis dari wc harus diajarkan untuk cuci
tangan, juga setiap sebelum makan harus cuci tangan dengan sabun
dan pulang dari bermain juga harus cuci tangan dan kaki dengan
sabun
h. Keluarga harus menjaga kebersihan rumah dan lingkungan tempat
tinggal.
ibu, rumah harus selalu disapu dan dirapikan setiap harinya, karena
anak-anak sering main dilantai jadi jika lantai kontor anak-anak bisa
sakit karena lantai yang kotor banyak kumannya. Halaman juga harus
sering dibersihkan, dan sediakan tong sampah di dapur agar sampah
bisa dibuang di tempatnya dan rumah jadi lebih bersih
i. Keluarga harus membersihkan dapur karena menjadi tempat
pembuatan makanan yang apabila makanan tercemar kuman penyakit
dapat berdampak pada anggota keluarga yang lain.
dapur ibu harus diusahakan untuk selalu bersih, karena di dapur
tempat membuat makanan yang akan dimakan satu keluarga, jika
makanan tersebut tercemar karena dapur yang kotor, maka satu
keluarga bisa saja sakit. Sebaiknya setiap setelah dan sebelum
memasak dapur dibersihkan terlebih dahulu dan simpan bahan
makanan ditempat yang bersih dan tertutp sehingga terhindar dari lalat
atau semut.
Lampiran