Anda di halaman 1dari 15

1

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
LAPORAN HOME VISITE
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KONI

I. Identitas Pasien
a. Nama : Tiara Aisyah Putri
b. Umur : 12 tahun
c. TB/BB : 150 cm / 25 kg
d. Jenis kelamin : Perempuan
e. Pendidikan terakhir : Pelajar
f. Pekerjaan : Pelajar
g. Alamat : RT 07 Kelurahan Beringin
h. Suku : Minang

II. Anamnesis
a) Keluhan Utama
Demam tinggi selama 4 hari, 4 bulan yang lalu

b) Riwayat Penyakit Sekarang
4 bulan yang lalu os demam (+), demam tinggi dirasakan os, menggigil
(-), berkeringat (+). Os memiliki bintik-bintik merah pada tangan kiri dan
kanan. Kepala pusing (+), pusing membuat mata os berkunang-kunang.
Mual muntah (-). Nafsu makan menurun, badan lemas, berat badan
dirasakan os semakin menurun, BAK dan BAB tidak ada keluhan. Os
dibawa ke puskesmas koni dan diberi obat, setelah 1 minggu tidak ada
perubahan, os di rawat selama 1 minggu di rumah sakit umum raden
mattaher setelah melakukan pemeriksaan laboratorium.


2

c) Riwayat Penyakit Dahulu
-
d) Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang memiliki keluhan penyakit yang sama.

e) Riwayat Sosial Ekonomi
Status Perkawinan : Belum kawin
Jumlah Anak : -
Jumlah Saudara : 2 (dua)
Status Ekonomi Keluarga : Menengah

f) Riwayat Kebiasaan
-

III. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
2. Pengukuran Tanda Vital :
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82x per menit, regular, isi cukup
Suhu : 37C
Respirasi : 20x per menit, reguler
Kepala
Bentuk : Bulat, Rambut hitam, lurus
Mata : Konjungtiva anemis -/- , Sklera ikterik - /-
,cekung -/-
Telinga : Simetris, Otore -/-
Hidung : Napas cuping hidung -/-, Sekret -/-, Epistaksis -/-
Mulut : Bibir sianosis (-), Mukosa basah (+)
Leher : pembesaran KGB (-)
3



Thoraks
Inspeksi : Bentuk dan gerakan pernafasan simetris ki/ka,
benjolan (-), edema (-)

Palpasi : Krepitasi (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, wheezing -/-.

Jantung
Inspeksi : dalam batas normal (dbn)
Palpasi : iktus cordis teraba (dbn), nyeri tekan (-)
Perkusi : batas jantung dbn
Auskultasi : BJ I/II Normal
Abdomen
Inspeksi : Simetris, bentuk perut datar
Palpasi : Hepar tidak teraba, nyeri tekan (-), tahanan (-)
Perkusi : Timpani (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas :
Atas : Akral hangat +/+ , edema -/-
Bawah: Akral hangat +/+ , edema -/-

IV. Laboratorium
Pada pasien telah melakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil
sebagai berikut :


4

No Jenis Pemeriksaan Hasil Normal
1 Leukosit 6.000/mm
3
4.000-11.000/mm
3

2 Eritrosit 5,4 jt/mm
3
4,6-6,2 jt/mm
3

3 Trombosit 95.000 sel/mm
3
150.000-450.00 sel/mm
3

4 Hemoglobin 11 gram/dl 11-16 gram/dl
5 Hematokrit 44% 33-38%

V. Diagnosis
Demam Berdarah Dengue (DBD)

VI. Terapi
Non Farmakologis :
Bed Rest tidak total
Diharapkan agar penderita mengurangi aktivitas berat yang dapat
mengurangi daya tahan tubuh penderita serta banyak istirahat.
Menjaga lingkungan bebas dari sarang nyamuk
Diharapkan keluarga dan masyarakat sekitar dapat memahami
konsep 3M (Menutup, Menguras, Mengubur) dan pelaporan ke dinas
terkait untuk melakukan fogging. yang mana mencegah berkembang
biaknya nyamuk aedes aegypti penyebab DBD.

Farmakologis :
Tidak ada terapi yang spesifik untuk DBD, prinsip utama adalah terapi
suportif. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan tindakan yang
paling penting dalam penanganan DBD. Asupan cairan oral harus
dipertahankan jika tidak terpenuhi makan dibutuhkan suplemen cairan
melalui intravena (infus) untuk mencegah dehidrasi.




5

VII. Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam

VIII. Pengamatan Rumah
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, rumah yang ditempati pasien
saat ini belum memenuhi standar kriteria rumah sehat, dengan kondisi
sebagai berikut:
1. Luas Bangunan Rumah
Luas bangunan rumah pasien sekitar 10 x 10 Meter, dan tinggi
bangunan rumah 3m, yang memiliki: 1 ruang tamu yang bergabung
dengan ruang berkumpul, 2 kamar tidur, 1 dapur sekaligus ruang makan
dan 1 kamar mandi. Jumlah penghuni di rumah pasien yaitu 5 orang.

2. Lantai
Lantai rumah pada seluruh ruangan terbuat dari kayu, tidak basah
dan lembab. Lantai ditutupi karpet plastik

3. Atap
Atap rumah pasien terbuat dari seng dan ber-dek triplek agar tidak
bocor. Dinding rumah pasien terbuat dari papan. Dinding rumah tidak
basah dan lembab.

4. Ventilasi dan jendela
Terdapat 1 ruang tamu sekaligus ruang berkumpul keluarga dengan 1
buah pintu dengan ukuran 120cm x 70cm, 4 buah jendela menghadap
ke depan.
kamar pasien berukuran 3x2m dengan 1 pintu yang terbuat dari kayu
dan 1 jendela yang terbuat dari kayu dan kaca yang ditutupi dengan
6

horden. Banyak pakaian yang bergantungan. Dikamar tersebut terlihat
gelap / pencahayaan kurang terang meskipun ada jendela, ventilasi
terlihat baik karena pada saat kunjungan kaca jendela dibuka.
Terdapat 1 buah dapur sekaligus digunakan pasien dan keluarganya
sebagai ruang makan, terdapat 1 jendela yang jarang dibuka.

5. Cahaya
Pencahayaan pada rumah bagian depan baik, yaitu di bagian ruang
tamu, ruang makan dan dapur. Sedangkan di bagian kamar, tidak terlalu
terang atau mendapatkan cahaya yang cukup terang.

6. Fasilitas di rumah
Penyediaan air
Di dalam rumah pasien menggunakan air ledeng,
persediaan air pun tercukupi karena di dalam rumah terdapat mesin
cuci.

Pembuangan tinja
Dirumah pasien terdapat 1 wc di dalam wc tersebut hanya
untuk mandi dan BAB, sedangkan untuk mencuci pakaian keluraga
ini megggunakan mesin cuci, untuk pembuangan tinja wc tersebut
ke septiteng yang berjarak dari 5-10 m dari wc.

Pembuangan air limbah (air bekas)
Pembuangan air limbah rumah pasien ini mengalir ke got
besar berjarak > 3m , keadaan got terlihat air tergenang yang
menghitam dan banyak sampah karena rumah pasien tersebut
terletak dipertemuan 2 got besar dan tempatnya sedikit landau yang
membuat air tergenang.


7

Pembuangan sampah
Tidak ada tong sampah disekitar rumah pasien dan untuk
pembuangan sampah mereka pisah antara sampah basah dan
sampah kering, sampah basah langsung ke got dan sampah kering
ke tempat sampah yang terletak di tepi jalan besar berjarak sekitar
25 m.

Fasilitas dapur
Kondisi dapur rumah pasien sangat sempit dengan
pencahayaan dan ventilasi sangat kurang.

Ruang tamu
Ruang tamu digunakan juga sebagai ruang berkumpul
keluarga. Terlihat kondisi ruang tamu yang bersih dan barang-
barang tersusun rapi.

Perkarangan/serambi
Sekeliling rumah pasien merupakan kawasan pertemuan
antara rawa, sungai dan got-got besar. Di depan rumah terdapat
pekarangan yang sempit, dan langsung menghadap jalan setapak.
Rumah pasien merupakan rumah panggung dan dibawahnya
terdapat rawa apabila hujan maka air akan tergenang dengan
banyak sampah terlihat.

IX. Pengamatan Lingkungan
Pasien tinggal di lingkungan yang padat penduduk, dibagian
belakang rumah terdapat ruko-ruko yang membuang limbah cairnya
langsung ke teras belakang pasien ini, rumah-rumah penduduk banyak
berupa bedeng yang saling menyatu. Lingkungan tempat tinggal pasien
dikelilingi oleh pertemuan rawa, sungai dan got-got besar dimana sangat
baik untuk nyamuk berkembang biak
8

X. Hasil wawancara dan pengamatan Keluarga /hubungan keluarga
Pasien memiliki 2 orang anak. Kedua anaknya masih sekolah anak
tunggal masih kelas 2 SMP dan yang kedua kelas 4 SD, Ibu pasien hidup
sebagai single parent dimana ibu inilah yang mencari nafkah dengan
berdagang di pasar angso duo, di rumah tersebut terdapat kakek dan nenek
pasien ini yang masih sehat dan membantu pekerjaan rumah.
Dari hasil wawancara yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa
Hubungan pasien dengan ibu dan keluarganya baik.

XI. Hasil wawancara dan pengamatan perilaku kesehatan pasien dan
keluarga
Dari hasil wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan, pasien
tidak mempunyai perilaku yang buruk terhadap dirinya, hanya
lingkungannya lah yang masih bermasalah dimana jika hujan air akan
tergenang dan banyak sampah-sampah.

XII. Analisis pasien secara holistik
a. Hubungan diagnosis penyakit dengan keadaan rumah dan
lingkungan sekitar
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, rumah yang ditempati
pasien saat ini belum memenuhi standar kriteria rumah sehat dan
lingkungan tempat tinggal belum memenuhi standar lingkungan yang
sehat dikarenakan pasien tinggal didaerah pertemuan rawa, sungai dan
got yang tidak bersih, tinggal di dekat bedeng dan ruko, kurangnya
pencahayaan dalam rumah, kurangnya ventilasi, dan wc yang menyatu
dengan dapur mengakibatkan kurangnya higienitas Jelas, hal ini ada
hubungannya dengan penyakit DBD yang dialami pasien. Tetapi keadaan
rumah seperti yang dimiliki pasien pada saat ini juga berpotensi
menyebabkan penyakit lain seperti diare, malaria, dll. Disekitar rumah
pasien juga ada tetangganya yang menderita TB paru.
9


b. Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan
keluarga
Didalam keluarga pasien berhubungan baik dengan semua anggota
keluarga dan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti
pasien sehingga tidak terdapat hubungan. Namun perhatian keluarga
terhadap lingkungan sangat diperlukan sekitar agar dapat menjadi lebih
baik.

c. Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga
Perilaku kesehatan pasien tergolong baik, hal ini tergambar dari
tidak adanya keluarga yang menderita penyakit kronis dan penyakit
menular lainnya, walaupun lingkungan tempat tinggal pasien tidak baik.

d. Hubungan kausal antara beberapa masalah, faktor risiko atau
etiologi dengan diagnosis penyakit
Secara keseluruhan faktor risiko dan etiologi DBD yaitu :
Faktor tingkat pendidikan
Pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang.
Diantaranya mengenai rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan
pengetahuan terhadap penyakit berbasis lingkungan
Kebiaasaan membuan sampah di sungai
Membuang sampah di sungai mempunyai hubungan dengan meningkatkan
risiko untuk mendapatkan penyakit berbasis lingkungan seperti DBD,
Malaria, Chikungunya.
Kepadatan hunian
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni
didalamnya, artinya luas lantai bangunan rumah harus disesuaikan dengan
jumlah penghuninya agar tidak menyebabkan overload. Hal ini tidak sehat
10

karena di samping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen juga akan
memudahkan penularan penyakit menular.
Pencahayaan dan ventilasi
Bila pencahayan seperti sinar matahari tidak masuk dalam rumah akan
menyebabkan resiko kuman dan virus tidak mati dan kurangnya ventilasi
akan menyebabkan kurangnya oksigen dalam rumah sehingga terjadi
kelembapan udara yang mana kelembapan ini akan menjadi media yang
baik untuk pertumbuhan bakteri-bakteri patogen/bakteri penyebab
penyakit seperti kuman tb.
Kondisi rumah
Kondisi rumah rumah dapat menjadi salah satu faktor risiko penularan
penyakit dengan host nyamuk.
Faktor immunologi
Kekuatan daya tahan tubuh akan berpengaruh pada respon imunologik
terhadap penyakit sehingga jika kekebalan tubuh menurun memudahkan
terkena penyakit.
Terdapat hubungan antara faktor risiko/etiologi dengan diagnosis
penyakit pasien yang sedang diderita sekarang.

e. Upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi paparan dengan
faktor risiko atau etiologi
Gerakan 3M plus sangat berperan sekali dalam menanggulangi
menyebarnya penyakit demam berdarah (DBD). Seperti yang diketahui
3M plus adalah pengertian menutup, menguras, menimbun serta
kegiatan pendukung lainnya seperti menaburkan bubuk obat Abate,
memelihara ikan pemakan jentik, memasang kasa, menggunakan
kelambu pada waktu tidur, memakai obat oles anti nyamuk,
menyemprot dengan insektisida, memasang obat nyamuk dan
memeriksa jentik berkala.


11

Tindakan Inisiatif Oleh Masyarakat
Kegiatan nyata yang dilakukan dari gerakan 3M (menguras,
menutup dan menimbun) hendaknya diawali dari lingkungan kecil
sekitar kita. Seperti mengerahkan gerakan 3M dari rumah ke rumah.
Secara luasnya bisa dilakukan bergotong royong bersama warga
setempat dalam membersihkan dan menjaga lingkungan dari kotoran
dan bahaya penyakit seperti DBD. Ini sebuah contoh kegiatan yang
dilandasi oleh semangati inisiatif bersama untuk menggalakkan gerakan
3M.
Dukungan Gerakan Dari Pemerintah.
Ternyata peran serta pemerintah dalam memfasiltasi dan
mendukung kegiatan masyarakat dalam memberantas penyakit DBD
sangat kuat. Dengan memfasilitasi terbentuknya panitia atau juru
pemantau jentik desa (Jumantik) terdiri atas kader-kader muda aktif.
Untuk rutin memeriksa jentik berkala di lokasi setempat. Fasilitas
lainnya adalah pemerintah memberikan penghargaan berupa Adipura
untuk wilayah kota/kabupaten dalam mendukung kebersihan
lingkungan. Ini demi mendorong upaya dalam menggiatkan peran
mikro tercakup unsur kegiatan 3M tadi.
Jadi gerakan 3M memang harus digalakkan lini terdepan yaitu
masyarakat sendiri sebagai kesuksesan pelaksanaan kegiatan 3M
diikuti tindakan lain seperti menyebarkan bubuk abate pada
penampungan bak air seperti pada vas bunga tempat air, memasang
kasa nyamuk di rumah utk mengantisipasi agar nyamuk tidak leluasa
masuk rumah, melakukan fogging (pengasapan) jika terjadi DBD jika
dalam jarak tertentu ditemukan DBD.
12

Pengetahuan dan kesadaran tinggi masyarakat kian mendukung
hasil pelaksanaan 3M plus ini secara intensif di tambah dengan
dukungan pemerintah
Gerakan 3M plus yang aktif dilakukan terasa lebih bermakna
hasilnya jika dilakukan secara berkesinambungan. Terlepas dari kedua
hal yang dipaparkan di atas, arti gerakan 3M sudah benar-benar disadari
kegunaannya dalam berkehidupan yang bersih dan sehat.
Menerapkan prinsip rumah sehat yang terdiri dari 4 hal pokok seperti :
o Memenuhi kebutuhan fisiologis (pencahayaan, perhawaan,
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang
menggangu tidur). Penyediaan air bersih dan pembuangan air
limbah serta sampah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan
pencemaran. Lantai dan dinding tidak dibiarkan lembab. Tidak
terpengaruh oleh pencmaran seperti bau, rembesan air kotor,
udara kotor.
o Memenuhi kebutuhan psikologis (privasi yang cukup,
komunikasi yang cukup antar anggota keluarga). Agar keluarga
dapat tinggal dengan nyaman dan dapat melakukan kegiatan
dengan mudah. Untuk itu diperlukan ruang yang mencukupi.
Ukuran ruangan sesuai dengan kegiatan penghuni didalamnya.
Penataan ruang harus baik, penghijauan halaman diatur sesaui
dengan kebutuhan.
o Memenuhi persyaratan pencegahan penyakit antar anggota
keluarga atau penghuni rumah (meliputi penyediaan air minum,
pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan,
cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran).
o Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik
yang timbul karena keadaan luar dan dalam rumah (seperti
13

persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah
roboh dan terbakar, juga tidak cenderung membuat penghuninya
jatuh dan tergelincir)


Menjaga kebersihan diri, rumah dan lingkungan disekitar rumah
Istirahat yang cukup, tidak boleh terlalu capek dan tidak tidur larut
malam
Makan makanan bergizi seimbang, terutama yang banyak mengandung
protein.

XIII. Rencana Promosi dan pendidikan kesehatan kepada pasien dan kepada
keluarga:
a. Promotif
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai pengetahuan
tentang pengertian penyakit DBD
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab
penyakit DBD
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala
DBD
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai akibat penyakit
DBD
Menjelaskan kepada pasien pentingnya menggunaka kelambu untuk
tidur dan pemakaian bubuk abate.
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang menggunakan
tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan DBD
misalnya pada puskesmas, rumah sakit pemerintah/swasta, dll.

b. Preventif
Menjaga kebersihan lingkungan baik didalam maupun diluar rumah.
Membuang sampah pada tempatnya
14

Sirkulasi udara dan pencahayaan dirumah harus cukup dan baik.
Menerapkan pola hidup sehat dengan cara : istirahat yang cukup,
olahraga dan lakukan aktivitas fisik ringan secara teratur, makan
makanan bergizi seimbang.

XIV. Anjuran-anjuran penting yang dapat memberi semangat dan
mempercepat penyembuhan pada pasien:
Adek penyakit adek ini merupakan penyakit yang disebabkan kurangnya
pengetahuan terhadap siklus dan temapt berkembang biaknya nyamuk akibat
lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya.
Hal-hal yang dapat bapak lakukan seperti:
Bagi keluarga harus memperhatikan tempat penampungan air yang
terbuka, jika ada harus ditutup agar nyamuk tidak bisa berkembang
biak.
Membuka jendela pada pagi hari sampai sore hari, agar rumah
mendapat sinar matahari dan udara yang cukup.
Gotong royong membersihkan sampah yang berada di got
Menjaga kebersihan diri, rumah dan lingkungan disekitar rumah
Lantai disemen/diplester atau dipasang tegel/keramik
Istirahat yang cukup dan hindari tidur larut malam.
Makan makanan bergizi seimbang, terutama sayur dan buah

XV. Asupan Nutrisi Pada Pasien
Untuk mencegah DBD selain dari segi lingkungan, harus juga dari
segi gizi, pasien harus mengkonsumsi makanan bergizi dengan asupan yang
seimbang, yang terdiri dari sumber energi (Karbohidrat, seperti nasi), zat
pengatur dan vitamin (seperti sayur-sayuran dan buah-buahan), dan zat
pembangun (protein hewani dan nabati seperti, ikan, telur, tahu, tempe)
Tujuannya untuk meningkatkan antibody dan mencukupi kebutuhan tubuh
agar tetap sehat.

15

LAMPIRAN








Rumah tampak depan Rawa dan ruko disekitar rumah





Bersama ibu pasien Dapur dan WC






Bagian bawah rumah Sampah dibelakang rumah

Anda mungkin juga menyukai