Disusun Oleh:
TRI KUSUMAWATI
SK.117.003
Seorang laki-laki usia 37 tahun dirawat di RS dengan diagnosa medis TB Paru, Meningoencepalitis dan
suspect HIV/AIDS. Pasien mengeluhkan sesak napas, batuk, dahak (+), pemeriksaan fisik: mulut
terdapat candidiasis oral, Tanda-tanda vital: tekanan darah 100/60 mmHg, RR 25 x/menit, HR 86 x/mnt,
kesadaran menurun (apatis) dengan GCS 8 ( E: 3, M: 4 dan V: 1), pupil isokor. Riwayat kesehatan:
pasien masuk ke RS dengan keluhan satu bulan terakhir batuk dan sesak napas, demam, keringat malam
(+), mual (+), nafsu makan menurun, diare, berat badan menurun 10 kg dalam satu bulan terakhir.
Pasien juga memiliki riwayat narkoba dan sex bebas.
TD : 100/60 mmHg
HR : 86 x/ menit
RR : 25x / menit
Pengkajian
1. Identitas
Nama : Tn. X
Umur : 37 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Diagnosa medis : TB Paru, Meningoencepalitis dan suspect HIV/AIDS
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan sesak napas, dan batuk berdahak
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien masuk ke RS dengan keluhan satu bulan terakhir batuk dan sesak napas, demam,
keringat malam (+), mual (+), nafsu makan menurun, diare, berat badan menurun 10 kg
dalam satu bulan terakhir. Pasien juga memiliki riwayat narkoba dan sex bebas.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga pasien mengatakan sebulumnya tidak pernah menderita penyakit menular, atau
penyakit berbahaya.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan.
3. Pola Kebutuhan
a. Pola nutrisi
Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelum dirawat dirumah sakit pasien biasa makan 3x
sehari, jenis nasi, sayur, lauk, dan minum air putih 6- 8 gelas sehari, setelah dirawat dirumah
sakit pasien mengatakan nafsu makan berkurang, pasien terpasang selang NGT.
b. Pola eleminasi
Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelum dirawat dirumah sakit, pasien BAB 1- 2x
sehari, BAK 4- 5x sehari, selama dirawat dirumah sakit pasien belum pernah BAB, pasien
terpasang kateter.
c. Pola aktivitas dan latihan
Keluarga pasien mengatakan pasien di rumah sebagai karyawan swasta , bisa melakukan
kegiatan sehari- hari tanpa harus dibantu orang lain, selama dirawat dirumah sakit, pasien
hanya tiduran ditempat tidur, kebutuhan sehari hari dibantu oleh keluarga dan perawat.
d. Pola istirahat tidur
Keluarga pasien mengatakan dirumah pasien biasa tidur 6- 8 jam perhari, selama dirumah
sakit pasien mengalami penurunan kesadaran.
e. Pola peran dan hubungan dengan orang lain
Keluarga pasien mengatakan dirumah, pasien sebagai pekerja atau karyawan swasta dan
hubungan dengan teman dan tetangganya baik.
f. Persepsi kognitif
Pasien dan keluarga mengeluhkan lamanya kesembuhan dari penyakitnya dan lamanya harus
dirawat dirumah sakit.
g. Pola mekanisme koping
Keluarga pasien mengatakan setiap ada masalah pasien selalu membicarakan dengan orang
tuanya, terutama pada ibunya dan juga pada istrinya, selama dirawat dirumah sakit.
h. Nilai kepercayaan dan keyakinan
Keluarga pasien mengatakan pasien beragama islam, sebelum dirawat dirumah sakit pasien
rajin menjalankan ibadah sholat lima waktu, setelah dirawat dirumah sakit, pasien tidak
pernah menjalankan ibadah sholat lima waktu.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : apatis dengan GCS 8 ( E: 3, M: 4 dan V: 1)
c. Tanda- tanda vital : TD : 100/60 mmHg, RR : 25 X /menit, HR: 86x /menit
d. Kepala
1) Rambut : rambut pasien tampak kotor, berminyak, tidak ada ketombe, rambut tidak
beruban, rambut tampak kering, mulai rontok, bau tidak sedap, dan rambut klien tampak
tidak rapi, tekstur rambut kering
2) Mata : Mata terlihat simetris kiri dan kanan, penglihatan mulai menurun,konjungtiva
anemis, palpebra tidak oedema, skelera ikterik, mata tampak cekung, pupil isokor, reflek
cahaya (+/+)
3) Telinga :Telinga tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran disekitar telinga, tidak ada oedema, tidak ada perdarahan disekitar telinga
4) Hidung : Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada lecet di daerah hidung,
lubang hidung tampak bersih tidak ada secret, pasien tampak terpasang NGT.
5) Mulut dan gigi I: terdapat candidiasis oral, rongga mulut tampak kotor, mokusa bibir
kering, gigi tidak lengkap,gigi berkaries, lidah kotor, tonsil tidak ada peradangan
e. Leher : Simetris kiri dan kanan, warna kulit sawo matang, tidak ada pembembesaran
kelenjar tiroid.
f. Thorax Paru-paru
I: Terlihat simetris kiri dan kanan (ekspansi dinding dada), frekuensi pernafasan 25x/menit,
P: Traktil premitus melemah di bagian paru ka/ki
P: bunyi sonor
A: Bunyi nafas ronki
g. Jantung
I: Tidak terlihat pembengkakan, iktus kordis tidak terlihat
P: Tidak ada nyeri tekan,iktus teraba, HR: 86x/menit
P: Terdengar bunyi redup
A: Iramanya teratur
h. Abdomen
I: Tidak ada pembesaran
A: Bising usus 8x/menit
P: tidak ada nyeri tekan
P: bunyi normal (tympani )
i. Punggung : Tidak ada lesi,lecet dan tanda dekubitus pada klien, tidak ada pembengkakan.
j. Ekstermitas
Atas: Simetris kiri dan kanan, ada mengalami kelemahan,pada otot pada lengan kanan dan
kiri pasien
Bawah :simetris kiri dan kanan mengalami kelemahan,ada otot pada kaki kanan dan kiri
pasien
Kekuatan otot :
3333 3333
3333 3333
Keterangan :
5 : dapat melakukan ROM secara penuh dan dapat melawan gravitasi dan tahanan
4 : dapat melakukan ROM yang penuh dan dapat melawan tahanan yang sedang
3 : dapat melakukanROM secara penuh dengan melawan gravitasi tetapi tidak bisa melawan
tahanan
2 : tidak mampu melawan gaya gravitsi
1 : kontraksi otot hanya dapat dipalpasi
0 : tidak ada kontraksi otot
k. Genetalia : genetalia tampak kotor, rumbut pubis tidak ada, berbau,
l. Nervus
1) Olfaktorius
Saat dilakukan pemeriksaan pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami penurunan
kesadaran.
2) Optikus
Saat dilakukan pemeriksaan,pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami penurunan
kesadaran
3) Okulomotorius
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami penurunan
kesadaran.
4) Troklearis
Saat dilakukan pemeriksaan, klien tidak bisa diperiksa karena mengalami penurunan
kesadaran.
5) Trigeminus
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami penurunan
kesadaran.
6) Abdusen
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami penurunan
kesadaran.
7) Fasialis
Saat dilakukan pemeriksaan, klien tidak bisa diperiksa karena mengalami
penurunan kesadaran.
8) Vestibulococlearis
Pada saat pemeriksaan, pendengaran pasien tidak mengalami gangguan
9) Glosofaringeal
Pada saat pemeriksaan, pasien mengalami gangguan fungsi menelan.
10) Vagus
Pada saat pemeriksaan, pasien mengalami gangguan fungsi menelan, klien terpasang
NGT
11) Aksesoris
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami penurunan
kesadaran.
12) Hipoglosus
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami penurunan
kesadaran.
5. Pemeriksaan penunjang
Pemerikasaan Hasil
Darah Lengkap Sel darah merah
3,9juta/uL
Hemoglobin
12,0 g/dL
Hematokrit
40,5%
Sel darah putih
3.500-10.500 sel/uL
Keping darah
150.000sel/uL
Leukosit Berdasarkan pemeriksaan laboratorium
menunjukkan hasil leukosit 11.000/mm
Analisa Data
Abstrak
Pasien kritis yang mengalami ketidaksadaran akan mempengaruhi produksi saliva sehingga bisa
meningkatkan terjadinya sekret menumpuk di jalan nafas. Produksi sekret yang berlebih akan
menghambat aliran udara dari hidung masuk kedalam paru-paru, sehingga harus di suction untuk
mempertahankan jalan nafas pasien. Kondisi tindakan suction yang kurang tepat terutama pada pasien
kritis akan mengakibatkan penurunan saturasi oksigen baik saat atau sesudah dilakukan tindakan
tersebut. Kejadian penurunan saturasi oksigen setelah di suction sebesar 78,56% di beberapa Rumah
Sakit di Indonesia. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh tindakan suction terhadap perubahan
saturasi oksigen pada pasien penurunan kesadaran di Ruangan ICU Rumah Sakit Islam Siti Rahmah
Padang. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian pre-eksperimen. Desain yang
digunakan two group pre test and post test design dengan kelompok intervensi dn kelompok kontrol.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive sampling. Waktu penelitian berlangsung pada bulan Februari hingga November 2019. Analisis
data yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Analisa bivariat menggunakan uji t test karena data
berdistribusi normal. Hasil penelitian ditemukan bahwa terjadi penurunan rata-rata saturasi oksigen
sebelum dan sesudah pemberian tindakan suction. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat pengaruh
tindakan suction pada perubahan saturasi oksigen pada pasien dengan penurunan kesadaran.
Santos, C. I. S. E. al.
(2009).
Respiratory
physiotherapy
in children with
counity
acquired
Pnemonia.
Revue candiene
de la therapie
respiratory.
Setiadi. (2013).
Konsep dan
Praktek
Penulisan Riset
Keperawatan.
Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Smeltzer, S. C.
(2014).
Keperawatan
Medikal Bedah.
Jakarata: EGC.
Widiyanto, & S. H.
(2012).
Pengaruh
Pemberian
Preoksigenasi
Untuk Suction
Endotrakheal