Anda di halaman 1dari 23

PRAKTIK KMB

ASUHAN KEPERAWATAN HIV/AIDS


Pada Tn. X di RUANG MAWAR RSUD SOEWONDO

Disusun Oleh:
TRI KUSUMAWATI
SK.117.003

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Kasus HIV/AIDS

Seorang laki-laki usia 37 tahun dirawat di RS dengan diagnosa medis TB Paru, Meningoencepalitis dan
suspect HIV/AIDS. Pasien mengeluhkan sesak napas, batuk, dahak (+), pemeriksaan fisik: mulut
terdapat candidiasis oral, Tanda-tanda vital: tekanan darah 100/60 mmHg, RR 25 x/menit, HR 86 x/mnt,
kesadaran menurun (apatis) dengan GCS 8 ( E: 3, M: 4 dan V: 1), pupil isokor. Riwayat kesehatan:
pasien masuk ke RS dengan keluhan satu bulan terakhir batuk dan sesak napas, demam, keringat malam
(+), mual (+), nafsu makan menurun, diare, berat badan menurun 10 kg dalam satu bulan terakhir.
Pasien juga memiliki riwayat narkoba dan sex bebas.

TD : 100/60 mmHg

HR : 86 x/ menit

RR : 25x / menit

Pengkajian

1. Identitas
Nama : Tn. X
Umur : 37 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Diagnosa medis : TB Paru, Meningoencepalitis dan suspect HIV/AIDS
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan sesak napas, dan batuk berdahak
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien masuk ke RS dengan keluhan satu bulan terakhir batuk dan sesak napas, demam,
keringat malam (+), mual (+), nafsu makan menurun, diare, berat badan menurun 10 kg
dalam satu bulan terakhir. Pasien juga memiliki riwayat narkoba dan sex bebas.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga pasien mengatakan sebulumnya tidak pernah menderita penyakit menular, atau
penyakit berbahaya.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan.
3. Pola Kebutuhan
a. Pola nutrisi
Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelum dirawat dirumah sakit pasien biasa makan 3x
sehari, jenis nasi, sayur, lauk, dan minum air putih 6- 8 gelas sehari, setelah dirawat dirumah
sakit pasien mengatakan nafsu makan berkurang, pasien terpasang selang NGT.
b. Pola eleminasi
Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelum dirawat dirumah sakit, pasien BAB 1- 2x
sehari, BAK 4- 5x sehari, selama dirawat dirumah sakit pasien belum pernah BAB, pasien
terpasang kateter.
c. Pola aktivitas dan latihan
Keluarga pasien mengatakan pasien di rumah sebagai karyawan swasta , bisa melakukan
kegiatan sehari- hari tanpa harus dibantu orang lain, selama dirawat dirumah sakit, pasien
hanya tiduran ditempat tidur, kebutuhan sehari hari dibantu oleh keluarga dan perawat.
d. Pola istirahat tidur
Keluarga pasien mengatakan dirumah pasien biasa tidur 6- 8 jam perhari, selama dirumah
sakit pasien mengalami penurunan kesadaran.
e. Pola peran dan hubungan dengan orang lain
Keluarga pasien mengatakan dirumah, pasien sebagai pekerja atau karyawan swasta dan
hubungan dengan teman dan tetangganya baik.
f. Persepsi kognitif
Pasien dan keluarga mengeluhkan lamanya kesembuhan dari penyakitnya dan lamanya harus
dirawat dirumah sakit.
g. Pola mekanisme koping
Keluarga pasien mengatakan setiap ada masalah pasien selalu membicarakan dengan orang
tuanya, terutama pada ibunya dan juga pada istrinya, selama dirawat dirumah sakit.
h. Nilai kepercayaan dan keyakinan
Keluarga pasien mengatakan pasien beragama islam, sebelum dirawat dirumah sakit pasien
rajin menjalankan ibadah sholat lima waktu, setelah dirawat dirumah sakit, pasien tidak
pernah menjalankan ibadah sholat lima waktu.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : apatis dengan GCS 8 ( E: 3, M: 4 dan V: 1)
c. Tanda- tanda vital : TD : 100/60 mmHg, RR : 25 X /menit, HR: 86x /menit
d. Kepala
1) Rambut : rambut pasien tampak kotor, berminyak, tidak ada ketombe, rambut tidak
beruban, rambut tampak kering, mulai rontok, bau tidak sedap, dan rambut klien tampak
tidak rapi, tekstur rambut kering
2) Mata : Mata terlihat simetris kiri dan kanan, penglihatan mulai menurun,konjungtiva
anemis, palpebra tidak oedema, skelera ikterik, mata tampak cekung, pupil isokor, reflek
cahaya (+/+)
3) Telinga :Telinga tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran disekitar telinga, tidak ada oedema, tidak ada perdarahan disekitar telinga
4) Hidung : Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada lecet di daerah hidung,
lubang hidung tampak bersih tidak ada secret, pasien tampak terpasang NGT.
5) Mulut dan gigi I: terdapat candidiasis oral, rongga mulut tampak kotor, mokusa bibir
kering, gigi tidak lengkap,gigi berkaries, lidah kotor, tonsil tidak ada peradangan
e. Leher : Simetris kiri dan kanan, warna kulit sawo matang, tidak ada pembembesaran
kelenjar tiroid.
f. Thorax Paru-paru
I: Terlihat simetris kiri dan kanan (ekspansi dinding dada), frekuensi pernafasan 25x/menit,
P: Traktil premitus melemah di bagian paru ka/ki
P: bunyi sonor
A: Bunyi nafas ronki
g. Jantung
I: Tidak terlihat pembengkakan, iktus kordis tidak terlihat
P: Tidak ada nyeri tekan,iktus teraba, HR: 86x/menit
P: Terdengar bunyi redup
A: Iramanya teratur
h. Abdomen
I: Tidak ada pembesaran
A: Bising usus 8x/menit
P: tidak ada nyeri tekan
P: bunyi normal (tympani )
i. Punggung : Tidak ada lesi,lecet dan tanda dekubitus pada klien, tidak ada pembengkakan.
j. Ekstermitas
Atas: Simetris kiri dan kanan, ada mengalami kelemahan,pada otot pada lengan kanan dan
kiri pasien
Bawah :simetris kiri dan kanan mengalami kelemahan,ada otot pada kaki kanan dan kiri
pasien
Kekuatan otot :

3333 3333

3333 3333

Keterangan :
5 : dapat melakukan ROM secara penuh dan dapat melawan gravitasi dan tahanan
4 : dapat melakukan ROM yang penuh dan dapat melawan tahanan yang sedang
3 : dapat melakukanROM secara penuh dengan melawan gravitasi tetapi tidak bisa melawan
tahanan
2 : tidak mampu melawan gaya gravitsi
1 : kontraksi otot hanya dapat dipalpasi
0 : tidak ada kontraksi otot
k. Genetalia : genetalia tampak kotor, rumbut pubis tidak ada, berbau,
l. Nervus
1) Olfaktorius
Saat dilakukan pemeriksaan pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami penurunan
kesadaran.
2) Optikus
Saat dilakukan pemeriksaan,pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami penurunan
kesadaran
3) Okulomotorius
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami penurunan
kesadaran.
4) Troklearis
Saat dilakukan pemeriksaan, klien tidak bisa diperiksa karena mengalami penurunan
kesadaran.
5) Trigeminus
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami penurunan
kesadaran.
6) Abdusen
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami penurunan
kesadaran.
7) Fasialis
Saat dilakukan pemeriksaan, klien tidak bisa diperiksa karena mengalami
penurunan kesadaran.
8) Vestibulococlearis
Pada saat pemeriksaan, pendengaran pasien tidak mengalami gangguan
9) Glosofaringeal
Pada saat pemeriksaan, pasien mengalami gangguan fungsi menelan.
10) Vagus
Pada saat pemeriksaan, pasien mengalami gangguan fungsi menelan, klien terpasang
NGT
11) Aksesoris
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami penurunan
kesadaran.
12) Hipoglosus
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami penurunan
kesadaran.
5. Pemeriksaan penunjang

Pemerikasaan Hasil
Darah Lengkap Sel darah merah
3,9juta/uL
Hemoglobin
12,0 g/dL
Hematokrit
40,5%
Sel darah putih
3.500-10.500 sel/uL
Keping darah
150.000sel/uL
Leukosit Berdasarkan pemeriksaan laboratorium
menunjukkan hasil leukosit 11.000/mm

Analisa Data

No Data Etiologi Problem


1. Data Subjektif : Sekresi yang tertahan Ketidakefektifan
Keluarga mengatakan pasien bersihan jalan napas
penurunan kesadaran (00031)
Keluarga mengatakan nafas pasien sesak
Keluarga mengatakan pasien batuk
berdahak
Data Objektif :
Pasien tampak sesak
Pernafasan 25x/menit
Pasien tampak terpasa ng oksigen
Suara nafas ronchi
Terdapat sekret
Irama nafas ireguler
Pasien tampak tidak mampu batuk
2. Ds : Faktor biologis Ketidakseimbangan
Keluarga mengatakan pasien mengalami nutrisi kurang dari
penurunan kesadaran kebutuhan tubuh
Keluarga mengatakan mual dan muntah (00002)
Keluarga mnegatakan BB turun 10 kg
Do :
Pasien tampak mengalami penurunan
kesadaran
GCS : 8
TD : 100/60
RR : 25x/menit
HR : 86x/menit
Pasien tampak mengalami gangguan
nervus IX dan X
Pasien tampak terpasang selang NGT
Terdapat candidiasi oral pada mulut pasien
3 Ds: imunosupresi Resiko infeksi
Keluarga mengatakan pasien mengalami (00004)
penurunan kesadaran
Keluarga mengatakan mual dan muntah
Do:
Pasien tampak terbaring
Tanda-tanda vital:
tekanan darah 100/60 mmHg,
RR 25 x/menit,
HR 86 x/mnt,
kesadaran menurun (apatis) dengan GCS 8
( E: 3, M: 4 dan V: 1)
Intervensi Keperawatan

No Diagnosa keperawatan NOC NIC


1 Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam Manajemen jalan nafas (3140)
jalan napas berhubungan diharapkan Ketidakefektifan bersihan jalan napas dapat O:
dengan sekresi yang tertahan berkurang dengan kriteria hasil: Auskultasi suara nafas, catat
(00031) NOC : adanya suara tambahan
Monitor tanda-tanda vital
Status pernapasan: kepatenan jalan napas (0410)
Monitor respirasi dan status O2
1. Frekuensi pernapasan dipertahankan pada 2 N:
(deviasi yang cukup berat dari kisaran normal) Lakukan fisioterapi dada jika
ditingkatkan ke 4 (deviasi ringan dari kisaran perlu
normal) Keluarkan secret dengan batuk
2. Kemampuan untuk mengeluarkan secret atau suction
dipertahankan pada 1 (deviasi berat dari kisaran Berikan bronkodilator bila perlu
normal) ditingkatkan ke 4 (deviasi ringan dari Penghisapan lendir pada jalan
kisaran normal) nfas (3160)
3. Suara nafas tambahan dipertahankan pada 1 O:
(sangat berat) ditingkatkan ke 4 (ringan ) Pastikan kebutuhan oral/trakeal
4. Batuk dipertahankan pada 1 (berat) ditingkatkan suction
ke 4 (ringan) Auskultasi suara nafas, catat

Tanda-tanda vital (0802) adanya suara tambahan


E:
1. Tingkat pernapasan dipertahankan pada 1
Informasikan kepada pasien dan
(deviasi berat dari kisaran norma) ditingkatkan keluarga tentang tindakan suction
ke 4 (deviasi ringan dari kisaran normal) N:
2. Irama pernapasan dipertahankan pada 1 (deviasi Minta pasien nafas dalam
berat dari kisaran normal) ditingkatkan ke 4 sebelum dilakukan suction
(deviasi sedang dari kisaran normal) Berikan O2 dengan
menggunakan nasal untuk
Status pernapasan (0415)
menfasilitasi nasotrakeal
1. Kapatenan jalan nafas dipertahankan pada 1 Gunakan alat yang steril setiap
(deviasi berat dari kisaran normal) ditingkatkan melakukan tindakan
ke 4 (deviasi ringan dari kisaran normal) Hentikan suction dan berikan O2
apabila pasien menunjukan
bradikardi, peningkatan saturasi
O2 dan sebagainnya.
E:
Anjurkan pasien untuk istirahat
dan nafas dalam setelah kateter
dikeluarkan dari nasotrakeal
Ajarkan keluarga bagaimana cara
melakukan suction
C:
Kolaborasikan dengan dokter
bila perlu
2 Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam O:
kurang dari kebutuhan tubuh diharapkan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Monitor status cairan dan
berhubungan dengan faktor kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan kriteria hasil: elektrolit
biologis (00002) NOC : Monitor ada ada bunyi usus tiap
Status nutrisi : asupan makanan dan cairan (1008) 4 sampai 8 jam
1. Asupan makan secara tube feeding Monitor pasien jika merasa
dipertahankan pada 1 (tidak adekuat) kenyang,mual dan muntah
ditingkatkan ke 5 (sepenuhnya adekuat) N:
Tinggikan kepala tempat tidur 30
sampai 45 derajat selama
pemberian makan
Gunakan teknik bersih dalam
memberikan makanan lewat
selang
Periksa sisa makanan setiap
sebelum pemberian makan
C:
Konsultasikan dengan tim
kesehatan lainnya dalam memilih
jenis dan presentase makan
3 Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam Kontrol infeksi (6540)
dengan imunosupresi (00004) diharapkan resiko infeksi dapat diminimalkan dengan N:
kriteria hasil: Bersihkan lingkungan denghan
NOC : baik setelag digunakan untuk
Status imunitas (0702) setiap pasien
1. Jumlah sel darah putih absolut dipertahankan Ganti peralatan perawatan per
pada 1 (sangat terganggu) ditingkatkan ke 4 pasien sesuai protokol institusi
(sedikit terganggu) Tempatkan isolasi sesuai
Kontrol resiko (1902) tindakan pencegahan yang sesuai
Batasi jumlah pengunjung
1. Menjalankan strategi kontrol resiko yang sudah
Tingkatkan intake nutrisi yang
ditetapkan dipertahankan pada 1 (tidak pernah
tepat
menunjukan) ditingkatkan ke 4 (sering
Dorong intake cairan yang sesuai
menunjukan)
Dorong untuk beristirahat
2. Munggunakan fasilitas kesehatan sesuai dengan
Berikan terapi anti body yang
kebutuhan dipertahankan pada 1 (tidak pernah
sesuai
menunjukan) ditingkatkan ke 4 (sering
E:
menunjukan)
Ajarkan pasien dan keluarga
mengenai tanda dan gejala
infeksi dan kapan harus
melaporkannya kepada penyedia
perawatan kesehatan
Ajarkan keluarga dan
pengunjung untuk mencuci
tangan pada saat memasuki dan
meninggalkan ruangan
JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Online ISSN: 2597-8594 Print
ISSN: 2580-930X

Jurnal homepage: https://jik.stikesalifah.ac.id

Tindakan Suction Dan Perubahan Saturasi Oksigen Pada Pasien Penurunan


Kesadaran Diruangan Icu Rumah Sakit
Rebbi Permata Sari 1, Revi Neini Ikbal 2
1 ,2
Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang, Jln. Khatib Sulaiman No 52B, Kota Padang, Kode
Pos: 25000, Indonesia

Email: 1rebbi.permatasari@gmail.com, 2revineini@gmail.com

Abstrak
Pasien kritis yang mengalami ketidaksadaran akan mempengaruhi produksi saliva sehingga bisa
meningkatkan terjadinya sekret menumpuk di jalan nafas. Produksi sekret yang berlebih akan
menghambat aliran udara dari hidung masuk kedalam paru-paru, sehingga harus di suction untuk
mempertahankan jalan nafas pasien. Kondisi tindakan suction yang kurang tepat terutama pada pasien
kritis akan mengakibatkan penurunan saturasi oksigen baik saat atau sesudah dilakukan tindakan
tersebut. Kejadian penurunan saturasi oksigen setelah di suction sebesar 78,56% di beberapa Rumah
Sakit di Indonesia. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh tindakan suction terhadap perubahan
saturasi oksigen pada pasien penurunan kesadaran di Ruangan ICU Rumah Sakit Islam Siti Rahmah
Padang. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian pre-eksperimen. Desain yang
digunakan two group pre test and post test design dengan kelompok intervensi dn kelompok kontrol.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive sampling. Waktu penelitian berlangsung pada bulan Februari hingga November 2019. Analisis
data yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Analisa bivariat menggunakan uji t test karena data
berdistribusi normal. Hasil penelitian ditemukan bahwa terjadi penurunan rata-rata saturasi oksigen
sebelum dan sesudah pemberian tindakan suction. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat pengaruh
tindakan suction pada perubahan saturasi oksigen pada pasien dengan penurunan kesadaran.

Kata kunci: Suction, Saturasi oksigen, Penurunan kesadaran

Suction Intervention And Oxygen Saturation Change In Unconscious


Patients In The Hospital’s Intensive Care Unit
Abstract
Critical patients who experience unconsciousness will affect the production of saliva so that it can
increase secretions accumulate in airway. Excessive production of secretions will inhibit the flow of air
from the nose into the lungs. So it must be suctioned to maintain the patient's airway. Inadequate suction
conditions, especially in critical patients, will result in a decrease in oxygen saturation both during or after
the procedure. The incidence of decreased oxygen saturation after suction was 78.56% in several
hospitals in Indonesia. The purpose of this study was to determine the effect of suction on changes in
oxygen saturation in patients with decreased consciousness in the ICU at the Islamic Hospital of Siti
Rahmah Padang. This research was a quantitative research with pre- experimental research type. The
design used two groups pre-test and post-test design with an intervention group and a control group. The
number of samples in this study were 30 people, the sampling technique was done by purposive
sampling. The research took place in February until November 2019. Data analysis techniques used were
univariate and bivariate.
JIK (JurnalBivariate analysis uses
Ilmu Kesehatan) T Test because
| Volume the :data
3 No. 2 doi are normally distributed.14The
10.33757/jik.v3i2.223
results found that there was a decrease in the average oxygen saturation before and after the suction’s
intervention. The conclusion of the study is that there is an effect of suction action on changes in oxygen
saturation in patients with decreased consciousness.

Keywords: Suction, Oxygen saturation, Decreased consciousness

JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan) | Volume 3 No. 2 doi : 10.33757/jik.v3i2.223 15


JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan)

dalam arteri. Penurunan nilai dari saturasi


PENDAHULUAN oksigen dapat diartikan adanya gangguan
Kegawatdaruratan neurologi yang pada sistem pernapasan seperti hipoksia dan
ditandai dengan adanya gangguan integritas obstrusi saluran napas. Batas normal
otak dan menjadi manifestasi klinis akhir saturasi oksigen < 95-100 (Andarmoyo,
pada kasus kegagalan fungsi organ yang 2012). Penelitian yang dilakukan Widiyanto
mengarah pada gagal otak dan kematian (2012) mengatakan nilai rata-rata saturai
(Wulandari, DS & Bustomi, 2011). Data oksigen setelah dilakukan suction
American Heart Association (AHA, 2012)
menunjukan bahwa kematian akibat
penyakit pembuluh darah lebih banyak dari
pada penyakit lainnya yaitu sekitar
15 juta tiap tahun atau sekitar 30% dari
kematian total per tahun dan sekitar 6,2 juta
diantaranya disebabkan oleh stroke. Di
amerika serikat pervelensi pasien kritis dari
tahun 2004-2009 sebanyak 3.235.741
pasien yang dirawat di ICU dan 246.151
(7,6%) merupan pasien kritis kronis. Pada
umumnya pasien kritis yang mengalai
ketidaksadaran akan mempengaruhi
produksi saliva sehingga bisa meningkatkan
sekret.
Sekret merupakan bahan yang
dikeluarkan dari paru, bronchus, dan
trachea melalui mulut. Produksi sekret
yang berlebih dimana dapat menghambat
aliran udara dari hidung masuk ke paru-
paru. Peningkatan produksi sekret ini
mengakibatkan ketidakmampuan dalam
mengeluarkan sekresi atau obstruksi dari
saluran pernafasan untuk mempertahankan
jalan nafas maka diagnosa keperawatan
yang muncul ketidakefektifan bersihan
jalan nafas (Herdman, 2012). Sekret yang
terprodusi tersebut harus di suction untuk
mempertaankan jalan nafas pasien.
Suction merupakan suatu cara untuk
mengeluarkan sekret dari saluran nafas
dengan menggunakan kateter yang
dimasukkan melalui hidung atau rongga
mulut kedalampharyng atau trachea. Salah
satu alat ukur yang dapat digunakan untuk
menilai keberhasilan terapi oksigen dapat
dinilai dari respiratori rate (RR), Heart
Rate (HT) dan Saturasi Okigen dengan
mengunakan oksimetri (Santos, 2009).
Saturasi oksigen merupakan
presentasi hemoglobin terhadap oksigen
JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan) | Volume 3 No. 2 doi : 10.33757/jik.v3i2.223 86
JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan)

endotrakheal tanpa preoksigenasi O2 100% Rahmah Padang. Analisa data dilakukan


adalah 97,2941 % dan nilai rata – rata secara univariat dan bivariat
saturasi oksigen setelah suction HASIL DAN rendah 99 dan
preoksigenasi 100% adalah 99,7647%% PEMBAHASAN tertinggi 100.
terdapat pengaruh peningkatan yang A. Analisis Sedangkan rata-
signifikan pemberiak peroksigenasi sebelum Univariat rata saturasi
dilakukan tindakan suction endotrakheal oksigen sebelum
1. Karakteristik
terhadap saturasi oksigen. tindakan suction
Responden
Tujuan penelitian mengetahui pada kelompok
pengaruh tindakan suction terhadap Karakterist intervensi adalah
perubahan saturasi oksigen pada pasien ik responden pada 94,02 dengan
penurunan kesadaran di Ruangan ICU penelitian ini standar deviasi
Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang. adalah pasien 0,489 saturasi
penurunan oksigen yang
METODE PENELITIAN kesadaran yang rendah 92 dan
Jenis penelitian ini menggunakan dirawat diruangan tertinggi 95. Hasil
Quasi Eksperiment (eksperimen semu) ICU RSI Siti penelitian ini sama
dengan rancangan two group pretest- Rahmah Padang dengan hasil
Posttest Design (Setiadi, 2013). Efektivitas penelitian yang
perlakuan dinilai dengan cara Tabel 1. Distribusi
dilakukan oleh
Umur Responden
membandingkan nilai post test dan pre test. Bayu Irawawan
Penelitian ini dilakukan di Ruangan ICU (2017)
RS Siti Rahmah Padang pada bulan menyatakan
Februari sampai dengan November tahun adanya perubahan
2019. Populasi pada penelitian ini adalah oksigen sebelum
semua pasien yang dirawat diruangan ICU dan seudah
RS Islam Siti Rahmah Padang. Sampel tindakan suction
yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan nilai rata-
pasien yang mengalami hipertensi dengan rata -3,446 dan
sampel sebanyak standar deviasi
30 orang, yang terbagi 15 intervensi dan 15 0,895 dan nilai
kontrol. Kriteria Sampel 1)Pasien yang pvalue 0,0001.
mengalami penurunan kesadaran yang Variabel Mean Karakteristik
disetujui oleh penanggung jawab 2)Pasien Responden
yang berusia diatas 12 tahun. Pengambilan Umur 42,73 berdasarkan jenis
sampel penelitian dilakukan dengan kelamin
purposive sampling. Instrumen dalam Berdasarka
penelitian yang digunakan adalah Saturasi n tabel 1
Oksigen, Suction, stopwatch, pulpen, didapatkan rata
notebook, lembaran observasi yang rata umur
dikumpulkan dengan metode observasi dan responden 42.73
glucometer untuk mengukur saturasi tahun dengan
oksigen pada pasien penurunan kesadaran. standar deviasi
Teknik pengumpulan data menggunakan 16,803 tahun.
data primer yaitu data yang diperoleh secara Umur termuda 18
langsung oleh peneliti dan data sekunder tahun dan umur
yaitu data pendukung penelitian ini yang di tertua 69 tahun.
peroleh dari data rekam medis RS Islam Siti
Tabel 2. Distribusi
JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan) | Volume 3 No. 2 doi : 10.33757/jik.v3i2.223 87
JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan)

Saturasi pada tekanan pada kelompok Indikasi


oksigen adalah parsial oksigen > intervensi adalah dalam pemberian
presentasi 10 kPa 99,48 dengan tindakan suction
hemoglobin yang (Andarmoyo, standar deviasi adalah agar
berikatan dengan 2012). 0,330 saturasi bersihan jalan
oksigen dalam Suctioning oksigen yang nafas efektif, jika
arteri, saturasi atau penghisapan pasien mengalami
oksigen normal merupakan tindakan ketidakmampuan
Jenis
adalah Kelamin
antara 95 – untuk f % dalam batuk
Perempuan
100 %. Sekitar mempertahankan 4
12 efektif dan di
0
90% (nilai
Laki – Laki
jalan18nafas sehingga6 indikasi
bervariasi sesuai memungkinkan 0 mengalami
dengan konteks terjadinya proses aspirasi serta
klinis) saturasi pertukaran gas yang membersihkan
oksigen adekuat dengan cara jalan nafas
meningkat mengeluarkan sekret (Bronchial Toilet)
menurut kurva pada klien yang tidak (Smeltzer, 2014).
disosiasi mampu Tindakan suction
hemoglobin- mengeluarkannya dapat
oksigen dan sendiri (Kozier. Erb, menimbulkan
pendekatan 100% 2010) komplikasi salah
Pada Pasien satunya
Berdasarka Penurunan hipoksemia.
n tabel 2 Kesadaran Sebelum Hipoksemia
didapatkan dan sesudah merupakan suatu
distribusi jenis tindakan Suction kondisi dimana
kelamin responden kelompok terjadi penurunan
lebi banyak jenis intervensi diruang konsentrasi
kelamin laki laki ICU RSI Siti Rahmah oksigen dalam
60 % di pembuluh darah
bandingkan Jenis arteri (Kozier. Erb,
Kelamin Saturasi 2010). Menurut
Perempuan 40%. N Mean asumsi peneliti
Oksigen
Sebelum 15 99,48
dari hasil
2. Rerata Saturasi penelitian yang
Oksigen Pada diperoleh bahwa
Pasien setiap responden
Penurunan yang dilakukan
Kesadaran Sesudah 15 94,02
suction selalu
Sebelum dan
diperhatikan
sesudah
tindakan saturasi oksigen
Suction diruang yang dipantau dari
ICU RSI Siti ventilator pasien.
Berdasarka Sebaiknya saturasi
Rahmah
n tabel 3 oksigen yang
Padang Tahun
2019 didapatkan rata- dimiliki pasien
rata saturasi sebelum tindakan
Tabel 3. Rerata oksigen sebelum suction adalah
Saturasi Oksigen tindakan suction 100%, hal ini akan

JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan) | Volume 3 No. 2 doi : 10.33757/jik.v3i2.223 88


JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan)

memperkecil Perlakuan suction Pasien oksigen yang


resiko terjadinya tidak semata hanya Penurunan rendah 97 dan
hipoksemia pada untuk menghisap Kesadaran tertinggi 99.
pasien yang sedang lendir selama 15 Sebelum Sedangkan rata-
Tindakan
diberikan tindakan. sampai 30 detik rata saturasi
Suction pada
Selain itu juga saja, akan tetapi oksigen sesudah
Kelompok
perlu diperhatikan juga sebagai Kontrol tindakan suction
adalah kanul metoda yang Diruang ICU pada kelompok
suction yang digunakan agar RSI Siti kontrol adalah
digunakan saat pasien dalam Rahmah Padang 94,77 dengan
tindakan isap kondisi penurunan Tahun 2019 standar deviasi
lendir pada selang kesadaran 0,599 saturasi
endotrakeal. Tabel 4. Rerata oksigen yang
terjadinya dibahas tentang Saturasi Oksigen rendah 93 dan
penurunan fungsi sudut/derajat posisi Pada Pasien tertinggi 95. Hasil
menelan dan agar pasien dalam Penurunan penelitian ini sama
terhindar dari melakukan Kesadaran Sebelum dengan hasil
aspiasi sehingga tindakan suction. dan Sesudah penelitian yang
diharapkan Pada penelitian ini Tindakan Suction dilakukan oleh
nantinya pasien peneliti sudah pada Kelompok
mampu bernafas melakukan Kontrol diruang ICU
spontan jika tidak beberapa metode RSI Siti Rahmah
ada penumpuan sudut/derjat dalam Padang
saliva dijalan melakukan
nafas. tindakan suction.
Hal lain Sudut yang pernah Saturasi
N Mean
pada penelitian ini digunakan adalah Oksigen
juga ditemukan 300 dan 450. Dari Se15
responden yang kedua sudut itu bel
mengalami kadar yang sangat efektif um
saturasi oksigen adalah sudut 300.
yang signifikan Hal ini disebabkan
pada saat karena dengan Sesudah 15
dilakukan suction sudut 300 maka
yaitu terdiagnosis pasien yang sedang
dengan penyakit terpasang
pada sistem endotrakeal tidak
pernafasan. mengalami
Banyak hal penekanan pada Berdasarka
yang dilakukan daerah selang n tabel 4
oleh peneliti- karena daerah didapatkan rata-
peneliti kepala lebih rata saturasi
sebelumnya untuk ekstensi dan lebih oksigen sebelum
melihat penurunan nyaman dalam tindakan suction
saturasi oksigen melakukan pada kelompok
saat sebelum dan tindakan. kontrol adalah
sesudah tindakan 98,60 dengan
suction. Tapi 3. Rerata Saturasi standar deviasi
sangat sedikit Oksigen Pada 0,580 saturasi
JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan) | Volume 3 No. 2 doi : 10.33757/jik.v3i2.223 89
JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan)

Saifudin zukri (Kozier. Erb, tekanan darah,


(2017) 2010). perubaha
menyatakan rata Pada group frekuensi jantung,
rata saturasi kontrol, peneliti disritmia,
perifer oksigen memang tidak sianosis,
pada kelompok melakukan sama diaforesis dan
kontrol sebelum sekali tindakan ekstremitas dingin
dilakukan isap suction. Peneliti sehingga masalah
lendir adalah 97,8 hanya melakukan ini juga bisa
± 2,4 dan observasi terkait mempengaruhi
sesudahnya 97,8 ± dengan saturasi pasien.
2,4 dengan rata- pemantauan dari Jika kondisi ini
rata selisih saturasi oksigen terjadi maka
saturasi sebelum pasien. Dalam kondisi pasien
dan sesudah isap kondisi normal akan semakin
lendir 1,7 ± 2,2. pasien dengan memburuk.
Saturasi terpasang
oksigen ventilator artinya B. Analisa Bivariat
merupakan pasien tidak sadar 1. Pengaruh
presentasi atau sengaja Tindakan
hemoglobin ditidurkan dengan Suction
terhadap oksigen berbagai indikasi Terhadap
dalam arteri. maka saturasi Perubahan
Penurunan nilai oksigen akan Saturasi
dari saturasi mengalami Oksigen pada
oksigen dapat perubahan. Hal ini Pasien
diartikan adanya disebabkan oleh Penurunan
gangguan pada adanya obstruksi Kesadaran pada
sistem pernafasan jalan nafas karena Kelompok
seperti hipoksia saliva yang terus
Intervensi dan
dan obstruksi dihasilkan akan
Kontrol di
saluran nafas. menumpuk pada
Ruang ICU RS
Keadaan yang daerah pangka
lebih buruk dari tenggorokan yang Islam Siti
penurunan akan Rahmah Padang
saturasi adalah mengakibatkan Tahun 2019
oksigen adalah kondisi
apabils lebih dari hipoksemia.
4 menit pasien Kondisi
tidak hipoksemia dalam
mendapatkan penelitian ini
oksigen maka adalah penurunan
akan berakibat saturasi oksigen
pada kerusakan arteri dalam darah
otak yang tidak yang dapat
dapat diperbaiki menimbulkan
dan biasanya perubahan status
pasien akan mental, dipsnue,
meninggal peningkatan

JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan) | Volume 3 No. 2 doi : 10.33757/jik.v3i2.223 90


JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan)

Tabel 5. Pengaruh tindakan suction oksigen, dan oksigen perifer pada


Tindakan Suction pada kelompok apabila suplai responden antara
Terhadap Perubahan kontrol nilai mean oksigen tidak sebelum dan
Saturasi Oksigen perbedaan antara terpenuhi dalam sesudah tindakan
pada Pasien saturasi sebelum waktu 5 menit suction, dengan
Penurunan dan sesudah maka akan dapat saturasi nilai rata-
Kesadaran di Ruang tindakan suction menyebabkan rata sebelum
ICU RS Islam Siti adalah 3,82 kerusakan otak
dengan standar suction 93,65%
Rahmah Padang permanen.Cara meningat menjadi
deviasi 0,65. Hasil yang mudah untuk 97,46% sesudah
mengetahui tindakan suction.
hipoksemia adalah Selisih saturasi
dengan oksigen perifer
pemantauan kadar sebelum dan
saturasi oksigen sesudah intervensi
(SpO2) yang dapat suction adalah
mengukur seberapa
banyak presentasi -3,808 dengan
uji statistik standar deviasi 0,895.
O2 yang mampu
Berdasarka didapakan nilai
dibawa oleh Asumsi
n tabel 4.5 diatas 0,000 maka dapat
di simpulkan ada hemoglobin. peneliti dilihat dari
dapat rata rata
saturasi oksigen pengaruh antara hasil penelitian ini
Hasil
sebelum dan saturasi oksigen penelitian ini
adalah saturasi
sesudah tindakan sebelum dan sejalan dengan
oksigen akan
suction pada sesudah penelitian yang
meningkat setelah
kelompok pemberian dilakukan suction.
dilakukan oleh Bayu
intervensi nilai tindakan suction Hal ini diakibatkan
Irmawan dan Siti
mean perbedaan Menurut terbebasnya jalan
Khoiroh muflihatin
antara saturasi (Smeltzer, 2014)), nafas terhadap
(2017) yang
sebelum dan indikasi tindakan akumulasi sekret
dilakukan
sesudah tindakan suction adalah menjadikan
diruangan di ICU
suction adalah untuk menjaga perpindahan
RSUD. Abdul
5,47 dengan jalan nafas tetap oksigen dari
standar deviasi Wahab Sjahranie di
bersih (airway atmosfir ke dalam
0,85. Hasil uji Samarinda yang
maintenance), paru menjadi
statistik didapakan didapatkan hasil
apabila pasien sangat efektif.
nilai 0,000 maka terdapat
tidak mampu batuk Dalam penelitian ini
dapat di simpulkan efektif dan diduga
peningkatan
peneliti juga
ada pengaruh terjadinya aspirasi
saturasi
melakukan suction
antara saturasi serta dengan
oksigen sebelum
membersihkan menggunakan sudut
dan sesudah
jalan nafas. Pasien 30 derjat dengan
pemberian
dengan ganguan tujuan lebih
tindakan suction.
Rata rata saturasi jalan nafas maka mempermudah
oksigen sebelum pasien tersebut dalam suction di
dan sesudah akan mengalami endotrakeal dan
kekurangan suplai memberikan
JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan) | Volume 3 No. 2 doi : 10.33757/jik.v3i2.223 91
JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan)

kenyamanan baik pada kelompok 1. Kemenristek Keperawatan.


kepada pasien intervensi adalah dikti sebagai Yogyakarta:
maupun perawat 99,48 dengan pemberi Graha Ilmu.
yang melakukan. ttandar deviasi sumber dana
Bayu Irawawan, S.
0,330 Saturasi hibah
K. (2017).
Mengingat Oksigen yang penelitian Pengaruh
tindakan suction ini rendah 99 dan dengan skim Tindakan
berbahaya maka tertinggi Peneliti Suction
sangat diperlukan 100. Sedangkan Dosen Terhadap
kewaspadaan dan rata-rata Saturasi Pemula Perubahan
pelaksanaan sesuai Oksigen sebelum 2. Ketua Saturasi
dengan Standar tindakan suction Sekolah Oksigen
pada kelompok Tinggi Ilmu Perifer Pada
Operasional
intervensi adalah Kesehatan Pasien Yang
Prosedur (SOP) yang
94,02 dengan Alifah Di Rawat
benar, sehingga Padang yang
standar deviasi Diruang Icu
meminimalkan menfasilitasi
0,489 Saturasi Rsud Abdul
terjadinya dalam Wahab
Oksigen yang
kecelakaan kerja rendah 92 dan proses Sjahranie
serta tertinggi 95. penelitian Samarinda.
mempengaruhi Terdapat rata-rata 3. Direktur RS Jurnal Ilmiah
pada standar Saturasi Oksigen Islam Siti Sehat Bebaya,
keselamatan pasien. sebelum tindakan Rahmah 1(2).
Harapannya pada suction pada Padang yang
Herdman, T.
pasien yang kelompok kontrol telah
(2012).
dilakukan suction adalah 98,60 dengan memberi izin
NANDA
standar deviasi dalam
bisa memberikan Internasional
0,580 saturasi melaksanaka
dampak positif Nursing
oksigen yang rendah n penelitian
dalam pemenuhan Diagnoses:
97 dan tertinggi 99. ini.
saturasi oksigen Definitions &
Sedangkan rata-rata 4. Responden
pasien dan dapat Clasisification
Saturasi Oksigen penelitian
2012- 2014.
terhindar dari Sesudah tindakan yang telah Balcwell
komplikasi lanjut suction pada berpartisipas Publishing.
akibat dari penyakit kelompok kontrol i dalam
lain yang muncul. adalah 94,77 dengan penelitian ini Kozier. Erb, B. S.
standar deviasi (2010). Buku
0,599 saturasi Ajar
SIMPULAN Fondamental
oksigen yang rendah DAFTAR
Kesimpulan 93 dan tertinggi 95. PUSTAKA
Keperawatan :
dalam penelitian Konsep,
Ada pengaruh AHA. (2012). Hearth
ini terdapat rata- Proses &
antara saturasi Disease and Stroke
rata Saturasi Praktik. (7th
oksigen sebelum Statistik. Andarmoyo, ed.). Jakarta:
Oksigen sebelum dan sesudah S. (2012). EGC.
tindakan suction pemberian Keperawatan
tindakan suction Keluarga Nursalam.
hasil uji statistik UCAPAN Konsep Teori, (2011).
didapakan nilai P TERIMAKASI Proses dan Konsep dan
Value 0,000 H Praktik penerapan

JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan) | Volume 3 No. 2 doi : 10.33757/jik.v3i2.223 92


JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan)

metodologi Terhadap Kesadaran,


Saturasi
Oksigen di referat.
ilmu ICU RSUD
keperawatan. Prof Dr. Fakultas
Jakarta : Margono
Salemba Soekarjo Kedokteran
Medika. Purwokerto Universitas Yarsi.
Margono
Saifudin zukri, D. Soekarjo
(2017). Hospital.
Pengaruh isap
Wulandari, DS &
lendir (suction)
Bustomi, P. (2011).
sistem terbuka
Penurunan
terhadap
saturasi oksigen
pada pasien
terpasang
ventilator.

Santos, C. I. S. E. al.
(2009).
Respiratory
physiotherapy
in children with
counity
acquired
Pnemonia.
Revue candiene
de la therapie
respiratory.

Setiadi. (2013).
Konsep dan
Praktek
Penulisan Riset
Keperawatan.
Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Smeltzer, S. C.
(2014).
Keperawatan
Medikal Bedah.
Jakarata: EGC.

Widiyanto, & S. H.
(2012).
Pengaruh
Pemberian
Preoksigenasi
Untuk Suction
Endotrakheal

JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan) | Volume 3 No. 2 doi : 10.33757/jik.v3i2.223 93

Anda mungkin juga menyukai