Teori Kepuasan Kerja
Teori Kepuasan Kerja
pangalaman,
kecakapan,
jumlah
tugas
dan
peralatan
atau
yang terdiri dari : pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, ada kesempatan
untuk berprestasi, kesempatan memperoleh pengahrgaan dan promosi.
Terpenuhinya faktor-faktor tersebut akan menimbulkan kepuasan, namun
tidak terpenuhinya faktor ini tidak selalu mengakibatkan ketidak puasan.
Disatisfies adalah faktor-faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan, yang terdiri
dari : gaji/upah, pengawasan, hubungan antar personal, kondisi kerja dan status.
Faktor ini diperlukan untuk memenuhi dorongan biologis serta kebutuhan dasar
karyawan. Jika tidak terpenuhi faktor ini, karyawan tidak akan puas. Namun, jika
besarnya faktor ini memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut, karyawan tidak
akan kecewa meskipun belum terpuaskan.
mampu
menghilangkan
ketidakpuasan
kerja
dan
tidak
mampu
Dalam dunia kerja kepuasan itu salah satunya bisa mengacu kepada
kompensasi yang diberikan oleh pengusaha, termasuk gaji atau imbalan dan
fasilitas kerja lainnya seperti, rumah dinas dan kendaraan kerja. Konteks puas
dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu individu akan merasa puas apabila dia
mengalami hal-hal :
Apabila hasil atau imbalan yang didapat individu tersebut labih dari yang
diharapkan. Masing-masing individu memiliki target pribadi, apabila mereka
termotivasi untuk mendapatkan target tersebut, mereka akan bekerja keras.
Pencapaian hasil dari kerja keras tersebut akan membuat individu merasa
puas.
Apabila hasil yang dicapai lebih besar daripada standar yang ditetapkan.
Apabila individu memperoleh hasil yang lebih besar dari standar yang
ditetapkan oleh perusahaan, maka individu tersebut memiliki produktivitas
yang tinggi dan layak mendapatkan penghargaan dari perusahaan.
Apabila yang didapat oleh karyawan sesuai dengan persyaratan yang diminta
dan ditambah dengan ekstra yang menyenangkan, konsisten untuk setiap saat
serta dapat ditingkatkan setiap waktu.
Salah satu model teori yang berkaitan dengan kepuasan kerja, yaitu teori
yang dikemukakan oleh Edward Lawler yang dikenal dengan Equity Model
Theory atau teori kesetaran. Initnya teori ini menjelaskan kepuasan dan
ketidakpuasan dengan pembayaran, perbedaan antara jumlah yang diterima
dengan jumlah yang dipersepsikan oleh karyawan lain merupakan penyebab
utama terjadinya ketidakpuasan. Untuk itu pada dasarnya ada tiga tingkatan
pembayaran, yaitu :
1. Memenuhi kebutuhan dasar karyawan.
2. Memenuhi harapan karyawan sedemikian rupa, sehingga mungkin tidak mau
pindah kerja ketempat lain.
3. Memenuhi keinginan karyawan dengan mendapat lebih dari apa yang
diharapkan.
FUNGSI
SDM
Langsung
Orientasi
Pelatihan dan pengembangan
Perencanaan karier
Konseling
Tidak Langsung
Kebijakan keamanan & keamanan
Praktik kompensasi
Praktik kebijakan lain
Gambar 2.4.
Pengaruh Fungsi Divisi SDM terhadap Kepuasan Dan Motivasi
Sumber : Veithzal Rivai (2004:479)
SDM tersebut sangat tergantung dari Feed Back (umpan balik) yang diberikan
karyawan, dalam bentuk peningkatan produktivitas kerjakerja dan tercapainya
kepuasan kerja.
berbagai macam faktor atau dimensi dari tugas-tugas dalam pekerjaannya. Faktorfaktor apa yang terkait dengan atau menentukan kepuasan kerja atau
ketidakpuasan kerja adalah suatu hal yang sangat luas.
Hal di atas menunjukan bahwa kepuasan kerja seseorang dipengaruhi oleh
banyak faktor, tidak hanya gaji, tetapi terkait dengan pekerjaan itu sendiri, dengan
faktor lain seperti hubungan dengan atasan, rekan kerja, lingkungan kerja, dan
aturan-aturan. Berdasarkan ini para ahli mengklasifikasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja yang berkaitan dengan beberapa aspek, yaitu :
1. Gaji,
Kepuasan kerja adalah bagaimana orang merasakan pekerjaan dan aspekaspeknya. Ada beberapa alasan mengapa perusahaan harus benar-benar
memperhatikan kepuasan kerja, yang dapat dikategorikan sesuai dengan fokus
karyawan atau perusahaan, yaitu :
1. Manusia berhak diberlakukan dengan adil dan hormat, pandangan ini menurut
perspektif kemanusiaan. Kepuasan kerja merupakan perluasan refleksi
perlakuan yang baik. Penting juga memperhatikan indikator emosional atau
kesehatan psikologis.
2. Perspektif kemanfaatan, bahwa kepuasan kerja dapat menciptakan perilaku
yang mempengaruhi
Selain hal dia atas, faktor-faktor berikut ini yang mempengaruhi kepuasan
karyawan dalam bekerja, yaitu dapat kita lihat dalam gambar 2.4.
Satisfaction
Performance
Inner Self Drives
Job Itself & Team
Work
Employee
External
Environment
Self Image & Estem
Self Expectation
Internal
environment
Gambar 2.5.
Reward Performance Model of Motivation
Sumber : Veithzal Rivai (2004:481)
Bagaimana dukungan dari atasannya agar dia berhasil, dan sejumlah mana
kerjasama dengan rekan-rekannya akan membantu keberhasilannya. Atau, sejauh
mana ia bisa memperoleh perlengkapan yang di perlukan dan berapa lama waktu
yang tersedia untuk manjalankan pekerjaan tersebut, apabila nilai manfaat yang
diperoleh dan probabilitas keberhasilan pekerjaan tampak positif. Karyawan
tersebut umumnya memutuskan untuk melakukan kegiatan demi mencapai
imbalan yang diinginkan seperti terlihat dalam gambar 2.6.
Stop
Hati-hati
Lakukan
Diri Sendiri
( Keterampilan & Pengetahuan )
Atasannya
( Untuk menentukan dukungan yang akan diperoleh )
Rekan sekerja dan kerjasama yang diperoleh
Fasilitas
( Material dan sumber dipergunakan )
Waktu yang tersedia
Faktor-faktor lainnya
Gambar 2.6.
Penilaian Individu Dalam Bersikap
Sumber: Veithzal Rivai (2004:482)