PROPOSAL TTKI DEA & MIRNA (Final Belum Page Number)
PROPOSAL TTKI DEA & MIRNA (Final Belum Page Number)
LAPORAN PENELITIAN
Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah
pada Semester I Tahun Akademik 2014-2015
oleh
Mirna Erviana
Dea Yulistia
16714280
16714295
BANDUNG
2014
ABSTRAK
Pada masa remaja, terjadi perubahan sangat drastis yang mengakibatkan
terjadinya kondisi yang serba tanggung dan diwarnai oleh kondisi psikis yang
belum mantap. Kondisi psikis yang belum mantap merupakan salah satu penyebab
timbulnya penyimpangan dalam psikologi remaja. Karya ilmiah ini akan
membahas Sindrom Peter Pan yang dapat menyerang remaja laki-laki dan
Kompleks Cinderella yang dapat menyerang remaja perempuan dengan judul
Gambaran Sindrom Peter Pan dan Kompleks Cinderella pada Tingkah Laku,
Emosi, dan Paradigma Mahasiswan FTI ITB 2014.
Karya ilmiah ini dibuat untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa FTI
ITB 2014 mengenai Sindrom Peter Pan dan Kompleks Cinderella. Selanjutnya
sindrom dan kompleks ini akan digambarkan melalui ciri-ciri tingkah laku, emosi,
dan paradigma penderitanya. Lalu akan dianalisis faktor apa saja yang dapat
menyebabkan timbulnya sindrom dan kompleks ini.Terakhir akan dicari cara
menanggulangi terjadinya sindrom dan kompleks ini.
Penulisan karya ilmiah ini bersifat deskriptif, yaitu mendeskripsikan data
serta literatur maupun dari lapangan kemudian dianalisis dan dimanfaatkan.
Sehubungan dengan itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif analitis dengan pendekatan empiris dan rasional. Pada
penelitian ini kami menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi literatur,
observasi lapangan, dan kuesioner.
Di akhir laporan penelitian ini akan didapatkan hasil bahwa tidak banyak
mahasiswa FTI ITB 2014 yang mengetahui apa itu Sindrom Peter Pan dan
Kompleks Cinderella. Di samping itu, potensi timbulnya sindrom dan kompleks
ini pada mahasiswa FTI ITB 2014 sangatlah kecil. Ada banyak faktor yang dapat
memicu timbulnya sindrom dan kompleks ini, baik itu dari diri remaja sendiri,
orangtua, keluarga, teman, lingkungan sekolah, maupun masyarakat sekitar. Dan
untuk menanggulangi sindrom dan kompleks ini dibutuhkan kerja sama antara
remaja, orang tua, dan lingkungan sekitar. Remaja harus selalu berpikir ke depan,
orang tua harus mengawasi masa pertumbuhan anaknya, dan lingkungan sekitar
harus terus mendukung penderita untuk terus berusaha sembuh dan terbebas dari
sindrom dan kompleks tersebut.
Kata kunci: Sindrom Peter Pan, Kompleks Cinderella, tingkah laku, emosi,
paradigma, remaja, psikologi
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas segala rahmat, hidayah,
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul
GAMBARAN SINDROM PETER PAN DAN KOMPLEKS CINDERELLA
PADA TINGKAH LAKU, EMOSI, DAN PARADIGMA MAHASISWA FTI
ITB 2014 untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah pada
Semester I Tahun Akademik 2014-2015.
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah mengidentifikasi adanya
Sindrom Peter Pan dan Kompleks Cinderella pada mahasiswa FTI ITB 2014
melalui gambaran tingkah laku, emosi, dan paradigma mereka. Penulis berharap
para mahasiswa dapat mencegah ataupun menanggulangi kedua masalah psikologi
remaja tersebut.
Adapun di dalam penyusunan karya ilmiah penulis mengalami berbagai
kesulitan seperti mencari buku referensi dan mencari data yang berkaitan dengan
makalah ini. Kesulitan ini dapat diatasi dengan sikap pantang menyerah dalam
mencari buku referensi, internet dan e-book.
Karya ilmiah ini dapat terselesaikan berkat adanya bimbingan, saran dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Allah SWT.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................
ii
PRAKATA ............................................................................................
iii
vii
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah ...................
11
13
17
18
21
25
Cinderella ...................................................
3.5 Cara Menanggulangi Sindrom Peter Pan pada
Remaja Laki-Laki dan Kompleks Cinderella pada
26
28
29
31
INDEKS ...............................................................................................
33
LAMPIRAN .........................................................................................
34
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Pengetahuan Mahasiswa FTI ITB 2014 Terhadap
2
3
4
5
6
7
8
17
19
20
21
22
23
24
25
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
2
3
4
7
10
12
13
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
B
C
D
E
F
G
H
BAB I
PENDAHULUAN
Peter Pan dan Cinderella merupakan tokoh kartun yang cukup terkenal di
kalangan remaja. Sosok Peter Pan digambarkan sebagai anak laki-laki yang gemar
bermain bersama teman-temannya. Peter Pan sangat mencintai masa kanakkanaknya yang hanya dipenuhi dengan bermain sehingga ia tidak mau menjadi
dewasa. Bagi Peter Pan, menjadi dewasa itu tidak menyenangkan karena dia tidak
akan bisa lagi bermain seharian bersama teman-temannya. Terlebih lagi, ia akan
menghadapi kehidupan yang serba keras, penuh dengan tantangan dan masalah.
Sosok Cinderella digambarkan sebagai seorang putri cantik nan rupawan yang
selalu disiksa oleh ibu tiri dan kedua saudara perempuan tirinya. Singkat cerita,
kehidupan Cinderella berubah setelah ia menikah dengan seorang pangeran.
Cerita Peter Pan dan Cinderella memang sangat menarik untuk dibaca.
Akan tetapi, bagaimana bila sosok Peter Pan dan Cinderella ada di kehidupan
nyata? Bagaimana bila di sekitar kita ada remaja laki-laki yang tidak siap bahkan
tidak mau menjadi dewasa layaknya Peter Pan? Atau bagaimana bila di sekitar
kita ada remaja perempuan yang selalu merasa cantik nan rupawan, ingin
dilindungi, dan selalu bergantung pada orang lain?
Kondisi psikis yang belum mantap merupakan salah satu penyebab
timbulnya penyimpangan dalam psikologi remaja, dan dalam karya ilmiah ini
akan dibahas dua penyimpangan dalam psikologi remaja tersebut yaitu Sindrom
Peter Pan dan Kompleks Cinderella.
3.
4.
Cinderella?
Bagaimana cara menanggulangi Sindrom Peter Pan dan Kompleks
Cinderella?
3.
4.
Cinderella.
Mencari cara menanggulangi Sindrom Peter Pan dan Kompleks
Cinderella.
2.
3.
4.
5.
penulisan
penelitian dan manfaat, ruang lingkup kajian, metode dan teknik pengumpulan
data, serta sistematika penulisan.
Pada bab dua akan disajikan penjelasan umum dan aspek-aspek yang
akan dikaji dengan menggunakan berbagai literatur sebagai sumbernya berupa
pengenalan tokoh Peter Pan dan Cinderella, pengertian Sindrom Peter Pan dan
Kompleks Cinderella, serta pengertian tingkah laku, emosi, dan paradigma.
Pada bab tiga akan dijabarkan dan dianalisis masalah-masalah yang telah
dirumuskan secara lengkap berupa pengetahuan mahasiswa FTI ITB 2014
terhadap Sindrom Peter Pan dan Kompleks Cinderella, gambaran tingkah laku,
emosi, dan paradigma pada remaja laki-laki yang mengalami Sindrom Peter Pan,
gambaran tingkah laku, emosi, dan paradigma pada remaja perempuan yang
mengalami Kompleks Cinderella, faktor penyebab Sindrom Peter Pan dan
Kompleks Cinderella, serta cara menanggulangi Sindrom Peter Pan pada remaja
laki-laki dan Kompleks Cinderella pada remaja perempuan.
Pada bab empat akan berisi simpulan dan saran dari penulis mengenai
permasalah yang diangkat terkait dengan Sindrom Peter Pan dan Kompleks
Cinderella khususnya pada mahasiswa FTI ITB 2014.
BAB II
TEORI DASAR SINDROM PETERPAN DAN KOMPLEKS
CINDERELLA
alias individualistis. Dari banyak serial dongeng tentang Peter Pan ini, banyak
yang berupa buku-buku dan beberapa lainnya sudah dalam bentuk film,
diantaranya merupakan produksi dari Walt Disneys, yaitu berupa film kartun.
Salah satu judul dari novel yang terkenal tentang Peter Pan dalam wujud film
kartun tersebut, pernah beredar dan populer di Jakarta pada tahun 1950-an. Saat
itu nama Peter Pan sebagai tokoh yang digemari anak-anak di film kartun menjadi
sangat populer.
Salah satu cerita yang sangat terkenal dari Peter Pan ini muncul di tahun
1904, yang berjudul Peter Pan, The Boy Who Wouldnt Grow Up. Beberapa tahun
setelah itu, muncul pula serial Peter Pan yang berjudul Peter Pan and
Wendy, yang kemudian terkenal dengan judul Peter Pan saja. Setelah itu, banyak
serial Peter Pan yang berkembang didunia cerita anak-anak.
Beberapa judul
cerita yang cukup menonjol antara lain adalah Peter Pan in Kensington
Gardens, Hook,
Return
to
Never
Pan
and
Scarlet. Gambaran Peter Pan dalam dongeng-dongeng ini adalah sebagai anak
laki-laki dengan gigi susu dan murah senyum atau disebut A Boy with Baby
Teeth yang wujudnya tampil sebagai A Beautiful Boy with A Beautiful Smile.
Banyak dongeng tentang Peter Pan dalam bentuk buku dengan berbagai
judul yang sangat digemari anak-anak dan tentu saja kemudian mempengaruhi
dan memberikan inspirasi banyak anak untuk dapat meniru tingkah laku sang
idola. (Nadida, 2014)
Cinderella adalah dongeng tradisional
dengan
berbagai
versi
yang
dijumpai di banyak negara. Versi paling awal dari cerita ini berawal
dari Cina pada 860. Dia tercatat di The Miscellaneous Record of Yu Yang
oleh Tuan Ch'ing-Shih, sebuah buku yang ada sejak Dinasti Tang. Versi paling
terkenal ditulis oleh penulis Perancis Charles Perrault pada 1697 berdasarkan
cerita
rakyat
ditulis
oleh
Giambattista
Basile
sebagai
La
Gatta
Cennerentola pada 1634, namun film animasi dari Walt Disney Production telah
menjadi standar versi kontemporer.
Cinderella sering memakai pakaian pembantu yang terdiri dari atasan
berwarna cokelat tua dengan lengan tiga per empat berwarna biru kehijau-hijauan.
Roknya berwarna cokelat muda. Untuk melengkapi penampilannya, Cinderella
memakai sehelai celemek putih dengan sedikit robekan di satu sisi celemek
tersebut dan sepasang selop hitam. Terkadang rambutnya diikat dengan pita
rambut biru tua atau dibiarkan terurai. Sewaktu mau pergi ke pesta dansa, ia
memakai sehelai gaun pesta berwarna merah muda dan putih dengan hiasan pitapita berwarna merah muda terang, dilengkapi dengan seuntai kalung manik-manik
berwarna hijau laut dan bando putih, sebelum dihancurkan oleh saudara-saudara
tirinya. Saat diubah oleh Ibu Peri, gaunnya yang sobek berubah menjadi gaun
pesta berwarna biru keperakan dengan dua hiasan berbentuk lingkaran di bagian
pinggang gaun tersebut. Bagian lengannya terlihat agak sedikit menggembung.
Sebagai pelengkap, Cinderella memakai choker hitam di lehernya, sepasang
sarung tangan panjang berwarna putih, bando biru di rambutnya yang ditata
menjadi konde, dan sepasang sepatu kaca dengan hiasan berbentuk hati di atasnya.
keras.
Sulit untuk berkomitmen dan senang memanipulasi.
Menyukai dirinya sendiri secara berlebihan / narsis / tebar pesona.
Dependency.
Tidak bisa menerima kritik dan kurang percaya diri.
Menolak berhubungan dengan lawan jenis.
Hal ini juga terjadi pada wanita yang sudah menikah yang takut sang
pangeran yang jadi suaminya akan pergi dan ia harus mandiri dalam
mengatasi persoalan rumah tangga.
Ciri-ciri penderita Kompleks Cinderella:
Antara usia biologis dengan usia kematanagan mental-emosional,
terpaut jauh (orang dewasa yang kekanak-kanakan).
Sangat bergantung pada orang lain, bak parasit. Kala mulai berpacaran
dan menikah, mereka berharap hidup mereka akan selalu dilindungi
dan dijaga.
Sangat rapuh, terutama dalam menghadapi tekanan dan masalah
hidup. (Tambunan, 2012)
lingkungan. Tingkah laku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk
menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tersebut
akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Menurut Drs. Sunaryo M.Kes,
tingkah laku adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon serta
dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. (Herawati, 2012)
Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau
sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat
ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang,
ataupun takut terhadap sesuatu. Kata emosi diturunkan dari kata bahasa
Perancis, motion, dari mouvoir, kegembiraan dari bahasa Latin emovere, dari
e- (varian eks-) luar dan movere bergerak. Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi
lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Sebagai contoh, bila seseorang bersikap
kasar, manusia akan merasa marah.Perasaan intens kemarahan tersebut mungkin
datang dan pergi dengan cukup cepat tetapi ketika sedang dalam suasana hati yang
buruk, seseorang dapat merasa tidak enak untuk beberapa jam. (Sabrina, 2014)
Paradigma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir
seseorang sebagai titik tolak pandangannya sehingga akan membentuk citra
subjektif seseorang mengenai realita dan akhirnya akan menentukan bagaimana
seseorang menanggapi realita itu.
Istilah paradigma ilmu pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn
melalui bukunya yang berjudul The Structure of Science Revolution. Kuhn
menjelaskan paradigma dalam dua pengertian. Di satu pihak paradigma berarti
keseluruhan konstelasi kepercayaan, nilai, teknik yang dimiliki bersama oleh
anggota masyarakat ilmiah tertentu. Di pihak lain paradigma menunjukkan sejenis
unsur pemecahan teka-teki yang konkrit yang jika digunakan sebagai model, pola
atau contoh dapat menggantikan kaidah-kaidah yang secara eksplisit sebagai atau
menjadi dasar bagi pemecahan permasalahan dan teka-teki normal sains yang
belum tuntas.
Kata paradigma berasal dari bahasa Yunani yang berarti suatu model,
teladan, arketif dan ideal. Berasal dari kata para yang berarti disamping
memperlihatkan
dirinya.
Paradigma
merupakan
elemen
primer
dalam
BAB III
ANALISIS PENGARUH SINDROM PETER PAN DAN
KOMPLEKS CINDERELLA PADA TINGKAH LAKU, EMOSI,
DAN PARADIGMA MAHASISWA FTI ITB 2014
3.1 Pengetahuan Mahasiswa FTI ITB 2014 terhadap Sindrom Peter
Pan dan Kompleks Cinderella
Mengenal tokoh Peter Pan dan Cinderella mungkin sudah biasa. Akan
tetapi, apakah mahasiswa FTI ITB 2014 mengetahui jika nama kedua tokoh
Disney tersebut dipakai pada penyimpangan psikologi remaja? Berdasarkan
kuesioner yang telah kami berikan kepada sebagian mahasiswa FTI ITB 2014,
persentase mahasiswa yang mengetahui Sindrom Peter Pan dan mahasiswi yang
mengetahui Kompleks Cinderella digambarkan pada grafik di bawah ini.
Grafik 1. Pengetahuan Mahasiswa FTI ITB 2014 Terhadap Sindrom Peter Pan dan
Kompleks Cinderella
Setelah kami menjelaskan apa itu Sindrom Peter Pan dan Kompleks
Cinderella kepada mereka, kami meminta mereka untuk terlebih dahulu
menganalisis diri mereka sendiri apakah mereka memiliki Sindrom Peter Pan atau
Kompleks Cinderella. Kami mendapat data bahwa 1,2 % mereka menjawab ya,
21,9 % mungkin, 10,3 % ragu-ragu, dan 66,6 % tidak.
3.
4.
5.
berat.
Susah menepati komitmen yang sudah dibuat.
Menyukai diri sendiri / narsis / tebar pesona.
Belum mandiri / masih sering bergantung dengan orang lain.
Selanjutnya akan dibahas mengenai Sindrom Peter Pan jika dilihat dari
emosinya. Beberapa gambaran emosi remaja yang mengalami Sindrom Peter Pan,
yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
anak-anak lagi.
Perasaan terkadang berubah tanpa alasan yang jelas.
Susah mengendalikan amarah.
Susah memaafkan kesalahan orang lain.
Sakit hati bila menerima kritik dan saran yang dianggap tidak benar.
Dan yang terakhir akan dibahas mengenai Sindrom Peter Pan jika dilihat
dari paradigmanya. Beberapa gambaran paradigma remaja laki-laki yang
mengalami Sindrom Peter Pan, yaitu:
1.
Ingin hidup seperti Peter Pan yang tidak pernah tumbuh dewasa
2.
3.
4.
5.
tanggung jawab.
Menjadi dewasa adalah hal yang sangat menakutkan.
Belum mendapat gambaran bagaimana kehidupan dewasa kamu
nanti.
3.
4.
5.
berat.
Susah menepati komitmen yang sudah dibuat.
Menyukai diri sendiri / narsis / tebar pesona.
Belum mandiri / masih sering bergantung dengan orang lain.
1.
2.
yang jelas.
Jika sedang mengerjakan pekerjaan yang berat, ia ingin dibantu oleh
3.
4.
5.
teman laki-laki.
Merasa nyaman dan terlindungi ketika pergi dengan teman laki-laki.
Susah mengendalikan amarah.
Selalu menjadi drama queen di setiap keadaan.
5.
3.
4.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan penelitian ini adalah
1.
Hanya sedikit mahasiswa FTI ITB 2014 yang telah mengetahui arti
dari Sindrom Peter Pan dan Kompleks Cinderella.
2.
tingkah
laku,
emosi,
dan
paradigma
penderitanya.
4.
4.2 Saran
Penelitian terhadap psikologi remaja saat ini harus terus dilakukan.
Karena jika tidak dilakukan, kita tidak akan tahu seberapa banyak remaja yang
mengalami sindrom atau gangguan psikologi yang tentunya akan mengganggu
keberlangsungan hidupnya menuju proses kedewasaan.
Buku-buku referensi terkait psikologi remaja terutama Sindrom Peter Pan
dan Kompleks Cinderella belum terlalu banyak. Selagi itu, pendidikan mengenai
sindrom atau kompleks ini harus sering diadakan agar para orangtua dan remaja
dapat mengenal dan menanggulangi timbulnya sindrom atau kompleks ini.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Barrie, J.M. 2008. Peter Pan. Washington: Bantam Classic.
Gunarsa, Singgih D. 1972. Psikologi Perkembangan. Kupang: PT. BPK Gunung
Mulia.
Mendatu, Achmanto. 2007. Mengenal Emosi Anda. Smart Plan Media.
Internet
Herawati, Agustina Dwi. 2012. Pengertian Tingkah Laku dan Pendekatan
Psikologi. Tersedia pada http://perkembanganpsikologi.blogspot.com/
diakses pada pukul 23.05 tanggal 3 November 2014.
Nadida, Nada. 2014. Peter Pan Tidak Pernah Tumbuh Dewasa. Tersedia pada
http://nadanadida.blogspot.com/2014/04/peter-pan-boy-who-wouldntgrow-up.html diakses pada pukul 12.17 tanggal 11 Desember 2014.
Nurlaela,
Ela.
2011.
Pengertian
Paradigma.
Tersedia
pada
http://elanurlaela.blogspot.com/2011/03/pengertianparadigma.htmldiakses pada pukul 23.11 tanggal 3 November 2014.
Sabrina, Intan. 2014. Pengertian Stres dan Emosi. Tersedia pada
http://terapiemosi.com/2014/09/16/pengertian-stres-dan-emosi/
diakses
pada pukul 23.07 tanggal 3 November 2014.
Tambunan, Monda. 2012. Cinderella Complex VS Peter Pan Syndrome. Tersedia
pada
http://mondatambunan.blogdetik.com/2012/09/29/cinderellacomplex-vs-peterpan-syndrome/ diakses pada pukul 22.36 tanggal 3
November 2014.
Zhalona,
Zee.
2014.
Disney
Princess.
Tersedia
pada
http://zeezhalone.blogspot.com/2014/02/disney-princess.html diakses oda
pukul 12.25 tanggal 11 Desember 2014.
INDEKS
Anomali, 24
arketif, 24
Choker, 19
Dependency, 21
drama queen, 32
Eksplisit, 24
empiris klasik, 25
Film animasi, 16
Individualistis, 17
Kaum rasionalis, 25
konkret, 24
konstelasi, 24
kontemporer, 18
kumulatif, 25
Magis, 21
Novelis, 16
Organisme, 23
open ended, 24
Parasit, 22
Pulau Neverland, 17
Revolusioner, 25
Sosiologis historis, 25
stimulus, 23
Titik tolak, 24
Walt Disney Production, 18
LAM PI R AN
Lembar Kendali
Nama
Kelompok
Fakultas
Dosen
Pengajuan Topik
Nama
Kelompok
Fakultas
Dosen
Lembar Kendali
Topik:
Psikologi Remaja
Tema:
Sindrom Peter Pan dan Kompleks Cinderella
Judul:
Gambaran Sindrom Peter Pan dan Kompleks Cinderella pada Tingkah
Laku, Emosi, dan Paradigma Mahasiswa FTI ITB 2014
Rumusan masalah:
Apakah Mahasiswa FTI ITB 2014 telah mengetahui arti dari Sindrom
Cinderella?
Bagaimana cara menanggulangi Sindrom Peter Pan dan Kompleks
Cinderella?
Tujuan:
Mengetahui apakah Mahasiswa FTI ITB 2014 telah mengetahui arti
Cinderella.
Mencari cara menanggulangi Sindrom Peter Pan dan Kompleks
Cinderella.
Aspek yang diteliti:
Tingkah laku
Emosi
Paradigma
Data:
Kuesioner kepada mahasiswa FTI ITB 2014
Literatur:
Baker, Lauren. 2012. 5 Psychological Conditions Named for Disney
Characters. Tersedia pada http://mentalfloss.com/article/12894/5psychological-conditions-named-disney-characters diakses pada pukul
13.10 tanggal 27 Oktober 2014.
Bayley, Jenna. 2008. Her Cinderella Complex. Smhain Publishing.
Dowling, Colette. 1982. The Cinderella Complex: Womens Hidden Fear of
Independence. Pocket.
Purdy, Rebekah L. 2012. The Fairy Godmother Files: Cinderella Complex.
Astraea Press.
Sakai, Mayu. 2005. Peter Pan Syndrome. Shueisha.
Judul : Gambaran Sindrom Peter Pan dan Kompleks Cinderella pada Tingkah
Laku, Emosi, dan Paradigma Mahasiswa FTI ITB 2014
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah
1.1.1 Latar belakang
1.1.2 Rumusan masalah
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Ruang Lingkup Kajian
1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1.4.1 Metode
1.4.2 Teknik pengumpulan data
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II TEORI DASAR SINDROM PETERPAN DAN KOMPLEKS CINDERELLA
2.1 Pengenalan Tokoh Peter Pan dan Cinderella
2.2 Pengertian Sindrom Peter Pan dan Kompleks Cinderella
2.3 Pengertian Tingkah Laku, Emosi dan Paradigma
BAB III ANALISIS PENGARUH SINDROM PETERPAN DAN KOMPLEKS
CINDERELLA PADA TINGKAH LAKU, EMOSI, DAN PARADIGMA
MAHASISWA FTI ITB 2014
3.1 Pengetahuan Mahasiswa FTI ITB 2014 terhadap Sindrom Peter Pan dan
Kompleks Cinderella
3.2 Gambaran Tingkah Laku, Emosi dan Paradigma pada Remaja Laki-laki yang
Mengalami Sindrom Peter Pan
3.3 Gambaran Tingkah Laku, Emosi dan Paradigma pada Remaja Perempuan
yang Mengalami Kompleks Cinderella
3.4 Faktor penyebab Sindrom Peter Pan dan Kompleks Cinderella
3.5 Cara Menanggulangi Sindrom Peter Pan pada Remaja Laki-laki dan
Kompleks Cinderella pada Remaja Perempuan
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
4.2 Saran
RIWAYAT HIDUP
tanggal
kelahirannya.
Dea
RIWAYAT HIDUP
KUESIONER
GAMBARAN SINDROM PETER PAN PADA TINGKAH LAKU, EMOSI,
DAN PARADIGMA MAHASISWA FTI ITB 2014
1. Apakah sebelumnya kamu mengetahui apa itu Sindrom Peter Pan?
Ya
Tidak
2. Sindrom Peter Pan ditujukan untuk orang dewasa yang secara sosial tidak menunjukkan
kematangan. Sindrom ini lazim diderita kaum lelaki yang secara psikologis, seksual, dan sosial
menunjukkan perilaku yang keluar dari pengasuhan. Sindrom tersebut memakai nama Peter Pan,
karena memang Peter Pan menolak menjadi dewasa karena tak mau kehilangan masa kanak
kanaknya. Setelah mengetahui apa itu Sindrom Peter Pan, menurutmu apakah kamu menderita
sindrom ini?
Ya
Mungkin
Ragu-ragu
Tidak
3. Centanglah pilihan yang menggambarkan tingkah lakumu pada saat ini!
Masih suka bermain permainan anak-anak kecil.
Tidak suka diberikan tanggung jawab dan beban pekerjaan yang berat.
Susah menepati komitmen yang sudah kamu buat.
Menyukai dirimu sendiri / narsis / tebar pesona.
Belum mandiri / masih sering bergantung dengan orang lain.
4. Centanglah pilihan yang menggambarkan emosimu pada saat ini!
Merasakan ketakutan untuk menjadi dewasa / ingin kembali menjadi anak-anak lagi.
Perasaanmu terkadang berubah tanpa alasan yang jelas.
Susah mengendalikan amarah.
Susah memaafkan kesalahan orang lain.
Sakit hati bila menerima kritik dan saran yang kamu anggap tidak benar.
5. Centanglah pilihan yang menggambarkan paradigmamu pada saat ini!
Kamu ingin hidup seperti Peter Pan yang tidak pernah tumbuh dewasa sehingga kamu
bisa bermain sepanjang hidup.
Apabila kamu bisa kembali ke masa kanak-kanak, kamu akan kembali kepadanya.
Kamu belum siap untuk memasuki kehidupan yang penuh tantangan dan tanggung jawab.
Menjadi dewasa adalah hal yang sangat menakutkan.
Kamu belum mendapat gambaran bagaimana kehidupan dewasa kamu nanti.
6. Centanglah pilihan yang pernah kamu alami!
Orang tua kamu selalu memanjakan kamu.
Orang tua kamu selalu mengganggap bahwa kamu adalah anak kecil.
Orang tua kamu jarang memberikan kamu tanggung jawab.
Lingkungan sekitar kamu dimayoritasi oleh anak-anak kecil.
7. Berikan saranmu mengenai cara menanggulangi Sindrom Peter Pan pada remaja laki-laki!
KUESIONER
7. Berikan saranmu mengenai cara menanggulangi Kompleks Cinderella pada remaja perempuan!