Anda di halaman 1dari 19

GETAS BAKAR, GELANG UNTUK DISABILITAS

SEBAGAI ALAT PERINGATAN KEBAKARAN


KATEGORI:
INDUSTRIAL AUTOMATION & ELECTRONIC

Nama Peserta Tim :


1. Nur Lailatul Choiriyah
2. Angga Wiratmoko
3. Elis Maulidiyah

(125150300111004)
(125150300111019)
(125150301111034)

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PROGRAM TEKNOLOGI INFORMASI DAN ILMU KOMPUTER
MALANG
2015

ABSTRAK
Dengan adanya perkembangan dan kemajuan pembangunan yang
semakin pesat saat ini, resiko terjadinya kebakaran semakin meningkat. Peristiwa
munculnya api sampai menjadi kebakaran besar hanya butuh waktu dibawah 4
atau 10 menit. Setelah lebih dari waktu tersebut, api akan menjadi penuh dengan
suhu mencapai 600 sampai 1000 derajat Celcius yang akan sulit dipadamkan.
Penyandang disabilitas merupakan masyarakat yang memerlukan perhatian
khusus dari orang di sekitarnya. Negara menjamin bahwa setiap orang dengan
disabilitas memiliki hak atas fasilitas dan perlakuan khusus. Untuk itu
pemenuhan hak penyandang disabilitas ini perlu diperhatikan, apalagi jika
menyangkut kebakaran. Dengan keterbatasan yang dimiliki perlu dikaji lebih
mendalam tentang penanganan kebakaran bagi penyandang disabiltas. Hal inilah
yang menjadi latar belakang pembuatan gelang untuk disabilitas sebagai alat
peringatan kebakaran. Alat ini didesain dengan memiliki 3 LED indikator suhu,
LCD untuk menunjukkan suhu pada suatu ruangan. Untuk mendeteksi terjadinya
kebakaran, digunakan sensor suhu LM35DZ. Sensor ini akan memberikan input
ke mikrokontroller Arduino Uno. Jika suhu jauh melebihi suhu normal yang
berarti terjadi kebakaran, maka mikrokontroller akan mengaktifkan LED merah,
membunyikan buzzer, dan menggetarkan gelang vibrator. Gelang vibrator ini
menggunakan penggetar yang biasa terdapat pada joystick game. Sedangkan
untuk transmisi data dari mikrokontroller ke gelang menggunakan bluetooth
sehingga gelang ini bersifat mobile wireless. Gelang vibrator ini sangat efektif
untuk digunakan oleh penyandang disabilitas karena bersifat universal, yakni
dapat dipakai oleh segala jenis disabilitas.
Kata kunci: Kebakaran, Disabilitas, Arduino Uno, Bluetooth , Sensor Suhu
LM35DZ, LED, Buzzer.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................

ii

ABSTRAK .................................................................................................... iii


DAFTAR ISI .................................................................................................

iv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

1.1 Latar Belakang ..............................................................................


1.2 Rumusan Masalah .........................................................................
1.3 Tujuan ...........................................................................................
1.4 Manfaat yang diharapkan ..............................................................

1
2
3
3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................

2.1
2.2
2.3
2.4

Arduino Uno .................................................................................


Sensor Suhu LM35DZ...................................................................
Komunikasi ADC...........................................................................
Bluetooth........................................................................................

4
5
6
6

BAB III METODOLOGI ..............................................................................

3.1 Alat dan Bahan .............................................................................. 7


3.2 Tempat Penelitian........................................................................... 7
3.3 Proses Pembuatan Karya............................................................... 7
3.3.1 Spesifikasi Sistem................................................................. 7
3.3.2 Perancangan.......................................................................... 8
3.4 Cara Kerja Alat.............................................................................. 10
BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 13
4.1 Kesimpulan ................................................................................... 13
4.2 Saran ............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 14
LAMPIRAN................................................................................................... 15

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebakaran merupakan kejadian yang tidak diinginkan bagi setiap orang dan
kecelakaan yang berakibat fatal. Dengan adanya perkembangan dan kemajuan
pembangunan yang semakin pesat, resiko terjadinya kebakaran semakin
meningkat.

Penduduk

semakin

padat,

pembangunan

gedung-gedung

perkantoran, kawasan perumahan, industry yang semakin berkembang sehingga


menimbulkan kerawanan dan apabila terjadi kebakaran membutuhkan
penanganan

secara

khusus.

Bahkan

menurut

data

dari

http://geospasial.bnpb.go.id sepanjang tahun 2011-2014 terdapat lebih dari 895


kasus kebakaran di Indonesia. Dan kasus kebakaran tersebut didonimasi
kebakaran permukiman. Peristiwa munculnya api sampai menjadi kebakaran
besar hanya butuh waktu dibawah 4 atau 10 menit. Setelah lebih dari waktu
tersebut, api akan menjadi penuh dengan suhu mencapai 600 sampai 1000
derajat Celcius yang akan sulit dipadamkan.
Penyandang disabilitas merupakan masyarakat yang memerlukan perhatian
khusus dari orang di sekitarnya. Karena saat ini jumlah penyandang disabilitas di
Indonesia sudah cukup banyak.. Penyandang disabilitas di dunia mencapai satu
milyar orang. Sedangkan di Indonesia mencapai 10 persen dari jumlah penduduk
atau sekitar 24 juta orang. Penyandang disabilitas ini juga memiliki hak
kesetaraan seperti orang lain. Bahkan telah diatur di Undang-undang antara lain
UU No 4/1997 tentang Penyandang Disabilitas, Peraturan Pemerintah 43/1998
tentang Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Penyandang Disabilitas, UU No
39/1999 tentang Hak Asasi Manusia yang menjamin bahwa setiap orang dengan
disabilitas memiliki hak atas fasilitas dan perlakuan khusus. Untuk itu
pemenuhan hak penyandang disabilitas ini perlu diperhatikan, apalagi jika
menyangkut kebakaran. Dengan keterbatasan yang dimiliki perlu dikaji lebih
mendalam tentang penanganan kebakaran bagi penyandang disabiltas.

Embedded system adalah sebuah sistem komputer yang didesain untuk


melakukan suatu pekerjaan khusus. Embedded system biasanya merupakan
bagian dari perangkat yang lebih besar yang didalamnya terdapat hardware dan
peralatan mekanik. Contoh aplikasi embedded system adalah barang-barang
elektronik yang berhubungan dengan kebutuhan rumah-tangga, misalnya lemari
pendingin, mesin cuci otomatis, kompor listrik, televisi, telepon, dan lain-lain.
Tidak hanya itu saja, radio dan kamera DSLR atau pocket pun juga memakai
embedded system.
Maka dengan adanya permasalahan tentang kebakaran, pemenuhan hak
disabilitas serta manfaat embedded system kami membuat alat pendeteksi
kebakaran berbasis embedded system. Maka dari itu kami membuat projek tugas
akhir dengan judul GETAS BAKAR, GELANG UNTUK DISABILITAS
SEBAGAI ALAT PERINGATAN KEBAKARAN. Kami akan membuat alat
yang dapat memberikan peringatan dini atau alarm bahwa akan terjadi
kebakaran bagi disabilitas. Kami ingin membuat sebuah alat yang berfungsi
sebagai alarm kebakaran namun perbedaaan pada alarm ini dengan alarm pada
umumnya adalah keguaannya lebih diutamakan untuk penyandang disabilitas
khususunya tuna rungu.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara memberi peringatan kepada penyandang disabilitas jika
telah terjadi kebakaran?
2. Bagaimana alat mendeteksi terjadinya kebakaran pada suatu tempat?
3. Bagaimana cara kerja alat mengaktifkan vibrator untuk memberi
peringatan kepada penyandang disabilitas ketika terjadi kebakaran?
4. Bagaimana efektifitas penggunaan vibrator sebagai pemberi peringatan
kepada penyandang disabilitas?

1.3 Tujuan
Tujuan utama dari pembuatan alat ini adalah memberikan pemberdayaan
kepada penyandang disabilitas serta mengurangi korban akibat terjadinya
kebakaran. Sesuai dengan permasalahan di atas, hasil yang ingin dicapai dari
pembuatan alat ini adalah :
1. Mengetahui cara memberi peringatan kepada penyandang disabilitas jika
telah terjadi kebakaran?
2. Mengetahui cara kerja alat mengaktifkan vibrator untuk memberi
peringatan ketika terjadi kebakaran?
3. Mengetahui efektifitas penggunaan vibrator sebagai pemberi peringatan
kepada penyandang disabilitas?

1.4 Manfaat yang Diharapkan


Berdasarkan uraian sebelumnya maka kegunaan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Bagi Perguruan Tinggi
Program ini merupakan perwujudan dari Tridharma Perguruan Tinggi.
Dengan dilaksanakannya program ini diharapkan dapat mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat.
2) Bagi Mahasiswa
Program ini diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas mahasiswa sebagai
agen perubahan dalam menerapkan ilmu pengetahuan untuk mengatasi
masalah yang ada di sekitarnya.
3) Bagi Masyarakat
Dengan diterapkannya sistem ini diharapkan masyarakat terutama para
penyandang disabilitas dapat mencegah kematian yang disebabkan oleh
kebakaran.
4) Bagi Pemerintah
Dengan diterapkannya sistem ini diharapkan dapat membantu tim
pemadam kebakaran untuk mengurangi banyaknya angka kematian akibat
kebakaran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam merealisasikan Gelang Vibrator sebagai Alarm Kebakaran untuk


Penyandang Disabilitas ini dibutuhkan pemahaman tentang berbagai hal yang
mendukung sistem ini. Pengetahuan yang mendukung perencanaan dan realisasi
alat meliputi Arduino Uno, Sensor suhu LM35, Bluetooth Vibrator, Komunikasi
ADC.
2.1 Arduino Uno
Arduino Uno sebenarnya adalah salah satu kit mikrokontroler yang berbasis
pada ATmega28. Modul ini sudah dilengkapi dengan berbagai hal yang
dibutuhkan untuk mendukung mikrokontroler untuk bekerja, tinggal colokkan
ke power suply atau sambungkan melalui kabel USB ke PCmu Arduino Uno
ini sudah siap sedia. Arduino Uno ini memilki 14 pin digital input/output, 6
analog input, sebuah resonator keramik 16MHz, koneksi USB, colokan power
input, ICSP header, dan sebuah tombol reset. Arduino Uno R3 adalah seri
terakhir dan terbaru dari seri Arduino USB.

Spesifikasi Arduino Uno

Mikrokontroler ATmega328

Catu Daya 5V

Teganan Input (rekomendasi) 7-12V

Teganan Input (batasan) 6-20V

Pin I/O Digital 14 (of which 6 provide PWM output)

Pin Input Analog 6

Arus DC per Pin I/O 40 mA

Arus DC per Pin I/O untuk PIN 3.3V 50 mA

Flash Memory 32 KB (ATmega328) dimana 0.5 KB digunakan oleh


bootloader

SRAM 2 KB (ATmega328)

EEPROM 1 KB (ATmega328)

Clock Speed 16 MHz


2.2 Sensor Suhu IC LM35DZ
Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM 35DZ yang dapat
dikalibrasikan langsung dalam , LM 35DZ ini difungsikan sebagai basic
temperature sensor.

Gambar 2.9 LM 35DZ basic temperatur e sensor


IC LM 35DZ sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk
Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear
berpadanan dengan perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pengubah
dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar
5

10 mV /C yang berarti bahwa kenaikan suhu 1 C maka akan terjadi


kenaikan tegangan sebesar 10 mV. IC LM 35DZ ini tidak memerlukan
pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena ketelitiannya sampai lebih
kurang seperempat derajat celcius pada temperature ruang. IC LM 35DZ
dapat dialiri arus 60 m A dari supplay sehingga panas yang ditimbulkan
sendiri sangat rendah kurang dari 0 C di dalam suhu ruangan.

2.3 Komunikasi ADC


Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi
kode kode digital. ADC banyak digunakan sebagai pengatur proses industri,
komunikasi digital dan rangkaian pengukuran/pengujian. Umumnya ADC
digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan
sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/berat, aliran dan
sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer).
ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu
kecepatan sampling dan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC
menyatakan seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal
digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan
dalam sample per second (SPS).
2.4 Bluetooth
Bluetooth merupakan teknologi wireless untuk pertukaran data pada jarak
dekat dengan menggunakan panjang gelombang pendek radio UHF dengan
kecepatan dari 2.4 sampat 2.485 GHz. Teknologi ini dapat melakukan
pertukaran data antara alat mobile ataupun non mobile. Bluetooth ini
sebenarnya merupakan teknologi alternative tanpa kabel atau wireless untuk
kabel data RS-232. Bluetooth dapat menghubungkan beberapa device.

Aplikasi yang dapat diterapkan dengan menggunakan Bluetooth antara lain


adalah peneriman GPS, Peralatan medis, bar code scanner, alat pengontrol
lalu lintas, transmisi jarak pendek untuk sensor ke mobile phone, transmisi
audio secara wireless dan lain-lain. Saat ini Bluetooth ada pada beberapa
produk seperti telepon, tablet, media player, sistem embedded, sistem robot,
laptop, headset serta beberapa peralatan gaming. Bluetooth juga dapat
digunakan untuk mengirimkan file data
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan perangkat keras adalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mikrokontroler Arduino Uno


Sensor Suhu LM35DZ
LED merah, hijau, kuning
Buzzer
Bluetooth
Vibrator
Jam Tangan

3.2 Tempat Penelitian


Penelitian dalam pembuatan sistem ini dilaksanakan di kampus Fakultas Ilmu
Komputer Universitas Brawijaya Malang. Untuk percobaan alat, dilakukan
oleh anggota kelompok sendiri dan meminta bantuan teman yang lain untuk
membuktikan bahwa alat yang kami buat sudah dapat digunakan.
3.3 Proses Pembuatan Karya
3.3.1 Spesifikasi Sistem
Spesifikasi alat secara global ditetapkan terlebih dahulu sebagai acuan dalam
perancangan selanjutnya. Spesifikasi alat yang direncanakan adalah sebagai
berikut :

Komunikasi yang digunakan antara sensor dan pengolah data yaitu

arduino menggunakan komunikasi ADC.


Arduino akan menerima data dari sensor secara berulang dan data diolah

untuk mengaktifkan komponen yang lain.


Vibrator bergetar untuk rentang waktu tertentu, namun dapat
dinonaktifkan oleh user.

3.3.2 Perancangan
Metode yang digunakan dalam pembuatan karya adalah metode step by step
Model. Disebut dengan step by step model karena tahap demi tahap yang
dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan.
Berdasarkan oleh metode ini maka pelaksanaan kegiatan ini dibagi menjadi 5
tahapan,

yaitu

Analisis,

Implementation,

Testing,

Launching,

dan

Maintenance.
Analisa

Implementation

Testing

Maintenance
Gambar 2 : step by step model
Analisa
Analisa dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dan kondisi apa saja yang
dihadapi dalam pembuatan sistem. Analisa ini terdiri dari studi literatur. Studi
literatur yang dilakukan bertujuan untuk mengkaji hal-hal yang berhubungan
dengan teori-teori yang mendukung dalam perencanaan dan perealisasian alat.
Adapun teori-teori yang dikaji adalah sebagai berikut:
1) Sistem Mikrokontroller Arduino Uno

2) Sistem kerja sensor suhu


3) Sistem kerja bluetooth vibrator
4) Perubahan suhu ketika kebakaran

Implementasi dan Desain


Pada tahap ini pembuatan sistem dilakukan sesuai dengan analisis yang
telah dilakukan. Pembuatan sistem didesain sesuai pertimbangan kebutuhan
untuk konsumen. Pada desain, jam vibra dan alat pendeteksi kebakaran
difungsikan secara terpisah.
Testing
Pada tahap ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan yang ada di dalam
sistem yang telah selesai dibuat. Pertimbangan berdasarkan testing yang
dilakukan terhadap tester. Aspek penilaian dari keseluruhan sistem dilihat dari
dua aspek yaitu :
1) Apakah sistem pendeteksi kebakaran berjalan dengan baik.
2) Apakah bunyi dari buzzer cukup kuat untuk memberitahu pengguna.
3) Apakah jam vibra bergetar saat suhu mencapai maximum suhu yang
ditetapkan.
4) Bagaimana jika salah satu komponen pada alat tidak dapat bekerja.
Maintenance
Maintenance adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk menjaga sistem
agar tetap berada dalam kondisi terbaik. Proses maintenance meliputi
pengetesan, penggantian, dan perbaikan. Ada dua jenis maintenance yang
biasa dilakukan, yaitu:
1) Corrective maintenance, maintenance jenis ini memiliki kegiatan
identifikasi penyebab kerusakan, penggantian component yang rusak,
mengatur kembali control, dsb.
2) Preventive maintenance, maintenance jenis ini memiliki tujuan mencegah
terjadinya kerusakan peralatan selama operasi berlangsung. Maintenance

peralatan dilakukan secara terjadwal sesuai dengan estimasi umur


peralatan.

3.4 Cara Kerja Alat


Alat ini dirancang untuk penyandang disabilitas sebagai peringatan adanya
kebakaran.
Gelang sebagai alarm kebakaran untuk penyandang disabilitas dibuat
dengan memanfaatkan sensor suhu LM35 sebagai input dan 3 LED, buzzer
dan vibrator sebagai output.
Alat ini mengubah input analog dari sensor LM35 menjadi data digital
untuk mengatur output.
Alat ini memiliki 3 LED sebagai penanda suhu. Ketika suhu antara 0oC
sampai 35oC, LED biru menyala. Ketika suhu antara 36oC - 60oC, LED hijau
menyala. Ketika suhu lebih dari 60oC, maka LED merah menyala, buzzer
berbunyi, dan vibrator bergetar.
Sensor pada alat ini menggunakan sensor suhu. Untuk kedepannya sensor
suhu dapat diletakkan di beberapa titik pada suatu gedung atau rumah.
Beberapa sensor ini akan memberikan data suhu ke arduino uno untuk
diproses.
Alat ini dapat digunakan oleh tuna netra, tuna rungu, dan semua penyandang
disabilitas karena alat ini memiliki gelang vibrator yang didesain untuk
penyandang disabilitas yang tidak dapat melihat indicator LED dan
mendengar alarm pada buzzer.
Untuk mengaktifkan vibrator pada gelang, digunakan teknologi Bluetooth
yang merupakan wireless technology agar gelang dapat bersifat mobile.

10

Gambar 2.1. Desain peletakkan sensor dan mesin pada suatu gedung
Alat ini dibentuk dari beberapa komponen yang saling berhubungan.
Komponen utama dari alat ini adalah Arduino Uno sebagai otak dan
pemroses kerja alat. Sensor yang dapat dipasang di beberapa titik gedung
memberi input suhu pada Arduino Uno. Selanjutnya dengan input suhu yang
diberikan Arduino Uno akan memrosesnya dan mengaktifkan komponen
berdasarkan besaran suhu yang didapatkan. Komponen yang akan diaktifkan
oleh Arduino Uno ini adalah LED Biru, LED Hijau, LED Merah, Buzzer,
serta gelang vibrator.
Alat ini menggunakan program yang menggunakan bahasa C. Program
ditanamkan pada Arduino Uno sehingga Arduino Uno yang mengatur
kinerja alat. Step pertama dari kerja alat ini adalah sensor suhu mendeteksi
suhu dan mengirimkan datanya ke Arduino Uno. Sensor ini mendeteksi suhu
secara berulang sampai alat ini mati. Setelah Arduino Uno mendapatkan
input suhu dari sensor suhu kemudian menampilkan di LCD serta mengatur
LED mana yang harus diberi inputan high. Jika suhu telah mencapai lebih
dari 60oC maka program memberi input high pada buzzer dan vibrator,
sedangkan LED lain diberi inputan low. Inputan high pada buzzer diberi
delay sebesar 1 detik agar buzzer berbunyi beep secara berulang. Setelah
Arduino Uno memberi inputan high pada LED, buzzer dan vibrator, maka
program berulang lagi menerima inputan dari sensor suhu dan seterusnya
berulang sampai alat mati.

11

Gambar Flowchart Sistem Kerja Alat

12

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan
sebagai berikut:
1. Untuk memberikan peringatan kepada semua penyandang disabilitas
dibutuhkan alat yang bekerja dengan memanfaatkan indera perasa, salah
satunya adalah dengan gelang vibrator.
2. Untuk mendeteksi terjadinya kebakaran pada suatu tempat dapat digunakan
sensor suhu. Sensor suhu ini nantinya akan mengukur suhu pada suatu
ruangan dan mengirimkan datanya ke mikrokontroller arduino.
3. Ketika suhu sudah sangat tinggi maka mikrokontroller akan memberikan
inputan pada Bluetooth. Input inilah yang nantinya akan diteruskan ke
vibrator pada gelang, sehingga vibrator dapat bergetar dan memberikan
peringatan pada pemakainya. Dengan Bluetooth gelang vibrator dapat
digunakan tanpa menggunakan kabel.
4. Alat ini sangat efektif digunakan oleh penyandang disabilitas karena
menggunakan teknologi Bluetooth dan gelang vibrator sehingga bersifat
wireless dan universal.
4.2 Saran
Berdasarkan dari pembahasan sebelumnya maka dapat ditarik saran sebagai
berikut:
1

Sistem ini seharusnya menggunakan sensor yang dapat menjangkau daerah

yang lebih luas agar dapat meminimalisir jumlah sensor yang dibutuhkan.
Alat ini seharusnya harus tetap dapat berjalan meskipun alat terbakar.
Sehingga dapat terus

memberikan peringatan

kepada penyandang

disabilitas.
Jangkauan Bluetooth pada gelang seharusnya dapat diperluas sehingga

dapat diterapkan di tempat yang luas.


Alat ini perlu dikembangkan lebih lanjut untuk memperbaiki kekurangan.

DAFTAR PUSTAKA

13

Arifin, Jaenal. 2011. Akusisi data suhu menggunakan mikrokontroler.


http://www.forumsains.com/artikel/71/?print. Diakses tanggal 20 Januari
2015.
Atmel. 2013. 8-bit Microcontroller with 32Kbytes In-System Programmable
Flash. www.atmel.com. Diakses tanggal 3 Januari 2015.
Anonymous. 2015. Bluetooth . http://en.wikipedia.org/wiki/Bluetooth. Diakses
tanggal 20 february 2015
Bri. 2014. Apa itu arduino uno. http://ndoware.com/apa-itu-arduino-uno.html.
Diakses tanggal 25 february 2015.
Anoymous. 2014. Elektronika Digital. ADC (Analog to Digital Converter).
http://zonaelektro.net/adc-analog-to-digital-converter/. Diakses tanggal 19
Januari 2015
Lee

Tazz.
2014.
Sensor
suhu
LM35.
http://www.scribd.com/doc/41884289/Sensor-Suhu-LM35#scribd. Diakses
tanggal 30 januari 2015

http://geospasial.bnpb.go.id
Anonymous. 2012. http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2012-201747-DS%20Bab1001.pdf. Diakses tanggal 15 February 2015

14

LAMPIRAN
RENCANA JADWAL PEMBUATAN KARYA
Rencana jadwal pembuatan karya ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Program

Bulan
No

Jenis Kegiatan

Februari
2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Pelaksanaan
Bulan
Maret
Bulan April
Minggu ke4 1 2 3 4 1 2 3 4

Bulan
Mei
1

Persiapan
Survei Lapangan
Perencanaan Desain
Sistem
Pembuatan Alat
Pembuatan Program
Pengujian Alat
Mulai
Pengumpulan Data
Analisis
Selesai
Evaluasi
Kosultasi
Lain Lain

15

Anda mungkin juga menyukai