Glaukoma Sudut Terbuka
Glaukoma Sudut Terbuka
Glaukoma Sudut Terbuka
DISUSUN OLEH:
DESLIANA WULANSARI
201 311 014
PEMBIMBING :
Dr. Naila Karima Sp.M
DEPARTEMEN MATA
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT
SOEBROTO
JAKARTA
2007
LEMBAR PENGESAHAN
Referat
Disusun Oleh:
Desliana wulansari
(201 311 014)
November 2007
Dosen Pembimbing:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas referat yang berjudul : Glaukoma
Sudut Terbuka . Referat ini menguraikan tentang Glaukoma Sudut Terbuka ditinjau
dari definisi sampai prognosisnya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dr Naila Karima Sp.M, selaku pembimbing dalam penulisan referat ini
2. Staf medis fungsional bagian mata RSPAD Gatot Soebroto
3. Kepada semua pihak dan teman-teman sejawat yang telah membantu
penulisan referat ini.
Penulis menyadari referat ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis membuka diri
atas Kritik dan sarannya. Akhirnya semoga referat ini berguna bagi pembaca dan
penulis khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI. .....................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG. ...................................................................1
1.2 TUJUAN.........................................................................................2
KESIMPULAN....................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG 1
Glaukoma ditandai oleh meningkatnya tekanan intraokular yang disertai oleh
pencekungan discus optikus dan pengecilan lapangan pandang. Pada sebagian besar
kasus, tidak terdapat penyakit mata lain. (glaukoma primer).
Hampir 80.000 penduduk Amerika Serikat buta akibat glaukoma, sehingga
penyakit ini menjadi penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah di Amerika
Serikat. Di Amerika Serikat diperkirakan terdapat 2 juta pengidap glaukoma.
Glaukoma sudut terbuka primer, bentuk tersering, menyebabkan pengecilan lapangan
pandang bilateral progresif asimtomatik yang timbul perlahan dan sering tidak
terdeteksi sampai terjadi pengecilan lapang pandang yang ekstensif. Bentuk-bentuk
glaukoma lain merupakan morbiditas visual yang parah pada semua usia.
Mekanisme peningkatan tekanan intraokular pada glaukoma adalah gangguan
aliran keluar humor akueus akibat kelainan sistem drainase sudut kamera anterior
(glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses humor akueus ke sistem drainase
(gaukoma sudut tertutup).
Penurunan pembentukan humor akueus adalah suatu metode untuk
menurunkan tekanan intraokular pada semua bentuk glaukoma. Beberapa obat dapat
menurunkan pembentukan humor akueus. Juga terdapat tindakan-tindakan bedah
yang menurunkan pembentukan humor akueus tetapi biasanya digunakan hanya
setelah terapi medis gagal.
Pada semua pasien galukoma, perlu tidaknya terapi segera diberikan dan
efektivitasnya dinilai dengan melakukan pengukuran tekanan intraokular (tonometri),
inspeksi diskus optikus, dan pengukuran lapangan pandang secara teratur.
Penatalaksanaan glaukoma sebaiknya dilakukan oleh ahli oftalmologi, tetapi
besar masalah dan pentingnya deteksi kasus-kasus asimtomatik mengharuskan adanya
kerjasama dengan bantuan dari semua petugas kesehatan.
1.2
TUJUAN
Tujuan dari penyusunan referat ini adalah untuk memberikan gambaran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
DEFINISI
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana gambaran klinik yang lengkap
2.2
KLASIFIKASI
Klasifikasi glaukoma primer :1,2
1. Glaukoma sudut terbuka ( glaukoma sudut terbuka kronik, glaukoma
sederhana kronik)
2. Glaukoma tekanan normal ( glaukoma tekanan rendah)
Glaukoma tekanan rendah adalah suatu keadaan dimana ditemukan
penggaungan papil saraf optik dan kelainan lapang pandang yang khas
glaukoma tetapi disertai tekanan bola mata yang tidak tinggi. Keadaan ini
dihubungkan dengan terdapatnya gangguan pendarahan papil saraf optik
walaupun tekanan bola mata tidak tinggi.
2.3
ETIOLOGI
Glaukoma sudut terbuka etilogi tidak pasti, dimana tidak didapatkan kelainan
goniodisgenesis),
berupa
trabekulodisgenesis,
iridodisgenesis
dan
INSIDENSI
Di Indonesia, glaukoma diderita oleh 3% dari total populasi penduduk.
Umumnya penderita glaukoma telah berusia lanjut. Pada usia 50 tahun, tingkat resiko
menderita glaukoma meningkat sekitar 10 %. Hampir separuh penderita glaukoma
tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut. 5
PATOGENESIS 6
Sudut bilik mata dibentuk dari jaringan korneosklera dengan pangkal iris.
Pada keadaan fisiologis bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata.
Berdekatan dengan sudut ini didapatkan jaringan trabekulum, kanal Schlemm, baji
sklera, garis Schwalbe dan jonjot iris. Pada sudut filtrasi terdapat garis Schwalbe yang
merupakan akhir perifer endotel dan membran desemet, kanal schlemn yang
menampung cairan mata kesalurannya.
Sudut filtrasi berbatas dengan akar iris berhubungan dengan sklera kornea dan
disini ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan
merupakan batas belakang sudut filtrasi serta tempat insersi otot siliar longitudinal.
Anyaman trabekula mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang mempunyai dua
komponen yaitu badan siliar dan uvea.
dalam bola mata sehingga tekanan bola mata meninggi. Pada glaukoma akut
hambatan terjadi karena iris perifer menutup sudut bilik depan, hingga jaringan
trabekulum tidak dapat dicapai oleh akueus.
2.6
GEJALA KLINIS
Glaukoma disebut sebagai pencuri penglihatan karena berkembang tanpa
ditandai dengan gejala yang nyata. Oleh karena itu, separuh dari penderita glaukoma
tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut. Biasanya nanti diketahui
disaat penyakitnya sudah lanjut dan telah kehilangan penglihatan.2,5,7
Glaukoma primer yang kronis dan berjalan lambat sering tidak diketahui bila
mulainya, karena keluhan pasien amat sedikit atau samar. Misalnya mata sebelah
terasa berat, kepala pening sebelah, kadang-kadang penglihatan kabur dengan
anamnesa tidak khas. Pasien tidak mengeluh adanya halo dan memerlukan kacamata
koreksi untuk presbiopia lebih kuat dibanding usianya. Kadang-kadang tajam
penglihatan tetap normal sampai keadaan glaukomanya sudah berat.3
Pada akhirnya akan terjadi penyempitan lapang pandang yang menyebabkan penderita
sulit melihat benda-benda yang terletak di sisi lain ketika penderita melihat lurus ke
depan ( disebut penglihatan terowongan).4
10
2.7
PEMERIKSAAN FISIK
11
b. Tonometer aplanasi
Cara mengukur tekanan intraokular yang lebih canggih dan lebih dapat
dipercaya dan cermat bias dikerjakan dengan Goldman atau dengan tonometer
tentengan Draeger.
Pasien duduk di depan lampu celah. Pemeriksaan hanya memerlukan waktu
beberapa detik setelah diberi anestesi. Yang diukur adalah gaya yang diperlukan untuk
mamapakan daerah kornea yang sempit.
Setelah mata ditetesi dengan anestesi dan flouresein, prisma tonometer
aplanasi di taruh pada kornea. Mikrometer disetel untuk menaikkan tekanan pada
mata sehingga gambar sepasang setengah lingkaran yang simetris berpendar karena
flouresein tersebut. Ini menunjukkan bahwa di semua bagian kornea yang
bersinggungan dengan alat ini sudah papak ( teraplanasi). Dengan melihat melalui
mikroskop lampu celah dan dengan memutar tombol, ujung dalam kedua setengah
lingkaran yang berpendar tersebut diatur agar bertemu yang menunjukkan besarnya
tekanan intraokular. Dengan ini selesailah pemeriksaan tonometer aplanasi dan hasil
pemeriksaan dapat dibaca langsung dari skala mikrometer dalam mmHg.
c. Tonometri Digital
Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan tekanan bola mata dengan cepat
yaitu dengan memakai ujung jari pemeriksa tanpa memakai alat khusus (tonometer).
Dengan menekan bola mata dengan jari pemeriksa diperkirakan besarnya tekanan di
dalam bola mata. Pemeriksaan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Kedua telunjuk pemeriksa diletakkan pada kulit kelopak tarsus atas penderita
Satu telunjuk mengimbangi tekanan sedang telunjuk lain menekan bola mata.
Penilaian dilakukan dengan pengalaman sebelumnya yang dapat menyatakan
tekanan mata N+1, N+2, N+3 atau N-1, N-2, N-3 yang menyatakan tekanan lebih
tinggi atau lebih rendah daripada normal.
Cara ini sangat baik pada kelainan mata bila tonometer tidak dapat dipakai
atau dinilai seperti pada sikatrik kornea, kornea irregular dan infeksi kornea. Cara
pemeriksaan ini memerlukan pengalaman pemeriksaan karena terdapat faktor
subyektif.
12
2.Gonioskopi 3,6,8
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens. Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
patologik sudut bilik mata, juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik
mata seperti benda asing. Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan malahan dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder.
3.Oftalmoskopi 3,6
Oftalmoskopi, pemeriksaan ke dalam mata dengan memakai alat yang
dinamakan oftalmoskop. Dengan oftalmoskop dapat dilihat saraf optik di dalam mata
dan akan dapat ditentukan apakah tekanan bola mata telah mengganggu saraf optik.
Saraf optik dapat dilihat secara langsung. Warna serta bentuk dari mangok saraf optik
pun dapat menggambarkan ada atau tidak ada kerusakan akibat glaukoma yang
sedang diderita.
Kelainan pada pemeriksaan oftalmoskopi dapat dilihat : 8
Kelainan serabut retina, serat yang pucat atau atrofi akan berwarna hijau
13
5. Tes provokasi 6
Tes steroid
Diteteskan larutan deksametason 3-4 dd g 1, selama 2 minggu. Kenaikan tensi
intraokular 8 mmHg menunjukkan glaukoma.
2.8
DIAGNOSIS
Pada anamnesa tidak khas, seperti mata sebelah terasa berat, kepala pening
sebelah, kadang-kadang penglihatan kabur. Pasien tidak mengeluh adanya halo
dan memerlukan kaca mata koreksi untuk presbiopia lebih kuat dibanding
usianya.3
Pemeriksaan Tonometri bila antara kedua mata, selalu terdapat perbedaan tensi
intraokular 4 mmHg atau lebih, maka itu menunjukkan glaukoma sudut
terbuka.6
14
Pemeriksaan oftalmoskopi 6
Pada glaukoma sudut terbuka, didalam saraf optik didapatkan kelainan
degenerasi yang primer, yaitu disebabkan oleh insufisiensi vaskuler.
Pemeriksaan gonioskopi 6
Pada glaukoma sudut terbuka sudutnya normal. Pada stadium yang lanjut, bila
telah timbul goniosinechiae ( perlengketan pinggir iris pada kornea atau
trabekula ) maka sudut dapat tertutup.
Tes provokasi 6
tes minum air kenaikan tensi 8-9 mmHg, mencurigakan, 10 mmHg
pasti patologis
tes steroid kenaikan 8 mmHg menunjukkan glaukoma
pressure congestive test kenaikan 9 mmHg atau lebih, mencurigakan .
sedangkan 11 mmHg pasti patologis.
2.9
PENATALAKSANAAN
I.
Medikamentosa 6
Harusnya disadari betul, bahwa glaukoma primer merupakan masalah terapi
15
hamil,
harus
16
Obat-obat ini biasanya diberikan satu persatu atau kalau perlu dapat dikombinasi.
Kalau tidak berhasil, dapat dinaikkan frekwensi penetesannya atau prosentase
obatnya, ditambah dengan obat tetes yang lain atau tablet.
Monitoring semacam inilah yang mengharuskan penderita glaukoma sudut terbuka
selalu dikelola oleh dokter dan perlu pemeriksaan yang teratur.
II. Operasi 8
Pada umumnya operasi ditangguhkan selama mungkin dan baru dilakukan bila :
1. tekanan intraokular tak dapat dipertahankan dibawah 22 mmHg
2. lapang pandangan terus mengecil
3. orang sakit tak dapat dipercaya tentang pemakaian obatnya
4. tidak mampu membeli obat
5. tak tersedia obat-obat yang diperlukan
Prinsip operasi : fistulasi, membuat jalan baru untuk mengeluarkan humor akueus,
oleh karena jalan yang normal tak dapat dipakai lagi.
Pembedahan pada glaukoma :
1. Bedah filtrasi
Bedah filtrasi dilakukan tanpa perlu pasien dirawat dengan memberi anestesi
lokal kadang-kadang sedikit obat tidur.
Dengan memakai alat sangat halus diangkat sebagian kecil sklera sehingga
terbentuk suatu lubang. Melalui celah sclera yang dibentuk cairan mata akan keluar
sehingga tekanan bola mata berkurang, yang kemudian diserap di bawah konjungtiva.
Pasca bedah pasien harus memakai penutup mata dan mata yang dibedah tidak boleh
kena air. Untuk sementara pasien pascabedah glaukoma dilarang bekerja berat.
2. Trabekulektomi
Pada
glaukoma
masalahnya
adalah
terdapatnya
hambatan
filtrasi
(pengeluaran ) cairan mata keluar bola mata yang tertimbun dalam mata sehingga
tekanan bola mata naik.
Bedah trabekulektomi merupakan teknik bedah untuk mengalirkan cairan
melalui saluran yang ada. Pada trabekulektomi ini cairan mata tetap terbentuk normal
akan tetapi pengaliran keluarnya dipercepat atau salurannya diperluas.
Bedah trabekulektomi membuat katup sklera sehingga cairan mata keluar dan
masuk di bawah konjungtiva. Untuk mencegah jaringan parut yang terbentuk
17
diberikan 5 fluoruracil atau mitomisin. Dapat dibuat lubang filtrasi yang besar
sehingga tekanan bola mata sangat menurun.
Pembedahan ini memakan waktu tidak lebih dari 30 menit. Setelah
pembedahan perlu diamati 4-6 minggu pertama. Untuk melihat keadaan tekanan mata
setelah pembedahan.
3. Bedah filtrasi dengan implan
Pada saat ini dikenal juga operasi dengan menanam bahan penolong
pengaliran (implant urgary).
Pada keadaan tertentu adalah tidak mungkin untuk membuat filtrasi secara
umum sehingga perlu dibuatkan saluran buatan (artificial) yang ditanamkan ke dalam
mata untuk drainase cairan keluar.
Beberapa ahli berusaha membuat alat yang dapat mempercepat keluarnya
cairan dari bilik mata depan.
Upaya di dalam membuat ini adalah :
Bersifat atraumatik.
4. Siklodestruksi
Tindakan ini adalah mengurangkan produksi cairan mata oleh badan siliar
yang masuk ke dalam bola mata. Diketahui bahwa cairan mata ini dikeluarkan
terutama oleh pembuluh darah di badan siliar dalam bola mata. Pada siklodestruksi
dilakukan pengrusakan sebagian badan siliar sehingga pembentukan cairan mata
berkurang.
Tindakan ini jarang dilakukan karena biasanya tindakan bedah utama adalah
bedah filtrasi.
18
2.10
PROGNOSIS 5
Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan glaukoma, pada
19
BAB III
KESIMPULAN
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana gambaran klinik yang lengkap ditandai
oleh peninggian tekanan intraokular, penggaungan dan degenerasi papil saraf optik
serta dapat menimbulkan skotoma ( kehilangn lapangan pandang).
Glaukoma sudut terbuka adalah glaukoma yang penyebabnya tidak ditemukan
dan ditandai dengan sudut bilik mata depan yang terbuka. Glaukoma sudut terbuka ini
diagnosisnya dibuat bila ditemukan glaukoma pada kedua mata pada pemeriksaan
pertama, tanpa ditemukan kelainan yang dapat merupakan penyebab.
Glaukoma disebut sebagai pencuri penglihatan karena berkembang tanpa
ditandai dengan gejala yang nyata. Oleh karena itu, separuh dari penderita glaukoma
tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut. Biasanya nanti diketahui
disaat penyakitnya sudah lanjut dan telah kehilangan penglihatan.
Glaukoma sudut terbuka perlu diwaspadai pada orang : usia 40 tahun atau lebih,
penderita diabetes mellitus, dalam keluarga ada penderita glaukoma, miopia tinggi.
Pemeriksaan glaukoma yaitu : pemeriksaan tekanan bola mata ( tonometri
Schiotz, tonometri aplanasi, tonometri digital ), gonioskopi, oftalmoskopi,
pemeriksaan lapang pandangan, tes provokasi.
Penatalaksanaan glaukoma dilakukan dengan 2 cara yaitu : medikamentosa dan
operatif.
20
DAFTAR PUSTAKA
Glaukoma,
diunduh
dari
http://www.medicastore.com/images/glaucoma.jpg&imgreful , dipublikasikan
tahun 2004.
5. Anonim,
Glaukoma,
diunduh
dari
Macam-Macam
Penyakit,
diunduh
dari
21