Anda di halaman 1dari 32

Laporan Kasus

Ameloblastoma
Mandibula

Nama : Rohayu
Pembimbing :
drg. Emilia CH.P, Sp.Ortho, MM.Kes.

Identifikasi Pasien
Nama
: Muhammad Adriansyah
Umur
: 12 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. KH. Sulaiman, Banyuasin
Kebangsaan : Indonesia
No RM
: 864427

Keluhan Utama :

Penderita dikonsulkan oleh bagian bedah RSMH dengan


benjolan seukuran telur bebek pada rahang bawah sebelah
kiri sejak 2 tahun yang lalu.

Riwayat Perjalanan Penyakit

2 tahun yang lalu penderita mengeluh bengkak pada


wajah sebelah kiri, tanpa disertai nyeri dan demam.. Pasien
tidak kesulitan dalam membuka dan menutup mulut, tidak
ada gangguan saat pasien makan atau berbicara. Keluhan
pada gigi tidak ada. Pasien tidak berobat.
1 bulan yang lalu, pasien merasa benjolan di rahang
bawah sebelah kiri semakin membesar. Benjolan sebesar
telur bebek. Pasien lalu berobat ke RSUD Banyuasin,
pasien kemudian dirujuk ke RSMH untuk dilakukan operasi.
Keluhan Tambahan : -

Riwayat Penyakit atau Kelainan Sistemik: Riwayat Penyakit Gigi dan Mulut Sebelumnya

R/ Cabut Gigi : 1x radix dentin V


R/ Tambal Gigi : 53, 63, 64, 65, 84
R/ Bersihkan Karang Gigi :

Riwayat Kebiasaan

-Penderita suka makan permen


-Penderita menyikat gigi 2x sehari.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Umum Pasien Pemeriksaan Ekstraoral
Konsultasi: dari TS
Wajah : Asimetris
bedah
Pipi kiri : Tampak massa pada
KU: CM
rahang bawah kiri , teraba
BB: 25 kg
keras, immobile, seukuran
TB: 127 cm
telur bebek, nyeri tekan (-).
Vital Sign
Nadi : 90x/menit
RR
: 20x/menit
T : 36,7 0C

Bibir : Simetris
KGB submandibula : Tidak

teraba.
TMJ : dislokasi (-), clicking (-)

Pemeriksaan Intraoral
Mukosa bukal
: tidak ada kelainan
Mukosa labial
: tidak ada kelainan
Palatum
: tidak ada kelainan
Lidah
: tidak ada kelainan
Dasar Mulut
: tidak ada kelainan
Gingiva
: tidak ada kelainan
Plak
: di regio atas
Kalkulus
: di regio posterior kanan atas
Hubungan Rahang
: ortognati

STATUS LOKALIS
Tampak massa pada rahang bawah kiri ,

teraba keras, seukuran telur bebek, immobile,


nyeri tekan (-).

Cavum Oris
Tampak :
Gangren radiks : Karies : 56, 7IV, 76,
Kalkulus : regio posterior kanan atas

Gigi Les Son


i
das
e

CE

Perku
si

Palpa
si

Mobilita Diagnos Terapi


s
is

56

D3

7IV

D4

76

D3

Karies
Dentin

Pro
Konservas
i

Pulpitis
Reversib
el

Pro
Ekdtraksi

Karies
Dentin

Pro
Konservas
i

Temuan Masalah
a. Tampak massa pada
rahang bawah kiri ,
teraba keras, immobile,
seukuran telur bebek,
immobile, nyeri tekan
(-).
b. Terdapat kalkulus di
region kanan atas,.
c. Karies D3 pada gigi
56 dan 76 D/ karies
dentin
d. Karies D4 pada gigi 7IV
D/Pulpitis reversibel

Perencanaan Terapi
Pro Bedah Mulut
ekstraksi gigi 7IV
Pro Konservasi

Tumpat gigi 5 dan 76.


Prognosis
Quo ad Vitam

Dubia ad bonam.
Quo ad fungsionam
: Dubia ad bonam.

TINJAUAN
PUSTAKA

Anatomi Mandibula

Persarafan: saraf mandibular, alveolar inferior,

pleksus dental inferior dan nervus mentalis


Vaskularisasi: a.maksilari interna, a.alveolar inferior,
dan a.mentalis. A.alveolaris inferior memberi cabangcabang ke gigi-gigi bawah serta gusi sekitarnya.
Ada 4 pasang otot pengunyah, yaitu m.masseter, m.
temporalis, m.pterigoideus lateralis dan
m.pterigoideus medialis.
Bagian atas korpus mandibula membentuk tonjolan
prosesus alveolaris, 16 buah lubang untuk
tempat gigi

Definisi
Ameloblastoma
Ameloblastoma ialah tumor yang jinak yang

berasal dari epitel odontogenik (organ enamel


yang tidak berdiferensiasi).
Tumor ini biasanya unisentrik, nonfungsional,
pertumbuhannya bersifat intermiten, secara
anatomis jinak, secara klinis bersifat persisten,
dan secara lokal invasif.
Memiliki tingkat rekurensi yang tinggi setelah
terapi. Rekurensi dapat terjadi karena
ameloblastoma memiliki sel satelit yang dapat
berinvasi.

Prevalensi & Lokasi


Ameloblastoma

Lesi terjadi paling sering pada usia 20-30 tahun, pasien

dengan usia muda yang bebas karies.


85% ameloblastoma terjadi pada mandibula dan hanya
15% terjadi pada maksila.
75% terlihat di regio molar kedua dan ketiga juga ramus,

Etiologi dan
Patogenesis
Etiologi ameloblastoma

sampai saat ini belum


diketahui dengan jelas,
tetapi beberapa ahli
mengatakan bahwa
ameloblastoma dapat
terjadi setelah
pencabutan gigi,
pengangkatan kista
dan atau iritasi lokal
dalam rongga mulut.

Gambar 2.3

Kemungkinan Sumber
Penyebab
Ameloblastoma

Tumor ini kemungkinan dapat berasal dari:


Sisa sel dari enamel organ atau sisa-sisa dental

lamina.
Sisa-sisa dari epitel Malassez atau sisa-sisa
pembungkus Hertwig yang terkandung dalam
ligamen periondontal gigi yang akan erupsi.
Epitelium dari kista odontogenik, terutama kista
dentigerous dan odontoma.
Basal sel dari epitelium permukaan tulang rahang.
Gangguan perkembangan organ enamel.
Epitelium Heterotropik pada bagian-bagian lain
dari tubuh, khususnya kelenjar pituitary.

Tipe Ameloblastoma

A. Tipe multikistik/solid B. Tipe Unikistik C. Tipe


Periferal

Diagnosis
Pada tahap yang sangat awal, asimtomatis. Tumor tumbuh

secara perlahan selama bertahun-tahun dan ditemukan


pada rontgen foto.
Nyeri inflamasi atau infeksi. Nyeri tahap akhir penyakit
yg sebelumnya asimptomatis tanda keganasan.
Paresthesia tekanan pada syaraf karena massa tumor
Tulang menipis dan ketika teresobsi seluruhnya tumor
yang menonjol terasa lunak pada penekanan
mengekspansi tulang kortikal yang luas + memutuskan
batasan tulang + menginvasi jaringan lunak.
Ukuran tumor yang bertambah besar gangguan
pengunyahan dan penelanan.

Peningkatan ukuran lesi asimetri wajah,

perpindahan posisi gigi geligi yang


menyebabkan maloklusi, gigi mengalami
resorpsi akar, kehilangan gigi geligi,
peningkatan mobilitas gigi, dan fraktur
patologis.
Paresthesia juga dapat disebabkan akibat
ameloblastoma yang menekan percabangan
nervus trigeminal

Gambaran Klinis
Ekstra Oral
Ameloblastoma

Gambaran Klinis Intra


Oral Ameloblastoma

Gambaran Radiologis
Terlihat ekspansi tulang cortikal dengan scalloped margins, multi
lokasi atau Soap Bubble dan resorbsi akar.

Radiografi:

Dental foto: periapikal dan oklusal foto, Panoramik, PA,


lateral dan submento vertex.
CT scan mengetahui keterlibatan jaringan lunak,
kerusakan tulang kortikal dan ekspansi tumor pada
struktur sekitarnya.
MRIs mengetahui usia dan konsistensi tumor.
Secara radiologis, gambaran ameloblastoma muncul
sebagai gambaran radiolusensi yang multiokular atau
uniokular.

Multiokular
Ameloblastoma

Ameloblastoma Tipe
Uniokular

Ameloblastoma Multilokuler
menyerupai busa sabun
atau sarang lebah

Unilokuler di regio
anterior

Pemeriksaan patologi anatomi


Kandungan tumor ini dapat keras atau lunak, tetapi

biasanya ada suatu cairan mucoid berwarna kopi atau


kekuning-kuningan. Kolesterin jarang dijumpai.
Makroskopis : ada dua tipe yaitu tipe solid (padat) dan tipe
kistik. Tipe padat terdiri dari massa lunak jaringan yang
berwarna putih keabu-abuan atau abu-abu kekuningkuningan. Tipe kistik memiliki lapisan yang lebih tebal
seperti jaringan ikat dibanding kista sederhana.
Mikroskopis: terdiri atas jaringan tumor dengan sel-sel
epitel tersusun seperti pagar mengelilingi jaringan stroma
yang mengandung sel-sel stelate retikulum, sebagian
menunjukkan degenerasi kistik

Insisi Biopsi

Fine-Needle Aspiration
Biopsi (FNAB)

Insisi Biopsi :

pengambilan sebagian
Merupakan metode
lesi yang relative
ekstensif untuk
untuk mengevaluasi lesi
pemeriksaan
subkutan atau yang
histopatologis dan
terletak lebih dalam
penegakan diagnosis.
lagi.
Diindikasikan pada lesi Prosedur ini paling
> 1-2 cm dan untuk lesi
banyak dipakai dalam
besar yang berkapsul
menentukan sifat massa
atau neoplasma yang
pada kelenjar saliva dan
berpotensi keganasan.
leher.

Pengaruh terhadap StrukturStruktur Sekelilingnya


Ameloblastoma dapat menggeser gigi lebih

jauh, dan sering mendorong gigi yang terlibat


ke daerah apikal, menyentuh palatum,
resorpsi akar yang luas , dan terlihat bentuk
tidak teratur.
Tumor ini memiliki potensi sangat besar untuk
proses perluasan tulang, sampai terjadi
perforasi tulang ke jaringan sekelilingnya
ciri khusus ameloblastoma.

Diagnosis Banding
Dapat di diangnosis banding dengan Kista

dentigerus, kista primordial, odontogenik


keratosis, odontogenik myxoma atau
ossifying fibroma.

Komplikasi
perluasan kejaringan atau organ penting pada

daerah wajah dan leher.


membuat hilangnya fungsi rahang dan
kesulitan menelan makanan.
berisiko perdarahan karena ulserasi dan dapat
menunjukkan gejala anemia

Tata Laksana
Terapi tumor ini beragam mulai dari kuretase

sampai reseksi tulang yang luas, dengan atau


tanpa rekonstruksi. Radiasi tampaknya
merupakan kontraindikasi akan bahaya
merangsang osteoradionekrosis atau kondisi
malignant.
Terapi bedah ameloblastomas dapat dibagi
menjadi tiga tahap:
1. Eksisi tumor
2. Rekonstruksi
3. Rehabilitasi

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai