Anda di halaman 1dari 18

PERKEMBANGAN

KOGNITIF ANAK

Teori Perkembangan Kognitif Jean


Piaget (Cognitive Development Theory)

Menurut Piaget pengetahuan (knowledge)


adalah interksi yang terus menerus antara
individu dengan lingkungan.

Fokus perkembangan kognitif Piaget adalah


perkembangan secara alami fikiran
pembelajar mulai anak-anak sampai dewasa

Konsep perkembangan kognitif Piaget,


diturunkan dari analisa perkembangan biologi
organisme tertentu.
Menurut Piaget, intelegen (IQ=kecerdasan)
adalah seperti system kehidupan lainnya, yaitu
proses adaptasi.

Ada empat faktor yang mempengaruhi


perkembangan kognitif yaitu :
1). lingkungan fisik
2). kematangan
3). pengaruh sosial
4). proses pengendalian diri
(equilibration)
(Piaget, 1977)

Accommodation is the part of


adaptation in which new
schemes are created or old
ones adjusted to produce a
better fit with the environment.

Assimilation is a part of
adaptation in which the
external world is
interpreted through
existing schemes.

SKEMA= struktur
kognitif yang spesifik
yang mempunyai
pola perilaku

Adaptation is the
process of building
schemes through
direct interaction
with the
environment.

Equilibrium exists
when children are not
changing very much
and they are in a
steady, comfortable
cognitive state;
assimilation is used
more than
accommodation.
Disequilibrium is the
state of cognitive
discomfort which
occurs during times of
rapid change;
accommodation is
used more than
assimilation.
Back-and-forth
movement between
equilibrium and
disequilibrium leads to
the development of
more effective
schemes

PERIODE PERKEMBANGAN KOGNITIF


Empat periode utama perkembangan kognitif
menurut Piaget
1. Periode sensorimotor (usia 02 tahun)
2. Periode praoperasional (usia 27 tahun)
3. Periode operasional konkrit (usia 711 tahun)
4. Periode operasional formal (usia 11 tahun
sampai dewasa)
Masing-masing periode diperlukan untuk
perkembangan periode selanjutnya

Periode sensorimotor (sejak lahir 2 tahun)


Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai
perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial
penting dalam enam sub-tahapan:
1. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai
usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan
refleks.
2. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam
minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama
dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
3. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul
antara usia empat sampai sembilan bulan dan
berhubungan terutama dengan koordinasi antara
penglihatan dan pemaknaan.

Periode sensorimotor (sejak lahir 2 tahun)


4.

5.

6.

Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul


dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat
berkembangnya kemampuan untuk melihat objek
sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya
berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi
objek).
Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam
usia dua belas sampai delapan belas bulan dan
berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara
baru untuk mencapai tujuan.
Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan
terutama dengan tahapan awal kreativitas

Usia
Lahir 6 minggu

Karakteristik
Menggunakan reflex motorik dan sensorik bawaan (menyedot,
menggenggam, melihat) untuk berinteraksi dan berakomodasi
dengan dunia luar. Koordinasi aktivitas pada tubuhnya sendiri dan
lima inderanya (mengisap ibu jari), berhubungan dengan reflek

6 minggu 6 buln

Berhubungan dengan kebiasaan-kebiasaan

6 9 bulan

Mencari stimuli baru dari lingkungan, mulai perilaku bertujuan

9 bulan 1 tahun

Tanda awal permanensi objek: benda-benda terlepas dari dirinya


(bermain cilukba), meniru perilaku baru

1 tahun 18 bulan Mencari pengalaman baru


18 bulan 2 tahun Menunjukkan tanda pemikiran (menggunakan satu mainan untuk
meraih mainan lain), simbolisasi (satu kata benda untuk
menyatakan objek yg nyata, misal bola)

Penerapan dalam psikiatri:


Anak yg dirawat di rumah sakit tidak mencapai permanensi objek, mengalami
cemas perpisahan. Lebih baik ibunya mendampingi di dalam ruangan.

Tahapan praoperasional (2 7 tahun)

Penggunaan simbol dan bahasa secara lebih luas (frase 2 kata: Bobby
makan).
Belajar tanpa menggunakan pertimbangan, belum mampu berpikir
logis / deduktif, konsep pikiran primitif atau konkrit
Belum punya pengertian sebab akibat
Punya perasaan tentang baik dan buruk tapi belum mampu
menghadapi dilema moral (kasus piring)
Punya perasaan keadilan: perbuatan jahat akan dihukum.
Egosentrik: belum mampu mengambil peran orang lain (kakak belajar)
Kausalitas fenomenalistik: peristiwa-peristiwa yg terjadi bersamaan
dipikir sebagai penyebab peristiwa yg lain (Guntur menyebabkan kilat)

Penerapan dalam psikiatri:

Anak belum mampu berpikir abstrak / konseptual, lebih baik menjelaskan


prosedur medis secara role-playing. Anak belum mampu berpikir sebab akibat,
penyakit fisik dapat dirasakan sebagai hukuman untuk perbuatan jahat.

Tahapan operasional konkrit (7 11 tahun)


Anak bertindak dan bekerja pada dunia benda dan peristiwa yg
konkrit, nyata, dan dapat dipahami.
Pikiran egosentrik digantikan oleh pikiran operasional:
memperhatikan dan mengatasi berbagai informasi di luar anak
(dapat melihat sesuatu dari pandangan org lain)
Syllogistic Reasoning: kesimpulan logis dibentuk dari 2 alasan
(kuda-mamalia-berdarah panas)
Mampu mempertimbangkan moral & nilai2 peraturan
Mengerti konsep Konservasi: tentang kuantitas (bola tanah liat)
Hasil perkembangan yg paling diharapkan dlm stad. ini adalah anak
hormat secara sehat trhdp peraturan dan mengerti terdapat
pengecualian aturan yg dibenarkan.
Penerapan dalam psikiatri:
Anak-anak yg terpaku berlebihan terhadap aturan dapat menunjukkan
perilaku obsesif-kompulsif.

Tahapan operasional formal

(11 tahun akhir masa remaja)

Mampu berpikir abstrak, deduktif, mendefinisikan konsep2, logis,


sistematik, simbolik
Mampu menangkap konsep kemungkinan dan terampil
menghadapinya
Penggunaan bahasa kompleks, mengikuti aturan logika formal,
minat terhadap berbagai bidang
Pikiran hipotetik-deduktif (organisasi kognitif tertinggi): membuat
hipotesis/gagasan dan menilainya terhadap kenyataan.

Tidak semua remaja memasuki stad.operasi formal pada waktu yg


sama/pd derajat yg sama, tergantung kapasitas dan pengalaman
individual.
Beberapa orang mungkin tidak mencapai stad pikiran formal sama sekali
dan tetap tinggal dalam cara operasional konkrit selamanya.

Informasi umum mengenai tahapan-tahapan


Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi


urutannya selalu sama. Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan
tidak ada urutan yang mundur.

Universal (tidak terkait budaya)

Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi yang ada


dalam diri seseorang berlaku juga pada semua konsep dan isi
pengetahuan

Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi


secara logis

Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemenelemen dari tahapan sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan
terintegrasi)

Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam


model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif

Isu dalam perkembangan kognitif


Isu utama dalam perkembangan kognitif serupa dengan isu
perkembangan psikologi secara umum.
Tahapan perkembangan

Perbedaan kualitatif dan kuantitatif

Terdapat kontroversi terhadap pembagian tahapan perkembangan


berdasarkan perbedaan kualitas atau kuantitas kognisi.

Kontinuitas dan diskontinuitas

Kontroversi ini membahas apakah pembagian tahapan perkembangan


merupakan proses yang berkelanjutan atau proses terputus pada tiap
tahapannya.

Homogenitas dari fungsi kognisi

Terdapat perbedaan kemampuan fungsi kognisi dari tiap individu

Natur dan nurtur


Kontroversi natur dan nurtur berasal dari perbedaan
antara filsafat nativisme dan filsafat empirisme.
Nativisme mempercayai bahwa pada kemampuan otak
manusia sejak lahir telah dipersiapkan untuk tugastugas kognitif. Empirisme mempercayai bahwa
kemampuan kognisi merupakan hasil dari pengalaman.
Stabilitas dan kelenturan dari kecerdasan
Secara relatif kecerdasan seorang anak tetap stabil pada
suatu derajat kecerdasan, namun terdapat perbedaan
kemampuan kecerdasan seorang anak pada usia 3 tahun
dibandingkan dengan usia 15 tahun.

Sudut pandang lain


Pada saat ini terdapat beberapa pendekatan yang berbeda untuk
menjelaskan perkembangan kognitif.

Teori perkembangan kognitif neurosains [2]

Kemajuan ilmu neurosains dan teknologi memungkinkan


mengaitkan antara aktivitas otak dan perilaku.

Biologis menjadi dasar dari pendekatan ini untuk menjelaskan


perkembangan kognitif. Pendekatan ini memiliki tujuan untuk
dapat mengantarai pertanyaan mengenai umat manusia yaitu

Apakah hubungan antara pemikiran dan tubuh, khususnya antara otak


secara fisik dan proses mental
Apakah filogeni atau ontogeni yang menjadi awal mula dari struktur
biologis yang teratur

Sudut pandang lain


Pada saat ini terdapat beberapa pendekatan yang berbeda untuk
menjelaskan perkembangan kognitif.

Teori Konstruksi pemikiran-sosial


Selain biologi, konteks sosial juga merupakan salah satu sudut
pandang dari perkembangan kognitif.

Perspektif ini menyatakan bahwa lingkungan sosial dan budaya


akan memberikan pengaruh terbesar terhadap pembentukan
kognisi dan pemikiran anak.

Teori ini memiliki implikasi langsung pada dunia pendidikan.


Teori Vygotsky menyatakan bahwa anak belajar secara aktif
lebih baik daripada secara pasif. Tokoh-tokohnya diantaranya
Lev Vygotsky, Albert Bandura, Michael Tomasello
Teori Theory of Mind (TOM)

Teori perkembangan kognitif ini percaya bahwa anak memiliki


teori maupun skema mengenai dunianya yang menjadi dasar
kognisinya. Tokoh dari ToM ini diantaranya adalah Andrew N.
Meltzoff

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai