Lampiran II untuk perusahaan diluar Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal
Dalam Negeri.
Jumlah PPN dan/atau PPnBM yang telah diberikan penangguhan harus disetor kembali ke
Kas Negara, apabila barang modal:
a) Digunakan untuk kegiatan yang tidak sesuai ketentuan;
b) Dijual atau dipindahtangankan baik sebagian maupun seluruhnya sebelum habis
nilai bukunya sebagaimana diatur dalam Undang-undang tentang Pajak
Penghasilan;
c) Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewahnya yang
ditangguhkan dikreditkan;
Besarnya Pajak Pertambahan Nilai dan atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang
harus disetor sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, sebanding dengan
besarnya nilai buku berdasarkan Undang-undang Pajak Penghasilan pada saat terjadinya
penyimpangan penggunaan atau pemindahtanganan barang modal tertentu.
Jumlah pajak harus disetor selambat-lambatnya pada tanggal 15 setelah akhir masa pajak
terjadinya penyimpangan penggunaan atau pemindahtanganan barang modal.
Dalam hal pajak tidak disetor, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
ditambah sanksi yang berlaku sesuai dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983
Tata cara Penangguhan Pembayaran Lampiran II Barang Modal Produksi Dalam Negeri:
1. Perusahaan PMA/PMDN mengajukan permohonan tertulis kepada Ketua BKPM tentang
Permohonan Penangguhan Pembayaran PPN/PPn BM (terlampir), dengan melampirkan
rekaman Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan bukti pembelian atau perjanjian jual-beli.
2. Dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak diterima permohonan lengkap dan
memenuhi persyaratan Keputusan ini, Ketua BKPM memberikan persetujuan tentang Surat
Keterangan Penangguhan Pembayaran PPN/PPnBM (terlampir), dalam rangkap 4 (empat):
- Lembar ke-1, untuk penjual melalui pemohon;
- Lembar ke-2,untuk pemohon;
- Lembar ke-3, untuk Kantor Pelayanan Pajak setempat;
- Lembar ke-4, arsip.
3. Dalam hal permohonan yang diajukan tidak lengkap, atau tidak memenuhi persyaratan,
dalam jangka waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak diterima permohonan
tersebut, Ketua BKPM memberikan jawaban penolakan tentang Penolakan Permohonan
(terlampir).
4. Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan barang modal tertentu setelah memperoleh "Surat
persetujuan Penangguhan Pembayaran PPN/PPn BM" tetap diwajibkan membuat Faktur
Pajak dengan mencantumkan PPN/PPn BM sekurang-kurangnya 3 (tiga) lembar:
- Lembar ke-1, untuk pembeli;
- Lembar ke-2, untuk dilampirkan pada Surat Pemberitahuan Masa;
- Lembar ke-3, untuk arsip penjual
5.
Faktur Pajak sebagaimana dimaksud angka 4 harus diberi cap yang memuat nomor dan
tanggal Surat Persetujuan Penangguhan Pembayaran PPN/PPnBM.