Anda di halaman 1dari 17

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA

Latar Belakang
Negara merupakan sebuah organisasi kekuasaan yang terdiri dari sekelompok
orang yang mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya suatu pemerintahan
yang mengurus tata tertib serta keselamatan anggotanya. Pengertian lain dari negara
adalah suatu perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan melalui hukum yang
mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa agar ketertiban sosial terjaga
dan terpelihara.
Warga Negara adalah bagian dari penduduk suatu Negara, yang memiliki
hubungan dengan negaranya. Kedudukannya sebagai warga Negara adalah menciptakan
hubungan berupa paranan, hak dan kewajiban yang sifatnya timbale balik.
Pemahaman yang baik terhadap relasi Negara dengan warga negara sangat
penting untuk menumbuhkan relasi yang harmonis serta membangun budaya yang
demokratis sehingga tercipta relasi yang sangat positif untuk memperkuat eksistensi
kehidupan bernegara dan kemajuan bangsa.
Dalam relasinya antara warganegara dengan Negara; warga Negara mempunyai
kewajiban terhadap Negara, dan sebaliknya, warga Negara juga memiliki hak-hak yang
harus diberikan dan dilindungi oleh Negara. Dengan memiliki status sebagai warga
Negara, orang memiliki hubungan dengan Negara. Hubungan itu tercermin dalam hak
dan kewajiban. Setiap warga negara memiliki hubungan yang tidak akan terputus dengan
negaranya meskipun warga negara tersebut tingggal di negara lain; kecuali warga negara
itu yang memutuskan hubungan dengan negaranya. Sebagai warga negara akan memiliki
hak dan kewajiban yang melekat dalam hubungannya dengan negara, dan ini yang akan
membedakan dengan seseorang yang tidak memiliki status sebagai warga negara.
Terkait dengan hal itu, maka pokok bahasan yang perlu dikaji lebih jauh antara
lain meliputi:
1. Pengertian Negara, Warga Negara dan Kewarganegaraan;
2. Kedudukan Warga Negara dalam Negara
3. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
A.

Pengertian Negara, Warga Negara dan Kewarganegaraan

1.

Pengertian Negara

Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang terdiri dari sekelompok orang
yang mendiami suatu wilayah tertent dan mengakui adanya suatu pemerintahan yang
mengurus tata tertib serta keselamatan anggotanya. Pengertian lain dari negara adalah
suatu perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan melalui hukum yang mengikat
masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa agar ketertiban sosial terjaga dan
terpelihara.
1.a

Unsur-unsur Negara
Menurut pasal 1 Montevidio Convention 1933; on the right and duites of state

suatu negara harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : rakyat yang parmanen,
wilayah yang tertentu, pemerintahan dan kapasitas untuk terjun ke dalam hubungan
dengan negara lain. Unsur-unsur tersebut dapat dibedakan menjadi :
a. Unsur Konstitutif (Unsur Pembentuk) :
1. Rakyat
2. Wilayah
3. Pemerintahan yang berdaulat.
b. Unsur Deklaratif (Unsur Pengakuan) : yaitu ada pengakuan dari negara lain atau
dunia Internasional.
1.b.

Negara Republik Indonesia


Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berdaulat yang

diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, yang
wilayahnya dari Sabang sampai Marauke dan mendapat pengakuan dari dunia
Internasional. Sejak berdirinya dan masuk sebagai anggota PBB, oleh Negara Kesatuan
Republik Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yanng sama dengan negara-negara
lain di dunia, untuk ikut serta dalam memelihara perdamaian dunia.
Pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan negara kesatuan Republik Indonesia
dilaksanakan melalui pranata yang disebut sistem kehidupan nasional yang bersumber
dari dan bermuara pada Pancasila serta dilandasi oleh norma-norma Undang-undang
Dasar 1945. Dalam melaksanakan sistem kehidpan nasionalnya bangsa Indonesia tidak
bebas dari pengaruh interaksi dan interelasi dengan lingkungan sekitarnya baik
lingkungan nasional, regional maupun global. Agar tidak terombang ambing dalam

memperjuangkan kepentingannya bangsa Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsip dasar


yang berfungsi sebagai pedoman dan melandasi segenap tata kehidupan agar dapat
mengarah kepencapaian tujuan dan cita-cita nasional.
Kepentingan nasional yang mendasar bagi bangsa Indonesia adalah bagaimana
menjamin persatuan dan kesatuan baik wilayah bangsa dan segenap aspek kehidupan
nasionalnya. Karena dengan persatuan dan kesatuan ini bangsa dan negara kesatuan
Indonesia dapat tetap mewujudkan eksistensinya dan melanjutkan perjuangan menuju
masyarakat yang dicita-citakan.
2.

Pengertian Warga Negara


Dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat awam pengertian penduduk

disamakan dengan pengertian warga negara. Agar tidak menjadi rancu, maka perlu
dikemukakan dua pengertian tersebut.
Penduduk adalah orang-orang yang tinggal di dalam suatu wilayah tertentu
sedangkan warga negara adalah anggota suatu negara artinya orang yang telah
memenuhi syarat-syarat tertentu untuk menjadi anggota suatu negara. Sebagai anggota
suatu negara, seorang warga negara mempunyai kedudukan yang khusus terhadap
negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik
terhadap negaranya.
Hal inilah yang membedakan antara warga negara dan orangn asing :
Mengenai siapakah warga negara Indonesia diatur dalam pasal 26 UUD 1945 yang
menyatakan ayat 1 : yang menjadi warga negara ialah oranng-oranng bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disyahkan dengan Undang-Undang sebagai warga
negara.
Ayat 3 Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan Undangundang. Dari bunyi pasal 26 ayat 3, munculah Undang-Undang yang mengatur tentang
warga negara Indonesia, yaitu Undang-Undang No. 62 tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Indonesia.
Istilah Warga Negara merupakan terjemahan dari kata citizen (bahasa Inggris)
yang mempunyai arti sebagai berikut:
a. Warga Negara;

b. Petunjuk dari sebuah kota;


c. Sesama warga Negara, sesame penduduk, orang setanah air;
d. Bawahan atau kawula
1. Menurut As Hikam dalam Ghazali (2004), Warga Negara sebagai terjemahan dari
citizen artinya adalah anggota dari suatu komunitas yang membentuk Negara itu
sendiri.
3.

Kewarganegaraan
Warga Negara merupakan salah satu unsur yang hakiki dan unsur pokok dalam

suatu Negara. Status kewarganegaraan menimbulkan hubungan timbale balik antara


warga Negara dengan negaranya. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban
terhadap

negaranya.

Sebaliknya,

negara

mempunyai

kewajiban

memberikan

perlindungan terhadap warga negaranya.


Istilah

kewarganegaraan

(citizenship)

memiliki

arti

keanggotaan

yang

menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara. Menurut
Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia no 12 tahun 2006,
kewarganegaraan adalah segala hal ikhwal yang berhubungan dengan negara. Menurut
memori penejlasan dari pasal II Peraturan penutup Undang Undang No 62 tahun 1958
tentang kewarganegaraan RI; kewarganegaraan diartikan segala jenis hubungan dengan
suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi orang
yang bersangkutan.
a.

Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan Sosiologis

1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis; ditandai dengan adanya ikatan hukum antara
orang-orang dengan negaranya. Adanya ikatan hukum itu menimbulkan akibat-akibat
hukum tertentu, yaitu orang tersebut berada di bawah kekuasaan negara yang
bersangkutan. Tanda dari adanya ikatan hukum, misalnya akta kelahiran, surat
pernyataan, bukti kewarganegaraan, dan lain-lain.
2. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis, tidak ditandai dengan ikatan hukum, tetapi
ikatan emosional, seperti ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan sejarah,
ikatan tanah air. Dengan kata lain, ikatan ini lahir dari penghayatan warga negara yang
bersangkutan.

Dengan melihat perspektif sosiologis, seseorang bisa saja dikatakan sebagai


warga negara karena seseorang tersebut memiliki ikatan secara emosional, perasaan,
keturunan atau ikatan sejarah dengan negaranya, namun secara yuridis kewarganegaraan
seseorang tersebut belum terpenuhi karena tidak memiliki bukti ikatan hukum dengan
negara. Demikian juga sebaliknya. Seseorang bisa saja secara yuridis sebagai warga
negara, namun secara sosiologis belum memenuhi persyaratan karena tidak memiliki
ikatan emosional dan penghayatan hidupnya sebagai warga negara.
B.

KEDUDUKAN WARGA NEGARA DALAM NEGARA


Hubungan antara warga negara dengan negara terwujud dalam bentuk hak dan

kewajiban antara keduanya. Warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap
negaranya, Sebaliknya, negara juga memiliki hak dan kewajiban terhadap warga
negaranya. Hubungan dan kedudukan ini bersifat khusus, karena hanya mereka yang
menjadi warga negaralah yang memiliki hubungan timbal balik dengan negaranya. Hal
ini akan berbeda jika dibandingkan dengan orang-orang yang tinggal di wilayah negara,
tetapi bukan warga negara dari negara itu, sehingga tidak memiliki hubungan timbal
balik dengan negara tersebut.
1.

Penentuan Warga Negara.


Penentuan siapa yang dapat menjadi warga negara adalah kewenangan dari suatu

negara yang berdaulat. Setiap negara bisa saja berbeda dalam menentukan siapa yang
menjadi warga negaranya.
Dalam penentuan kewarganegaraan didasarkan pada kelahiran yang dikenal dengan asas
ius soli dan ius . Ius artinya hukum atau dalil, sedangkan Soli berasal dari kata solum
yang berarti negeri atau tanah. Sanguinis berasal dari sanguin yang artinya darah.
a. Ius Soli; asas yang menyatakan bahwa Kewarganegaraan seseorang ditentukan
dari tempat di mana orang tersebut dilahirkan
b. Ius Sanguinis; asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang
ditentukan berdasarkan keturunan dari orang tersebut.
Selain dari sisi kelahiran, penentuan kewarganegaraan dapat didasarkan pada aspek
perkawinan yang mencakup asas kesatuan hukum dan persamaan derajad.

Berdasarkan Undang-Undang Kewarganegaran Republik Indonesia no 12 tahun 2006,


Indonesia menganut asas kewarganegaraan umum dan universal yaitu asas ius sanguinis,
ius soli, dan campuran yaitu;
1. Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara
tempat kelahiran.
2. Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang
diberlakukan bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undangundang ini.
3. Asas

kewarganegaraan

tunggal

adalah

asas

yang

menentukan

adalah

asas

yang

satu

kewarganegaraan bagi setiap orang


4. Asas

kewarganegaraan

ganda

terbatas

menentukan

kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur


dalam undang-undang ini.
Dalam Undang-Undang no 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia
tidak mengenal adanya

kewarganegaraan ganda (bipatride) atau pun tanpa

kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan hanya terbatas


diberikan kepada anak-anak .
2.

Warga Negara Indonesia


Negara Indonesia telah menentukan siapa-siapa yang menjad iwarga negara.

Ketentuan tersebut telah diatur dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 26 sebagai
berikut;
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orangorang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara
Indonesia.
2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal
di Indonesia.
3. Hal-hal yang mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undangundang.

Berdasarkan Undang-Undang No 12 tahun 2006 yang mengatur tentang siapa yang


menjadi warga negara Indonesia, dinyatakan sebagai berikut:
1. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau
berdasarkan perjanjian Pemerintah republik Indonesia dengan negara lain
sebelum undang-Undang ini berlaku sudah menjadi warga Indonesia;
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia;
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
Indonesia dengan ibu warga negara asing;
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing
dengan seorang ibu warga negara Indonesia;
5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
Indonesia; tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara
asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada si anak tersebut;
6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara indonesia;
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
Indonesia;
8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing
yang diakui oleh seorang ayah warga negara Indonesia sebagai anaknya dan
pengakuan itu dilakukan sebelum anak berusia 18 tahun atau belum kawin;
9. Anak yang lahir di wilayah Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas
status kewarganegaraan ayah dan ibunya
10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui;
11. Anak yang lahir di wilayah Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya;
12. Anak yang lahir di luar wilayah negara Indonesia dari seorang ayah dan ibu
warga negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut
dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan;

13. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya,

kemudian

ayah

atau

ibunya

meninggal

sebelum

mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.


14. Anak Warga negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum
berusia 18 tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang
berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia;
15. Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 tahun diangkat secara sah
sebagai anak warga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui
sebagai warga negara Indonesia.
3.

PEMAHAMAN TENTANG BANGSA


Suatu tatanan kehidupan yang baik akan memiliki berbagai macam struktur yang

berguna untk mengatur tatanan tersebut agar berjalan sesuai yang diharapkan. Begitu
pula dengan tata keidupan masyarakat yang diawali dengnan individu sebagai suatu
keadaan orang perorang yang berkelompok menjadi suatu tatanan masyarakat,
memerlukan suatu aturan yangn dapat mengatur kehidupannya agar dapat menyesuaikan
keinginannya yaitu rasa aman, adil dan sejahtera. Aturan-aturan tersebut diberikan
sebagai suatu struktur yang menunjukan adanya suatu penjenjangan untuk dapat
memberikan perwakilan kepada masyarakat yang terdiri dari individu-individu tersebut.
Keadaan masyarakat yang besar akan memberikan pola pengaturan yang besar
dan perlu adanya legalitas peraturan dari masyarakat tersebut. Peraturan tersebut
dijadikan pedoman bersama dalam kehidupan bermasyarakat.
a.

PENGERTIAN BANGSA
Bangsa adalah kelompok orang-orang yanng merasa bersatu karena kesamaan

leluhur, budaya, kepentingan, sejarah, senasib, sepenanggungan yang berhasrat hidup


dalam ikatan peraturan-peraturan atau ikatan hukum yang sama.
b.

BANGSA INDONESIA
Bangsa Indonesia adalah sekelompok manusia yang mempunyai kepentingan

yang sama yang menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa serta berproses di dalam suatu
wilayah Nusantara. Dalam sejarah bangsa Indonesia telah lama mempunyai jiwa

kebersamaan yang merupakan pemersatu dari bangsa Indonesia yaitu Sumpah Pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928 yang menyatakan tanah air satu, berbangsa satu, dan
berbahasa satu yakni Indonesia. Dengan berbagai macam suku bangsa adat istiadat dan
sebagainya bangsa Indonesia menamakan dirinya sebagai bangsa yang ber Bhinneka
Tunggal Ika.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika menjadi semboyan bangsa Indonesia dalam
menjalankan pemerintaannya. Semboyan tersebut dapat dimaksudkan sebagai satu
kesatuan yait berbeda-beda tetap satu juga. Hal ini mengandung konsekwensi yang
sangat berat yang ditanggung bangsa Indonesia yaitu beragam suku bangsa, adat istiadat,
bahasa dan budaya merupakan suatu yang rentang terhadap suatu perbedaan dan mudah
menimbulkan konflik.
Untuk mempertahankan kelanngsungan hidup bangsa perlu adanya kesatuan dan
persatuan dari unsur-unsur yang ada di dalamnya, memelihara hubungan yang harmonis
dan memperbesar toleransi antar sesama bangsa dan antar warga guna mencapai tujuan
yang diharapkan.
Rasa persatuan dan kesatuan bangsa adalah sesuatu yang mutlak harus dimiliki oleh
setiap bangsa Indonesia sendiri. Keterpurukan yang dilami oleh Bangsa Indonesia
disebabkan oleh multi krisis.
C.

PENGERTIAN HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA


Seseorang dalam suatu kehidupan tidak terlepas dari sesuatu yanng harus

dilakukan atas dilaksanakan dan selalu yang dapat dituntut, hal tersebut kita sebut hak
dan kewajiban. Hak adalah kekuasaan atas sesuatu benda yang diberikan oleh hukum
pada seseorang atau kekuasaan untuk menuntut sesuatu dari oranng lain. Kewajiban
adalah sesuatu yang mesti dilaksanakan dan merupakan keharusan bagi yang terkena.
1.

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA


Warga Negara Indonesia ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-

orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara
Indonesia. Hal tersebut tercantum dalam pasal 26 ayat 1 UUD 45. Dalam keberadaanya
sebagai warga negara tiap-tiap WNI memiliki hak-hak dan kewajiban yang harus
dilaksanakan. Tentunya hak dan kewajiban tersebut juga diatur dengan undang-undang

terutama dalam UUD 45 pasal 27 sampai pasal 31. Di antaranya yang termasuk dalam
hak dan kewajiban tersebut ialah hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, bela
negara, berpendapat, hak hidup dan jaminan kepastian hukum, beragama, dan juga
pendidikan serta masih banyak yang lainnya.
Selain itu ditentukan pula hak dan kewajiban yang dimiliki negara terhadap
warga negara. Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya
merupakan kewajiban dan hak warga negara terhadap negara. Beberapa ketentuan
tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahan
2. Hak negara untuk dibela
3. Hak negara untuk menguasai bumi, air dan kekayaan alam di dalamnya untuk
kepentingan rakyat
4. kewajiban negara untuk menjamin sistem hukum yang adil
5. Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara
6. Kewajiban negara untuk menegmbangkan sistem pendidikan nasional untuk
rakyat
7. Kewajiban negara untuk memberi jaminan sosial
8. Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah.
2.

Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Menurut Undang Undang


Dasar 1945
Hak dan kewajiban warga negara Indonesia diatur dalam UUD 1945 dalam

pasal-pasal sebagai berikut :


a. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan
Pasal 27 ayat 1 menyatakan segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya. Pasal 27 ayat 1 menunjukan bahwa adanya
keseimbangan antara hak dan kewajiban dan tidak ada diskriminasi diantara warga
negara, baik menngnenai hak dan kewajiban.
b. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal ini memancarkan
azas keadilan sosial dan kerakyatan.
c. Hak dan Kewajiban Bela Negara
Dalam pasal 27 ayat 3 UUD 1945 (amandemen 2) menyatakan bahwa setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal ini
menunjukan bahwa bela negara merupakan hak di samping kewajiban bagi setiap
warga negara Indonesia. Pengaturan tentang hak dan kewajiban bela negara diatur
lebih lanjut dengan Undang-undang No. 3 tahun 2002, tentang ketentuan pokokpokok Pertahanan Keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Hak dan Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul
Pasal 28 UUD 1945 menyatakan kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
Undang-Undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat
Demokratis. Pelaksanaan pasal 28 telah diatur dalam UU.
e. Hak Kemerdekaan Memeluk Agama
Hak kemerdekaan memeluk agama diatur dalam pasal 29 UUD 1945 ayat 1
menyatakan negara berdasarkan atas KeTuhanan Yang Maha Esa, ayat 2 menyatakan
negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Kebebasan mmeluk agama merupakan salah satu hak yang paling azasi diantara hakhak azasi manusia karena kebebasan agama itu langsung bersumber pada martabat
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Hak atas kebebasan beragama bukan
pemberian negara atau pemberian golongan. Agama dan kepercayaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa itu sendiri tidak memaksa setiap manusia untuk menganut dan
memeluknya.
f. Hak Mendapatkan Pengajaran
Sesuai dengan tujuan negara Kesatua Republik Indonesia yang tercermin dalam
alinea ke 4 Pembukaan UUD 1945, bahwa pemerintah negara berkewajiban
mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pasal 31 yat 1 UUD 1945 menetapkan
bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Ketentuan inni diatur
lebih lanjut dengan UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Indonesia. Undang-undang ini menetapkan bahwa penyelenggaraan pendidikan


dilaksanakan melalui dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan
luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan
di

sekolah

melali

kegiatan

belajar

mengajar

secara

berjenjang

dan

berkesinambungan. Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan


yang diselenggarakan di luar sekolah. Pendidikan luar sekola ini mencakp
pendidikan keluarga. Pelaksanaan Undang-undang ini terdapat dalam peraturan
pemerintah nomor 27,28,29 tahun 1990 dan peraturan pemerintah nomor 60 dan 61
tahun 1999. Masing-masing tentang pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Peraturan pemerinta tersebut juga
menetapkan pelaksanaan wajib belajar 9 tahun secara bertahap.
g. Hak Kesejahteraan Sosial
Masalah kesejahteraan sosial diatur dalam pasal 33 dan 34 UUD 1945. Pasal 33 ayat
1 menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas
kekeluargaan. Ayat 2 cabang-cabang produksi yang pentinng bagi negara dan yang
menguasai hajat hidp orang banyak dikuasai oleh negara. Ayat 3 Bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dari pasal ini dapat disimpulkan bahwa kemakmurn masyarakat yang diutamakan,
bukan kemakmuran satu orang atau golongan saja. Pasal 33 ini merupakan pasal
yang penting dan esnsial karena menyangkut pelaksanaan demokrasi ekonomi dan
keadilan sosial. Semangat untuk mewujudkan keadilan sosial terpancar pula dari
pasal 34 yang mengatur fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
Dari pasal ini muncullah Undang-undang No. 6 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok
Kesejahteraan Sosial dan UU No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahtraan Anak.
D.

Kesimpulan
Dari uraian pada bab-bab terdahulu maka dapat dismpulkan sebagai berikut :

a. Perlu adanya pemahaman tentang bangsa, negara,


sebagai warga negara.

hak dan kewajiban individu

b. Agar warga negara dapat mengerti tentang kedudukannya di dalam bangsa dan
negaranya sehingga akan merasa ikut memiliki, sadar akan hak dan kewajibannya
untuk kelangsungan dan eksistensi bangsa dan negaranya.
E.

LATIHAN SOAL (STUDI KASU).


1. Banyaknya kasus orang yang tidak terdaftar dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap)
pada pemilu Legislatif pada bulan April 2009 yang lalu telah menimbulkan
keprihatinan banyak pihak terutama terkait kualitas proses penyelenggaraan
Pemilu dan jaminan terhadap hak warga negara untuk memilih dalam Pemilu.
Terkait dengan hal itu bagaimana anda menyikapi kasus tersebut? Menurut anda
solusi apa yang dapat anda tawarkan kepada pemerintah, KPU dan masyarakat
Indonesian agar persoalan tersebut tidak terulang kembali? Menurut anda upaya
apa yang dapat dilakukan agar pemilu menjadi lebih berkualitas?
2. Bagaimanakah tanggapan anda terhadap hak pilih TNI aktif yang tidak dapat
digunakan dalam Pemilihan Umum jika ditinjau dari hak dan kewajiban warga
Negara Indonesia?
3. Bagaimanakah tanggapan anda terhadap kasus Masuknya sebagian warga negara
Indonesia di wilayah perbatasan antara Indonesia-Malaysia menjadi Askar
Wathoniah (Pasukan keamanan pembela wilayah perbatasan Negara Malaysia)
jika ditinjau dari hak dan kewajiban warga negara Indonesia?

F.

DAFTAR PUSTAKA

CST. Kancil dan Christine Cansil, 2002, Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan


Tingg, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Koerniatmanto Sutoprawiro, 1996, Hukum dan Kewarganegaraan dan Kemigrasian
Indonesia, PT. Gramedia, Bandung.
Sekretariat Jendral MPR RI, 2002, Putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia, Jakarta.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, Jakarta.
Undang-Undang Dasar 1945
Undang Undang RI No 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI

S. Sumarno dkk, 2002, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta, Lemhannas


CST. Cansil, dan Kristine ST Kansil, 2002 Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi, Jakarta PT. Pradnya Paramita
Winarno, 2007, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Bumi Aksara,
Jakarta
Tim Pokja Kewarganegaraan 2003, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan,
Lemhannas, Jakarta.
Departemen Pertahanan RI, Undang-Undang Republik Indonesia tahun 2002, Tentang
Pertahanan Nasional, Jakarta.

Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945


Sebagai warga Negara Indonesia yang baik kita wajib membina dan melaksanakan hak dan
kewajiban kita dengan tertib. Hak dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD 1945 yang meliputi :
a. Hak dan kewajiban dalam bidang politik
Pasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa Tiap-tiap warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemeritahan itu dengan tidak ada
kecualinya. Pasal ini menyatakan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu :
1. Hak untuk diperlakukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
2. Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan.
Pasal 28 menyatakan bahwa Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. Arti pesannya adalah :
1. Hak berserikat dan berkumpul.
2. Hak mengeluarkan pikiran (berpendapat).
3. Kewajiban untuk memiliki kemampuan beroganisasi dan melaksanakan aturan-aturan lainnya,
di antaranya: Semua organisasi harus berdasarkan Pancasila sebagai azasnya, semua media
pers dalam mengeluarkan pikiran (pembuatannya selain bebas harus pula bertanggung jawab
dan sebagainya).
b. Hak dan kewajiban dalam bidang sosial budaya
Pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
Pasal 31 ayat (2) menyatakan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistim pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang.
Selain dinyatakan oleh pasal 31, Hak dan Kewajiban warga negara tertuang pula pada pasal 29
ayat (2) yang menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Arti pesannya
adalah :
1. Hak untuk mengembangkan dan menyempurnakan hidup moral keagamaannya, sehingga di
samping kehidupan materiil juga kehidupan spiritualnya terpelihara dengan baik.
2. Kewajiban untuk percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
c. Hak dan kewajiban dalam bidang Hankam
Pasal 30 menyatakan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara. Arti pesannya adalah :
bahwa setiap warga negara berhak dan wajib dalam usaha pembelaan negara.
Itulah hak dan kewajiban bangsa Indonesia yang tercantum dalam UUD 1945, dan kita sebagai
warga negara Indonesia wajib melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

2.3

Pelaksanaan Hak dan Kewajiban WNI


Hak dan kewajiban warga negara Indonesia dalam pelaksanaannya selama ini terlihat ada

kemajuan, hal ini bisa dilihat pada proses pemerintahan yang semakin demokratis, transparan, dan
akuntabel. Bila didasarkan pada hak dan kewajiban dalam bidang politik yang tercantum pada pasal 27
ayat 1, pelaksanaan hak dan kewajiban terlihat ada keseimbangan, yaitu adanya hak untuk diperlakukan
yang sama di dalam hukum dan pemerintahan dan adanya kewajiban menjunjung hukum dan
pemerintahan.
Hak untuk diperlakukan sama di dalam hukum mengandung pengertian bahwa semua warga
negara mempunyai kedudukan hukum yang sama dengan tidak memandang apakah itu pejabat atau rakyat
biasa. Sebagai contoh, apabila ada seorang warga negara melakukan tindakan yang dapat merugikan
orang lain atau bahkan merugikan negara maka warga negara tersebut harus mendapatkan proses peradilan
sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku, dan sebagai haknya dia bisa mendapatkan pembelaan.
Sedangkan keputusan ditentukan oleh hasil peradilan, dan keputusan tersebut wajib dijunjung tinggi. Kita
telah mengetahui bahwa negara kita adalah negara hukum dan sudah sewajarnya kita harus menjunjung
tinggi hukum yang berlaku.
Hak dan kewajiban dalam bidang politik lainnya tercantum pada UUD pasal 28. Pasal ini
menitikberatkan pada hak untuk berserikat dan berkumpul, hak untuk mengeluarkan pikiran/pendapat, dan
kewajiban untuk memiliki kemampuan berorganisasi. Pada pelaksanaannya selama ini ada kemajuan yang
sangat signifikan. Hal ini bisa dilihat pada pemerintahan yang semakin demokratis, adanya kebebasan
dalam mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang terasa memberatkan rakyat, adanya kebebasan
pers dan lain sebagainya.
Hak dan kewajiban dalam bidang sosial budaya tercantum pada pasal 31 dan pasal 29. Pasal 31
menitik beratkan pada bidang pendidikan. Selama ini bidang pendidikan seperti menjadi bidang yang
kurang penting, padahal pendidikan adalah dasar utama dalam membangun suatu bangsa. Tetapi pada
tahun yang akan datang bidang pendidikan seperti mendapat angin segar, karena pemerintah dalam
rencana anggaran pendapatan belanja nasional telah menetapkan anggaran pendidikan adalah 20% dan hal
ini sesuai dengan amanat undang-undang. Dengan anggaran pendidikan sebesar 20% diharapkan
pemerintah dapat mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistim pengajaran nasional yang berorientasi
pada keimanan dan ketakwaan, serta dapat menuntaskan program wajib belajar sembilan tahun yang diatur
dengan undang-undang.
Pasal 29 membahas tentang kebebasan beragama sesuai dengan kepercayaannya masing-masing.
Pada kenyataannya pelaksanaan pasal 29 ini kurang teraplikasikan ke masyarakat. Akhir-akhir ini banyak
konflik tentang kebebasan beragama dan meyakini kepercayaan tertentu. Agar konflik tersebut bisa diatasi
maka pemerintah harus bekerjasama dengan lembaga keagamaan untuk bermusyawarah dan membuat
suatu keputusan yang tegas terkait konflik tersebut.
Hak dan kewajiban dalam bidang pertahanan keamanan/hankam tercantum pada pasal 30 yang
berbunyi tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara. Pesan yang
bisa diambil dari pasal tersebut adalah bahwa setiap warga negara berhak dan wajib dalam usaha
pembelaan negara tanpa terkecuali. Pembelaan negara tidak hanya terpaku pada pembelaan dalam bentuk

militer, tetapi pembelaan dalam segala hal sesuai dengan kapasitas kita. Sebagai mahasiswa pelaksanaan
pembelaan terhadap bangsa dan negara adalah dengan memperkuat bidang pendidikan dan teknologi kita.
Penguatan bidang pendidikan dan teknologi bertujuan untuk menjaga agar perusahaan-perusahaan yang
berbasiskan teknologi tidak sampai diakuisisi oleh pihak asing. Kemajuan pendidikan dan ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak lepas dari adanya anggaran yang sesuai, dalam hal ini pemerintah
memegang peranan penting.

Lampiran 1
A. Persyaratan Kualifikasi dosen pendidikan kewarganegaraan :
1. Telah mengikuti SUSCADOSWAR/Bersetifikat,
2. Pendidikan S-1 Pengalaman Mengajar Mata Kuliah Pendidikan Kewiraan,
3. S-2 Ketahanan Nasional.
B. Fasilitas Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan :
1. OHP
2.

LCD

3. POWER POIN
4. FASILITAS PERPUSTAKAAN.

Anda mungkin juga menyukai