Bab 4
Bab 4
= -
1 dA
1 dB
1 dC
1 dD
===a dt
b dt
c dt
d dt
33
k H 2 Br2
r
HBr
1 k2
Br2
12
34
seperti dalam hal reaksi antara hidrogen dan brom, maka reaksi dikatakan tak
memiliki orde tertentu terhadap berbagai komponennya.
1.4 Penentuan orde raksi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu : cara
differensial dan cara integral. Dalam cara differensial, yang ditentukan adalah
orde reaksi terhadap salah satu komponen pereaksi, sedangkan dalam cara integral
dilakukan pengandaian suatu orde reaksi dan dicek dengan data reaksi.
a. Cara diferrensial didasarkan atas penggunaan persamaan laju secara langsung.
Untuk kasus satu komponen, dengan persamaaan laju
r = k[A]a
maka
ln r = ln k + a ln [A]
Pengaluran ln r terhadap ln [A] dari data pengamatan, akan menghasilkan garis
lurus, dengan koeffisien kelerengan (slope) a dan perpotongan dengan ordinat
pada ln k. Dengan demikian orde dapat langsung ditentukan melalui penarikan
garis lurus terbaik (berdasarkan data pengamatan) dan penentuan kelerengannya.
Bila reaksi terdiri atas dua pereaksi, dengan persamaan laju dituliskan sebagai
r = k[A]a[B]b
salah satu komponen dibuat berharga tetap, denagan cara menggunakan
konsentrasi yang jauh lebih besar dari yang lain. Jadi, jika [B]>>[A],maka
perubahan harga [A] tak akan banyak mempengaruhi [B] sehingga selama reaksi
berlangsung dapat dianggap tetap. Dengan demikian, dari ungkapan
ln r = {ln k + b ln [B]} + a ln [A]
Pengaluran ln r terhadap ln [A] tetap menghasilkan orde terhadap A dengan suku
dalam kurung {} merupakan perpotongan dengan ordinat. Proses ini dapat
dibalik, dengan membuat konsentrasi A tetap untuk memperoleh orde terhadap
b, dan kemudian harga tetapan laju k.
35
b. Cara integral didasarkan atas pengandaian harga orde reaksi tertentu terhadap
suatu komponen. Jadi diandaikan berorde a terhadap komponen A, persamaam
laju menjadi ( untuk satu komponen ) :
r =-
d A
= -k dt
A a
t
a 1
a 1
A
A 0 a 1
Pengaluran
1
A a 1 dari data eksperiment terhadap waktu t akan menghasilkan
k
.
a 1
Cara integral biasanya digunakan setelah ada indikasi besar orde reaksi dari cara
differensial.
1. Suatu reaksi gas-gas :
2A(g) 2B(g) + C(g)
yang berlangsung pada suhu dan volume tetap, diamati melalui pengukuran
tekanan total, Ptot dari campuran. Jika pada t =0 hanya ada gas A saja, hasil
pengamatan adalah sebagai berikut :
T, menit
Ptot , atm
2,000
2,182
2,308
2,400
2,471
2,526
0
20
40
60
80
100
Pertanyaan :
36
Reaksi :
Po
Terurai
Pada t = t
Po x
8
p
i 1
komponen i
Pt = PA + PB + PC
Pt = PO x + x + x
Pt = PO + x
x = 2Pt 2PO
Jadi : PA = PO x
PA = PO 2Pt + 2PO
PA = 3PO 2Pt
Coba uji ungkapan tersebut apakah benar pada saat t = 0 hanya gas A saja.
Pengujian : t = 0 ; PO = 2,000 dan Pt = 2,000 atm
Jadi : PA = 3 x 2 - 2 x 2
= 2,000 atm
(benar)
b. Untuk membuktikan orde reaksi lebih cepat dan tepat, digunakan metode
integral.
Caranya :
-
dPA
kPA2
dt
37
PA
t
dPA
- 2 k dt
PO PA
t 0
1
1
kt
PA
PO
1
1
kt
PA
PO
Alurkan 1/PA terhadap t, jika diperoleh garis lurus, maka benar bahwa data
tersebut mengikuti reaksi orde dua
T, men
Ptot , atm
PA, atm
1/PA, atm
2,000
2,000
0,500
20
2,182
1,636
0,611
40
2,308
1,384
0,722
60
2,400
1,200
0,833
80
2,471
1,058
0,945
100
2,526
0,948
1,055
Kesimpulan benar orde dua karena aluran 1/PA terhadap t berupa garis lurus.
c. Dari grafik diperoleh ; tg = k = 5,29 x 10-3
Satuan k : -
dPA
kPA2
dt
atm
k .atm 2 k atm 1 men 1
men
d. hitung kembali dari harga n dan k yang diperoleh. Hitunglah nilai P tot pada t
= 40 menit.
Jawab :
1
1
kt
PA
PO
1
1
5,29 x10 3 x 40
PA
2,000
38
PA = 1,405
Sedang : PA = 3PO 2Pt
Ptot =
3
1
x 2 x1,405
2
2
2,308 2,297
x100%
2,308
= 0,46%
B(g)
2C(g)
Diamati melalui pengukuran tekanan total dari campuran sebagai fungsi dari
waktu. Hasil pengamatan adalah sebagai berikut :
t, menit
Ptot, atm
1,200
10
1,400
20
1,500
30
1,560
40
1,600
50
1,629
60
1,650
70
1,680
80
1,700
100
1,715
120
1,725
140
1,725
Turunkan hubungan antara tekanan total, Ptot; tekanan parsial, PA; dan
tekanan awal PO.
39
b.
c.
dp A
kPAn
dt
e.
Dari harga n dan k yang diperoleh, hitung kembali Ptot pada t = 20 nenit dan
hitung % kesalahannya.
f.
Jawab :
a. penyelesaian sama seperti soal 1a.
b. dengan menggunakan ungkapan yang diperoleh pada soal nomor a, tekanan
parsial A sebagai fungsi waktu dapat dihitung.
c. untuk menentukan orde dari data diatas, dapat diselesaikan dengan dua cara
1. dengan melihat waktu paruhannya
2. dengan menggunakan metoda differensial
Keterangan 1 :
Turunkan hubungan waktu paruh, t1/2 ; tekanan awal, PO dan orde reaksi, secara
umum. Mulailah dari hukum laju bentuk differensial :
-
dPA
kPAn
dt
1 / 2 p0
po
= kP0A
dPA
PA
t1/ 2
=k
dt
t 0
po po = kt1/2
2
40
1
po
2
= kt1/2
t1/2
P0
.. 1
2k
dPA
dt
= kPA
1/ 2 p0
po
dPA
PA
1
po
- ln 2
po
t1/2
t1/ 2
=k
dt
t 0
= kt1/2
ln 2
..2
k
dPA
dt
1 / 2 p0
po
= kPA2
t1/ 2
dPA
p 2A
=k
t 0
1
1
1
po
po
2
t1/2
dt
= kt1/2
1
.3
k. p o
Dari tiga data t12 untuk masing-masing orde, dapat disimpulkan bahwa kaitan t1/2
po dan orde reaksi umum :
t1/2
Po1-n 4
41
dPA
= kPAn
dt
= k. PAn.1
Ptot, atm
PA, atm
PA
Ln PA
1,200
1,200
1,2 0,8
2
r=-
dPA
dt
1,2 0,8
10 2
Ln r
- 3,219
10
1,400
0,800
0,7
-0,3567
0,02
-3,912
20
1,500
0,6
0,54
-0,6162
0,42
-4,428
30
1,560
0,48
0,44
0,008
-4,428
-3
40
1,600
0,4
0,371
5,8.10
-5,150
50
1,629
0,342
0,321
4,2. 10-3
-5,473
-3
60
1,650
0,3
0,97
6. 10
-5,116
80
1,680
0,24
0,22
4. 10-3
-5,522
100
1,700
0,2
0,185
3. 10-3
-5,809
120
1,715
0,17
0,135
7. 10-3
140
1,75
0,1
- Buatlah grafik, alurkan ln r terhadap ln PA , harus menghasilkan garis lurus.
Dari grafik tersebut koefisien arahnya merupakan orde reaksi dan intersepnya
adalah ln k . dari hasil tersebut, k dapat dicari .
d. dengan menggunakan waktu paruh orde dua.
=
1
k. Po
1
t1 / 2 . Po
= 20 x 1,2
T1/2
42
PA = 0,598 atm
PA = 3 Po 2 Pt
Pt
3
1
po PA
2
2
3
1
x 1,2 x 0,598
2
2
Pt = 1,501 .atm
Jadi % kesalahan =
1,501 1,500
x 100 % 0,08 %
1,500
f. PA = 3 Po 2 Pt
PA = 3 x 1,2 2 x 1,7625
PA = 0,075.atm
Ternyata hasilnya adalah paruhan dari o,150. Jadi, dengan menggunakan
hubungan t1/2 , orde dua dapat ditentukan. Pada menit keberapa tekanan total
menjadi 1,7625 ?
( Kunci jawaban = 220 menit )
3. reaksi antara A dan B berlangsung dengan konsentrasi awal A o = 0,4 mol / L
dan B
B o
konsentrasi [A]/ [B] pada tiap saat, dengan hasil sebagai berikut :
t, menit
0
5
10
15
20
25
[A]/ [B]
1,50
1,61
1,73
1,86
2,00
2,15
43
30
2,31
Pertanyaan :
a. Tunjukkan bahwa reaksi orde dua berbentuk :
r = k [A].[B]
b. Tentukan harga tetapan laju, k beserta satuannya :
Jawab :
a. Turunkan terlebih dahulu Ao, Bo, A, B , dan t dari hukum laju bentuk
differensial.
A+BX
-
dA
dB
dX
==
= k [A].[B]
dt
dt
dt
: [A] = [A] 0 X
[B] = [B] 0 X
:
dX
= k [A0 X ] [B0 X ]
dt
x
t
dX
dt
:
A0 X B0 X = k 0
0
dengan
teknik-teknik
matematika,
maka
persamaan
diatas
dapat
B ln B 0
A
A 0
= + ( B0 A0 ) k.t
Buatlah grafik ln [A]/ [B] terhadap t. Apabila diperoleh garis lurus, maka
terbukti bahwa laju reaksi adalah r = k [A].[B] dengan orde total = 2
b. Isi tabel berikut :
t, menit
0
5
10
15
20
25
30
[A] / [B]
1,50
1,61
1,73
1,86
2,00
2,15
2,31
44
Ln [A] / [B]
0,405
0,476
0,548
0,620
0,693
0,756
0,837
0,014
0,07.mol 1 L.menit 1
( B0 A0 )
hasil
Diikuti dengan mengukur harga t1/2 pada berbagai tekanan awal. Data
pengamatannya sebagai berikut :
P0,atm
0,4
0,8
1,2
1,6
2,0
2,4
t1/2, menit
84
71
64
60
56
54
Pertanyaan :
a. Turunkan terlebih dahulu hubungan antara t1/2, P0, orde rekasi, n dan tetapan
laju, k.
b. Tentukan orde reaksi ,n dan k
Jawab :
a. Hukum laju bentuk differensial :
dPA
= kPAn
dt
1 / 2 P0
P0
dPA
PAn
t1 / 2
=k
dt
t 0
P0
1 n
1 n
P0
P0
l 1p0/ 2 p0 = kt1/2
1 n
1 n
( n 1 ) k .t1 / 2
( n 1 ) kt1 / 2
45
P0 1 n
( n 1 )k
1
1 n
t1 / 2
garis
1
(1 n ) ln p 0 ln ( n 1 )k ln
lurus
1 n
1 ln t1 / 2
ln P0
1
1
ln
1 n 2
1 n
1
ln ( n 1)k
1 n
1
1
ln t1 / 2
1
n
1 n
ln ( n 1 ) k ln
2
1 n
dari koefisien arah dapat diperoleh orde reaksi dan dari intersept dapat
diperoleh harga tetapan laju .
5. Suatu reaksi diperkirakan memiliki persamaan laju berbentuk :
r = k [A] a [B]b
Pengamatan laju awal r0 ( dalam satuan mol.liter-1.menit-1 ) pada beberapa
konsentrasi ( mol.liter-1 ) dari A dan B adalah sebagai berikut :
No
1
2
3
4
5
6
Pertanyaan :
[A]
0,20
0,40
0,40
0,40
0,80
0,80
[B]
0,20
0,20
0,40
0,80
0,20
0,80
r0
0,0140
0,0198
0,0560
0,1580
0,280
0,2240
46
No
1
2
3
= k [A] a [B]b
Ln
= ln k + b ln [B] + a ln [A]
Ln r
= ln k + a ln [A]
[A]
0,2
0,4
0,8
Ln [A]
-1,609
-0,916
-0,223
Dengan ln k = ln k + b ln [B]
r0
0,0140
0,0198
0,0280
Ln r0
-4,269
-3,922
-3,575
[B]
0,2
0,4
0,8
Dengan ln k = ln k + a ln [A]
Ln [B]
-1,609
-0,916
-0,223
r0
0,0198
0,0560
0,01580
Ln r0
-3,922
-2, 882
-1, 845
47