Proteus sp
daging busuk dan sampah serta feses manusia dan hewan. Juga bisa ditemukan di
tanah kebun atau pada tanaman. Jika bakteri ini memasuki saluran kencing, luka
terbuka, atau paru-paru akan menjadi bersifat patogen karena berada pada lokasi
yang asing dalam jumlah banyak dan terdapat faktor-faktor predisposisi.
Macam-macam faktor predisposisi :
a. Obstruksi intrarenal dan saluran kemih akibat litiasis (laki & wanita)
b. Neuropati viseral pada diabetes (laki & wanita)
c. Prostat hipertrofi / keganasan (laki)
d. Hidroureter akibat progesteron (kehamilan dan kontrasepsi)
e. Polikistik (laki & wanita)
f. Refluk vesiko ureter (laki & wanita)
g. Instrumentasi selama sistoskopi dan kateterisasi (laki & wanita)
ISK sering disebabkan mikroorganisme saluran cerna (enterobacteriaceae)
kembang biak di daerah introitus vaginae dan uretra anterior dan masuk kedalam
kandung kemih selama miksi. ISK lebih sering pada wanita daripada laki-laki karena
mempunyai hubungan dengan faktor presipitasi dengan faktor lokal.
1. Faktor Presipitasi :
a. uretra lebih pendek
b. Trauma pada daerah uretra anterior selama partus dan senggama
c. Kontaminasi transperineal dari rektum (anus)
d. Pengaruh progesteron selama kehamilan dan pemakaian kontrasepsi menyebabkan
hidroureter dan hidropelvis.
2. Faktor lokal :
a. Jumlah minum dan miksi
b. Mekanisme pertahanan epitel kandung kemih
c. Mekanisme humoral kandung kemih
d. Wanita tidak mempunyai cairan prostat yang bersifat bakteriostatik
e. Virulensi mikroorganisme
5. Patogenitas Proteus sp.
Proteus sp. termasuk kuman patogen, menyebabkan infeksi saluran kemih atau
kelainan bernanah seperta abses, infeksi luka. Proteus sp. ditemukan sebagai
penyebab infeksi pada manusia contohnya diare pada anak anak.
Wanita lebih beresiko terkena infeksi saluran kemih daripada pria. Karena
pada pria terdapat sejumlah mekanisme pertahanan alami terhadap infeksi. Lapisan
dalam uretra (saluran antara ginjal dan salurang kemih) pria dapat menampung lebih
banyak cairan. Selain itu uretra pria terletak lebih jauh dari rektum dan anus. Belum
lagi adanya produksi kelenjar prostat yang dapat memperlambat pertumbuhan bakteri.
6. Cara Penularan Proteus sp.
Penyebaran penyakit oleh Proteus sp. melalui air sumur yang digunakan
penduduk untuk mandi, mencuci, makan dan minum yang memungkinkan bakteri ini
untuk masuk ke tubuh serta masuk melalui luka yang menyebabkan infeksi pada
saluran kemih serta dapat menyebabkan diare.
7. Gejala Klinis
Gejala uretritis tidak terlalu nampak, termasuk frekuensi kencing dan adanya
sel darah putih pada urin. Sistitis (infeksi berat) dapat dengan mudah diketahui dan
termasuk sakit punggung, nampak terkonsentrasi, urgensi, hematuria (adanya darah
merah pada urin), sakit akibat pembengkakan bagian paha atas. Pneumonia akibat
infeksi bakteri ini memiliki gejala demam, sakit pada dada, flu, sesak napas.
Prostatitis
dapat
diakibatkan
oleh
infeksi
bakteri
ini,
gejalanya
demam,
pembengkakan prostat.
8. Pengobatan
a) Infeksi Proteus mirabilis dapat diobati dengan sebagian besar jenis penisilin
atau sefalosporin kecuali untuk kasus tertentu. Tidak cocok bila digunakan
nitrofurantoin atau tetrasiklin karena dapat meningkatkan resistensi terhadap
ampisilin, trimetoprim, dan siprofloksin. Jika terbentuk batu/kristal, dokter
bedah harus menghilangkan blokade ini dahulu.
b) Diketahui P. Vulgaris, sensitif terhadap antibiotik berikut:
Ciprofloxacin
Seftazidim
Netilmicin
Sulbaktam atau Cefoperazo
Meropenem
Piperasilin / tazobactam
Unasyn Unasyn
Antibiotik harus diperkenalkan dalam dosis yang jauh lebih tinggi
daripada "normal" ketika P. vulgaris telah terinfeksi jaringan sinus atau
pernapasanIE-Ciprofloxacin harus diperkenalkan pada tingkat minimal 2000
mg per hari secara lisan dalam situasi seperti ini, daripada mg "standar" 1000
per hari.
9. Sifat biakkan
Mengeluarkan bau khas dan swarming pada media BAP dan menunjukan
pertumbuhan yang menyebar pada susu 37o c.
Proteus sp. membentuk asam dan gas dari glukosa, sifatnya khas antara lain
mengubah fenil alanin menjadi asam fenil alanin pirufat atau PAD dan
menghidrolisa urea dangan cepat karena adanya enzim urase pada TSIA
bersifat alkali asam dengan membentuk H2s.
Proteus sp. disebut juga bakteri proteolitik karena bakteri ini ini dapat
menguraikan dan dapat memecah protein secara aerob / anaerob sehingga
menghasilkan komponen berbau busuk seperti hidrogen, sulfid, amin, indol,
dan asam lemak. Proteus dapat menghidrolisis urea menjado CO 3 dan
NH3 serta melepas amoniak.
Tes positif
tes.
Tes negatif
Gula-gula
SCA
urea
TSIA
VP
indole
MR
Semisolid
Laktosa
(-)
Glukosa
(+)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Urea (-)
Manitol
(-)
TSIA
SCA
Indole
Semisolid
VP
Metil red
:
:
:
:
:
:
Sukrosa
(-)
Maltosa
(-)