Anda di halaman 1dari 7

Flora Normal Proteus sp.

1. Pengertian Proteus sp.


Proteus sp. termasuk dalam famili Enterobacteriaceae yang apatogen. Bakteri
Proteus sp. merupakan bakteri non fruktosa fermenter, bersifat fakultatif aerob atau
anaerob.
2. Klasifikasi Proteus sp.
Kingdom
: Bacteria
Phylum
: Proteobacteria
Class
: Gamma Proteobacteria
Order
: Enterobacteriales
Family
: Enterobacteriaceae
Genus
: Proteus
Species
: Proteus vulgaris
Proteus morganii
Proteus mirabilis
Proteus rittgeri
Gambar macam species Proteus sp :

Proteus sp

Proteus vulgaris (flagella)

3. Morfologi Proteus sp.


Bakteri Proteus spp. berbentuk batang, bakteri gram negatif, tidak berspora,
tidak berkapsul,
peritrik, ada yang
cocobacilli, polymorph,
berpasangan atau
Proteus
mirabilis flagel
(bright
Gram-negative
rods Proteus
field microscopy)
membentuk
rantai, kuman ini berukuran 0,4-0,8 xmorganii
1.0-0,3 mm.
4. Siklus Hidup Proteus sp.
Proteus sp. merupakan flora normal dari saluran cerna manusia. Bakteri ini
dapat juga ditemukan bebas di air atau tanah. Proteus sp. sering juga terdapat dalam

daging busuk dan sampah serta feses manusia dan hewan. Juga bisa ditemukan di
tanah kebun atau pada tanaman. Jika bakteri ini memasuki saluran kencing, luka
terbuka, atau paru-paru akan menjadi bersifat patogen karena berada pada lokasi
yang asing dalam jumlah banyak dan terdapat faktor-faktor predisposisi.
Macam-macam faktor predisposisi :
a. Obstruksi intrarenal dan saluran kemih akibat litiasis (laki & wanita)
b. Neuropati viseral pada diabetes (laki & wanita)
c. Prostat hipertrofi / keganasan (laki)
d. Hidroureter akibat progesteron (kehamilan dan kontrasepsi)
e. Polikistik (laki & wanita)
f. Refluk vesiko ureter (laki & wanita)
g. Instrumentasi selama sistoskopi dan kateterisasi (laki & wanita)
ISK sering disebabkan mikroorganisme saluran cerna (enterobacteriaceae)
kembang biak di daerah introitus vaginae dan uretra anterior dan masuk kedalam
kandung kemih selama miksi. ISK lebih sering pada wanita daripada laki-laki karena
mempunyai hubungan dengan faktor presipitasi dengan faktor lokal.
1. Faktor Presipitasi :
a. uretra lebih pendek
b. Trauma pada daerah uretra anterior selama partus dan senggama
c. Kontaminasi transperineal dari rektum (anus)
d. Pengaruh progesteron selama kehamilan dan pemakaian kontrasepsi menyebabkan
hidroureter dan hidropelvis.

2. Faktor lokal :
a. Jumlah minum dan miksi
b. Mekanisme pertahanan epitel kandung kemih
c. Mekanisme humoral kandung kemih
d. Wanita tidak mempunyai cairan prostat yang bersifat bakteriostatik
e. Virulensi mikroorganisme
5. Patogenitas Proteus sp.

Proteus sp. termasuk kuman patogen, menyebabkan infeksi saluran kemih atau
kelainan bernanah seperta abses, infeksi luka. Proteus sp. ditemukan sebagai
penyebab infeksi pada manusia contohnya diare pada anak anak.
Wanita lebih beresiko terkena infeksi saluran kemih daripada pria. Karena
pada pria terdapat sejumlah mekanisme pertahanan alami terhadap infeksi. Lapisan
dalam uretra (saluran antara ginjal dan salurang kemih) pria dapat menampung lebih
banyak cairan. Selain itu uretra pria terletak lebih jauh dari rektum dan anus. Belum
lagi adanya produksi kelenjar prostat yang dapat memperlambat pertumbuhan bakteri.
6. Cara Penularan Proteus sp.
Penyebaran penyakit oleh Proteus sp. melalui air sumur yang digunakan
penduduk untuk mandi, mencuci, makan dan minum yang memungkinkan bakteri ini
untuk masuk ke tubuh serta masuk melalui luka yang menyebabkan infeksi pada
saluran kemih serta dapat menyebabkan diare.
7. Gejala Klinis
Gejala uretritis tidak terlalu nampak, termasuk frekuensi kencing dan adanya
sel darah putih pada urin. Sistitis (infeksi berat) dapat dengan mudah diketahui dan
termasuk sakit punggung, nampak terkonsentrasi, urgensi, hematuria (adanya darah
merah pada urin), sakit akibat pembengkakan bagian paha atas. Pneumonia akibat
infeksi bakteri ini memiliki gejala demam, sakit pada dada, flu, sesak napas.
Prostatitis

dapat

diakibatkan

oleh

infeksi

bakteri

ini,

gejalanya

demam,

pembengkakan prostat.

8. Pengobatan
a) Infeksi Proteus mirabilis dapat diobati dengan sebagian besar jenis penisilin
atau sefalosporin kecuali untuk kasus tertentu. Tidak cocok bila digunakan
nitrofurantoin atau tetrasiklin karena dapat meningkatkan resistensi terhadap
ampisilin, trimetoprim, dan siprofloksin. Jika terbentuk batu/kristal, dokter
bedah harus menghilangkan blokade ini dahulu.
b) Diketahui P. Vulgaris, sensitif terhadap antibiotik berikut:
Ciprofloxacin
Seftazidim
Netilmicin
Sulbaktam atau Cefoperazo
Meropenem

Piperasilin / tazobactam
Unasyn Unasyn
Antibiotik harus diperkenalkan dalam dosis yang jauh lebih tinggi
daripada "normal" ketika P. vulgaris telah terinfeksi jaringan sinus atau
pernapasanIE-Ciprofloxacin harus diperkenalkan pada tingkat minimal 2000
mg per hari secara lisan dalam situasi seperti ini, daripada mg "standar" 1000
per hari.
9. Sifat biakkan
Mengeluarkan bau khas dan swarming pada media BAP dan menunjukan
pertumbuhan yang menyebar pada susu 37o c.
Proteus sp. membentuk asam dan gas dari glukosa, sifatnya khas antara lain
mengubah fenil alanin menjadi asam fenil alanin pirufat atau PAD dan
menghidrolisa urea dangan cepat karena adanya enzim urase pada TSIA
bersifat alkali asam dengan membentuk H2s.
Proteus sp. disebut juga bakteri proteolitik karena bakteri ini ini dapat
menguraikan dan dapat memecah protein secara aerob / anaerob sehingga
menghasilkan komponen berbau busuk seperti hidrogen, sulfid, amin, indol,
dan asam lemak. Proteus dapat menghidrolisis urea menjado CO 3 dan
NH3 serta melepas amoniak.

10. Media Pembiakan


Bakteri jenis Proteus tumbuh mudah pada media biasa tanpa bahan
penghambat, dalam situasi aerob atau semianaerob, pada suhu 10-43C.
a) SSA (salmonella shigella agar), koloni trasparan warna abu-abu kehitaman
ditengah.
b) BAP (Blood Agar Plate), koloni kecil-sedang, abu-abu, smooth, keping, ada
yang menjalar dan ada yang tidak menjalar, anhaemolisis.
c) Mac Conkey Agar Plate, koloni sedang besar, tidak berwarna atau merah
muda, non lactose fermented, smoot menjalar atu tidak, kalau menjalar
permukaan koloni rought(kasar).
d) Uji Biokimia
Pada uji biokimia bakteri Proteus mampu memecah urea dengan cepat,
mencairkan gelatin, glukosa dan sukrosa dipecah menjadi asam dan gas,
mannit dan laktosa tidak pecah. Terlihat pada tes biokimia secara umum :

Tes positif
tes.
Tes negatif

: Motility, phenilanine atau trypthopan deaminase, methyl red


: ONPG, fermentasi laktose, Voges-proskauer, lysin,

dekarboxylase, arginine, dihidrolisa, malonate broth.


Tes kepekaan terhadap polymixin atau colistin: Resisten
Gambar pembiakan Proteus sp

Proteus mirabilis (XLD agar


plate)

Proteus vulgaris (Mac


Conkey )

Uji biokimia untuk Proteus sp

Gula-gula

SCA

urea

Pengamatan hasil uji biokimia Proteus sp

TSIA

VP

indole

MR

Semisolid

Laktosa
(-)

Glukosa
(+)

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Urea (-)

Manitol
(-)

TSIA
SCA
Indole
Semisolid
VP
Metil red

:
:
:
:
:
:

Sukrosa
(-)

alkali/alkali/H2S (++)/ gas(+)


(-)
(-)
(+)
(-)
(+)

Maltosa
(-)

Anda mungkin juga menyukai