Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN HASIL DISKUSI

MODUL RISET
PEMICU 1

KELOMPOK DISKUSI 7
Windy Valentin Sumbari

I11112085

Briegita Adhelsa M. Dommy

I1011131057

Hizki Ervando

I1011141018

Bambang Aditya Rahmadani

I1011141020

Vini Apriyanti

I1011141022

Fariza Nur Shabrina

I1011141025

Dimas Pria Abdi Pratama

I1011141026

Esty Feira Yuliana

I1011141033

Baskara Zhafran Ramadhan

I1011141043

Buana Dewanti Wimpi

I1011141067

Anggita Serli Verdian

I1011141074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Pemicu
Ibu, sedang minum teh ya? Kelihatannya enak? Tanya
Bisma. Bukan teh sayang, tapi rebusan daun mangga
bacang nak? jawab Ibu. Bisma, pernah lihat tanaman
mangga bacang di belakang rumah nenek? Itu namanya
mangga bacang. Walaupun buahnya asem sekali, ternyata
Ibu pernah baca bahwa hampir semua bagian dari tanaman
tersebut mempunyai khasiat bagi kesehatan, atau sering
disebut sebagai terapi herbal. Mau coba? Wah, enak juga
ya rasanya, ujar Bisma setelah mencicipinya. Apa saja
khasiat yang Ibu rasakan setelah rutin minum rebusan daun
mangga? Bukannya pahit ya bu? tanya Bisma lagi. Ibu
memang tidak sedang sakit, tapi setelah rutin minum
rebusan daun mangga bacang ini, rasanya Ibu menjadi tidak
cepat lelah dan selalu terjaga staminanya.

1.2

Klarifikasi dan Definisi


1. Mangga Bacang : Tumbuhan jenis mangga, kulit
batangnya abu-abu dan pecah-pecah, daun kasar dan
rapuh, daging buah berserat, rasa asam agak manis.
2. Terapi Herbal
: Usaha untuk memulihkan kesehatan
orang yg sedang sakit,pengobatan penyakit,perawatan
penyakit dengan bahan alami.
3. Khasiat
: Kegunaan yang istimewa atau bersifat
khas.
4. Stamina

Kemampuan

fisik

seseorang

untuk

dapat melakukan kerj asehari-hari secara efisien tanpa


menimbulkan kelelahan yang berlebihan, sehingga masih
dapat menikmati waktu luangnya. (Irianto, 2004)

1.3

1.4

Kata Kunci
1. Mangga Bacang
2. Khasiat
3. Terapi Herbal
Rumusan Masalah
Bagaimana proses penelitan manfaat mangga bacang bagi
kesehatan?

1.5

Analisis Masalah
Mangga
Bacang

Penelitian

Manfaat

Judul
Proposal

Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Metodologi
Daftar Pustaka
Lampiran

1.6

Hipotesis
Langkah

awal

untuk

memperoleh

hasil

penelitian

mengenai solusi dan manfaat dimulai dengan proposal


penelitian yang rasional, empiris, dan sistematis.
1.7

Pertanyaan Diskusi
1. Bagaimana sistematika dalam menyusun suatu usulan
penelitian?

2. Bagaiamana cara menentukan judul penelitian yang


tepat?
3. Bagaimana cara menentukan latar belakang masalah dan
rumusan masalah dalam suatu penelitian?
4. Bagaimana cara menentukanhipotesis,

tujuan,

dan

manfaat dalam suatu penelitian?


5. Apa saja jenis-jenis metode yang dapat digunakan dalam
suatu penelitian?
6. Apa yang dimaksud dengan desain penelitian?
7. Apa saja variabel yang digunakan dalam penelitian?
8. Apa yang dimaksud dengan definisi operasional dalam
penelitian?
9. Apa
saja

jenis-jenis

uji

statistik

dan

langkah-

langkahmelakukan uji statistik?


10.
Bagaimana cara pengambilan sampel untuk suatu
penelitian?
11.
Apa saja hambatan yang biasa dijumpai dalam suatu
penelitian?
12.
Bagaimana penulisan daftar pustaka yang tepat
dalam proposal penelitian?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Bagaimana

sistematika

usulan penelitian?

dalam

menyusun

suatu

Berikut sistematika dalam usulan penelitian


(Sastroasmoro,2002) :
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Hipotesis
d. Tujuan
e. Manfaat
II. Tinjauan Pustaka
Kerangka Konsep
III. Metodologi
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

a. Desain
Tempat dan waktu
Populasi dan sampel
Kriteria inklusi dan eksklusi
Besar sampel
Cara kerja
Identifikasi variabel
Rencana manajemen dan analisis data
Definisi Operasional
Masalah etika

IV. Daftar Pustaka


V. Lampiran
2.2

Bagaiamana cara menentukan judul penelitian yang


tepat?
Terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam

menentukan judul usulan penelitian, yakni (Sastroasmoro, 2011):


1. Judul hendaknya menggambarkan keseluruhan isi penelitian
yang akan dilaksanakan.
2. Judul harus dibuat dalam kalimat yang sederhana, tidak
terlalu panjang, meskipun tidak dapat ditentukan batas
jumlah

katanya.

Tidak

jarang

sifat

dan

isi

penelitian

memerlukan judul paanjang, bila perlu dibuat subjudul.


3. Judul sebaiknya tidak menggunakan singkatan, kecuali yang
baku.
Menurut Haryono pada tahun 2007, adapun sistematika
penulisan pada halaman judul dengan urut dari atas ke

bawah.Bagian

paling

atas

pojok

kanan

memuat

jenis

penelitian.Pada bagian tengah atas memuat kata Laporan


Penelitian, kemudian dibawahnya memuat judul penelitian.
Berikutya memuat lambang institusi, lanjut dengan nama peneliti
lengkap dengan

gelarnya

(bila

kelompok,

termasuk

nama

anggota kelompok). Selanjutnya, memuat identitas program


studi atau fakultas. Bagian terakhir paling bawah ialah tahun
pembuatan laporan.Judul penelitian yang dipilih harus mampu
menggambarkan

tujuan

dari

penelitian,

menarik,

menggambarkan isi, lokasi atau subjek penelitian, dan periode


pengamatan.(Kuncoro,2003).
2.3

Bagaimana cara menentukan latar belakang masalah


dan rumusan masalah dalam suatu penelitian?

2.3.1 Menentukan Latar Belakang Masalah


Hal pertama yang harus dilakukan oleh setiap peneliti
sebelum melakukan penelitian yaitu mengidentifikasi masalah.
Masalah yang terjadi apabila terdapat kesenjangan antara apa
yang seharusnya (das Sollen) dengan apa yang akan sekarang
terjadi (das Sein). Pertanyaan yang timbul adalah apakah semua
masalah kesehatan dapat diangkat menjadi masalah penelitian,
tidak setiap masalah kesehatan layak diangkat menjadi masalah
penelitian. Masalah penelitian harus dapat dipecahkan sebagian
atau

seluruhnya

dengan

penelitian

,dan

kemungkinan

jawabannya harus lebih dari satu.


Agar suatu masalah dapat diangkat menjadi masalah
penelitian diperlukan beberapa syarat yang harus dipenuhi yakni
mampu

laksana,menarik,memberikan

sesuatu

yang

baru,etis,serta relevan.Kelima hal ini dirumuskan oleh Hulley dan


Cummings

sebagai

(Feasible,Interesting,Novel,Ethical,Relevant).

FINER

1. Feasible, yaitu tersedia subyek penelitian,dana,waktu,alat


dan keahlian.
2. Interesting, yaitu masalah yang hendak diteliti menarik bagi
peneliti.
3. Novel, yaitu mengemukakan sesuatu yang baru,membantah
atau mengkonfirmasi penemuan terdahulu serta melengkapi
atau mengembangkan hasil penelitian terdahulu.
4. Ethical, yaitu penelitian tidak bertentangan dengan etika.
5. Relevant, yaitu adanya hubungan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan,untuk

tata

laksana

pasien

atau

kebijakan

kesehatan serta sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.


1) Sumber Masalah Penelitian
Masalah penelitian dapat dikembangkan dari berbagai
sumber, antara lain:
a. Kepustakaan, meliputi buku ajar, karangan asli dalam jurnal,
sari pustaka, abstrak). Tinjauan pustaka

yang baik biasa

diakhiri dengan saran tentang hal yang perlu diteliti lebih


lanjut,harus diupayakan mencari publikasi ilmiah terbaru
termasuk dengan menggunakan internet.
b. Bahan
diskusi
dan

hasil

konferensi,seminar,simposium,lokakarya dan sebagainya.


c. Masalah dalam pengalaman sehari-hari sering dapat
dikembangkan menjadi masalah penelitian.Dikatakan bahwa
cara terbaik untuk menjadi peneliti yang mandiri adalah
mencari masalah penelitian yang bersumber dari praktek
kehidupan sehari-hari.
d. Pendapat pakar yang masih bersifat spekulatif sering dapat
dicari

landasan

teorinya

masalah penelitian.
e. Sumber non-ilmiah

dapat

untuk

dikembangkan

merupakan

sumber

menjadi
masalah

penelitian.
2) Butir-butir uraian dalam latar belakang masalah
Uraian dalam latar belakang masalah mencakup hal-hal
berikut :

a. Pembenaran

(Justification)

mengapa

suatu

masalah

kesehatan perlu diangkat menjadi masalah penelitian.Dalam


studi klinis maupun epidemiologis,hal ini mencakup :
a) Besarnya masalah (Magnitude of The Problem),insidens
atau prevalens penyakit yang tinggi merupakan masalah
kesehatan apabila menyebabkan kesakitan dan kematian
yang tinggi.
b) Waktu,apakah masalah tersebut masih berlangsung
sampai sekarang.
c) Area geografik dan demografik.
b. Pernyataan alternatif pemecahan masalah.
c. Alternatif yang dipilih untuk memecahkan masalah dengan
menyebut alasan mengapa alternatif tersebut dipilih.
2.3.2 Menentukan Rumusan Masalah
Identifikasi masalah yang telah
diuraikan dalam latar
belakang masalah dirumuskan kembali menjadi lebih spesifik
sehingga masalah menjadi jelas.Rumusan masalah penelitian
mempunyai syarat sebagai berikut:
1. Dikemukakan dalam kalimat tanya (interogatif), rumusan
maslah dalam kalimat tanya sangat dianjurkan karena dapat
lebih bersifat khas dan tajam.
2. Substansi yang dimaksud hendaknya bersifat khas, tidak
bermakna ganda.
Apabila terdapat banyak pertanyaan penelitian maka
pertanyaan harus dipisah agar dapat dijawab secara
terpisah.
2.4

Bagaimana cara menentukan hipotesis, tujuan, dan


manfaat dalam suatu penelitian?

2.4.1 Menentukan Hipotesis


Karakteristik hipotesis yang baik: konsisten dengan penelitian
sebelumnya, penjelasan masuk akal, perkiraan yang tepat dan
dapat terukur, dapat diuji.Hipotesis diklasifikasikan sebagai
hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.Hipotesis penelitian
dinyatakan

dalam

bentuk

kalimat

pernyataan

(deklaratif),

sedangkan hipotesis statistik dalam bentuk hipotesis nol (H0)

dan hipotesis alternatif (Ha).(Kuncoro, 2003).


Dalam

hubungannya

dengan

hipotesis

dalam

suatu

penelitian, sebuah teori adalah perumusan sementara tentang


suatu

kemungkinan

dalil.Teori

sebagai

titik

permulaan

bersumbernya hipotesis yang akan dibuktikan (Narbuko &


Achmadi,
mengujihi

2004).Kegunaan
potesis

statsitik.Hipotesis

pokok

penelitian
substansial

statistik

inferensial

ialah

dengan

menguji

hipotesis

adalah

hipotesis

yang

mengandung pernyataan mengenai relasi antara dua variabel


atau lebih sesuai dengan teori.Hipotesis substansial tidak dapat
diuji, agar dapat diuji harus terlebih dahulu diterjemahkan
menjadi term-term operasional atau term-terms statistik yang
disebut dengan hipotesis statistik.Hipotesis statistik adalah
pernyataan mengenai relasi statistik yang dijabarkan dari relasirelasi

yang

terungkap

merumuskannya,

pertama

dalam

hipotesis

tuliskan

substansi.

hipotesis

statistik

Cara
yang

mencerminkan arti operasional eksprimental yang terkandung


dalam hipotesis substansi (contoh: H1: MA>MB), kemudian
menuliskan hipotesis nol sebagai batu uji bagi hipotesis tipe
pertama,contoh: Ho: MA=MB(Kerlinger, 2000)
Beberapa saran yang perlu diperhatikan dalam menyusun
hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
a. Hendaknya disusun dalam kalimat pernyataan bukan
pertanyaan
b. Disusun secara padat makna
c. Hendaknya dapat diuji kebenarannya
d. Menyatakanpengaruh,
hubunganatauperbedaandiantaravariabel
e. Formula
penulisannyajangandigunakan

H0dan

H1

(Sarmanu,2004).
2.4.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menunjukkan hal-hal yang ingin dicapai,
sesuai dengan pokok permasalahan. Tujuan penelitian biasanya

diawali

dengan

kata-kata

seperti

:untuk

mengetahui,menghitung,menganalisis,membedakan,dan lain-lain
(Merta,2004).Tujuan penelitian berkaitan dengan pertanyaan
penelitian,

tapi

tingkatan

pustaka.Beberapa

tingkatan

penelitian,antara
mengeksplorasi

tujuan

lain:

(1)

misal:

mendeskripsikan

atau
yang

kajian
tujuan

misal:

mempengaruhi....

mendeskripsikan

perkembangan

hasil

macam

mengeksplorasi

faktor-faktor

mendeskripsikan;

tergantung

.....;

pola

(2)
....;

mendeskripsikan

kategori ....(3) menguji hipotesis; misal: menguji hipotesis bahwa


tidak ada hubungan antara .... dengan....(4) mengevaluasi; misal:
mengevaluasi ketepatan pemilihan lokasi ibukota ... dengan
criteria akademis. Sebaiknya dirumuskan suatu tujuan bagi
setiap

pertanyaan

pertanyaan

penelitian.Tujuan

penelitian

dapat

untuk

masing-masing

berbeda,tergantung

pada

status/ujung pengetahuan yang ada saat ini(state of the art)


hasil kajian pustaka bagi masing-masing pertanyaan penelitian.
(Djunaedi, 2002).
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah
yang dituliskan, misalnya jika rumusan masalahnya apakah ada
pengaruh latihan terhadap produktivitas kerja pegawai,maka
tujuannya adalah ingin mengetahui apakah ada hubungan
antara latihan dan produktivitas kerja pegawai dan kalau ada
seberapa besar.

Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini

jawabnya terletak pada kesimpulan penelitian.(Sugiyono,1999).


2.4.3 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian harus bermanfaat bagi (Arikunto, 2002) :
a.
b.
c.
d.

Peneliti
Instansi/lembaga tempat penelitian
Universitas
Peneliti pada masa mendatang

Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya


tujuan penelitian.Kalau penelitian dapat tercapai dan rumusan

masalah terjawab dengan akurat, maka apa dan bagi siapa hasil
penelitian

tersebut

bermanfaat.

Menurut

Sugiyono

(1999)

setidaknya penelitian bermanfaat untuk:


a. Kegunaan teoritis
b. Kegunaan praktis

: Untuk mengembangkan ilmu.


: Membantu memecahkan dan

mengantisipasi masalah yang ada pada objek yang diteliti.


Kegunaan penelitian merupakan uraian tentang manfaat
dari hasil atau temuan penelitian. Kalau ternyata terbukti
bahwa ada hubungan antara gaji pegawai dengan semangat
kerja mereka, lalu apa manfaat dari temuan tersebut bagi
lingkungan di mana penelitian dilangsungkan?(Mustaf, 1997).
2.5

Apa saja jenis-jenis metode yang dapat digunakan

dalam suatu penelitian?


2.5.1 Metode Penelitian Survei
a. Metode Penelitian Survei Deskriptif
Survei deskriptif dilakukan pada sekumpulan objek
yang

biasanya

bertujuan

untuk

melihat

gambaran

fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi dalam suatu


populasi

tertentu.

digunakan
kondisi

untuk

dan

Pada

umumnya

membuatpenilaian

penyelenggaran

suatu

survey

deskriptif

terhadap
program

suatu
dimasa

sekarang, kemudian hasilnya digunakan untuk menyusun


perencanaan perbaikan program tersebut.
b. Metode Penelitian Survei Analitik
Survei analitik adalah survei atau penelitian yang
mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena
kesehatan

itu

terjadi.

Kemudian

melakukan

analisis

dinamika korelasi antara fenomena atau antara faktor


risiko dan faktor efek. Secara garis besar survei analitik ini
dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Rancangan Survei Cross Sectional
Suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi
antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara

pendekatan,

observasi

atau

pengumpulan

data

sekaligus pada suatu saat (point time approach).


2. Rancangan Survei Case Control
Suatu penelitian (survei analitik) yang menyangkut
bagaimana
menggunakan

faktor

risiko

pendekatan

dipelajari
retrospective.

dengan
Dengan

kata lain, efek (penyakit atau status kesehatan)


diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor risiko
diidentifikasi ada atau terjadinya pada waktu yang
lalu.
3. Rancangan Survei Cohort
Suatu penelitian survei (noneksperimen) yang paling
baik dalam mengkaji hubungan antara faktor resiko
dengan

efek

(penyakit).

Penelitian

cohort

juga

merupakan suatu penelitian yang digunakan untuk


mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko
dengan

efek

melalui

pendekatan

kedepan atau prospektif.


c. Metode Penelitian Eksperimen
Suatu penelitian dengan

longitudinal

melakukan

kegiatan

percobaan (eksperimen), yang bertujuan untuk mengetahui


gejala atau pengaruh yang timbul , sebagai akibat dari
adanya perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut.
2.6

Apa yang dimaksud dengan desain penelitian?

2.6.1 Definisi
Desain penelitian atau desain studi dapat didefinisikan
sebagai rencana, struktur, dan strategi penyelidikan yang
hendak dilakukan guna mendapatkan jawaban dari pertanyaan
atau permasalahan penelitian. Rencana tersebut merupakan
skema atau program lengkap dari sebuah penelitian, mulai dari
penyusunan hipotesis yang berimplikasi pada cara, prosedur
penelitian dan pengumpulan data sampai dengan analisis data.
Desain penelitian sebagai sebuah cetak-biru (blueprint) atau
rencana lengkap tentang bagaimana sebuah penelitian akan

dijalankan secara lengkap. Rencana tersebut meliputi variabelvariabel kerja dan bagaimana variabel tersebut dapat diukur,
memilih sampel, mengumpulkan data yang digunakan untuk uji
hipotesis, dan analisis data atau hasilnya.
2.6.2 Manfaat Desain Penelitian
Terdapat dua manfaat utama dari desain penelitian.Yang
pertama terkait dengan identifikasi dan/atau pengembangan
prosedur dan pengaturan logistik yang diperlukan dalam kerja
penelitian, dan yang kedua menekankan pada pentingnya
kualitas prosedur-prosedur tersebut dalam kaitannya dengan
validitas, obyektivitas dan keakuratan kerja penelitian. Oleh
karena itu, melalui sebuah desain penelitian seseorang dapat :
1. Mengkonsepkan rencana
berbagai

prosedur

dan

oprasional untuk menjalankan


tugas

yang

diperlukan

untuk

menyempurnakan studi.
2. Memastikan bahwa prosedur-prosedur tersebut sesuai dan
layak untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan atau
permasalahan penelitian secara valid, obyektif dan akurat.
Desain penelitian menjabarkan secara lengkap tentang
bagaimana seorang peneliti hendak melakukan penyelidikan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Selain itu
adanya

desain

memahami

dan

penelitian
mengikuti

juga

memungkinkan

langkah-langkah

orang

yang

lain

hendak

dijalankan oleh peneliti dalam menemukan jawaban.


2.6.3 Tujuan Desain Penelitian
Tujuan desain penelitian yang baik adalah memberikan hasil
yang dinilai dapat dipercaya.Kredibilitas mengacu pada seberapa
luas hasilnya mendekati realitas dan dipertimbangkan sebagai
sesuatu yang dapat dipercaya dan masuk akal.Kredibilitas
menjadi lebih kuat jika desain penelitian mempertimbangkan
sumber-sumber bias yang dapat mengubah temuan. Bias yang

dimaksud disini adalah suatu bentuk salah sistematik, suatu


faktor yang mempengaruhi hasil dan merusak mutu penelitian.
2.7

Apa saja variabel yang digunakan dalam penelitian?


Menurut Karlinger (2000) : variabel adalah konstruk
atau

sifat

yang

akan

dipelajari,sedangkan

menurut

Sugiyono (2009) : variabel penelitian pada dasarnya


adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan

oleh

peneliti

untuk

dipelajari

sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik


kesimpulannya.
Variabel

yang

digunakan

dalam

penelitian

di

antaranya (Sugiyono,2009) :
a. Variabel Independen
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
dependen (terikat).
b. Variabel Dependen,
adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
c. Variabel Moderator
adalah variabel yang mempengaruhi hubungan
antara

variabel

independen

dengan

variabel

dependen.
d. Variabel Intervening (variabel penyela/antara)
adalah
variabel
yang
secara
teoritis
mempengaruhi
independen

hubungan

dengan

variabel

antara
dependen

variabel
menjadi

hubungan tidak langsung dan tidak dapat diamati


atau diukur.
e. Variabel Kontrol
adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga pengaruh variabel independen
terhadap dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.

f. Variabel Luar (epsilon (e))


adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi variabel dependen/endogen akan
tetapi tidak diteliti.
Contoh

variabel

penelitian:

struktur

organisasi,kepemimpinan, pengawasan, koordinasi,


prosedur dan mekanisme kerja, deskripsi pekerjaan,
kebijakan , budaya,organisasi.
2.8

Apa

yang

dimaksud

dengan

definisi

operasional

dalam penelitian?
Defenisi operasional adalah mendefenisikan suatu variabel
yang akan diamati dalam proses dengan mana variabel itu akan
diukur

(Jewel

&

Siegal,

1998).Definisi

operasional

adalah

mengidentifikasikan variabel secara operasional berdasarkan


karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti
untuk melakukan observasi dan pengukuran secara cermat
terhadap suatu objek atau fenomena(Alimul, 2007).
Operasionalisasi variabel merupakan proses mengubah definisi
nominal menjadi definisi operasional. Misalnya definisi nominal
dari disiplin adalah "tingkat kepatuhan seseorang kepada aturanaturan

yang

dikeluarkan

oleh

organisasi".

Definisi

operasionalnya: Masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 14.00,


setiap tanggal 17 mengikuti apel, tidak merokok di tempat yang
ada larangan merokok, meminta ijin kepada yang berwenang jika
meninggalkan kantor pada saat jam kerja, dan lain sebagainya.
Definisi operasional tidak boleh mempunyai makna yang berbeda
dengan definisi nominal.Oleh karena itu sebelum menyusun
defenisi operasional, peneliti harus membuat definisi nominal
terlebih dahulu variabel penelitiannya. Definisi nominal dari
variabel penelitian seharusnya secara eksplisit telah dinyatakan
dalam kerangka pemikiran.Definisi nominal dapat diangkat dari

berbagai

pendapat

para

akhli

yang

memang

banyak

membicarakan, menulis tentang variabel yang ditelitinya. Kalau


variabelnya adalah "Peran Kepala Desa", maka peneliti harus
mempelajari konsep "peran Kepala Desa". Apa itu peran?.Peneliti
tidak bisa hanya mengutip satu atau dua pendapat saja. Makin
banyak

pendapat

kemungkinan

para

kebenaran

akhli

yang

makna

dikutip,

definisi

makin

nominal

besar

variabel

penelitiannya. Untuk memudahkan, langkah awal yang bisa


diambil guna menyusun definisi nominal variabel penelitian
adalah melihat kamus umum.Kalau variabel tersebut berasal dari
kata asing, misalnya dari bahasa Inggeris, maka kamus bahasa
Inggeris yang dipakai.Baru setelah itu mencari dari buku-buku
khusus yang membahas konsep atau variabel penelitiannya.Jika
buku yang dibacanya cukup tebal sehingga sulit menemukan
kata yang dicarinya, manfaatkan indeks yang ada di buku
tersebut.Melalui

indeks,

peneliti

dapat

dengan

mudah

menemukan nomor halaman di mana kata yang dimaksudkan


dibahas (Mustafa,1997).
Menururt

Sarwono

(2002)

ada

tiga

pendekatan

untuk

menyusun definisi operasional, yaitu disebut Tipe A, Tipe B dan


Tipe C.
1) Definisi Operasional Tipe A: Definisi operasional Tipe A
dapat disusun didasarkan pada operasi yang harus dilakukan,
sehingga

menyebabkan

gejala

atau

keadaan

yang

didefinisikan menjadi nyata atau dapat terjadi. Dengan


menggunakan prosedur tertentu peneliti dapat membuat
gejala menjadi nyata. Contoh: Konflik didefinisikan sebagai
keadaan yang dihasilkan dengan menempatkan dua orang
atau

lebih

pada

situasi

dimana

masing-masing

orang

mempunyai tujuan yang sama, tetapi hanya satu orang yang


akan dapat mencapainya.

2) Definisi Operasional Tipe B: Definisi operasional Tipe B


dapat disusun didasarkan pada bagaimana obyek tertentu
yang didefinisikan dapat dioperasionalisasikan, yaitu berupa
apa

yang

dilakukannya

karaktersitik-karakteristik
pandai

dapat

atau

apa

yang

dinamisnya.

didefinisikan

menyusun

Contoh:

sebagai

Orang

seorang

yang

mendapatkan nilai-nilai tinggi di sekolahnya.


3) Definisi Operasional Tipe C: Definisi operasional Tipe C
dapat disusun didasarkan pada penampakan seperti apa
obyek atau gejala yang didefinisikan tersebut, yaitu apa saja
yang menyusun karaktersitik-karaktersitik statisnya. Contoh:
Orang pandai dapat didefinisikan sebagai orang yang
mempunyai ingatan kuat, menguasai beberapa bahasa
asing, kemampuan berpikir baik, sistematis dan mempunyai
kemampuan menghitung secara cepat.
2.9

Apa saja jenis-jenis uji statistik dan langkah-langkah


melakukan uji statistik?

2.9.1 Uji Kolmogorov Smirnov


1. Pengertian
a) Uji Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas
yang banyak dipakai, terutama setelah adanya banyak program
statistik yang beredar.
b) Kelebihan

dari

uji

ini

adalah

sederhana

dan

tidak

menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat


dengan pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji
normalitas dengan menggunakan grafik.
c) Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah
dengan

membandingkan

distribusi

data

(yang

akan

diuji

normalitasnya) dengan distribusi normal baku.


d) Distribusi

normal

baku

adalah

data

yang

telah

ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan


normal.

e) Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda


antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku.
2. Tujuan
Uji

Kolmogorov-Smirnov biasa

digunakan

untuk

memutuskan jika sampel berasal dari populasi dengan distribusi


spesifik/tertentu.
3. Kesimpulan
Hipotesis pada uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:
H0 : data mengikuti distribusi yang ditetapkan
Ha : data tidak mengikuti distribusi yang ditetapkan
2.9.2 Uji T Berpasangan
1. Pengertian
Uji-t menilai apakah mean dan keragaman dari dua
kelompok berbeda secara statistik satu sama lain. Analisis ini
digunakan

apabila

kita

ingin

membandingkan

mean

dan

keragaman dari dua kelompok data, dan cocok sebagai analisis


dua kelompok rancangan percobaan acak.
2. Tujuan
Uji

berpasangan

(paired

t-test)

biasanya

menguji

perbedaan antara dua pengamatan.Uji t berpasangan biasa


dilakukan pada Subjek yang diuji pada situasi sebelum dan
sesudah

proses,

atau

subjek

yang

berpasangan

ataupun

serupa.Misalnya jika kita ingin menguji banyaknya gigitan


nyamuk sebelum diberi lotion anti nyamuk merk tertentu
maupun sesudahnya.
3. Kesimpulan
Hipotesis pada uji-t berpasangan yang digunakan adalah
sebagai berikut:
H0: D = 0 (perbedaan antara dua pengamatan adalah 0)
Ha: D 0 (perbedaan antara dua pengamatan tidak sama
dengan 0)
2.9.3 Wikoxon

1. Pengertian
Uji

perangkat

bertanda

wilcoxon

digunakan

untuk

menganalisis hasil-hasil pengamatan yang berpasangan dari dua


data apakah berbeda atau tidak.
2. Tujuan
Uji

perangkat

bertanda

wilcoxon

digunakan

untuk

menganalisis hasil-hasil pengamatan yang berpasangan dari dua


data apakah berbeda atau tidak.
2.9.4 Mann Whitney
1. Pengertian
Uji Mann-Whitney merupakan alternatif bagi uji-t. Uji Mann
Whitney merupakan uji non-parametrik yang digunakan untuk
membandingkan dua mean populasi yang berasal dari populasi
yang sama. Uji Mann-Whitney juga digunakan untuk menguji
apakah dua mean populasi sama atau tidak.
2. Tujuan
Uji Mann-Whitney biasanya digunakan dalam berbagai
bidang, terutama lebih sering dalam Psikologi, medik/perawatan
dan bisnis.Misalnya, pada psikologi, uji Mann-Whitney digunakan
untuk membandingkan sikap dan perilaku, dan lain-lain. Dalam
bidang

pengobatan, uji

Mann-Whitneydigunakan

untuk

mengetahui efek obat apakah sama atau tidak, selain itu juga
bisa digunakan untuk menguji apakah obat tertentu dapat
menyembuhkan penyakit atau tidak. Dalam Bisnis, uji MannWhitney dapat digunakan untuk mengetahui preferensi orangorang yang berbeda.
3. Kesimpulan
Asumsi yang berlaku dalam uji Mann-Whitney adalah:
a. Uji Mann-Whitney mengasumsikan bahwa sampel yang berasal
dari populasi adalah acak,
b. Pada uji Mann-Whitney sampel bersifat independen (berdiri
sendiri),

c. Skala pengukuran yang digunakan adalah ordinal.


Hipotesis yang digunakan adalah:
H0: tidak ada perbedaan distribusi skor untuk populasi yang
diwakilkan oleh kelompok eksperimen dan control.
Ha: Skor untuk kelompok eksperimen secara statistik lebih besar
daripada skor populasi kelompok control.
2.9.5 One Way Annova
1. Pengertian
ANOVA merupakan lanjutan dari uji-t independen dimana
kita memiliki dua kelompok percobaan atau lebih.
2. Tujuan
ANOVA biasa digunakan untuk membandingkan mean dari
dua kelompok sampel independen (bebas)
3. Kesimpulan
Asumsi yang digunakan adalah subjek diambil secara acak
menjadi satu kelompok n. Distribusi mean berdasarkan kelompok
normal dengan keragaman yang sama. Ukuran sampel antara
masing-masing kelompok sampel tidak harus sama, tetapi
perbedaan

ukuran

kelompok

sampel

yang

besar

dapat

mempengaruhi hasil uji perbandingan keragaman.


Hipotesis yang digunakan adalah:
H0: 1 = 2 = k (mean dari semua kelompok sama)
Ha: i <> j (terdapat mean dari dua atau lebih kelompok tidak
sama)
2.9.6 Friedman
1. Pengertian
Uji

Friedman

merupakan metode

di

dalam

statistika

nonparametrik yang digunakan untuk melakukan analisis ragam


2-arah

(two

way

analysis

of

variance).Friedman

Test

mensyaratkan tidak ada ulangan (replication) bagi perlakuan


yang diberikan kepada unit-unit percobaan. Maksudnya, hanya
ada tepat 1 (satu) pengamatan untuk setiap perlakuan di dalam

setiap blok. Selain itu, perlakuan yang digunakan setidaktidaknya sebanyak 3 perlakuan.
2. Tujuan
Friedman

Test

mempertimbangkan

digunakan
asumsi

manakala

seseorang

kenormalan

dari

tidak

distribusi

sampel.Bisa juga, ketika asumsi-asumsi yang dibutuhkan oleh


metode 2-way ANOVA parametrik tidak terpenuhi. Atau, apabila
data hasil pengamatan berupa ranking-ranking (misal pada uji
organoleptik, dll.), maka Friedman Test lebih tepat digunakan,
karena data berupa ranking tergolong tipe data ordinal, sehingga
metode parametrik tidak tepat untuk diterapkan.
3. Kesimpulan
Metode padanan di dalam statistika parametrik bagi
Friedman Test adalah Analisis Ragam 2-arah (2-way ANOVA)
2.9.7 Kruskal Walls
1. Pengertian
Kruskal-Wallis test dikembangkan oleh Kruskal dan Wallis.
Uji Kruskal-Wallis adalah uji nonparametrik yang digunakan untuk
membandingkan tiga atau lebih kelompok data sampel.
2. Tujuan
Uji Kruskal-Wallis digunakan ketika asumsi ANOVA tidak
terpenuhi.ANOVA adalah teknik analisis data statistik yang
digunakan ketika kelompok-kelompok variabel bebas lebih dari
dua. Pada ANOVA, kita asumsikan bahwa distribusi dari masingmasing kelompok harus terdistribusi secara normal. Dalam uji
Kruskal-Wallis, tidak diperlukan asumsi tersebut, sehingga uji
Kruskal-Wallis adalah uji distribusi bebas. Jika asumsi normalitas
terpenuhi, maka uji Kruskal-Wallis tidak sekuat ANOVA
3. Kesimpulan
Hipotesis dalam uji Kruskal Wallis adalah sebagai berikut:
H0 : sampel berasal dari populasi yang sama (1 = 2 = = k)
Ha : sampel berasal dari populasi yang berbeda (i = j)

Uji Kruskal Wallis harus memenuhi asumsi berikut ini:


a) Sampel ditarik dari populasi secara acak
b) Kasus masing-masing kelompok independen
c) Skala pengukuran yang digunakan biasanya ordinal
2.9.8. Chi Square
1. Pengertian
Teknik uji Chi Square pertama kali diperkenalkan oleh Karl
Pearson untuk menguji keselarasan.
2. Tujuan
Pengujian dilakukan untuk memeriksa ketergantungan dan
homogenitas kedua prosedur tersebut meliputi perbandingan
frekuensi yang teramati dengan frekuensi yang diharapkan bila
hipotesis nol yang ditetapkan benar.
3. Kesimpulan
Hipotesis Null: Distribusi frekuensi beberapa kejadian yang
diamati pada sebuah sampel konsisten dengan distribusi teoritis
tertentu.
2.9.9 Fisher
1. Pengertian
Uji exact Fisher digunakan ketika Anda memiliki dua
variabel nominal.
2. Tujuan
Uji exact Fisher digunakan ketika Anda memiliki dua
variabel nominal.
3. Kesimpulan
Penyusunan Hipotesis nol pada Uji exact Fisher adalah
sebagai berikut:
H0 : proporsi relatif dari satu variabel tidak terkait dengan
variabel kedua.
2.9.10 Korelasi Pearson, Spearman
1. Pengertian

Korelasi Pearson didasarkan pada nama penemunya yaitu


Karl Pearson.
2. Tujuan
Korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan dari
beberapa variable.
3. Kesimpulan
Beberapa

asumsi

yang

digunakan

apabila

dilakukan

analisis korelasi produk moment atau korelasi pearson antara lain


a. Distribusi nilai dari variable berdistribusi normal atau
mendekati normal.
b. Variable yang akan dicari korelasinya adalah variable
kontinum yang bersifat rasional atau minimal bersifat
interval.
c. Hubungan dari 2 variabel adalah liniear
2.9.11. Regresi Linear
1. Pengertian
Persamaan umumnya adalah: Y = a + b X. Dengan Y
adalah variabel terikat dan X adalah variabel bebas. Koefisien a
adalah konstanta (intercept) yang merupakan titik potong antara
garis regresi dengan sumbu Y pada koordinat kartesius.
2. Tujuan
Analisis regresi linear sederhana dipergunakan untuk
mengetahui pengaruh antara satu buah variabel bebas terhadap
satu buah variabel terikat.
3. Kesimpulan
Maka yang harus diperhatikan adalah memastikan apakah
asumsi-asumsi regresi sudah terpenuhi sehingga model regresi
dapat dikatakan bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).
Asumsi regresi linier klasik tersebut antara lain adalah: model
regresi dispesifikasikan dengan benar, data berdistribusi normal,
tidak terjadi heteroskedastisitas, tidak terjadi multikolinieritas

antar peubah bebas, dan tidak terjadi autokorelasi (untuk data


yang diurutkan berdasarkan waktu/time series).
2.9.12 Regresi Logistic
1. Pengertian
Regresi logistik adalah bagian dari analisis regresi yang
digunakan

ketika

variabel

dependen

(respon)

merupakan

variabel dikotomi.Variabel dikotomi biasanya hanya terdiri atas


dua nilai, yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu
kejadian yang biasanya diberi angka 0 atau 1.
2. Tujuan
Tidak

seperti

regresi

linier

biasa,

regresi

logistik

tidak

mengasumsikan hubungan antara variabel independen dan


dependen secara linier. Regresi logistik merupakan regresi non
linier dimana model yang ditentukan akan mengikuti pola kurva
linier.
2.10

Bagaimana cara pengambilan sampel untuk suatu


penelitian?
Cara pemilihan sampel dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a. Berdasarkan peluang (probability sampling)
Tiap subyek dalam populasi (terjangkau) mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih dan tidak terpilih
sebagai sampel penelitian. Menurut Sudigdo (2011) dan
Soekidjo (2010) terdapat jenis-jenis probability sampling
antara lain :
1) Simple Random Sampling
Pada simple random sampling kita hitung terlebih
dahulu jumlah subyek dalam populasi (terjangkau)
yang

akan

dipilih

penelitian.
2) Systematic Sampling

subyeknya

sebagai

sampel

Pada

sistematik sampling ditentukan bahwa dari

seluruh subyek yang dapat dipilih, setiap subyek


nomor ke-sekian dipilih sebagai sampel.
3) Stratified Random Sampling
Pada Stratified random sampling sampel dipilih secara
acak untuk setiap strata, kemudian hasilnya dapat
digabungkan menjadi satu sampel yang terbebas dari
variasi untuk setiap strata.
4) Cluster Sampling
Pada cluster sampling sampel dipilih secara acak pada
kelompok individu dalam populasi yang terjadi secara
alamiah
b. Tidak berdasarkan peluang (non-probability sampling)
1) Non-Probability Sampling
Merupakan cara pemilihan sampel yang tidak di
dasarkan

atas

diperhitungkan,

kemungkinan
tetapi

yang

dapat

semata-mata

hanya

berdasarkan kepada segi-segi kepraktisan belaka.


2) Consecutive Sampling
Pada

Consecutive

datang

secara

sampling

berurutan

semua

dan

subyek

memenuhi

yang

kriteria

pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah


subyek yang diperlukan terpenuhi.
3) Convenient Sampling
Pada Convenient sampling sampel diambil tanpa
sistematika tertentu, sehingga jarang dapat dianggap
dapat mewakili populasi terjangkau, apalagi populasi
target penelitian.
4) Judgmental Sampling atau Purposive Sampling
Pada
judgedmental
sampling
peneliti
memilih
responden tersebut dapat memberikan informasi yang
memadai untuk menjawab pertanyaan peneliti.
2.11

Apa saja hambatan yang biasa dijumpai dalam suatu


penelitian?

Hambatan-hambatan

dalam

penelitian

berasal

dari

sumber,yaitu:
a. Hambatan

dari

dalam,

termasuk

diantaranya:kurangnya persiapan apa yang dilakukan


sebelum berinteraksi dengan responden, perasaan
terasing

dari

bisanya

peneliti

terhadap

peneliti

responden,kurang

beradaptasi

kegiatan,kebiasaan,dan

tata

dengan

cara

hidup

responden,tidak dapat memanfaatkan peran informan


di lapangan.
b. Hambatan yang berasal dari luar, diantaranya:peneliti
larut dengan responden dan kehilangan arah tentang
informasi apa yang perlu diambil dari interaksi dengan
responden,peneliti tidak dapat mengidentifikasi gejala
yang diinginkankarena adanya aturan yang harus
ditaati

di

dimiliki

lapangan,minimnya

peneliti

perlengkapan

dalammelakukan

yang

observasi

di

lapangan
2.12

Bagaimana

penulisan

daftar

pustaka

dalam proposal penelitian?


a. Penulisan daftar pustaka secara umum.
Nama
pengarang
ditulis
mulai
keluarganya,

sedangkan

namanya

yang

tepat

dari

nama

sendiri

ditulis

di

belakangnya sesudah tanda koma. Seringkali nama-nama


sendiri itu tidak ditulis lengkap, akan tetapi hanya huruf
singkatannya saja, walaupun kadang-kadang nama senidri
yang pertama lengkap, tetapi nama sendiri yang kedua
dengan huruf singkatan. Contoh: Bruner, E.M; Mizuno, K.
Semua gelar akademis dan gelar lain tidak dicantumkan.
Nama Cina biasanya mempunyai unsur nama keluarga di
depan, sehingga antara bagian-bagian dari nama tidak
perlu diberi koma, contoh: Lie Tek-tjeng. Nama Belanda

ada sedikit kesukaran karena ada unsur nama seperti Van,


Van der, Ter, akan tetapi unsur nama tersebut sering
diperlakukan sebagai unsur tambahan, contoh: Har, B. Ter,
bukan Ter Har, B. Nama Indonesia lebih sukar karena belum
ada ketentuan. Misalnya Bachtiar Rifai, kita selalu ragu
apakah lebih dahulu ditulis Bachtiar atau Rifai, tetapi yang
penting adalah konsisten. (Koentjaraningrat,1991)
b. Daftar pustaka bersumber internet.
Nama mengikuti tradisi tertentu atau bila tidak ada
diganti nama lembaga yang bertanggung jawab. Tahun
(atau ditambah tanggal di dalam kurung, bila ada) terakhir
diperbarui. Judul artikel dan bisa ditambah, bila ada,
informasi nama publikasi/judul jurnal elektronik ditulis
miring. Tulisan Tersedia di situs: diteruskan dengan
alamat situs web ditambah [tanggal akses di dalam
kurung]. Contoh: Li, X, & N. Crane. 1996 (Agustus
26).Bibliographic format for citing electronic information.
Tersedia di: http://www.uvm.edu/~xli/reference/estyles.htm
[29 April 1996]. Sanchez, C. 1996 (13 Januari).Future of
affirmative

action

Radio.Electric

in

higher

education.National

Library,

hal.B5

(9

alinea).

Public

Tersedia

di:

http://www.elibrary.com [1 Oktober 1996] (Djunaedi, 2002).


c. Contoh penulisan daftar pustaka dari internet.
Shankar S dan Coates RM. 1997. My Research
Summary, Part One, Cyclobutylcarbynyl Reaarrangements
of

Caryophyllenyl

Derivates,

http://www.aries.scs.uicc.educ/shankar1.htm
d. Daftar Pustaka bersumber CD-RO.
CD-ROM biasanya dipunyai oleh perpustakaan yang
berlangganan atau mempunyai kontrak layanan dengan
produsen CD-ROM tersebut, atau ada juga CD-ROM yang
disebarluaskan

sebagai

pengganti

buku/jurnal

cetak.

Format penulisan: Nama mengikuti tradisi tertentu atau


bila tidak ada diganti nama lembaga yang bertanggung

jawab atau nama ini tidak dicantumkan bila tidak ada.


Tahun terbit (ditambah tanggal, bila ada). Judul artikel dan
informasi publikasi. Tulisan CD-ROM tersedia: Diteruskan
dengan nama lembaga pemberi layanan atau penerbitnya
ditambah [tanggal akses di dalam kurung]. Contoh: Howell,
V. &B. Carlton. 1993 (29 Agustus). Growing up tough: New
generation fights for its life: Inner-city youths live by rule of
vengeance. Birmingham News, hal. 1A (10 halaman). CDROM tersedia: 1994 SIRS/SIRS 1993 Youth/ Volume 4/
Article 56A [16 Juli 1995]. Oxford English Dictionary
computer file: On compact disc (2 nd ed.). 1992. CD-ROM
tersedia: Oxford UP [27 May 1995]. (Djunaedi,2002).
e. Setiap universitas memiliki format penulisan

yang

berbeda.
Fakultas ekonomi dan Psikologi banyak menggunakan
metode APA (American Psychological Association). Cara
lain adalah menggunakan format penulisan dengan sistem
Harvard yang populer disekolah-sekolah bisnis di seluruh
dunia. Beberapa contoh dapat dilihat berikut ini (Kuncoro,
2003) :
1) Buku dengan satu penulis:
Nama keluarga, inisial, tahun, judul dengan huruf
miring atau garis bawah, edisi, kota, penerbit (Contoh:
Jordan, R., 1996, Academic Writing Course, 2nd ed., Harlow,
Longman).
2) Buku dengan lebih dari satu penulis:
Cantumkan nama keluarga semua penulis, dan diikuti
inisialnya masing-masing, tahun, judul dengan huruf
miring atau garis bawah, edisi, kota, penerbit. (Contoh:
McTaggart, D., Findlay, C. & Parkin, M., 1996, Economics,
2nd ed., Sydney, Addison-Welsey).
f. Bagian dari buku yang diedit oleh penulis yang berbeda
dan bab yang berbeda:
Nama keluarga, inisial, tahun judul artikel dalam

tanda petik tetapi tidak dengan huruf miring atau garis


bawah, dalam, inisial, nama keluarga, subjudul dengan
huruf

miring

atau

garis

bawah,

edisi,

kota,

penerbit.Contoh: Daniels, P. 1992, Australias Foreign


Debt: Searching for the Benefits in, P. Maxwell & S.
Hopkins,

Macroeconomics:

Contemporary

Australian

Readings, 2nd ed., Pymble, Harpey).


g. Artikel jurnal:
Nama keluarga, inisial, tahun, judul dalam tanda
petik dan tidak dengan huruf miring atau garis bawah,
judul jurnal yang dicetak miring atau garis bawah, volume
diikuti

terbitan

(dalam

kurung),

halaman.

Contoh:

Abrahamson, A., 1991, Managerial Fads and Fashions:


The Diffusion and Rejection of Innovation Academy of
Management Review, 16(3), 586-612.
h. Artikel majalah:
Nama keluarga, inisial, tahun, judul dalam tanda
petik dan tidak dengan huruf miring atau garis bawah,
judul majalah yang dicetak miring atau garis bawah, bulan
diikuti tanggal, halaman.Contoh: Jayasankaran, S. 2000,
Malaysia: Miracle Cure, Far Eastern Economic Review,
May 11, p36.
i. Sumber dari internet dengan penulis:
Nama keluarga, inisial, tahun tulisan, judul artikel
tidak dengan huruf miring atau garis bawah, organisasi
atau website, URL atau alamat web.Contoh: Chan, P.,
1997, Same or different?: A comparison of the Benefits
Australian and Chinese University Students Hold about
Learning

Proceedings of AARE conference, Swinburne

University,
http://www.swin.edu.au/aare/97pap/CHANP97058.html.
j. Sumber dari internet tanpa nama penulis:
Nama organisasi tempat penulis, tahun tulisan, judul
artikel tidak dengan huruf miring atau garis bawah,

organisasi atau website, URL atau alamat web, bulan dan


tanggal akses, tahun akses.Contoh: Statsoft, inc., 1997,
Electronic Statistic Textbook, Tulsa OK., Statsoft online,
http://www.statsoft.com/textbook/stathome.html,
accessed May 27, 2000.

BAB III
KESIMPULAN
3.1

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas untuk menyusun
suatu usulan penelitian yang baik yaitu dengan mengikuti
langkah-langkah yang telah ditetapkan dan disusun secara
rasional

serta

sistematis

untuk

memperoleh

penelitian mengenai solusi dan manfaat.

hasil

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Arikunto,Suharsimi.

2002.

Prosedur

Penelitian:

Pendekatan Praktek.Rineka Cipta. Jakarta.


2. Djunaedi,Achmad.2002.
Petunjuk
Penulisan

Suatu
Usulan

Penelitian dan Tesis.Edisi Kedua. Program Pascasarjana


Magister Perencanaan Kota & Daerah MPKD Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
3. Haryono, Anton. 2007. Pedoman Penelitian. Yogyakarta:
LPPM.
4. Hidayat, A. Aziz Alimul, 2007.Metode Penelitian Kebidanan
dan Tehnik Analisis Data.Jakarta, Salemba Medika.
5. Irianto, Djoko Pekik.2004. Pedoman Praktis Berolahraga
untuk Kebugaran dan Kesehatan. Yogyakarta: Andi Ofset.
6. Kerlinger,Fred N. 2000. Asas-Asas Penelitian Behavioural.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
7. Koentjaraningrat.
1991.
Metode-Metode

Penelitian

Masyarakat. Jakarta: Gramedia.


8. Kuncoro,Mudrajad.2003. Metode Riset untuk Bisnis dan
Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis. Jakarta.
Erlangga.
9. L.N.
Jewel

dan

Marc

Siegal.

1998.

Psikologi

Industri/Organisasi Modern. Jakarta: Arcan.


10.
Merta,W Gede.2004. Metode Penelitian.Fakultas
Ekonomi Unwar.
11.
Mustafa,Mustafa.

1997.

Mengawali

Penelitian.

http://www.home.unpar.ac.id/~hasan/
mengawalipenelitian.rtf.Di akses 13 Februari 2015
12.
Narbuko,Cholid dan Abu Achmadi. 2004. Metodologi
Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
13.
Sarmanu,
M.S.,
2004.
Kumpulan

Materi

Modeling.Lembaga
Surabaya.

Pelatihan
Penelitian

Metodologi

Penelitian.

Structural

Equation

Universitas

Airlangga

14.

Sarwono,Jonathan.2002.

Universitas

Metodologi

Komputer

Penelitian.
Indonesia

Bandung.http://lppm.unikom.ac.id/Myprofile/jsarwono.html
.Di akses 13 Februari 2015
15.
Sastroasmoro, Sudigdo,

dkk.

2002.

Dasar-Dasar

Metodologi Penelitian Klinis Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto.


16.
Sastroasmoro, Sudigdo, dkk. 2011. Dasar-Dasar
Metodologi Penelitian Klinis Edisi 4. Jakarta: Sagung Seto.
17.
Soekidjo, Notoatmodjo. 2010.Metodologi Penelitian
Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.
18.
Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:
Alfabeta.
19.
Sugiyono.2009.Metode

Penelitian

Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung, Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai