Ada orang
pembimbing;
2.
yang
mempengaruhi
atau
pemimpin, yang
memberi
komando,
Ada pengarahan kepada suatu tujuan oleh orang yang mempengaruhi atau pe mimpin
(Marat, 1982: 37)
3.
Secara etimologis, perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu bentuk jamak dari
kata khulk. Khulk di dalam Kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
tabiat (Asmaran, 1992: 1).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa
manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwa dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat berupa
perbuatan baik yang disebut akhlak yang mulia dan perbuatan buruk yang disebut akhlak
yang tercela .
Melalui syair Nasihat, Raja Ali Haji memberikan contoh kepada pembaca tentang
akhlak yang mulia. Sebagaimana disebutkan dalam syair pada bait keduapuluh satu:
Tutur yang manis anakanda tuturkan,
perangai yang lembut anakanda lakukan,
hati yang sabar anakanda tetapkan,
kemaluan orang anakanda fikirkan.
Dalam pergaulan sehari-hari seorang Muslim haruslah selalu menjaga lisannya dari
perkataan yang dapat menyakitkan hati orang lain. Tutur kata yang lembut menunjukkan
ketinggian budi pekerti seseorang. Orang yang berbicara sombong akan menunjukkan bahwa
orang itu tidak terdidik. Ini sesuai dengan peribahasa yang mengatakan bahwa bahasa
menunjukkan bangsa.
Perangai yang lembut yang dimaksudkan pengarang di sini adalah sikap halus atau
lembut dalam menghadapi orang lain. Lembut dalam mengucapkan kata-kata, roman muka,
sikap anggota badan, dan lain-lain dalam pergaulan, baik dalam masyarakat kecil atau
keluarga maupun dalam masyarakat luas. Perangai halus atau lembut merupakan gambaran
hati yang tulus serta cinta kasih terhadap sesama. Orang yang bersikap halus biasanya lebih
peduli terhadap penderitaan orang lain. Sikap lembut merupakan perwujudan dari sifat-sifat
ramah, sopan, dan sederhana dalam pergaulan.
Perangai yang lembut juga dimiliki oleh orang yang bersikap rendah hati. Orang yang
memiliki sikap rendah hati biasanya tutur katanya halus dan sopan tingkah lakunya. Ia tidak
sombong dan tidak membedakan pangkat dan derajat dalam pergaulan sehari-hari.
Sebaliknya, akhlak yang tercela harus dihindari oleh seorang muslim. Orang yang
memiliki sifat tercela akan dijauhi oleh orang lain. Salah satu sifat yang tercela adalah
sombong. Orang yang sombong adalah orang yang merasa dirinya paling benar sehingga ia
akan meremehkan orang lain. Tentang akhlak tercela ini tergambar dalam syair ini yaitu pada
bait ke-66.
Itulah orang akalnya kurang,
menyangka diri pandai seorang,
takabur tidak membilang orang,
ke sana ke mari pergi menggarang.
Orang yang berbuat tercela akan dibenci oleh Tuhannya. Oleh karena itu, sifat-sifat
yang tercela ini harus dijauhkan dalam diri kita. Kebencian Tuhan terhadap hambanya
merupakan alamat kesengsaraan manusia karena manusia hidup di dunia ini adalah untuk
mencari kesalamatan di hari akhir nanti. Hal ini digambarkan Raja Ali Haji dalam syairnya
yang tertulis pada bait keenampuluh sembilan, yaitu :
Anakanda jauhkan kelakuan ini
sebab kebencian Tuhan Rahmani
jiwa dibawa ke sana sini,
tidak laku suatu dewani.
3. Hormat dan Patuh kepada Guru
Orang tua selalu mengharapkan anaknya agar menjadi anak yang pandai,
memiliki sopan santun, menghargai orang lain, dan sebagainya. Harapan ini akan terwujud
jika sejak kecil anak diberikan pengajaran dan pendidikan. Kepandaian anak tergantung pada
pendidikan yang pernah mereka ikuti. Demikian pula dengan pendidikan norma-norma
kemasyarakatan yang diterima anak dari orang tua atau masyarakat.
Dalam kegiatan pengajaran, seorang guru sering dihadapkan kepada berbagai macam
masalah, baik yang menyangkut dasar-dasar profesi yang harus dikuasai maupun masalah
perseorangan ketika mengajar. Guru harus dapat menciptakan lingkungan yang baik untuk
anak didiknya. Ia harus bisa memilih metode yang tepat dalam mengajar. Lingkungan dan
perkembangan anak menjadi acuan untuk memilih teknik evaluasi yang baik. Guru yang baik
harus memusatkan perhatian pada perkembangan anak didiknya agar anak didik terhindar
dari melakukan sesuatu yang kurang baik.
Seorang guru mempunyai tugas ganda yang sangat mulia yang tidak dimiliki oleh
orang lain. Di samping guru mengajarkan kepada muridnya tentang pengetahuan secara
teoritis, guru juga harus mendidik anak didiknya supaya menjadi anak yang jujur, disiplin,
bertanggung jawab dan berkepribadian luhur. Seorang guru yang memahami tugasnya akan
merasa prihatin jika melihat anak didiknya berbuat hal-hal yang tidak terpuji dan tidak baik.
Guru akan merasa tidak berhasil dalam mendidik siswanya. Di samping itu,
guru berkewajiban untuk membantu mewujudkan hal-hal yang menjadi keinginan atau citacita anak didiknya.
Mengingat betapa beratnya tugas seorang guru, melalui syair ini Raja Ali Haji
mencoba menasehati pembaca agar menghormati dan patuh kepada guru, seperti pada petikan
syair pada bait keenampuluh empat berikut:
Setengah orang fikir keliru
tidak mengikut pengajaran guru
tutur dan kata haru bitu
kelakuan seperti hantu pemburu.
yang salah. Lewat syair ini, Raja Ali Haji mengajak pembaca untuk selalu menuntut ilmu
terutama ilmu tentang kebajikan. Hal tersebut tertuang dalam bait yang keenam, yaitu :
harus dapat memilih perbuatan yang baik atau yang buruk. Ketika belajar, ia dapat
membedakan yang baik atau yang salah dengan akal pikirannya. Dengan alat atau panca
indera yang Allah berikan, manusia harus berpikir dan berusaha.
Dengan mempergunakan akal pikiran, hati dan panca indera, manusia
telahberikhtiar atau berusaha. Walaupun demikian Allah tidak membiarkan manusia
menggunakan akal dan pikirannya tanpa ada rambu-rambu yang benar dan yang salah. Allah
sangat sayang terhadap hamba-Nya sehingga diturunkanlah kitab suci al-Quran sebagai
pembimbing manusia menuju kebaikan dan kebahagiaan.
Melalui Syair Nasihat, Raja Ali Haji mencoba menasehati pembaca agar jangan
bertindak ceroboh. Jika seseorang memiliki masalah yang harus diselesaikan,
penyelesaiannya haruslah dengan mempertimbangkan baik dan buruknya. Semua harus
dinilai dengan akal sehat. Penyelesaian masalah juga harus dipertimbangkan kesesuaiannya
dengan ajaran Islam dan hukum adat yang berlaku dalam masyarakat setempat. Jika
melakukan tindakan haruslah dengan bijaksana. Janganlah bertindak dengan ceroboh karena
akan merugikan orang lain. Dalam syairnya, Raja Ali Haji menegaskan:
Ke sana ke mari langgar dan rempuh
apa yang terkena habislah roboh
sedikit marah hendak memelupuh
inilah perbuatan sangat ceroboh. (Bait ke-68)
Dari kutipan syair di atas, penyair menyatakan bahwa orang yang berbuat dengan
ceroboh akan merugikan sesamanya. Orang tersebut tidak berbuat dengan cara yang benar
karena tidak mempertimbangkan dengan akal pikirannya. Agama dan adat juga tidak
dijadikan dasar pemikirannya. Hal ini juga didukung oleh petikan syair pada bait yang
keenampuluh tujuh berikut:
Setengah yang kurang akal dan bahasa
tingkah dan laku bagai raksasa
syarak dan adat kurang periksa
seperti harimau mengejar rusa.
Oleh sebab itu, sebagai manusia hendaklah selalu menggunakan akal dan pikiran, dalam
memutuskan suatu perkara. Jika akal dan pikiran tidak dipergunakan, manusia tersebut tak
ubahnya seperti binatang. Manusia berpikir dengan menggunakan akal dan pikirannya agar
tidak salah dalam memahami makna suatu kebenaran
7. Pengendalian Hawa Nafsu
Salah satu potensi yang diciptakan Tuhan dalam diri manusia adalah adanya nafsu atau
keinginan. Dengan kata lain, jika manusia tidak mempunyai nafsu, tidaklah ada dinamika dan
keinginan dalam hidup ini. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi semua keinginannya
baik dengan cara yang benar atau cara yang salah.
Jadi, manusia hendaklah tidak mematikan nafsunya tetapi manusia harus dapat
mengendalikan nafsunya. Dengan mengendalikan nafsunya, keinginan-keinginan yang tidak
sesuai dengan agama dapat dihindarkan dan dijauhi.
Menurut tabiatnya, kecenderungan nafsu adalah berbuat segala sesuatu untuk tujuan
kesenangan semata. Manusia akan lupa diri dan bermalas-malasan. Keinginan untuk
mewujudkan segala keinginan di dunia ini tidaklah dapat terpuaskan. Ibarat orang yang
minum air laut, semakin diminum semakin haus. Keinginan demi keinginan baru akan
berhenti ketika nyawa manusia telah dicabut ole Tuhan. Itulah akhir dari petualangan
manusia di dunia.
Untuk mengendalikan hawa nafsu dan dorongan yang tidak baik, agama Islam
memperingatkan agar kita berhati-hati. Jangan sampai kita terjerumus dalam hal-hal yang
dilarang ajaran agama. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia cenderung untuk mengejar
kesenangan duniawi. Orang-orang yang tidak mampu mengendalikan dirinya dalam
menghadapi dorongan hawa nafsu akan tersesat dan sengsara hidupnya. Bahkan ada orang
yang menjadi sakit dan terganggu jiwanya karena kehilangan pegangan hidup. Dalam
syairnya, Raja Ali Haji dengan tegas menasehati agar kita jangan memperturutkan hawa
nafsu. Hawa nafsulah yang harus dikendalikan. Hal ini dapat kita lihat pada petikan syair
berikut ini:
Nasihat ayahanda anakanda fikirkan
khianat syaitan anakanda jagakan
orang berakal anakanda hampirkan
orang yang jahat anakanda jauhkan.(Bait ke-63)
Inilah nasihat ayahanda nan tuan
kepada anakanda muda bangsawan
nafsu yang jahat hendaklah lawan
supaya anakanda jangan tertawan. (Bait ke-72)
Karena dorongan dan keinginan hawa nafsu begitu kuat, kita harus berusaha untuk
mengendalikan diri. Pengendalian diri yang baik adalah pengendalian yang datang dari diri
sendiri bukan karena terpaksa atau takut pada seseorang. Mereka yang dapat mengendalikan
hawa nafsu inilah yang akan dijamin masuk surga.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, Syair Nasihat karya Raja Ali Haji ini memiliki fungsi
untuk memberikan nasihat kepada pembacanya. Nasihat-nasihat tersebut antara lain :
a) Prinsip-prinsip dan kriteria seorang pemimpin. Adapun prinsip-prinsip dan kriteria seorang
pemimpin yang terdapat dalam syair ini adalah: memiliki kemampuan sebagai pengawas,
kecerdasan, ketegasan, percaya diri, bertanggung jawab, memiliki rasa kemanusiaan, dan
inisiatif.
b) Akhlak seorang Muslim. Akhlak seorang Muslim pada umumnya dapat dikelompokkan ke
dalam dua golongan yaitu akhlak yang mulia atau akhlak yang terpuji dan akhlak yang
tercela. Untuk membentuk kepribadian seorang Muslim sejati, akhlak yang tercela ini harus
dihindari.
c) Hormat dan patuh kepada guru. Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai peranan
ganda yaitu sebagai pendidik dan sebagai pengajar. Sebagai seorang pendidik, guru memilki
tugas untuk membentuk sikap atau budi pekerti anak menjadi baik sedangkan sebagai
pengajar guru bertugas mentransfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk diberikan
kepada muridnya. Oleh sebab itulah kita wajib menghormati dan mematuhi seorang guru.
d) Pandai menempatkan diri. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perkembangan jiwa dan ikut menentukan masa depan seseorang. Oleh sebab itu, pandai
menempatkan diri dan memilih teman akan membawa kepada kebahagiaan hidup.
e)
Ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat digunakan untuk
memecahkan persoalan yang dihadapinya.
f)
Dalam bertindak harus menggunakan akal dan pikiran. Akal dan pikiran merupakan karunia
dari Allah SWT yang diberikan kepada manusia untuk membedakan manusia dengan
makhluk lainnya. Dengan akal dan pikiran, manusia diharapkan mampu menjadi khalifah
atau pemimpin di muka bumi ini. Orang yang menggunakan akal pikirannya dengan baik
akan memperoleh keberhasilan dalam hidupnya.
g) Pengendalian hawa nafsu. Hawa nafsu diciptakan Tuhan untuk manusia bukan untuk
dimusnahkan, melainkan untuk dikendalikan. Salah satu cara untuk mengendalikan hawa
nafsu adalah dengan mengisi rohani kita dengan ajaran agama dan keyakinan serta
mendekatkan diri kepada Allah. Amar maruf atau memerintahkan yang baik harus kita
tingkatkan untuk mencegah kemungkaran. Nafsu yang jahat harus kita lawan agar kita tidak
terjerumus dalam perbuatan yang melanggar agama.