KELOMPOK VI
MUH.TAKWAN 910312910106.142
YUDIRMAN RUSDIN 910312910106.145
TOMI VERDIAN 910312910106.121
RISMAN SAPUTRA 910312910106.157
ICHALAS TRIBAKTI 910312910106.135
FERIANTO 910312910106.162
ASMAYANTI 910312910106.
Pemeliharaan Keselamatan
a. Atur posisi pasien
1). Kesejajaran fungsional
2). Pemajanan area pembedahan
3). Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi
a. Memasang alat grounding ke pasien
b. Memberikan dukungan fisik
c. Memastikan bahwa jumlah spongs, jarum dan instrumen tepat.
2.
Pematauan Fisiologis
a. Memperhitungkan efek dari hilangnya atau masuknya cairan secara berlebihan pada
pasien
b. Membedakan data kardiopumonal yang normal dengan yang abnormal
c. Melaporkan perubahan-perubahan pada nadi, pernafasan, suhu tubuh dan tekanan darah
pasien.
3.
4.
Penatalaksanaan Keperawatan
a. Memberikan keselamatan untuk pasien
b. Mempertahankan lingkungan aseptik dan terkontrol
PRINSIP-PRINSIP OPERATIF
1.
2.
c. Bahaya listrik, alat konduktifitas, pintu keluar darurat yang bebas hambatan, dan gudang
peralatan dan gas-gas anesthesia diperiksa secara periodik.
PROTOKOL
1.
Pra operatif
a. Semua material bedah harus disterilkan
b. Ahli bedah, asisten bedah, dan perawat mempersiapkan diri dengan scrub tangan dan
lengan dengan sabun dan air, lengan panjang dan sarung tangan steril
c. Penggunaan topi dan masker
d. Pembersihan kulit pasien dengan agens antiseptik
e. Tubuh pasien ditutup dengan kain steril.
2.
Intra operatif
Hanya personel yang telah melakukan scrub dan memakai pakaian operasi yang boleh
menyentuh benda-benda steril.
3.
Pasca operatif
a. Luka dibersihkan dengan normal saline dan antiseptik
b. Luka dilindungi dengan balutan steril
c. Bila terjadi infeksi, kolaboratif untuk pemberian antimikroba spesifik
d. Teknik aseptik yang ketat harus dipatuhi selama pembedahan.
4.
Kontrol lingkungan
a. Lantai dan permukaan horisontal dibersihkan secara teratur dengan sabun dan air atau
deterjen germisida
b. Peralatan disteril diinspeksi secara teratur untuk memastikan pengoperasian dan performa
yang optimal
c. Sebelum dipaket, linen, kain dan larutan yang dgunakan disteril, instrumen yang
digunakan dibersihkan dan disterilkan di unit dekat ruang operasi
Umum
a. Permukaan atau benda steril dapat bersentuhan dengan permukaan atau benda lain yang
steril dan tetap steril; kontak dengan benda tidak steril pada beberapa titik membuat area
steril terkontaminasi
b. Jika terdapat keraguan tentang sterilitas pada perlengkapan atau area, maka dianggap
tidak steril atau terkontaminasi
c. Apapun yang steril untuk satu pasien hanya dapat digunakan untuk pasien ini.
Perlengkapan steril yang tidak digunakan harus dibuang atau disterilkan kembali jika
akan digunakan kembali.
2.
Personal
a. Personel yang scrub tetap dalam area prosedur bedah, jika personel scrub meninggalkan
ruang operasi, status sterilnya hilang. Untuk kembali kepada pembedahan, orang ini harus
mengikuti lagi prosedur scrub, pemakaian gown dan sarung tangan
b. Hanya sebagian kecil dari tubuh individu scrub dianggap steril; dari bagian depan
pinggang sampai daerah bahu, lengan bawah dan sarung tangan (tangan harus berada di
depan antara bahu dan garis pinggang
c. Suatu pelindung khusus yang menutupi gaun dipakai, yang memperluas area steril
d. Perawat instrumentasi dan semua personel yang tidak scrub tetap berada pada jarak aman
untuk menghindari kontaminasi di area steril
3.
Penutup/Draping
a. Selama menutup meja atau pasien, penutup steril dipegang dengan baik di atas
permukaan yang akan ditutup dan diposisikan dari depan ke belakang
b. Hanya bagian atas dari pasien atau meja yang ditutupi dianggap steril; penutup yang
menggantung melewati pinggir meja adalah tidak steril
c. Penutup steril tetap dijaga dalam posisinya dengan menggunakan penjepit atau perekat
agar tidak berubah selama prosedur bedah
d. Robekan atau bolongan akan memberikan akses ke permukaan yang tidak steril di
bawahnya, menjadikan area ini tidak steril. Penutup yang demikian harus diganti.
4.
5.
Larutan
Larutan steril dituangkan dari tempat yang cukup tinggi untuk mencegah sentuhan yang tidak
disengaja pada basin atau mangkuk wadah steril, tetapi tidak terlalu tinggi sehingga
menyebabkan cipratan (bila permukaan steril menjadi basah, maka dianggap terkontaminasi).
Pasien harus dalam posisi senyaman mungkin, apakah ia tertidur atau sadar
2.
3.
Pasokan vaskuler tidak boleh terbendung akibat posisi yang salah atau tekanan yang tidak
tepat pada bagian
4.
Pernapasan pasien harus bebas dari gangguan tekanan lengan pada dada atau kontriksi pada
leher dan dada yang disebabkan oleh gaun
5.
6. Tindak kewaspadaan untuk keselamatan pasien harus diobservasi, terutama pada pasien
yang kurus, lansia atau obesitas
7.
Pasien membutuhkan restrain tidak keras sebelum induksi, untuk berjaga-jaga bila pasien
melawan.
PENGKAJIAN
1.
Gunakan data dari pasien dan catatan pasien untuk mengidentifikasi variabel yang dapat
mempengaruhi perawatan dan yang berguna sebagai pedoman untuk mengembangkan rencana
perawatan pasien individual;
Pengumpulan Data:
Data demografi : nama,umur,identitas,pasien,riwayat kesehatan :
1.riwayat kesehatan sekarang:
-Apa alasan pasien masuk RS
-Apa keluhan pasien
2.riwayat kesehatan masa lalu:
-Apakah pasien pernah di rawat di RS
-Apakah pasien pernah melakukan Operasi
-Kebiasaan hidup pasien
-Apakah pasien pernah menderita penyakit kronis
a. Identifikasi pasien
b. Validasi data yang dibutuhkan dengan pasien
c. Telaah catatan pasien terhadap adanya :
- Informed yang benar dengan tanda tangan pasien
- Kelengkapan catatan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
- Hasil pemeriksaan diagnostik
- Kelengkapan riwayat dan pengkajian kesehatan
- Checklist pra-operatif
PERENCANAAN
1.
Menginterpretasi variabel-variabel umum dan menggabungkan variabel tersebut ke dalam
rencana asuhan;
a. Usia, ukuran, jenis kelamin, prosedur bedah, tipe anesthesia, yang direncanakan, ahli
bedah, ahli anesthesia, dan anggota tim
b. Ketersediaan peralatan spesifik yang dibutuhkan untuk prosedur dan ahli bedah
c. Kebutuhan medikasi non rutin, komponen darah, instrumen, dll
d. Kesiapan ruangan untuk pasien, kelengkapan pengaturan fisik, kelengkapan instrumen,
peralatan jahit, dan pengadaan balutan.
2.
Mengidentifikasi aspek-aspek leingkungan ruang operasi yang dapat secara negatif
memperngaruhi pasien;
a. Fisik
- Suhu dan kelembaban ruangan
- Bahaya peralatan listrik
- Kontaminan potensial (debu, darah, dan tumpahan di lantai atau permukaan lain, rambut
tidak tertutup, kesalahan pemakaian baju operasi oleh personel, perhiasan yang dikenakan
personel, alas kaki yang kotor)
- Hilir mudik yang tidak perlu.
a. Psikososial
- Kebisingan
1.
INTERVENSI
yang
- Berespon terhadap kebutuhan pasien dengan mengantisipasi peralatan dan bahan apa
sebelum dimintaIkuti prosedur yang telah ditetapkan sebagai contoh :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Teknik aseptik
h.
i.
Penatalaksanaan drainage/balutan
a. Komunikasikan situasi yang merugikan pada ahli bedah, ahli anesthesia, atau perawat
yang bertanggung jawab, atau bertindak yang tepat untuk mengontrol atau menangani
situasi
b. Gunakan peralatan secara bijaksana untuk menghemat biaya
c. Bantu ahli bedah dan ahli anesthesi untuk menerapkan rencana perawatan mereka.
2.
3.
4.
Koordinasikan aktivitas bagi personel lain yang terlibat dalam perawatan pasien;
a. X-ray, laboratorium, unit perawatan intensif, unit keperawatan bedah
b. Teknisi : gips, petugas laboratorium, dll
c. Farnakolog
d. Personel ruang operasi tambahan dan staf nonprofesional.
5.
Operasionalkan dan atasi semua masalah peralatan yang umumnya digunakan di ruang)
operasi dan tugaskan layanan khusus (termasuk autoklaf
6.
7.
Dokumentasikan semua observasi dan tindakan yang sesuai dalam format yang dibutuhkan,
termasuk catatan pasien
8.
Komunikasikan baik verbal dan tertulis, dengan staf ruang pemulihan dan staf keperawatan
bedah rawat jalan (yang terkait) mengenai status kesehatan pasien saat pemindahan dari
ruang operasi.
EVALUASI
1.
Mengevaluasi kondisi pasien dengan cepat sebelum dikeluarkan dari ruang operasi,
sebagai contoh :
a. Kondisi respiratori : bernafas dengan mudah (mandiri atau dibantu)
b. Kondisi kulit : warna baik, tidak ada abrasi, luka bakar, memar
c. Fungsi selang invasif : IV, drain, kateter, NGT tidak ada kekakuan atau obstruksi,
berfungsi secara normal, dst
d. letak bantalan grounding : kondisi baik
e. balutan : adekuat untuk drainage, terpasang dengan baik, tidak terlalu ketat, dst
2.
Ikut serta dalam mengidentifikasi praktik perawatan pasien yang tidak aman dan
menanganinya dengan baik
3.
4.
5.
6.