Anda di halaman 1dari 11

Analisis Kebudayaan Aceh

Nama Kelompok:
Hans Raynanda
Inggil Diah
M. Andika
M. Firdaus
Rafianur Gondo

Asal

Bukti bukti arkeologis terawal penghuni Aceh adalah dari masa pasca Plestosen,
dimana mereka tinggal di pantai timur Aceh (daerah Langsa dan Tamiang), dan
menunjukkan ciri-ciri Australomelaneisd. Mereka terutama hidup dari hasil laut,
terutama berbagai jenis kerang, serta hewan-hewan darat seperti babi dan badak.
Mereka sudah memakai api dan menguburkan mayat dengan upacara tertentu.

Selanjutnya terjadi perpindahan suku-suku asli Mantir dan lhan (proto Melayu),
serta suku-suku Champa, Melayu dan Minang (deutro Melayu) yang datang
belakangan turut membentuk penduduk pribumi Aceh. Bangsa asing, terutama
bangsa India selatan, serta sebagian kecil bangsa Arab, Persia, Turki, dan Portugis
juga adalah komponen pembentuk suku Aceh. Posisi strategis Aceh di bagian utara
pulau Sumatra, selama beribu tahun telah menjadi tempat persinggahan dan
percampuran berbagai suku bangsa, yaitu dalam jalur perdagangan laut dari Timur
Tengah hingga ke Cina.

Persebaran

Persebaran masyarakat Aceh hanya terdapat di pulau Jawa, dan jumlahnya


tidak terlalu banyak, karena kebanyakan masyarakat Aceh menetap di Aceh.

Agama

Orang Aceh mayoritas beragama Islam. Banyak ahli sejarah baik dalam maupun luar negeri
yang berpendapat bahwa agamaIslampertama sekali masuk keIndonesiamelaluiAceh.

KeteranganMarco Poloyang singgah diPerlakpada tahun 1292 menyatakan bahwa negeri


itu sudah menganut agama Islam. Begitu jugaSamudera-Pasai, berdasarkan makam yang
diketemukan di bekas kerajaan tersebut dan berita sumber-sumber yang ada seperti yang
sudah kita uraikan bahwa kerajaan ini sudah menjadi kerajaan Islam sekitar 1270.

Tentang sejarah perkembanganIslamdi daerah Aceh pada zaman-zaman permulaan itu


petunjuk yang ada selain yang telah kita sebutkan pada bagian-bagian yang lalu ada pada
naskah-naskah yang berasal dari dalam negeri sendiri seperti Kitab Sejarah Melayu,
Hikayat Raja-Raja Pasai. Menurut kedua kitab tersebut, seorang mubaligh yang bernama
Syekh Ismail telah datang dari Mekkah sengaja menuju Samudera untuk mengislamkan
penduduk di sana. Sesudah menyebarkan agama Islam seperlunya, Svekh Ismail pun pulang
kembali ke Mekkah. Perlu uga disebutkan di sini bahwa dalam kedua kitab ini disebutkan
pula negeri-negeri lain di Aceh yang turut diislamkan, antara lain: Perlak, Lamuri, Barus
dan lain-lain.

Suku

Suku di Aceh terbagi menjadi:

1.

Suku Aceh

2.

Suku Alas

3.

Suku Aneuk Jame

4.

Suku Devayan dan Gayo

5.

Suku Haluban, Julu dan Kluet

6.

Suku Sigulai dan Melayu Tamiang

Rumah Adat dan Acara Adat

Rumah Adat

Rumah Adat Aceh adalah Rumoh Aceh. Rumah adat ini bertipe rumah panggung
dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah
Aceh yaitu serambi depan, serambi tengah, dan serambi belakang. Sedangkan
bagian tambahannya yaitu Rumoh Dapu (Rumah Dapur)

Acara Adat

1.

Peusijuek: serangkaian prosesi adat yang selalu dipraktekan masyarakat


ketika mengapresiasikan sesuatu atau mengakhiri sengketa yang telah terjadi
antar warga.

2.

Peutroen: kegiatan ini dilakukan apabila seorang keluarga mendapatkan


generasi baru atau kata lain lahirnya seorang anak baik dia putra atau putri

3.

Troen u Laoet atau turun ke laut merupakan tradisi turun temurun yang
dilakukan oleh masyarakat Aceh Pidiw di setiap memulai turun ke laut yang
juga diselingi dengan acara peusijuekatau tepung tawar dan kenduri

Kearifan Lokal

Tata cara penebangan kayu hutan yang tidak boleh menebang kayu-kayu besar
yang menjadi tempat bersarang lebah. Hal ini sudah menjadi pantangan umum
yang apabila dilanggar dapat merugikan orang banyak

Petani di Aceh, dalam bercocok tanam juga memiliki tahapan tahapan sendiri
yang disesuaikan dengan kalender Aceh yang disebut keuneunong atau
keunong. Dalam melaksanakan pertanian di sawah atau di kenal dengan
sebutan meugo blang, ada petuah orang Aceh yang berbunyi: Keunong siblah
tabu jareung, keunong sikureung tabu rata, keunong tujoh pih jeut mantong,
keunong limong ulat seuba. Petuah (Hadih maja) ini bercerita tentang kapan
mulai menabur benih dan kapan harusnya tidak dilakukann.

Larangan menebang pohon pada radius sekitar 500 meter dari tepi danau, 200
meter dari tepi mata air dan kiri-kanan sungai pada daerah rawa, sekitar 100
meter dari tepi kiri kanan sungai, sekitar 50 meter dari tepi anak sungai

Souvenir khas dan makanan khas

Souvenir Khas

Giok Indocrase dan neffite Jade Aceh

Dunia telah mengakui bahwa Aceh sebagai salah satu penghasil batu giok berkualitas
terbaik di dunia seperti Neffite Jade dan Indocrase. Giok tersebut berasal dari
Kabupaten Nagan Raya yang berasal dari arah barat Aceh

Rencong

Jika dulu rencong digunakan untuk alat membela diri, saat ini rencong diproduksi
sebagai cinderamata khas Aceh.

Kupiah Aceh

Kupiah Aceh layaknya songkok atau peci biasa yang seperti dipakai oleh para Pejabat
Negara saat berfoto atau saat dilantik. Bedanya adalah terdapat ukiran khas Aceh yang
bergambar rencong atau bordiran lainnya

Makanan Khas

Ayam Tangkap

Boh Pumaram

Nasi Guri

Dalica

Eungkot Paya

Kanji Rumbi

Anda mungkin juga menyukai